Top Banner
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICU 1.1 Definisi ICU ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian. Tiap pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya (Rab,2007). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah sakit, ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Universitas Sumatera Utara
19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

Jun 18, 2018

Download

Documents

buikhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep ICU

1.1 Definisi ICU

ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang

dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien

dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai intensitas

defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya sehingga

merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian. Tiap pasien kritis

erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena memerlukan pencatatan

medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat dapat dipantau

perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-organ

tubuh lainnya (Rab,2007).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU

di Rumah sakit, ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi

di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang

khusus yang di tujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau

potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

1.2 Pembagian ICU berdasarkan kelengkapan

Berdasarkan kelengkapan penyelenggaraan maka ICU dapat dibagi atas

tiga tingkatan. Yang pertama ICU tingkat I yang terdapat di rumah sakit kecil

yang dilengkapi dengan perawat, ruangan observasi, monitor, resusitasi dan

ventilator jangka pendek yang tidak lebih dari 24 jam. ICU ini sangat bergantung

kepada ICU yang lebih besar. Kedua, ICU tingkat II yang terdapat pada rumah

sakit umum yang lebih besar di mana dapat dilakukan ventilator yang lebih lama

yang dilengkapi dengan dokter tetap, alat diagnosa yang lebih lengkap,

laboratorium patologi dan fisioterapi. Yang ketiga, ICU tingkat III yang

merupakan ICU yang terdapat di rumah sakit rujukan dimana terdapat alat yang

lebih lengkap antara lain hemofiltrasi, monitor invasif termasuk kateterisasi dan

monitor intrakranial. ICU ini dilengkapi oleh dokter spesialis dan perawat yang

lebih terlatih dan konsultan dengan berbagai latar belakang keahlian ( Rab, 2007).

Terdapat tiga kategori pasien yang termasuk pasien kritis yaitu : kategori

pertama, pasien yang di rawat oleh karena penyakit kritis meliputi penyakit

jantung koroner, respirasi akut, kegagalan ginjal, infeksi, koma non traumatik dan

kegagalan multi organ. Kategori kedua, pasien yang di rawat yang memerlukan

propilaksi monitoring oleh karena perubahan patofisiologi yang cepat seperti

koma. Kategori ketiga, pasien post operasi mayor.

Apapun kategori dan penyakit yang mendasarinya, tanda-tanda klinis

penyakit kritis biasanya serupa karena tanda-tanda ini mencerminkan gangguan

pada fungsi pernafasan, kardiovaskular, dan neurologi (Nolan et al. 2005). Tanda-

tanda klinis ini umumnya adalah takipnea, takikardia, hipotensi, gangguan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

kesadaran (misalnya letargi, konfusi / bingung, agitasi atau penurunan tingkat

kesadaran) (Jevons dan Ewens, 2009).

1.3 Sistem pelayanan ruang ICU

Penyelenggaraan pelayanan ICU di rumah sakit harus berpedoman pada

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU

di rumah sakit. Pelayanan ICU di rumah sakit meliputi beberapa hal, yang

pertama etika kedokteran dimana etika

Pelayanan di ruang ICU harus berdasarkan falsafah dasar "saya akan

senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dan berorientasi untuk dapat secara

optimal, memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Kedua, indikasi yang benar

dimana pasien yang di rawat di ICU harus pasien yang memerlukan intervensi

medis segera oleh tim intensive care, pasien yangmemerlukan pengelolaan fungsi

sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat

dilakukan pengawasan yang konstan dan metode terapi titrasi, dan pasien sakit

kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera untuk

mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis. Ketiga, kerjasama multidisipliner

dalam masalah medis kompleks dimana dasar pengelolaan pasien ICU adalah

pendekatan multidisiplin tenaga kesehatan dari beberapa disiplin ilmu terkait yang

memberikan kontribusinya sesuai dengan bidang keahliannya dan bekerja sama di

dalam tim yang di pimpin oleh seorang dokter intensivis sebagai ketua tim.

