1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada abad ke-21 sekarang ini, kebutuhan akan informasi dan rekonstruksi strategi dakwah sangatlah mendesak dilakukan. Hal ini mengingat dakwah Islam selalu dipengaruhi oleh perubahan sosial. Sehubungan dengan perubahan sosial ini, maka dakwah Islam menghadapi masalah yang semakin berat dan kompeks dalam bidang sosial, politik, iptek, keagamaan, ekonomi, maupun pendidikan sebagai kenyataan konkrit yang selalu harus disiasati. Karenanya, dakwah harus mampu mempertemukan secara cerdas antara apa yang seharusnya terjadi dalam kenyataan sosial menurut ajaran Islam dengan yang senyatanya terjadi dalam masyarakat, sehingga ia memiliki kemampuan untuk mengubah dan mengarahkan perkembangan sosial menuju kehidupan yang lebih baik. Sebagai pengaruh perubahan sosial, dakwah harus mampu memberikan pedoman menuju arah dan corak ideal tatanan masyarakat baru yang akan datang. Di sini dakwah dituntut untuk selalu aktual atau up to date dan secara terus menerus ada di tengah perubahan sosial, sehingga tidak akan ada satu sudut kehidupan yang lepas dari fokus perhatian dan penggarapannya. Sementara ciri menonjol dari perubahan sosial dewasa ini adalah penemuan baru dalam bidang teknologi informasi akibat arus globalisasi.
26
Embed
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/36/jtptiain-gdl-s1... · internet sebagai wahana dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah banyak. ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada abad ke-21 sekarang ini, kebutuhan akan informasi dan
rekonstruksi strategi dakwah sangatlah mendesak dilakukan. Hal ini mengingat
dakwah Islam selalu dipengaruhi oleh perubahan sosial. Sehubungan dengan
perubahan sosial ini, maka dakwah Islam menghadapi masalah yang semakin
berat dan kompeks dalam bidang sosial, politik, iptek, keagamaan, ekonomi,
maupun pendidikan sebagai kenyataan konkrit yang selalu harus disiasati.
Karenanya, dakwah harus mampu mempertemukan secara cerdas antara apa yang
seharusnya terjadi dalam kenyataan sosial menurut ajaran Islam dengan yang
senyatanya terjadi dalam masyarakat, sehingga ia memiliki kemampuan untuk
mengubah dan mengarahkan perkembangan sosial menuju kehidupan yang lebih
baik.
Sebagai pengaruh perubahan sosial, dakwah harus mampu
memberikan pedoman menuju arah dan corak ideal tatanan masyarakat baru yang
akan datang. Di sini dakwah dituntut untuk selalu aktual atau up to date dan
secara terus menerus ada di tengah perubahan sosial, sehingga tidak akan ada satu
sudut kehidupan yang lepas dari fokus perhatian dan penggarapannya. Sementara
ciri menonjol dari perubahan sosial dewasa ini adalah penemuan baru dalam
bidang teknologi informasi akibat arus globalisasi.
2
Istilah globalisasi diambil dari kata “global” yang dalam kamus induk
ilmiah diartikan meliputi seluruh dunia1, yakni proses interaksi yang sangat luas
dalam berbagai bidang di seluruh negara di dunia. Kata ini juga melibatkan
kesadaran baru bahwa dunia adalah sebuah kontinuitas lingkungan yang
terkonstruksi sebagai kesatuan utuh. Marshall Mcluhan sebagaimana yang dikutip
oleh Muhtarom menyebut dunia yang diliputi kesadaran globalisasi ini sebagai
Global Village (desa buana). Dunia menjadi sangat transparan sehingga seolah
tanpa batas administrasi suatu negara. Batas-batas geografis suatu negara menjadi
kabur. Globalisasi membuat dunia menjadi transparan akibat perkembangan pesat
ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya sistem informasi satelit.2
Era dunia baru yang disebut dengan globalisasi itu mengandung
sejumlah harapan sekaligus ancaman dan kecemasan. Melalui globalisasi yang
semakin niscaya, di satu sisi tatanan dunia baru yang membuka pelbagai peluang
yang sarat dengan pilihan-pilihan untuk maju dan berkembang dalam membangun
peradaban umat manusia yang tercerahkan. Namun di sisi lain, globalisasi justru
juga mengandung kerawanan-kerawanan baru yang dapat mengancam
kelangsungan masa depan peradaban umat manusia.
