Top Banner
c o n t e n i d o c o n t e n i d o editorial La imagen de la Ingenieria de Sistemas entrevista El Ingeniero de Sistemas: “Alguien que ve mucho más allá del estrecho entorno de una sala de cómputo” foro Desde la perspectiva de los estudiantes de colegio. foro Desde la perspectiva de los estudiantes de pregrado en Ingeniería de Sistemas, de varias universidades en Bogotá. foro Desde la perspectiva de los estudiantes de Maestría. foro Desde la perspectiva de los profesionales junior y senior, en Ingeniería de Sistemas foro Desde la perspectiva de los dirigentes de organizaciones del sector informático del país. foro Desde la perspectiva de los representantes del Ministerio de Tecnología de Información y las Comunicaciones; Ministerio de Educación; Departamento Administrativo Nacional de Estadística (Dane); Comisión Nacional Intersectorial de Aseguramiento de la Calidad (Conaces); y, Gobierno en Línea. foro Virtual 4 12 8 30 52 78 106 124 144
148

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangsiat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-84205-431407027-bab1-03022013032241.pdfFilum moluska terbagi atas lima kelas, amphineura, gastropoda, scaphopoda,

Dec 18, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangsiat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-84205-431407027-bab1-03022013032241.pdfFilum moluska terbagi atas lima kelas, amphineura, gastropoda, scaphopoda,

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem pesisir merupakan peralihan antara darat dan lautan. Ekosistem

pesisir terbagi menjadi tiga kawasan ekosistem, yakni : kawasan ekosistem

mangrove, kawasan ekosistem lamun (Seagrass), dan kawasan ekosistem terumbu

karang (Dahuri, 2003). Menurut Dahuri (2001) (Dalam sirante 2011) ekosistem

mangrove dan ekosistem lamun mempunyai fungsi ekologis antara lain sebagai

pelindung pantai dari serangan angin, arus dan ombak dari laut, habitat (tempat

tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran

(nursery ground), dan tempat pemijahan (spawning ground) bagi biota perairan.

Salah satu biota laut yang menjadikan kedua ekosistem tersebut sebagai

habitat adalah kelompok fauna invertebrata filum moluska (Dewiyanti, 2004).

Filum moluska terbagi atas lima kelas, amphineura, gastropoda, scaphopoda,

cephalopoda dan pelecypoda. Pelecypoda merupakan salah satu hewan yang

banyak terdapat di ekosistem lamun (Seagrass) dan ekosistem mangrove, dan

merupakan sumber hayati laut yang mempunyai nilai ekonomis dan ekologis

penting serta memiliki keanekaragaman yang bervariasi. Oleh karena itu tingkat

eksploitasi yang terus meningkat, dari segi ekologis dapat mengancam system

rantai makanan dan kelestarian populasi pelecypoda.

Secara ekologis, pelecypoda penghuni kawasan ekosistem mangrove dan

kawasan ekosistem lamun (Seagrass) memiliki peranan yang besar dalam

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangsiat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-84205-431407027-bab1-03022013032241.pdfFilum moluska terbagi atas lima kelas, amphineura, gastropoda, scaphopoda,

kaitannya dengan rantai makanan di kawasan ekosistem mangrove dan kawasan

ekosistem lamun (Seagrass), karena disamping pemangsa detritus, pelecypoda

berperan dalam proses dekomposisi serasah dan mineralisasi materi organik yang

bersifat herbivor dan detrivor.

Kehadiran pelecypoda juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan setempat,

ketersediaan makanan, pemangsaan dan kompetisi, serta tekanan dan perubahan

lingkungan juga dapat mempengaruhi jumlah jenis. Jumlah jenis dalam suatu

komunitas sangat penting dari segi ekologis karena keanekaragaman jenis

tampaknya bertambah bila komunitas menjadi semakin stabil. Namun apabila

pertumbuhan komunitas terganggu akan menyebabkan penurunan yang nyata

dalam keanekaragaman.

Salah satu kawasan yang diketahui memiliki ekosistem mangrove dan

lamun ada di Desa Solo, Kecamatan Kaidipang, Kabupaten Bolaang

Mongondouw. Kawasan ekosistem mangrove yang terdapat di wilayah ini

memiliki luas ± 4 ha. Dan pada kawasan ekosistem lamun memiliki luas ± 1

hektar.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, aktivitas

masyarakat yang berada di sekitar kawasan ekosistem mangrove dan kawasan

ekosistem lamun (Seagrass) di Desa Solo, Kecamatan Kaidipang memanfaatkan

hewan pelecypoda diantaranya spesies Tridacna squamosa, vasticardium flavum,

circe scripta, untuk dikonsumsi sebagai pengganti lauk dan cangkang pelecypoda

dimanfaatkan sebagai hiasan rumah. Aktifitas ini akan memberikan dampak pada

keberadaan pelecypoda di wilayah tersebut. Pemanfaatan yang berlebihan dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangsiat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-84205-431407027-bab1-03022013032241.pdfFilum moluska terbagi atas lima kelas, amphineura, gastropoda, scaphopoda,

tidak bertanggung jawab akan mempengaruhi komposisi dan kepadatannya, yang

pada akhirnya akan mengganggu fungsi ekologisnya.

Komposisi merupakan jumlah individu dari setiap spesies. Dan

berdasarkan data dari penelitian Arbi (2008) dari hasil penelitian pelecypoda yang

ditemukan pada 7 lokasi penelitian diperoleh 12 jenis kelas pelecypoda, spesies

pelecypoda didominasi oleh tellinidae (3 jenis) dan veneridae (3 jenis) dan

ditemukan hampir pada semua stasiun kecuali pada stasiun 7, jumlah individu

yang berada dalam transek didominasi oleh tellina gargadia. Sedangkan kepadatan

merupakan jumlah individu per satuan luas atau unit volume, dan berdasarkan

data dari penelitian Arbi (2008) dilihat dari tingkat kepadatan individu masing-

masing stasiun, stasiun 3 mempunyai nilai kepadatan individu yang paling tinggi

(3,0 individu/m²), dan nilai kepadatan terendah pada stasiun 5 (0,7 individu/m²).

Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka dilakukan

penelitian mengenai komposisi dan kepadatan, penelitian ini perlu dilakukan

karena dampak dari pemanfaatan yang berlebihan akan mempengaruhi fungsi

ekologis serta komposisi dan kepadatan pelecypoda di Kawasan Ekosistem

Mangrove dan Kawasan Ekosistem Lamun (Seagrass) di Desa Solo, Kecamatan

Kaidipang, Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangsiat.ung.ac.id/files/wisuda/2012-2-84205-431407027-bab1-03022013032241.pdfFilum moluska terbagi atas lima kelas, amphineura, gastropoda, scaphopoda,

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana komposisi dan kepadatan pelecypoda di

kawasan ekosistem mangrove dan kawasan ekosistem lamun (Seagrass) di Desa

Solo, Kecamatan Kaidipang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang komposisi

dan kepadatan pelecypoda di kawasan ekosistem mangrove dan kawasan

ekosistem lamun (Seagrass) di Desa Solo, Kecamatan Kaidipang, Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan untuk penelitian lanjut bagi mahasiswa khususnya

dalam penelitian Zoologi Invertebrata dan pada penelitian Ekologi.

2. Sebagai informasi untuk masyarakat yang berada di Desa Solo, Kecamatan

Kaidipang, Kabupaten Bolaang Mongodouw utara tentang komposisi dan

kepadatan hewan pelecypoda yang berada di kawasan ekosistem mangrove

dan kawasan ekosistem lamun (Seagrass).