Keempat, kebutuhan pelayanan kesehatan pasien dimana kebutuhan pasien ICU

adalah tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi-fungsi vital

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

seperti Airway (fungsi jalan napas), Breathing (fungsi pernapasan), Circulation

(fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ lain, dilanjutkan dengan

diagnosis dan terapi definitif. Kelima, peran koordinasi dan integrasi dalam kerja

sama tim dimana setiap tim multidisiplin harus bekerja dengan melihat kondisi

pasien misalnya sebelum masuk ICU, dokter yang merawat pasien melakukan

evaluasi pasien sesuai bidangnya dan memberi pandangan atau usulan terapi

kemudian kepala ICU melakukan evaluasi menyeluruh, mengambil kesimpulan,

memberi instruksi terapi dan tindakan secara tertulis dengan mempertimbangkan

usulan anggota tim lainnya serta berkonsultasi dengan konsultan lain dan

mempertimbangkan usulan-usulan anggota tim. Keenam, asas prioritas yang

mengharuskan setiap pasien yang dimasukkan ke ruang ICU harus dengan

indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat

tidur ICU, maka berlaku asas prioritas dan indikasi masuk. Ketujuh, sistem

manajemen peningkatan mutu terpadu demi tercapainya koordinasi dan

peningkatan mutu pelayanan di ruang ICU yang memerlukan tim kendali mutu

yang anggotanya terdiri dari beberapa disiplin ilmu, dengan tugas utamanya

memberi masukan dan bekerja sama dengan staf struktural ICU untuk selalu

meningkatkan mutu pelayanan ICU. Kedelapan, kemitraan profesi dimana

kegiatan pelayanan pasien di ruang ICU di samping multi disiplin juga antar

profesi seperti profesi medik, profesi perawat dan profesi lain. Agar dicapai hasil

optimal maka perlu peningkatan mutu SDM (Sumber Daya Manusia) secara

berkelanjutan, menyeluruh dan mencakup semua profesi. Kesembilan, efektifitas,

keselamatan dan ekonomis dimana unit pelayanan di ruang ICU mempunyai biaya

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

dan teknologi yang tinggi, multi disiplin dan multi profesi, jadi harus berdasarkan

asas efektifitas, keselamatan dan ekonomis. Kesepuluh, kontuinitas pelayanan

yang ditujukan untuk efektifitas, keselamatan dan ekonomisnya pelayanan ICU.

Untuk itu perlu di kembangkan unit pelayanan tingkat tinggi (High Care Unit

=HCU). Fungsi utama. HCU adalah menjadi unit perawatan antara dari bangsal

rawat dan ruang ICU. Di HCU, tidak diperlukan peralatan canggih seperti ICU

tetapi yang diperlukan adalah kewaspadaan dan pemantauan yang lebih tinggi.

Unit perawatan kritis atau unit perawatan intensif (ICU) merupakan unit

rumah sakit di mana klien menerima perawatan medis intensif dan mendapat

monitoring yang ketat. ICU memilki teknologi yang canggih seperti monitor

jantung terkomputerisasi dan ventilator mekanis. Walaupun peralatan tersebut

juga tersedia pada unit perawatan biasa, klien pada ICU dimonitor dan

dipertahankan dengan menggunakan peralatan lebih dari satu. Staf keperawatan

dan medis pada ICU memiliki pengetahuan khusus tentang prinsip dan teknik

perawatan kritis. ICU merupakan tempat pelayanan medis yang paling mahal

karena setiap perawat hanya melayani satu atau dua orang klien dalam satu waktu

dan dikarenakan banyaknya terapi dan prosedur yang dibutuhkan seorang klien

dalam ICU ( Potter & Perry, 2009).

Pada permulaannya perawatan di ICU diperuntukkan untuk pasien post

operatif. Akan tetapi setelah ditemukannya berbagai alat perekam (monitor) dan

penggunaan ventilator untuk mengatasi pernafasan maka ICU dilengkap pula

dengan monitor dan ventilator. Disamping itu dengan metoda dialisa pemisahan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

racun pada serum termasuk kadar ureum yang tinggi maka ICU dilengkapi pula

dengan hemodialisa.