Kerawanan baru yang muncul akibat globalisasi adalah munculnya
gaya hidup kosmopolitan, yang ditandai oleh berbagai kemudahan hubungan dan
1 M. Dahlan. Y. Al-Barry, L. Lya Softan Yakub, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Target Press,2003), hlm.247
2 Muhtarom, Reproduksi Ulama Di Era Globalisasi. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 44.
3
terbukanya aneka ragam informasi yang memungkinkan individu dan masyarakat
mengikuti gaya hidup baru yang disenangi.3
Menurut Nurcholis Madjid dalam buku Islam Kemoderenan Dan
Keindonesiaan mengemukakan bahwa:
“Kita pun berkepentingan untuk ikut andil dalam proses globalisasi, supaya tidak terkena oleh akibat yang buruk dari perubahan tersebut. Perubahan-perubahan pada masyarakat di dunia dewasa ini, merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya menjalar ke bagian-bagian dunia lain. Antara lain berkat adanya komunikasi yang modern, penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat pula diketahui oleh masyarakat lain yang jaraknya jauh dari tempat tersebut”.4
Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih telah
membawa kemajuan dalam berbagai bidang. Saat ini tidak ada lagi pelosok dunia
yang tidak lagi terjangkau dan luput dari kecanggihan komunikasi. Seluruh bagian
dunia menjadi tembus pandang membuka diri dan siap untuk berubah. Proses
penyampaian hasil teknologi komunikasi canggih merupakan kejadian atau
perubahan besar yang tidak memberikan kemungkinan kepada semua negara
untuk menolaknya. Dengan kecanggihan teknologi komunikasi seolah-olah tidak
saling terpisah lagi, bagi dunia yang satu terkait dengan dunia lainnya. Di samping
itu, perkembangan dalam bidang komunikasi telah memperpendek jarak antar
wilayah. Salah satu kecanggihan komunikasi tersebut yang saat ini baru tren
adalah apa yang dinamakan internet.
Dewasa ini perkembangan internet mulai merambah dan menempatkan
posisi yang kuat di deretan media massa yang lebih dahulu ada seperti surat kabar,
majalah, radio dan televisi. Bahkan setelah internet mulai dikenal oleh masyarakat
3 Ibid, hlm. 44
4
sepuluh tahun yang lalu, media ini sudah diramalkan akan menjadi sangat pupuler
di kemudian hari. Hal inipun terlihat ketika perangkat-perangkat komputer baik
hardware maupun software terus berkembang dan terus disempurnakan tiap menit
di komputer.5
Melalui hardware dan software, seseorang dengan mudah mampu
mendapatkan informasi yang diinginkan hanya melalui komputer yang dilengkapi
dengan modem yang disambungkan melalui jaringan telepon. Masyarakat
memiliki kesempatan yang sama dan luas untuk saling berhubungan satu sama
lain tanpa mengenal suku, bangsa, agama, ras, etnik, umur, jenis kelamin, status
ekonomi sosial, dan latar pendidikan serta sejumlah indikator lainnya yang secara
sosial bisa menjadi penghalang (barriers) untuk melakukan komunikasi.
