Top Banner

of 59

BAB 1 new.doc

Apr 13, 2018

Download

Documents

Eka Kurniawati
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    1/59

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan

    kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang, agar dapat mewujudkan derajad

    kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya

    kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta dijangkau

    oleh masyarakat.

    Sehat merupakan cita-cita dan keinginan semua umat manusia. Sehat menurut

    UU No.3 tahun !""# $ab % Pasal & adalah 'esehatan adalah keadaan sehat, baik

    secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

    hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (rtinya kesehatan seseorang tidak hanya

    diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial tetapi juga diukur dari produkti)itasnya dalam

    arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. *ak dan kewajiban

    warga negara untuk menciptakan suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-

    undang pokok kesehatan +epublik %ndonesia No.3 tahun !""# $ab %% bahwa

    pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

    kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

    yang setinggi-tingginya, sebagai in)estasi bagi pembangunan sumber daya manusia

    yang produktif secara sosial dan ekonomis. *al ini sesuai dengan bunyi pasal &"

    Undang- Undang No 3 tahun !""# tentang kesehatan, yang menegaskan bahwa untuk

    mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya

    &

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    2/59

    kesehatan promotif, pencegahan penyakit pre)entif, penyembuhan penyakit kuratif,

    dan pemeliharaan kesehatan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh,

    terpadu dan berkesinambungan.

    alam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, ada beberapa indikator

    kesehatan yang harus dicapai targetnya dalam kurun waktu tertentu. %ndikator kesehatan

    adalah ukuran yang menggambarkan atau menunjukkan status kesehatan sekelompok

    orang dalam populasi tertentu, misalnya angka kematian kasar.

    /*0 menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu

    pada 1 hal sebagai berikut yaitu melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada

    seseorang, mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik,

    ketahanan, kekuatan dan kelenturan sesuai dengan umur, penilaian atas kesehatan

    sendiri, %ndeks 2assa ubuh $2%4 $.kg 5 .m!.

    %ndikator %ndonesia sehat !"&" salah satunya adalah indikator derajat kesehatan

    yang merupakan hasil akhir, yang terdiri atas indikator-indikator mortalitas, indikator-

    indikator morbiditas, dan indikator-indikator status gi6i. %ndikator kesehatan merupakan

    tanggung jawab kita bersama, tidak hanya menjadi tugas pemerintah.

    Sedangkan indikator keberhasilannya adalah perilaku hidup sehat yang

    didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

    mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta

    berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

    ari ketiga indikator kesehatan, status gi6i sepertinya kurang mendapat

    perhatian. Padahal banyak masalah kesehatan di masyarakat, terutama penyakit menular

    !

    http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/indikator-kesehatan.htmhttp://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/indikator-kesehatan.htm
  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    3/59

    berhubungan dengan status gi6i seseorang. 'ekurangan gi6i selain berpengaruh terhadap

    pertumbuhannya juga berpengaruh terhadap perkembangan intelektualnya.

    Secara umum faktor menyebabkan kurang gi6i ada dua yaitu penyebab langsung,

    yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gi6i

    kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. (nak

    yang mendapatkan makan yang baik tetapi sering sakit diare atau demam dapat

    menderita kurang gi6i. emikian pula sebaliknya. Penyebab tidak langsung yaitu

    ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan

    kesehatan lingkungan.

    (da beberapa penyakit pada anak-anak dan balita yang mengakibatkan keadaan

    kurang gi6i. Salah satunya yang sering ditemukan di masyarakat adalah penyakit

    kecacingan, dimana sampai saat ini pre)alensinya msih tinggi.

    'ecacingan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan

    kualitas sumber daya manusia, mengingat kecacingan akan menghambat pertumbuhan

    fisik dan kecerdasan bagi anak serta produkti)itas kerja pada orang dewasa.

    %nfeksi kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya parasit

    berupa cacing kedalam tubuh manusia, parasit ini mempunyai tubuh yang simestris

    bilateral dan tersusun dari banyak sel multi seluler. cacing yang penting atau cacing

    yang sering menginfeksi tubuh manusia terdiri atas dua golongan besar yaitu filum

    Platyhelmithes dan filumNemathelminthes. 7ilumPlatyhelmithes terdiri atas dua kelas

    yang penting yaitu kelas Cestoda dan kelas Trematoda, sedangkan filum

    Nemathelmithes kelasnya yang penting adalah Nematoda. 8acing gelang, cacing

    cambuk, cacing tambang adalah kelas Nematoda yang selalu parasitik pada tubuh

    3

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    4/59

    manusia dan menjadikannya sebagai tempat hidup dan berkembang biak atau hospes

    definitif.

    i %ndonesia infeksi kecacingan merupakan masalah kesehatan yang sering

    dijumpai. (ngka kejadian infeksi cacingan yang tinggi tidak terlepas dari keadaan

    %ndonesia yang beriklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi serta tanah yang

    subur yang merupakan lingkungan yang optimal bagi kehidupan cacing. %nfeksi

    cacingan tersebar luas, baik di pedesaan maupun di perkotaan, infeksi kecacingan ini

    berhubungan erat dengan perilaku hidup sehat dan hygiene sanitasi lingkungan 9)i,

    :ulianto, !"";, infeksi kecacingan bisa menyebabkan morbiditas yang dapat

    menyerang semua golongan terutama golongan penduduk yang kurang mampu sehingga

    beresiko terinfeksi oleh cacing. Salah satunya banyak terjadi pada anak usia anak

    sekolah yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka

    :ulianto, !""; < Samad, !""#.