Pada prinsipnya alat dalam perawatan intensif dapat di bagi atas dua yaitu

alat-alat pemantau dan alat-alat pembantu termasuk alat ventilator, hemodialisa

dan berbagai alat lainnya termasuk defebrilator. Alat-alat monitor meliputi

bedside dan monitor sentral, ECG, monitor tekanan intravaskuler dan intrakranial,

komputer cardiac output, oksimeter nadi, monitor faal paru, analiser

karbondioksida, fungsi serebral/monitor EEG, monitor temperatur, analisa kimia

darah, analisa gas dan elektrolit, radiologi (X-ray viewers, portable X-ray

machine, Image intensifier), alat-alat respirasi (ventilator, humidifiers, terapi

oksigen, alat intubasi (airway control equipment), resusitator otomatik, fiberoptik

bronkoskop, dan mesin anastesi (Rab, 2007).

Peralatan unit kerja di ICU/ICCU yang begitu beragam dan kompleks serta

ketergantungan pasien yang tinggi terhadap perawat dan dokter karena setiap

perubahan yang terjadi pada pasien harus di analisa secara cermat untuk mendapat

tindakan yang cepat dan tepat membuat adanya keterbatasan ruang gerak

pelayanan dan kunjungan keluarga. Kunjungan keluarga biasanya dibatasi dalam

hal waktu kunjungan (biasanya dua kali sehari), lama kunjungan (berbeda-beda

pada setiap rumah sakit) dan jumlah pengunjung (biasanya dua orang secara

bergantian).

Selain itu ICU juga merupakan tempat yang sering memberikan respon

kekhawatiran dan kecemasan pasien dan keluarga mereka karena kritisasi kondisi

yang belum stabil. Diharapkan bahwa dengan memperhatikan kebutuhan baik

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

pasien maupun keluarga, rumah sakit dapat menciptakan lingkungan yang saling

percaya dan mendukung dimana keluarga sebagai bagian integral dari perawatan

pasien dan pemulihan pasien secara utuh. (Kvale, 2011).

1.4 Perawat ICU

Seorang perawat yang bertugas di ICU melaksanakan tiga tugas utama

yaitu, life support, memonitor keadaan pasien dan perubahan keadaan akibat

pengobatan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu

diperlukan satu perawat untuk setiap pasien dengan pipa endotrakeal baik dengan

menggunakan ventilator maupun yang tidak. Di Australia diklasifikasikan empat

kriteria perawat ICU yaitu, perawat ICU yang telah mendapat pelatihan lebih dari

duabelas bulan ditambah dengan pengalaman, perawat yang telah mendapat

latihan sampai duabelas bulan, perawat yang telah mendapat sertifikat pengobatan

kritis (critical care certificate), dan perawat sebagai pelatih (trainer) (Rab, 2007).

Di Indonesia, ketenagaan perawat di ruang ICU di atur dalam Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010

tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah Sakit yaitu, untuk

ICU level I maka perawatnya adalah perawat terlatih yang bersertifikat bantuan

hidup dasar dan bantuan lanjut, untuk ICU level II diperlukan minimal 50% dari

jumlah seluruh perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU,

dan untuk ICU level III diperlukan minimal 75% dari jumlah seluruh perawat di

ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

2. Konsep keluarga

2.1 Definisi keluarga

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan

anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Bagi lainnya, istilah

ini memiliki arti yang berlawanan. Keluarga bukan sekedar gabungan dari

beberapa individu (Astedt Kurki, et al.,2001). Keluarga memiliki keragaman

seperti anggota individunya dan seorang pasien memiliki nilai-nilai tersendiri

mengenai keluarganya (Potter & Perry, 2009)

Banyak ahli mendefenisikan tentang keluarga sesuai dengan

perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang

digunakan dan orang yang mendefenisikannya. Friedman (1998) mendefenisikan

bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-

masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling keluarga dari

Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu

ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang

berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan

yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau anak

adopsi, dan tingggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami- istri dan

anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut

mempunyai persamaan bahwa dalam keluarga terdapat ikatan perkawinan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran

masing-masing serta keterikatan emosional (suprajitno, 2004).

2.2 Peran keluarga

Peran adalah sesuatu yang di harapkan secara normatif dari seorang dalam

situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga

adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks

keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan

situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan " Setiap

orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan". Dari pasal di atas jelas bahwa

keluarga berkewajiban meningkatkan dan memelihara kesehatan dalam upaya

meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain

ayah, dimana ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung / penganyom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota

keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

Kemudian ada ibu yang berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan

pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

Lalu ada anak yang berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual (Setiadi, 2008).