Kehadiran internet mampu menghilangkan halangan-halangan tersebut guna
menciptakan suatu sistem komunikasi baru tanpa mengenal batas (borderless
communication).6
Penggunaan internet aktif di Indonesia tergolong masih sedikit, yaitu
diperkirakan baru mencapai sekitar 2-3 persen saja dari total penduduk yang
mencapai kurang lebih 238, 452, 952.7 Namun demikian, jumlah tersebut terus
meningkat pesat tiap tahunnya. Hal ini dapat di lihat dalam tabel sebagaimana di
sajikan oleh APJII berikut ini:
4 Nurcholis Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1987),
hlm. 148 5 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Prenada Media, 2004), hlm. 154. 6 Najahan Musyafak, Penggunaan Internet Bagi Pengembangan Sistem Komunikasi dan
Informasi di IAIN Walisongo Semarang, ( Semarang :2004), hlm.3
5
Tabel 1.1
Peningkatan jumlah pelanggan dan pengguna internet
di indonesia 8
Pelanggan internet di indonesia pengguna interneat di indonesia
Bahkan diperkirakan jumlah pengguna pada 2006 mencapai angka 1
milyar. Sejalan dengan itu, kalangan umat Islam Indonesia yang menggunakan
internet sebagai wahana dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah banyak.
Bahkan data statistik tahun 2001 menyebutkan penggunaan mailinglist untuk
kepentingan agama menempati posisi keempat (sebesar 12,4%) setelah keperluan
sosial (28,2%), informasi ilmu(20,1%), dan keperluan bisnis (17,6%).8
Dalam arus informasi dan teknologi yang terus berkembang ini,
dakwah harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi, tanpa meninggalkan tradisi-tradisi lama. Dengan kata lain, dakwah harus
7 Wikipedia Indonesia, Daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk, http://www. Wikipedia Indonesia. com, diakses tanggal 22 april 2006
6
fleksibel sesuai dengan objek dakwah yang senantiasa berubah karena perubahan
aspek sosio kultutural. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda :
9.امرنا ان نتكلم الناس على قدرعقوهلم
Artinya : “Kami diperintahkan untuk berbicara kepada manusia menurut kadar akal mereka masing-masing”
Makna على قدرعقوهلم dalam hadits di atas bila dihubungkan dengan dakwah
dapat diartikan; dakwah harus “menurut kadar akal mereka masing-masing”.
Artinya dakwah harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat yang
dihadapi. Misalnya ketika dakwah dihadapkan pada masyarakat yang masih
tradisional, maka metode yang dapat digunakan adalah dengan metode
konvensional (dakwah secara tatap muka). Dan ketika dakwah harus berhadapan
dengan masyarakat yang sudah tersentuh dengan teknologi informasi, maka
metode yang digunakan pun harus dapat menyesuaikan diri. Internet adalah salah
satu alternatif pada saat ini. Diharapkan dengan media massa inilah dakwah dapat
memainkan perannya dalam menyebarkan informasi tentang Islam ke seluruh
penjuru, dengan keluasaan akses yang dimilikinya yaitu tanpa adanya batasan
wilayah, kultural, dan lainnya.
Begitu besarnya potensi dan efisiensi yang dimiliki oleh jaringan
internet dalam membentuk jaringan dan pemanfaatan dakwah, maka dakwah
dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan informasi tersebut atau yang
sering disebut dengan Cyber Muslim atau Cyber Dakwah. Masing-masing cyber
8 Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dakwah Kultural Muhammadiyah, (Yogyakarta:
Surya Sarana, 2004), hlm. 82.
7
tersebut menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas
dan metode yang beragam variasinya. Seperti halnya yang dilakukan oleh situs
www.Cybermq.com. Situs ini menyajikan berbagai informasi tentang Islam, yang
diperkenalkan pada masyarakat luas sejak 1 Agustus 2002 hingga saat ini.
Gambar 1.1. homepage http://www.cybermq.com
Huruf MQ dalam situs www.Cybermq.com adalah kepanjangan dari
Manajemen qolbu. Manajemen qolbu adalah ciri, cara, dan konsep dakwah dalam
Islam yang dikembangkan oleh Abdullah Gymnastiar, pimpinan pondok pesantren
Daarut Tauhid di Bandung. Dalam pertumbuhannya, cara dakwah Aa Gym yang
diberi label MQ ini banyak memanfaatkan media massa seperti radio, surat kabar,
televisi, dan juga situs internet.