    2enurut penelitian jenis cacing yang sering ditemukan dalam usus manusia, yaitu

    cacing gelang Ascaris lumbricoides, cacing cambuk Trichuris trichiura, cacing tambang

    Ancylostoma duodenale danNecator americanus, dan Strongyloides stercoralis, atau lebih

    dikenal dengan sebutan Soil Transmitted Helminth. (Sasongko, !""#

    *asil sur)ei kecacingan pada siswa Sekolah asar di !; Propinsi %ndonesia

    berdasarkan jenis cacing yang menginfeksi pada tahun !""!=!"" didapatkan bahwa

    pada tahun !""! pre)alensi Ascaris lumbricoides !!,">, Trichuris trichiura ,#> dan

    Hookworm !,1>. ahun !""3 pre)alensi Ascaris lumbricoides !&,;>, Trichuris

    trichiura !&,"> dan Hookworm ",>. ahun !""1 pre)alensi Ascaris lumbricoides

    &,&>, Trichuris trichiura &;,!> danHookworm ?,&>. ahun !""? pre)alensiAscaris

    1

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    5/59

    lumbricoides &!,?>, Trichuris trichiura !",!> dan Hookworm &,> dan pada tahun

    !"" pre)alensiAscaris lumbricoides &;,@>, Trichuris trichiura !1,!> danHookworm

    &,"> Ainting, !""#.

    Pre)alensi infeksi kecacingan di %ndonesia masih relatif tinggi pada tahun !"",

    yaitu sebesar 3!, >, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu dari sisi

    ekonomi. 'elompok ekonomi lemah ini mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit

    kecacingan karena kurang adanya kemampuan dalam menjaga higiene dan sanitasi

    lingkungan tempat tinggalnya.

    Aejalanya dari kecacingan adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau )ul)a

    kemaluan wanita. rasa mual, lemas, hilangnya nafsu makan, rasa sakit di bagian perut,

    diare, turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari

    makanan, demam, adanya benjolan di organ5jaringan tersebut, dapat timbul reaksi alergi

    terhadap lar)a cacing, infeksi bakteri, kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ

    otak sudah terkena.

    Pada umumnya penyakit infeksi kecacingan tersebut tidak merupakan penyakit

    akut dan tidak berakibat fatal, tetapi penyakit infeksi ini mampu menyebabkan anemi,

    gangguan gi6i, gangguan pertumbuhan dan gangguan kecerdasan, dalam jangka panjang

    infeksi kecacingan ini mampu menghambat absorbsi gi6i serta nutrient-nutrien sebesar

    3> dalam kondisi ringan dan !?> jika infeksi berat Samad, !""#.

    Parasit cacing usus ini menginfeksi usus manusia. $ukan hanya anak-anak yang bisa

    terkena infeksi ini, melainkan juga orang dewasa. (palagi bila orang itu tidak

    memperdulikan kebersihan. Bumlah cacing yang ada di dalam tubuh manusia, yang

    menyebabkan infeksi cacingan, tidak satu sampai dua ekor, melainkan jumlahnya bisa

    ?

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    6/59

    puluhan, atau bahkan ratusan ekor. 8acing-cacing ini menghisap sari makanan dalam tubuh,

    hingga si penderita akan mengalami berbagai masalah kesehatan Sasongko, !""#.

    8acing soil transmitted helminthes ini ditularkan melalui tanah yang merupakan

    salah satu perantara infeksi kecacingan, yang kemudian menghasilkan berbagai gejala

    termasuk manifestasi usus diare, sakit perut, malaise dan kelemahan umum, yang dapat

    mempengaruhi kemampuan bekerja dan belajar dan merusak pertumbuhan fisik. 8acing

    tambang usus kronis menyebabkan kehilangan darah yang mengakibatkan anemia. /*0,

    !""#.

    Perilaku anak $($ tidak dijamban atau di sembarang tempat menyebabkan

    pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Penyebaran infeksi

    kecacingan tergantung dari lingkungan yang tercemar tinja yang mengandung telur

    cacing. %nfeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing

    atau melalui tangan yang terkontaminasi telur cacing. Penularan melalui air sungai juga

    dapat terjadi, karena air sungai sering digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari,

    Perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol oleh

    orangtua dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang

    mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber penularan infeksi kecacingan

    pada anak. Selain melalui tangan, transmisi telur cacing juga dapat melalui makanan dan

    minuman, terutama makanan jajanan yang tidak dikemas dan tidak tertutup rapat. elur

    cacing yang ada di tanah5debu akan sampai pada makanan tersebut jika diterbangkan

    oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanah5selokan,

    sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebut, terutama pada jajanan yang tidak

    tertutup.

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    7/59

    8acing tanah ini menyukai lingkungan kotor dan lembab, sehingga cacing ini

    seringditemui pada lingkungan yang kumuh dan lembab. 2ahluk yang tergolong parasit ini

    masuk ke dalam tubuh dengan menembus kulit tubuh, misanya cacing bisa masuk lewat

    telapak kaki saat anak bermain di tempat-tempat kotor seperti di tanah tanpa alas kaki.

    *indra %rawan Satari, !""#.

    (nak usia ?-&1 tahun termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi

    terkena infeksi cacing karena anak pada usia tersebut belum bisa menjaga kebersihan diri.

    0nggowaluyo, !""!. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah asar S

    'ecamatan $lambangan Umpu. 'ondisi sosial ekonomi yang belum sejahtera

    menyebabkan pola berpikir masyarakat kurang berkembang terutama bagi masalah

    kesehatan baik kesehatan secara pribadi maupun kesehatan secara umum seperti

    kebiasaan defekasi di sungai, tidak memakai alas kaki dan kondisi rumah yang

    berdekatan dengan lokasi kandang ternak.

    2elihat beberapa faktor yang mempengaruhi pre)alensi kecacingan dapat

    disimpulkan tidak semua daerah memiliki masalah dengan penyakit ini. empat-tempat

    yang mempunyai karakteristik yang mirip dengan wilayah diatas akan memiliki

    pre)alensi kecacingan yang tinggi.

    i wilayah kerja peneliti ada beberapa kesamaan keadaan baik dari segi perilaku

    kesehatan masyarakat terutama anak-anak dan balita maupun sanitasi lingkungan.