2.3 Dukungan sosial keluarga

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu

yang di peroleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan

tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintainya

(Cohen & Syme, 1996).

Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan sosial (Friedman, 1998).

Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga

mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan

meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi

dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik dukungan-dukungan yang bersifat

eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat. Dukungan keluarga

eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar,

kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah, praktisi kesehatan. Dukungan

sosial keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara

kandung, atau dukungan dari anak (Friedman, 1998).

Jenis dukungan keluarga ada terdiri dari empat dukungan yaitu, dukungan

instrumental, dukungan informasional, dukungan apprasial, dan dukungan

emosional. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit. Dukungan informasional, yaitu keluarga

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi).

Dukungan penilaian (apprasial), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan

balik membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan

validator identitas keluarga. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah

tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

penguasaan terhadap emosi. (Friedman, 1998)

Menurut House (Smet, 1994) setiap bentuk dukungan sosial keluarga

mempunyai ciri-ciri antara lain, informatif, perhatian emosional, bantuan

instrumental, dan bantuan penilaian. Informatif, yaitu bantuan informasi yang

disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-

persoalan yang di hadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide, atau

informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini disampaikan kepada orang

lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama. Perhatian

emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain,

dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan dan

penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa

dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang

memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati dan empati

terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan

masalah yang dihadapinya. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan

untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan

persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan

yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain. Bantuan

penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak

lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan

negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan

dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian

yang positif.

Efek dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi

bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan yang adekuat terbukti

berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit,

fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari

dukungan sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam

kehidupan yang penuh dengan stress (Setiadi, 2008).

2.4 Dukungan keluarga pada pasien dengan perawatan ICU

Keberhasilan pelayanan keperawatan bagi pasien tidak dapat dilepaskan

dari peran keluarga. Pengaruh keluarga dalam keikutsertaannya menentukan

kebijakan dan keputusan dalam penggunaan layanan keperawatan membuat

hubungan dengan keluarga menjadi penting. Namun dalam pelaksanaannya

hubungan ini sering mengalami hambatan, antara lain kesempatan kontak relatif

terbatas (Mundakir, 2006).

Adanya kebijakan jam kunjungan di ICU menjadikan pasien merasa

terpisah dengan keluarga yang mereka cintai. Pasien sering merasa kesepian dan

kurang mendapat perhatian dari keluarganya. Kurangnya perhatian dapat secara

aktual menyebabkan efek yang merusak pada kesehatan dan penyembuhan pasien.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

Maka keluarga merupakan orang-orang yang paling mungkin dan mampu

memberikan aspek perhatian ini. Memberikan kehangatan, rasa cinta, perhatian

dan komunikasi adalah hal yang bermakna dan penting dalam memenuhi

kebutuhan psikososial pasien. Bahkan pada pasien tuli, tidak mampu berbicara,

atau tidak mampu memahami bahasa, atau tidak mungkin berkomunikasi verbal

karena intubasi atau sakit fisik lainnya juga memerlukan dukungan keluarga untuk

memberikan kehangatan, rasa cinta, perhatian dan komunikasi yang mungkin

dilakukan dengan menggunakan sentuhan (Hudak & Gallo, 1997).

3. Konsep kebutuhan keluarga pasien

3.1 Defenisi kebutuhan keluarga

Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk

hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) untuk berusaha.

Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada

dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena terdapat perbedaan

budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi

kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika

gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak

untuk berusaha mendapatkannya.

Kebutuhan keluarga merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

keluarga dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis

individu-individu dalam keluarga tersebut, yang tentunya bertujuan untuk

mempertahankan kehidupan dan kesehatan (Alimul, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

3.2 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan keluarga

Keluarga terdiri dari satu atau lebih individu dimana individu-individu ini

adalah manusia yang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama. Kebutuhan

dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain penyakit, hubungan

keluarga, konsep diri dan tahap perkembangan. Adanya penyakit dalam tubuh

dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis

maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan

kebutuhan lebih besar dari biasanya. Selain penyakit, hubungan keluarga yang

baik juga dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling

percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain. Faktor

lain yang juga berpengaruh adalah konsep diri dimana konsep diri yang positif

dapat memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri

yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif

tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan

mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan

dasarnya. Terakhir, faktor tahap perkembangan dimana sejalan dengan

meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap

perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan

biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ

tubuh juga mengalami proses kematangan dengan aktifitas yang berbeda (Alimul,

2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

3.3 Kebutuhan keluarga pasien di ruang ICU

Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau

paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Sebagai makhluk

biologis, manusia tersusun atas sistem organ tubuh yang digunakan untuk

mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir, tumbuh kembang, hingga meninggal.