Media berbasis web pertama yang lahir dari rahim MQ adalah situs
www.manajemenqolbu.com. Situs ini lahir sebagai situs komunitas dengan misi
menyebarkan pesan dakwah kepada audience yang lebih luas, tanpa mengenal
lintas atau batas ruang dan waktu. Dalam perjalanannya muncul sebuah ide untuk
membedakan MQ sebagai pesan dakwah dan MQ sebagai lembaga. Website
Dengan demikian situs www.cybermq.com adalah situs sebuah
komunitas yang dijadikan media komunikasi masyarakat, baik individu maupun
sebuah lembaga yang mempunyai keinginan untuk merubah sebuah tata nilai yang
mengarah kepada sebuah perubahan akhlak menuju peradaban yang lebih baik.
Titik pijak (starting point) inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji
dan meneliti secara mendalam tentang sajian dari situs www.cybermq.com untuk
kemudian penulis juga akan menganalisa pesan-pesan dakwah tersebut yang
nantinya diharapkan akan dapat memberikan konstribusi demi perubahan yang
lebih baik.
1.1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini, yaitu: apa saja
materi dakwah yang terdapat dalam situs www.cybermq.com mulai 1 Februari
2005 sampai 31 Mei 2006?
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
10
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
materi-materi yang terdapat dalam situs www.cybermq.com.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan bagi
perkembangan penelitian ilmu dakwah terutama dalam bidang penyiaran
dakwah.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat :
1. Sebagai kontribusi penelitian dakwah dalam upaya mencari formulasi dakwah
yang moderat, populis, aktual, faktual, dan kontekstual untuk mencapai
dakwah yang memberi solusi.
2. Menambah informasi ilmiah dalam khasanah dakwah Islam khususnya tentang
media dakwah, yang kiranya relevan dan aktual dijadikn pegangan dan bahkan
analisis umat Islam yang menekuni dakwah dalam kerangka menghadapi era
globalisasi dewasa ini.
1.4. Tinjauan Pustaka
Berbagai penelitian tentang internet yang telah diteliti dan ditulis
sebelumnya yang terkait dengan masalah ini antara lain, penelitian yang dilakukan
oleh Andityas Pranowo berjudul Internet Sebagai Media Dakwah(studi analisis
format dan materi dakwh situs www.aldakwah.org tahun 2003-2005). Penelitian
tersebut dilatarbelakangi oleh maraknya perkembangan teknologi informasi yang
ditandai dengan lahirnya internet. Dengan perkembangan teknologi informsi dan
11
komunikasi ini umat Islam tidak boleh ketinggalan dengan umat lainnya. Umat
Islam harus sanggup memanfaatkan teknlogi tersebut, sehingga kedepannya umat
Islam sanggup menggabungkan warisan pemikiran pemikiran masa silam dan
menghadapkannya pada realitas kekinian, serta dapat mengantisipasi apa yang
akan terjadi pada masa yag akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana format dakwah melalui situs www.aldakwah.org, dan
mendapatkan format yang tepat untuk berdakwah lewat internet, untuk
mengetahui materi yang disampaikan oleh situs www.aldakwah.org, serta
mengetahui kekurangan dan kelebihan dakwah lewat internet.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa situs www.aldakwah.org
sebagai bagian dari media dakwah lewat internet memiliki format dan materi
dakwah yang lengkap, seingga user (mad’u) dipermudah dalam mencari
informasi, dan pengetahuan islam
Penelitian lain dilakukan oleh Siti Rejeki Widyastuti (2003),
mahasisiwa ilmu komputer jurusan teknik informatika Universitas Dian
Nuswantoro. Ia membuat penelitian tentang fiqh wanita. Penelitian ini membahas
tentang fiqih wanita agar dapat langsung diakses melalui internet, dan
mempublikasika informasi mengenai fiqih wanita lewat internat. Hasil yang
dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat dibuat suatu website database yang
menampilkan data mengenai fiqih wanita dengan bahasa pemprogaman
menggunakan active server pages (ASP), sehingga data yang ada dalam website
dapa diperbaharui dengan mudah.