    Seperti data kepemilikan jamban dan rumah sehat yang cakupannya mencapai ?,">,

    kebiasaan tidak memakai alas kaki dan caci tangan masih sering ditemukan.

    ;

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    8/59

    *al inilah yang akhirnya menarik perhatian peneliti untuk melihat lebih lanjut

    hubungan antara keadaan yang terdapat diwilayah peneliti dengan penularan penyakit

    kecacingan disana.

    $. +umusan 2asalah

    ari uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut4C

    faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan penularan penyakit kecacingan

    murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"DC.

    8. Pertanyaan Penelitian

    &. (pakah kebiasaan $($ di halaman berhubungan dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"D

    !. (pakah sanitasi /8 berhubungan dengan penularan penyakit kecacingan murid

    S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"D

    3. (pakah lantai rumah berhubungan dengan penularan penyakit kecacingan murid

    S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"D

    1. (pakah sarana air bersih berhubungan dengan penularan penyakit kecacingan

    murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"D

    ?. (pakah penggunaan alas kaki berhubungan dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"D

    . (pakah kebersihan kuku berhubungan dengan penularan penyakit kecacingan

    murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"D

    @

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    9/59

    ;. (pakah mencuci sayur dan buah berhubungan dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"D

    @. (pakah mencuci tangan berhubungan dengan penularan penyakit kecacingan

    murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"D

    . ujuan Penelitian

    &. ujuan umum

    Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"

    !. ujuan 'husus

    a. Untuk mengetahui hubungan sanitasi /8 dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&".

    b. Untuk mengetahui hubungan sarana air bersih dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"

    c. Untuk mengetahui hubungan kebersihan lingkungan dengan penularan

    penyakit kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten

    /ay 'anan ahun !"&"

    d. Untuk mengetahui hubungan penggunaan alas kaki dengan penularan

    penyakit kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten

    /ay 'anan ahun !"&"

    #

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    10/59

    e. Untuk mengetahui hubungan kebersihan kuku dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"

    f. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan $($ di halaman dengan penularan

    penyakit kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten

    /ay 'anan ahun !"&"

    g. Untuk mengetahui hubungan mencuci sayur dan buah dengan penularan

    penyakit kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten

    /ay 'anan ahun !"&"

    h. Untuk mengetahui hubungan mencuci tangan dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"

    i. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"

    j. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penularan penyakit

    kecacingan murid S 'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan

    ahun !"&"

    9. 2anfaat Penelitian

    &. Untuk meningkat kan kinerja program di puskesmas yang sudah ada mengenai

    pemberantasan penyakit kecacingan

    &"

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    11/59

    !. Untuk bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan dalam menentukan

    rencana tindak lanjut pemberantasan peyakit kecacingan.

    3. Untuk bahan ad)okasi ke lintas sektoral yang dapat mendukung program

    pemberantasan kecacingan

    &&

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    12/59

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Penyakit

    1. Konsep Tim!lnya Penyakit

    'onsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi

    berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses

    interaksi antara manusia pejamu dengan berbagai sifatnya biologis, 7isiologis,

    Psikologis, Sosiologis dan antropologis dengan penyebab agent serta dengan

    lingkungan 9n)iroment Noor, !""".

    Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agen,

    induk semang atau lingkungan. Pendapat ini tergambar di dalam istilah yang dikenal

    luas dewasa ini, yaitu penyebab majemuk EMultiple causation diseaseF sebagai

    lawan dari penyebab tunggal Esingle causationF. idalam usaha para ahli mebuat

    model-model timbulnya penyakit. iga model yang dikenal adalah4

    a. Segitiga 9pidemiologi (the epidemiologic triangle

    2enurut Bohn Aordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan

    interaksi tiga komponen penyakit yaitu 2anusia *ost, penyebab (gent dan

    lingkungan 9n)iromet. Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan

    perlunya analis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat

    terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga komponen tersebut.

    2odel ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad

    epidemilogi dan cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab

    peran agent yakni mikroba mudah diisolasikan dengan jelas dari lingkungan.

    &!

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    13/59

    b. Baring-jaring sebab akibat The !eb o" Causation

    2enurut model ini perubahan dari salah satu factor akan mengubah

    keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya

    penyakit yang bersangkutan. 2enurut model ini suatu penyakit tidak bergantung

    pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian

    proses Csebab dan akibatC. engan demikian maka timbulnya penyakit dapat

    dicegah atau dihentikan dengan memotong rantai pada berbagai titik.

    c. +oda The !heel

    Seperti halnya dengan model jarring-jaring sebab akibat, model roda

    memerluka identifikasi dari berbagai factor yang berperan dalam timbulnya

    penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agent. isini dipentingkan

    hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya.

    ". Jenis Penyakit

    a. Penyakit idak menular

    Penyakit idak 2enular adalah penyakit kronik atau bersifat kronik

    -menahun=berlangsung lama, tapi ada juga yang kelangsungannya mendadak

    misalnya saja keracunan tubuh yang terpapar unsur kimia dan lain-lain.

    Penyakit tidak menular adalah penyakit non-infeksi karena penyebabnya

    bukan mikroorganisme, namun tidak berarti tidak ada peranan

    mikroorganime dalam terjadinya penyakit tidak menular misalnya luka

    karena tidak diperhatikan bisa terjadi infeksi. Penyakit tidak menular adalah

    penyakit degeneratif karena berhubungan dengan proses degenerasi

    ketuaan. an penyakit tidak menular adalah Non communicable diseasse

    &3

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    14/59

    karena dianggap dapat menular melalui gaya hidup, gaya hidup dapat

    menyangkut pola makan, kehidupan seksual dan komunikasi global.

    b. Penyakit 2enular

    :ang dimaksud dengan penyakit menular adalah penyakit yang dapat

    ditularkan berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara

    langsung mapung melalui perantara. Penyakit menular ini ditandai dengan

    adanya hadirnya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat

    berpindah.

    Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain karena

    tiga faktor berikut4

    & Agent penyebab penyakit

    ! Host%nduk Semang

    3 #oute o" transmissionjalannya penularan

    (spek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah

    mekanisme penularan mode o" transmissions yakni berbagai mekanisme

    dimana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu

    yang potensial. 2ekanisme tersebut meliputi cara unsure penyebab agent

    meningalkan reser)oir, cara penularan untuk mencapai penjamu potensial,

    serta cara masuknya ke pejamu potensial tersebut.

    & 8ara unsur penyebab keluar dari pejamu #eser$oir

    Pada umumnya selama unsur penyebab atau mikro-organisme

    penyebab masih mempunyai kesempatan untuk hidup dan berkembang

    baik dalam tubuh pejamu, maka ia akan tetap tinggal di tempat yang

    &1

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    15/59

    potensial tersebut. Namun dilain pihak, tiap indi)idu penjamu memiliki

    usaha perlawanan terhadap setiap unsur penyebab patigen yang

    mengganggu dan mencoba merusak keadaan keseimbangan dalam

    tubuh pejamu.

    Unsur penyebab yang akan meningkatkan pejamu dimana ia berada dan

    berkembang biak, biasanya keluar dengan cara tersendiri yang cukup

    beraneka ragam sesuai dengan jenis dan sifat masing-masing. Secara

    garis besarnya, maka cara keluar unsur penyebab dari tubuh pejamu

    dapat dibagi dalam beberapa bentuk, walaupun ada diantara unsur

    penyebab yang dapat menggunakan lebih dari satu cara.

    a 2elalui 8onjungti)a yang biasanya hanya dijumpai pada beberapa

    penyakit mata tertentu seperti trakom dan lainnya

    b 2elalui saluran nafas hidung dan tenggorokan dalam bentuk

    droplet sewaktu reser)oir5penderita bicara, bersin atau batuk, atau

    melalui udara pernafasan. 8ara ini sering dijumpai pada penyakit-

    penyakit $8, dipteria, influen6a, campak dan lain sebagainya

    c 2elalui pencernaan dimana mikroorganisme penyebab dapat keluar

    baik bersama ludah, muntah maupun bersama dengan tinja

    umpamanya pada penyakit kolera, tifus abdominalis pada beberapa

    jenis cacing dan lain-lain.

    d 2elalui saluran urogenital yang biasanya bersama-sama dengan

    urine atau 6at lain yang keluar melalui saluran tersebut umpamanya

    pada penyakit hepatitis.

    &?

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    16/59

    e 2elalui luka pada kulit ataupun mukosa seperti pada penyakit

    sifilis, frambusia dan lainnya

    f Secara mekanik seperti suntikan atau gigitan pada beberapa

    penyakit tertentu antara lain malaria, filariasis, hepatitis serum dan

    lain sebagainya.

    ! 8ara penularan Mode o" Transmission

    Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reser)oir maka untuk

    mendapatkan potensial yang baru, harus berjalan melalui suatu

    lingkaran perjalanan khsuus atau suatu jalur khusus yang disebut jaluir

    penularan. iap kelompok penyakit memiliki jalur penularan tersendiri

    dan pada garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian utama yakni4

    a Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara

    langsung dari penderita atau reser)oir, langsung ke pejamu

    potensial yang baru.

    & Penularan langsung dari orang ke orang

    alam kelompok ini termasuk semua penyakit yang hanya

    dapat menyerang manusia dimana reser)oir satu-satunya adalah

    manusia semata. 'elompok terbesar dalam penularan langsung

    dari orang ke orang adalah berbagai penyakit kelamin yang

    ditularkan secara seksual.

    ! Penularan langsung dari binatang ke orang

    Penyakit kelompok ini terutama yang termasuk kelompok

    penyakit 6oonis. 8ara penularan langsung dalam hal ini

    &

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    17/59

    dimaksudkan secara bersentuhan melalui dua cara yaitu karena

    bersentuhan langsung dengan binatang yang menderita,

    termasuk melalui gigitan atau bagian-bagian binatang yang mati

    karena penyakit tersebut contoh4 rabies, brucellosis, dan sumber

    penyakit dari binatang yang menderita atau pembawa kuman,

    tetapi cara penularannya melalui benda lain ataupun alat

    perantara lain yang terkontaminasi contoh antraG.

    3 Penularan dari tumbuhan ke orang

    alam kelompok ini termasuk penyakit yang diseabbkan oleh

    jamur, yang selain penularannya dapat melalui kontak langsung

    dengan tumbuhan maupun dengan tanah yang mengandung

    jamur, juga ada yang menular melalui udara, juga dapat terjadi

    dariorang ke orang.

    1 Penularan langsung dapat terjadi dari orang ke orang melalui

    kontak benda lain. Penularan ini lebih bersifat kontak dengan

    benda yang terkontaminasi seperti tanah maupun benda lainnya

    seperti penyakit cacing tambang ancylostomiasis, cacing

    kremi troichuris dan berbagai penyakit lainnya.

    b Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan

    melalui media tertentu seperti udara air borne dalam bentuk

    droplet dan dust, melalui benda tertentu $echicle borne dan

    melalui )ector $ector borne

    &;

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    18/59

    B. Ke#a#ingan

    *elmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing.

    $erdasarkan taksonomi, helmin dibagi menjadi4

    &. Nemathelminthes cacing gilik HnemaIbenang

    !. Platihelminthes cacing pipih

    alam parasitologi kedokteran nematoda dibagi menjadi4

    &. Nematoda usus yang hidup di rongga usus

    !. Nematoda jaringan yang hidup di jaringan berbagai alat tubuh

    2anusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda

    tersebut menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat indonesia.

    iantara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui

    tanah disebut soil transmitted helminths. 8acing yang penting bagi manusia adalah4

    Ascaris lumbricoides% Necator americanus% Ancil ostoma duodenale% trichuris

    trichiura% strongyloides stercoralis dan beberapa spesies Trichostrongylus.