Sebagai makhluk psikologis, manusia mempunyai struktur kepribadian, tingkah

laku sebagai manifestasi kejiwaan, dan kemampuan berpikir serta kecerdasan.

Sebagai makhluk sosial, manusia perlu hidup bersama orang lain, saling

bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi

kebudayaan, serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan

norma yang ada. Sebagai makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan,

pandangan hidup, dan dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang

dianutnya. Perawat sebagai pelaksana dalam memberi pelayanan keperawatan

haruslah memandang keluarga pasien sebagai makhluk yang utuh dengan

kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual (Alimul, 2009).

Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1984)

tentang kebutuhan kebutuhan secara holistik. Ada beberapa hal penting yang

menjadi kebutuhan keluarga pasien saat menunggu pasien di rumah sakit, yaitu

sebagai berikut :

1. Kebutuhan dasar satu (Kebutuhan Fisiologis)

Kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha untuk menjaga

keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, kebutuhan

istirahat dan personal hygiene.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

2. Kebutuhan dasar dua (Kebutuhan Keamanan/Safety)

Kebutuhan fisiologis sifatnya adalah untuk mempertahankan hidup

jangka pendek, sedangkan keamanan adalah pemahaman hidup jangka

panjang. Kebutuhan keamanan keluarga saat dirumah sakit misalnya :

adanya jaminan pelayanan kebutuhan informasi, adanya dukungan mental.

3. Kebutuhan dasar tiga kebutuhan dimiliki dan dicintai

Setelah kebutuhan fisiologis keamanan dipenuhi, kebutuhan

selanjutnya yang menjadi tujuan dominan adalah kebutuhan dimiliki atau

menjadi bagian dari kelompok sosial. Kebutuhan keluarga saat dirumah

sakit contohnya adanya kedekatan keluarga dengan pasien, tersedianya

kesempatan untuk memberi perhatian pada klien/pasien.

4. Kebutuhan dasar empat kebutuhan harga diri

Ketika kebutuhan dimiliki dan dicintai sudah terpenuhi, selanjutnya

yang menjadi tujuan dominan adalah kebutuhan harga diri sendiri/orang

lain misalnya untuk kebutuhan keluarga adalah ikut berperan serta dalam

pengambilan keputusan dalam setiap pengobatan untuk pasien.

The American College of Medicine Critical Care (ACCM) dan The Society

of Medicine Critical Care (SMCC) merekomendasikan kebutuhan keluarga yang

menunggu keluarganya dengan perawatan ICU meliputi kebutuhan untuk

mengambil keputusan bersama, bukan keputusan sepihak oleh dokter, kebutuhan

meningkatkan komunikasi dan menggunakan istilah-istilah yang keluarga bisa

mengerti pada saat berkomunikasi, kebutuhan dukungan spiritual, mendorong dan

menghargai do'a dan kepatuhan terhadap tradisi budaya yang membantu banyak

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

pasien dan keluarga untuk mengatasi penyakit dan kematian, kebutuhan akan

hadirnya keluarga pada saat resusitasi yang mungkin membantu keluarga untuk

mengatasi stress akibat kematian orang yang di cintai, kebutuhan akan waktu

kunjungan yang fleksibel, kebutuhan tersedianya ruangan menunggu untuk

keluarga yang dekat dengan ruangan pasien, dan kebutuhan keluarga agar

dilibatkan dalam proses perawatan paliatif (Barclay & Lie, 2007).