12
Masih dari institusi yang sama, Uliadi Sagita (2004) juga meneliti tentang
sistem pembelajaran tuntunan sholat berbasis komputer. Penelititan ini membahas
tentang cara pembuatan program aplikasi komputer untuk sistem pembelajaran
tuntunan sholat dengan benar, baik pada bacaaan-bacaaan do’a maupun gerakan-
gerakannya.
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini yaitu, dengan basic komputer,
pembelajaran tuntunan sholat menjadi efektif dan efisien, penyajian control player
manual dari tiap gerakan dan bacaan do’a sesuai dengan kewajiban dalam
mempelajarinya.
Perbedaan penelitian-penelitia tersebut dengan penelitian yang akan
peneliti teliti adalah terletak pada aspek kespesifikasian obyek pelelitian. Jika
penelitian Andityas Pranowo lebih menitik beratkan pada situs www.aldakwah
.org, Siti Rejeki Widyastuti lebih pada cara mempublikasikan informasi mengenai
fiqih wanita lewat intetnet, sedang Uliadi Sagita lebih pada sistem pembelajaran
tuntunan sholat berbasis komputer, maka penelitian yang sedang peneliti teliti ini
lebih menitikberatkan pada kajian dakwah melalui media internet, khususnya
dakwah yang dilakukan oleh situs www.cybermq.com
1.5. Kerangka Teoritik
Untuk memudahkam pemahaman mengenai apa yang yang dimaksud
dalam judul ini, penting kiranya dijelaskan beberapa istilah (kajian teori
operasioanal) penelitian yang menyangkut tentang dakwah dan internet.
1. Dakwah
13
Dalam surat al-Imran ayat 104 Allah SWT berfirman :
ينهون عن المنكر ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف و وأولـئك هم المفلحون
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada kemakrufan, dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.10
Ayat ini memberikan petunjuk bagi kita bahwa hendaklah diantara kita
ada segolongan orang yang menangani bidang dakwah, yaitu menyeru manusia
kepada kebajikan (agama) yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menyuruh yang ma’ruf (segala hal yang dipandang baik oleh syara’ dan akal)
dan mencegah yang munkar (segala hal yang dipandang tidak baik oleh syara’
dan akal).11
Amrullah Ahmad sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Sulthon
mengenai teori medan dakwah melihat dakwah sebagai ikhtiar muslim
mewujudkan khoiru ummah. Ikhtiar itu merupakan refleksi tauhidi yang wajib
digunakan (bukan suatu hak yang dimiliki muslim) yang inti pendorongnya
adalah nilai Al-Birr dan Al-Taqwa. Khoiru ummah yang merupakan tujuan dari
ikhtiar tersebut adalah wujud dari ketauhidan, pelaksanaan amar makruf nahi
munkar. Ikhtiar tersebut menjadi kewajiban semua utusan Allah (bukan hanya
atas Nabi Muhammad SAW) dan diwariskan untuk setiap orang dari ummat
Muhammad.12
10 Depag RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Adi Grafika, 1995), hlm. 93
Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu
dakwah atau yang populer di dalam proses belajar mengajar disebut dengan
istilah “alat peraga”. Alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau
kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa
adanya media masih dapat mencapai tujuan yang semaksimal mungkin.
Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu
dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai sebuah sistem, yang mana sistem
ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) dimana komponen satu dengan yang
lainnya saling berkaitan, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam
hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama
dibanding dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah
dan lain sebagainya. Apalagi dalam penentuan strategi dakwah menjadi tampak
jelas peranannya.17
Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
sebagai bagian dari perkembangan kehidupan manusia, penggunaan media
dakwah juga mengalami perkembangan. Perkembangan teknologi tersebut
menuntut semua pihak untuk senantiasa kreatif, inovatif, dan bijak dalam
memanfaatkan teknologi dimaksud guna kemaslakhatan umat manusia. Media
dakwah yang pada awalnya lebih banyak menggunakan media tradisional,
berkembang menjadi lebih banyak variasinya dengan menggunakan sentuhan-
sentuhan teknologi media massa modern, baik dengan media cetak yang
bervariatif (buku, koran, majalah, tabloid, dan lain-lain) maupun dengan media
17 Ibid. hlm. 164.
16
elektronik yang berinovatif pula (Radio, Televisi, Film, CD, Internet dan
sebagainya).18 Namun dari sekian banyak media dakwah yang ada, media yang
mempunyai fungsi global adalah internet, karena dengan internet
memungkinkan dakwah dapat disebarkan tanpa adanya batasan wilayah, ruang,
dan waktu sehingga cakupan dakwah akan semakin luas dan tidak bersifat
regional.
2. Internet
Dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan serta perjalanannya,
dakwah senantiasa berkaitan dengan media. Bahkan keterkaitan antara dakwah
dengan media ini dapat diruntut berdasarkan informasi dari al-Qur’an dan al-
Hadits. Dalam sejarah tercatat bahwa Nabi Muhammad SAW pernah memakai
media tulisan (surat) dalam berdakwah serta media komunikasi tatap muka,
seperti khutbah di mimbar, pengajian di majelis Ta’lim dan kesempatan
lainnya. Kemudian sejarah pun membuktikan berbagai media digunakan oleh
praktisi dakwah dalam mendefenisikan ajaran Islam.19
Internet adalah sebuah jaringan komputer global yang terdiri dari jutaan
komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama
untuk berbagai informasi secara bersama. Jadi internet merupakan kumpulan
atau penggabungan jaringan komputer lokal menjadi jaringan komputer global.
Jaringan-jaringan tersebut saling berhubungan atau berkomunikasi satu sama
lain dengan berbasiskan protokol IP (Internet Protocol) dan TCP (Transmission
18 M. Alfandi, Televisi Format Program Dakwah Melalui Media Televisi dalam Jurnal
Ilmu Dakwah, vol. 25, ( Semarang : Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2005), hlm. 43. 19 Prihananto, Internet Sebagai Media Dakwah Alternatif Pada Masyarakat Informasi,
Dalam Jurnal Ilmu Dakwah, (Surabaya : Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2001), hlm. 05.
17
Control Protocol) atau UDP (User Datagram Protocol), sehingga setiap
pengguna pada setiap jaringan dapat mengakses semua layanan yang disediakan
oleh setiap jaringan. Dengan menggunakan protocol tersebut artsitektur
jaringan komputer yang berbeda akan dapat saling mengenal dan bisa
berkomunikasi.20 Jadi internet merupakan jaringan longgar dari ribuan jaringan
komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Di samping itu,
dewasa ini internet telah menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat
informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan.
Adanya perangkat telepon bergerak dan komputer serta internet
menimbulkan suatu pola dakwah yang universal, yaitu dengan integrasi dengan
media yang sangat memungkinkan sekali dakwah dapat disebarkan tanpa
adanya batasan wilayah, ruang, dan waktu sehingga cakupan dakwah akan
semakin luas dan pola berkembang secara dinamis karena tuntutan manusia
modern akan informasi yang selalu up to date.21
Disamping pola dakwah yang universal, peran internet sebagai media
dakwah sangat potensial dan penting di masa depan, karena tiga hal berikut:
Pertama, pada umumnya para pengguna internet adalah kelompok
masyarakat yang strategis, baik dalam kehidupan masa kini maupun masa
depan (kalangan eksekutif, angkatan muda dan kaum terpelajar). Hal ini bila
dikaitkan dengan sasaran dakwah, maka mereka merupakan sasaran yang