    Nematoda usus lainnya yang penting bagi manusia adalah &'yuris $ermicularisdan

    trichinella spiralis.

    1. Ascaris lumbricoides

    2anusia merupakan satu-satunya hospes ascaris lumbricoides. Penyakit

    yang disebabkannya disebut askariasis. Parasit ini ditemuikan kosmopolit.

    Sur)ei yang dilakukan dibeberapa tempat di indonesia menunjukan bahwa

    pre)alensi (. lumbricoides masih cukup tinggi sekitar "-#"> Stadiium dewasa

    hidup di rongga usus kecil.

    &@

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    19/59

    Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak &""."""-!"".""" butir

    sehariH terdiri atas telur yang dibuahi dan yang tidak di buahi. alam lingkungan

    yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam

    waktu kurang lebih 3 minggu. $entuk infektif tersebut bila tertelan manusia,

    menetas di usus halus. Jar)anya menembus dinding usus halus menuju

    pembuluh darah atau saluran limfe, lalu di alirkan ke jantung, kemudian

    mengikuti aliran darah ke paru. Jar)a diparu menembus dinding pembuluh

    darah, lalu dinding al)eolus, masuk rongga al)eolus, kemudian naik ke trakea

    melalui bronkiolus dan bronkus. ari trakea lar)a menuju faring, sehingga

    menimbulkan rasangan pada faring. Penderita batuk karena rangsangan tersebut

    dan lar)a akan tertelan ke dalam esofagus, lalu menuju ke usus halus. i usus

    halus lar)a berubah menjadi cacing dewasa.

    Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan

    waktu kurang lebih !-3 bulan. Aejala yang timbul pada penderita dapat

    disebabkan oleh cacing dewasa dan lar)a. Aangguan karena lar)a biasanya

    terjadi pada saat berada di paru. Pada orang yang rentan terjadi perdarahan kecil

    di dinding al)eolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai batuk, demam

    dan eosinofilia. Pada foto toraks tampak infiltrat yang menghilang dalam waktu

    3 minggu. 'eadaan tersebut di sebut sindrom loe""ler. Aangguan yang

    disebabkan cacing dewasa biasanya ringan. 'adang-kadang penderita

    mengalami gangguan usus ringan seoerti mual, nafsu makan berkurang, diare

    atau konstipasi.

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    20/59

    Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi

    sehingga memperberat keadaan malnutrisi dan mengalami penurunan kognitif

    pada anak sekolah dasar. 9fek yang serius terjadi bila cacing menggumpal dalam

    usus sehingga terjadi obstruksi usus apendiks, atau ke bronkus dan

    menimbulkan keadaan gawat darurat sehingga kadang-kadang perlu tindakan

    operatif.

    8ara menegakan diagnosis dengan pemeriksaan tinja secara langsung.

    (danya telur dalam tinja memastikan diagnosis askariasis. Selain itu diagnosis

    dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut atau hidung

    karena muntah maupun melalui tinja.

    Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara massal. Untuk

    perorangan dapat digunakan bermacam-macam obat misalnya4 piperasin,

    pirantel pamoat &" mg5kg berat badan, dosis tunggal mebeda6ol ?"" mg atau

    albenda6ol 1"" mg.

    0ksantel pirantel pamoat adalah obat yang dapat di gunakan untuk

    infeksi campuran (.Jumbricoides dan .richiura. Untuk pengobatan masal

    perlu beberapa syarat, yaitu4

    a. 0bat mudah diterima masyarakat

    b. (turan pemakaian sederhana

    c. 2empunyai efek samping yang minim

    d. $ersifat poli)alen,sehingga berkhasiat pada beberapa jenis cacing

    e. *arganya murah

    !"

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    21/59

    Pengobatan masal dilakukan oleh pemerintah pada anak sekolah dasar

    dengan pemberian albenda6ol 1"" mg ! kali setahun.

    Pada umumnya askariasis mempunyai prognosis baik. anpa pengobatan,

    penyakit dapat sembuh sendiri dalam waktu &,? tahun. engan pengobatan,

    angka kesembuhan ;"-#">.

    'urangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran tanah

    dengan tinja disekitar halaman rumah, dibawah pohon, ditempat mencuci dan

    ditempat pembuangan sampah. i negara-negara tertentu terdapat kebiasaan

    memakai tinja sebagai pupuk, tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu !?-3" "8

    merupakan kondisi yang sangat baik untuk berkembangnya telur

    (.Jumbricoides menjadi infektif.

    2. Toxocara canis danToxocara cati

    a. *ospes dan nama penyakit4 oGocara canis ditemukan pada anjing.toGocara

    cati ditemukan pada kucing.$elum pernah di temukan infeksi campuran

    pada satu macam hospes. 'adang-kadang cacing ini dapat hiidup pada

    manusia sebagai parasit yang mengembara erratic parasite dan

    menyebabkan penyakit yang disebut )isceral lar)a migrans.

    b. 8acing tersebar secara kosmopolit, juga ditemukan di indonesia. i Bakarta

    pre)alensi pada anjing 3@,3> dan pada kucing !>. $entuknya menyerupai

    ascaris lumbricoiides muda. oGocara canis terdapat sayap ser)ikal yang

    berbentuk seperti lanset, sedangkan pada toGocara cati bentuk sayap lebih

    lebar, sehingga kepalanya menyerupai kepala ular kobra. $entuk ekor kedua

    spesies hampir sama,yang jantan ekornya berbentuk seperti tangan dengan

    !&

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    22/59

    jari yang sedang menunjuk digiti"orm, sedangkan yang betina ekornya

    bulat meruncing.