Menurut Henneman and Cardin kebutuhan anggota keluarga pasien kritis

adalah kebutuhan akan informasi, kebutuhan untuk kepastian dan dukungan serta

kebutuhan untuk berada di dekat pasien. Jenis informasi yang keluarga butuhkan

dari perawat berhubungan dengan keadaan pasien secara umum. Keluarga ingin

mendapat informasi tentang tanda-tanda vital (stabil vs tidak stabil), tingkat

kenyamanan pasien, dan pola tidur. Keluarga tidak mengharapkan perawat untuk

memberikan informasi tentang prognosis, diagnosis, atau rencana pengobatan

(informasi ini mereka butuhkan dari dokter yang merawat pasien). Pernyataan ini

juga berarti bahwa perawat tidak dapat dan tidak boleh memberikan jenis

informasi ini. Kebutuhan untuk kepastian dan dukungan dimana keluarga perlu

tahu bahwa salah satu orang yang mereka cintai sedang di rawat dengan cara

terbaik dan bahwa segala sesuatu yang dapat dilakukan sedang dilakukan.

Kebutuhan untuk meyakinkan dan memberi dukungan tidak berarti bahwa

keluarga butuh harapan palsu untuk pemulihan yang tidak akan terjadi. Cara yang

paling efektif untuk memberikan jaminan dan dukungan sering tak ada

hubungannya dengan kata-kata yang diucapkan, melainkan ditunjukkan kepada

keluarga dengan pelayanan lembut dan kepedulian setiap staf di ruang ICU.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

Kebutuhan untuk berada di dekat pasien yaitu berada di dekat orang yang mereka

cintai yang sedang sakit. Mereka tidak hanya ingin memberikan dukungan dengan

berada dekat dengan pasien, tetapi juga kehadiran fisik memungkinkan mereka

untuk menyaksikan bagaimana anggota keluarga mereka sedang di rawat. Dengan

memberikan waktu kunjungan yang fleksibel tidak hanya memungkinkan pasien

dan keluarganya bersama namun juga memfasilitasi keluarga untuk memberikan

dukungan pada pasien. Henneman et al mengatakan kebutuhan keluarga pasien

yang keluarganya dalam perawatan kritis adalah kebutuhan akan informasi dan

waktu kunjungan yang fleksibel. Informasi yang spesifik dan penting untuk

keluarga pasien di identifikasi oleh Mirackle and Hovenkamp berupa kebutuhan

untuk mendapat jawaban yang jujur atas pertanyaan-pertanyaan keluarga,

kebutuhan untuk mengetahui fakta tentang prognosa pasien, kebutuhan untuk

mengetahui hasil suatu prosedur yang telah dilakukan sesegera mungkin,

kebutuhan untuk mendapat informasi dari staf mengenai status pasien, kebutuhan

untuk mengetahui mengapa sesuatu dapat terjadi, kebutuhan untuk mengetahui

komplikasi yang mungkin terjadi, kebutuhan untuk mendapat penjelasan atau

keterangan yang bisa di mengerti, kebutuhan untuk mengetahui dengan jelas apa

yang sedang terjadi, kebutuhan untuk mengetahui tentang staf yang memberikan

perawatan, kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan atau petunjuk tentang

bagaimana suatu prosedur dilakukan ( Urden & Stacy, 2000 ).

Dalam sebuah studi tentang kebutuhan keluarga pasien yang menunggu

keluarganya dengan perawatan ICU ada beberapa hal penting yang dibutuhkan

yaitu kebutuhan untuk dihubungi ke rumah bila terjadi perubahan pada kondisi

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICUrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49671/4/Chapter II.pdf · indikasi masuk ke ruang ICU yang benar. Karena keterbatasan jumlah tempat tidur

pasien, kebutuhan untuk mengetahui prognosa penyakit, kebutuhan untuk

mendapat jawaban yang jujur atas pertanyaan keluarga, kebutuhan untuk

menerima informasi tentang pasien sekali sehari, kebutuhan untuk mendapat

penjelasan terhadap sesuatu yang tidak dimengerti, dan kebutuhan untuk

mendapat jaminan bahwa pasien mendapatkan kenyamanan. (Campbell, 2009).

Meskipun kebutuhan keluarga pasien yang menunggu keluarganya dengan

perawatan ICU tampak mudah, namun adalah kesalahan bila menganggap bahwa

semua staf yang bekerja di unit ICU mengetahui dan mencoba memenuhi apa

yang menjadi kebutuhan mereka (Henneman and Cardin, 2002).

Universitas Sumatera Utara