    c. Siklus hidup

    elur yang keluar bersama tinja anjing atau kucing akan berkembang

    menjadi telur infektif di tanah yang cocok. *ospes definitif dapat tertular

    bak dengan menelan telur infektif atau dengan memakan hospes paratenik

    yang tinggal ditanah seperti cacing tanah, semut. Penularan lar)a pada anak

    anjing atau kucing dapat terjadi secara transplasental dari induk anjing yang

    terinfeksi atau melalui air susu dari induk kucing terinfeksi. elur tertelan

    manusia hospes paratenik kemudian lar)a menembus dinding usus dan ikut

    dalam peredaran darah menuju organ tubuh hati, jantung, paru, otak, dan

    mata. idalam orang lar)a tersebut tidak mengalami perkembangan lebih

    lanjut.

    d. Patologi dan gejala klinik

    Pada manusia lar)a cacing tidak menjadi dewasa dan mengembara di

    alat-alat dalam. 'elainan yang timbul karena migrasi lar)a dapat berupa

    perdarahan, nekrosis dan peradangan yang di dominasi oleh eosinofil. Jar)a

    dapat terbungkus dalam granuloma kemudian di hancurkan atau tetap hidup

    selam bertahun-tahun. 'ematian lar)a menstimulasi respon imun

    immediate-type hypersensiti)ity yang menimbulkan penyakit $isceral lar$a

    migrans )lm, dengan gejala demam, pembesaran hati dan limpa, gejala

    saluran nafas bawah seperti bronchospasme. 'elainan pada otak

    mengakibatkan kejang, gejala neuropsikiatrik atau ensefalopati. $erat

    !!

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    23/59

    ringannya gejala klinis dipengaruhi oleh jumlah lar)a dan umur penderita.

    Umumnya penderita )lm adalah anak usia dibawah lima tahun karena

    mereka banyak bermain di tanah atau kebiasaan memakan tanah geo)agia

    atau pica yang terkontaminasi tinja anjing atau kucing. Klm dapat juga di

    sebabkan oleh lar)a nematoda lain.

    'elainan karena migrasi lar)a pada retina mata di sebut occular lar)a

    migrans 0J2 biasanya unilateral dapat berupa penurunan penglihatan

    yang dapat disertai strabismus pada anak, in)asi retina disertai pembentukan

    granuloma yang dapat menyebabkan terlepasnya retina, endoftalmitis dan

    glaukoma hingga kebutaan.

    e. iagnosis

    iagnosis pasti )lm dengan menemukan lar)a atau potongan lar)a

    dalam jaringan sukar di tegakan. iagnosis serologi melalui deteksi antibodi

    %gAterhadap antigen ekskretori-sekretori lar)a .canis diseretai eosinifilia

    L!""" sel5mm atau peningkatan total %g9 L?" %U5ml dapat membantu

    menegakan diagnosis. Pada penderita 0J2, imun diagnosis kurang sensitif

    walaupun titer %gA yang lebih tinggi ditemukan pada cairan akueus atau

    )itreus. ehnik pencitraan seperti USA, 8 Scan dan 2+% dapat dapat di

    gunakan untuk mendeteksi lesi granulomatosa yang berisi lar)a toGocara

    f. Pengobatan

    (lbenda6ol 1"" mg dengan dengan dosis dua kali perhari selama ?

    hari dapat menyembuhkan penderita )lm. +eaksi alergi dapat diatasi dengan

    !3

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    24/59

    pemberian kortikosteroid. Pada penderita 0J2 dilakukan operasi )itrektomi,

    pengobatan dengan anthelmintik dan kortikosteroid

    g. Pengendalian

    Pengendalian infeksi dilakukan dengan mencegah pembuangan tinja

    anjing atau kucing peliharaan secara sembarangan terutama di tempat

    bermain anak-anak, dan kebun sayuran. *ewan yang terinfeksi diobati

    dengan mebenda6ol atau i)ermectin. (nak anjing atau kucing secara rutin di

    obati mulai usia !-3 minggu, setiap dua minggu hingga berusia & tahun.

    (njing atau kucing dewasa di obati setiap bulan.

    Pada manusia, pencegahan dilakukan dengan pengawasan terhadap

    anak yang mempunyai kebiasaan makan tanah, peningkatan kebersihan

    pribadi seperti mencuci tangan sebelum makan, tidak makan daging yang

    kurang matang dan membersihkan dengan seksama sayur lalapan.

    $. %a#ing Tamang

    a. Benis cacing ambang

    (da beberapa jenis cacing tambang yang penting, diantaranya4

    & Necator (mericanus - 2anusia

    ! (ncylostoma duodenale - 2anusia

    3 (ncylostoma bra6iliense - 'ucing, anjing

    1 (ncylostoma ceylanicum - 'ucing, anjing

    ? (ncylostoma caninum - 'ucing, anjing

    Necator (mericanus

    !1

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    25/59

    'edua parasit ini diberi nama Mcacing tambangC karena pada 6aman dahulu

    cacing ini di temukan di 9ropa pada pekerja pertambangan yang belum

    mempunyai fasilitas sanitasi yang memadai.

    b. *ospes an Nama Penyakit

    *ospes parasit ini adalah manusia,cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan

    ankilostomiasis

    c. istribusi Aeografik

    Penyebaran cacing di seluruh daerah khatulistiwa dan di tempat lain dengan

    keadaan sesuai, misalnya di daerah pertambangan dan perkebunan.

    d. 2orfologi an aur *idup

    8acing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut yang besar

    melekat pada mukosa dinding usus. 8acing betina N. (mericanus tiap hari

    mengeluarkan ?"""-&".""" butir, sedangkan (.uodenale kira-kira &"."""-

    !?.""" butir. 8acing betina berukuran panjang kurang lebih & cm, cacing

    jantan kurang lebih ",@ cm.

    $entuk badan N. (mericanus biasanya menyerupai hurus MSC,

    sedangkan (. uodenale menyerupai huruf M8C. +ongga mulut ke dua jenis

    cacing ini besar. N. (mericanus mempunyai benda kitin, sedangkan

    (.duodenale ada ! pasang gigi.

    8acing jantan mempunyai bursa kopulatriks. elur di keluarkan

    dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu &-&,? hari keluarlah lar)a

    rabditiform. alam waktu 3 hari lar)a rabditiform tumbuh menjadi lar)a

    filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama ;-@ minggu

    !?

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    26/59

    ditanah. elur cacing tambang yang besar " G 1" mikron, berbentuk bujur

    dan mempunyai dinding tipis. i dalamnya terdapat beberapa sel. Jar)a

    rabditiform panjangnya !?" mikron sedangkan lar)a filariform panjangnya

    "" mikron.

    %nfeksi terjadi bila lar)a filariform menembus kulit. %nfeksi

    (.uodenale juga dapat terjadi dengan menelan lar)a filariform.

    e. Patologi an Aejala 'linis

    & Stadium lar)a

    $ila banyak lar)a filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi

    perubahan kulit yang disebutground itch. Perubahan pada paru biasanya

    ringan. %nfeksi lar)a filariform (.uodenale secara oral menyebabkan

    penyakit wakan dengan gejala mual, muntah, iritasi faring, batuk, sakit

    leher, dan serak.

    ! Stadium dewasa

    Aejala tergantung pada a spesies dan jumlah cacing bkeadaan gi6i

    penderita fe dan protein. iap cacing N.(mericanus menyebabkan

    kehilangan darah sebanyak ",""?-",& cc sehari, sedangkan (.uodenale

    ","@-",31cc. Pada infeksi kronik atau infeksi berat terjadi anemia

    hipokrom mikrositer. i samping itu juga terdapat eosinofilia. 8acing

    tambang biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan

    berkurang dan prestasi kerja turun.

    !

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    27/59

    f. iagnosis

    iagnosis di tegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar .alam

    tinja yang lama mungkin di temukan lar)a. Untuk membedakan spesies

    N.(mericanus dan (.uodenale dapat dilakukan biakan misalnya dengan

    cara *arada 2ori

    g. Pengobatan

    Pirantel pamoat &"mg5kg$$ memberikan hasil cukup baik, bilamana

    digunakan beberapa hari berturut-turut.

    h. 9pidemiologi

    %nsidens tinggi ditemukan pada penduduk di %ndonesia, terutama didaerah

    pedesaan khususnya di perkebunan. Seringkali pekerja perkebunan yang

    langsung berhubungan dengan tanah mendapat iinfeksi lebih dari ;">.

    'ebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun di

    berbagai daerah tertentu penting dalam penyebaran infeksi. anah yang baik

    untuk pertumbuhan lar)a ialah tanah gembur pasir, humus dengan suhu

    suhu optimum untuk N.(mericanus !@-3!8, sedangkan untuk (.uodenale

    lebih rendah !3-!? 8. Pada umumnya (.uodenale lebih kuat. Untuk

    menghindari infeksi, antara lain dengan memakai sandal atau sepatu.

    4. Ancylostoma Braziliense dan Ancylostoma Caninum

    a. *ospes dan nama penyakit

    'ucing dan anjing merupakan hospes definitif. 8acing ini menyebabkan

    creeping eruptionpada manusia.

    !;

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    28/59

    b. istribusi Aeografik

    'edua parasit ini di temukan di daerah tropik dan subtropikH juga ditemukan

    di %ndonesia. Pemeriksaan di Bakarta menunjukan bahwa pada sejumlah

    kucing ditemukan ;!> (.$ra6iliense, sedangkan pada sejumlah anjing

    terdapat &@> (.$ra6iliense dan @> (.8aninum

    c. 2orfologi

    (.$ra6iliense mempunyai dua pasang gigi yang tidak sama besarnya.

    Panjang cacing jantan 1,;-,3mm dan cacing betina ,&-@,1mm (.8aninum

    mempunyai tiga pasang gigi, panjang cacing jantan &"mm dan cacing betina

    &1mm.

    d. Patologi an Aejala 'linis

    Pada manusia, lar)a tidak menjadi dewasa dan menyebabkan kelainan kulit

    yang disebut creeping eruption% creeping disease atau cutaneous lar$a

    migrans.

    Creeping eruptionadalah dermatitis dengan gambaran khas berupa kelainan

    intrakutan serpiginosa, yang antara lain di sebabkanAncylistoma brailiense

    dan Ancylostoma Caninum. Pada tempat lar)a filariform menembus kulit

    terjadi papel keras, merah dan gatal. alam beberapa hari terbentuk

    terowongan intrakutan sempit, yang tampak sebagai garis merah, sedikit

    menimbul, gatal sekali dan bertambah panjang sesuai gerakan lar)a di dalam

    kulit. Sepanjang garis yang berkelok-kelok terdapat )esikel kecil yang dapat

    terjadi infeksi sekunder karena kulit digaruk.

    !@

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    29/59

    i Bakarta pernah di pelajari 1 kasus creeping eruption yang terdiri atas

    dewasa dan anak. 'elainan kulit terutama ditemukan pada kaki penderita dan

    juga pada lengan bawah, punggung dan bokong.

    e. iagnosis

    iagnosis creeping eruption di tegakan dengan gambaran klinis yang khas

    pada kulit dan biopsi.

    f. Pengobatan

    Pengobatan dilakukan dengan semprotan cloretil dan albenda6ol 1""mg

    selama 3 hari berturut-turut. Pada anak di bawah ! tahun albenda6ol

    diberikan dalam bentuk salep !>.

    g. Ancylostoma ceylanicum

    8acing tambang anjing dan kucing ini dapat menjadi dewasa pada manusia.

    i rongga mulut terdapat dua pasang gigi yang tidak sama besarnya.

    iantara &"" anjing, 3;> mengandung (.8eylanicum. 8acing ini juga

    ditemukan pada ?" ekor kucing sebanyak !1>. 'elompok anjing dan kucing

    ini berasal dari Bakarta dan sekitarnya.

    5. Trichuris Trichiura (Cacing Cambuk

    a. *ospea dan Nama Penyakit

    2anusia merupakan hospes cacing ini.Penyakit yang disebabkannya disebut

    trikuriasis.

    b. istribusi Aeografik

    8acing ini bersifat kosmopolit,terutama di temukan di daerah panas dan

    lembab, seperti indonesia.

    !#

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    30/59

    c. 2orfologi an aur *idup

    Panjang cacing betina kira-kira ? cm,sedangkan cacing jantan kira-kira 1 cm.

    $agian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 35? dari

    panjang seluruh tubuh.bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing

    betina bentuknya membulat tumpul. Pada cacing jantan melingkar dan

    terdapat satu spikulum.

    8acing dewasa hidup di kolon asendendan sekum dengan bagian anteriornya

    seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus. Seekor cacing betina di

    perkirakan menghasilkan telur setiap hari 3"""-!".""" butir. elur berbentuk

    seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub.

    'ulit telur bagian luar berwarna ke kuning-kuningan dan bagian dalamnya

    jernih. elur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. elur

    tersebut menjadi matang dalam waktu 3- minggu dalam lingkungannya

    yang sesuai yaitu pada tanah yang lembab dan teduh. elur matang ialah

    telur yang berisi lar)a dan merupakan bentuk infektif.

    8ara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang.

    Jar)a keluar melalui dinding telur dan masuk, kedalam usus halus. Sesudah

    menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah

    kolon, terutama sekum. Badi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. 2asa

    pertumbuhan mulai dari telur tertelan sampai cacing dewasa betina bertelur

    3"-#" hari.

    3"

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    31/59

    d. Patologi an Aejala 'linis

    8acing trichuris pada manusia terutama hidup di sekum,akan tetapi dapat

    juga ditemukan di kolon asendens. Pada infeksi berat, terutama pada anak,

    cacing tersebar diseluruh diseluruh kolon dan rektum. 'adang-kadang

    terlihat di mukosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya

    penderita pada waktu defekasi.

    8acing ini memasukan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi

    trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. i tempat

    perlekatannya dapat dapat terjadi perdarahan. isamping itu cacing ini juga

    mengisap darah hospesnya ,sehingga dapat menyebabkan anemia. Penderita

    terutama anak-anak dengan infeksi trichuris yang berat dan menahun,

    menunjukan gejala diare yang disering di selingi sindrom disentri, anemia,

    berat badan turun dan kadang-kadang disertai prolapsus rektum.

    Pada tahun , $agian parasitologi 7'U% telah melaporkan &" anak

    dengan trikuriasis berat, semuanya menderita diare !-3 tahun. %nfeksi berat

    richuris trichiura sering disertai dengan iafeksi cacing lainnya.atau

    proto6oa. %nfeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang jelas

    atau sama sekali tanpa gejala. Parasit ini sering ditemukan pada pemerksaan

    tinja secara rutin.

    e. ignosis

    iagnosis di buat dengan menemukan telur di dalam tinja.

    f. Pengobatan

    & (lbenda6ol 1""mg dosis tunggal

    3&

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    32/59

    ! 2ebenda6ol &""mg dua kali sehari selama tiga hari berturut-turut

    g. 9pidemiologi

    7aktor penting untuk penyebaran penyakit adalah kontaminasi tanah dengan

    tinja, telur tumbuh di tanah liat, lembab dan teduh dengan susu optimum

    3""8

    h. Pemakaian tinja sebagai pupuk kebun merupakan sumber infeksi. 7rekuensi

    di %ndonesia tinggi, di beberapa daerah di pedesaan di %ndonesia

    frekwensinya berkisar 3"-#">. idaerah yang sangat endemik infeksi dapat

    dicegah dengan pengobatan penderita trikuriasis, pembuatan jamban yang

    baik, pendidikan tentang sanitasi dan kebersihan perorangan terutama anak-

    anak. 2encuci tangan sebelum makan, dan mencuci sayuran yang dimakan

    mentah adalah penting apalagi di negeri yang memakai tinja sebagai pupuk.

    !. "rongyloides "tercoralis

    a. *ospes an Nama Penyakit

    2anusia merupakan hospes utama cacing ini. Parasit ini dapat menyebabkan

    strongiloidiasis.

    b. istribusi Aeografik

    Nematoda ini terutama terdapat pada daerah tropik dan subtropik sedangkan

    didaerah yang beriklim dingin jarang di temukan.

    c. 2orfologi an aur *idup

    *anya cacing dewasa betina hidup sebagai parasit di )ilus duodenum dan

    yeyunum. 8acing betina berbentuk filiform, halus, tidak berwarna dan

    panjangnya ! mm.

    3!

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    33/59

    8ara berkembang biaknya diduga secara patogenesis. elur bentuk parasitik

    diletakan di mukosa usus, kemudian telur itu menetas menjadi lar)a

    rabditiform yang masuk ke rongga usus serta dikeluarkan bersama tinja.

    Parasit ini mempunyai tiga macam daur hidup4

    & Siklus Jangsung

    Sesudah !-3 hari di tanah,lar)a rabditiform yang berukuran O !!? G &

    mikron,berubah menjadi lar)a filariform berbentuk langsing dan

    merupakan bentuk infektif, panjangnya ;"" mikron. $ila lar)a

    filariform menembus kulit manusia, lar)a tumbuh, masuk ke dalam

    peredaran darah )ena, kemudian melaluijantung kanan sampai ke paru.

    ari paru parasit yang mulai menjadi dewasa menembus al)eolus, masuk

    ke trakea dan laring. Sesudah sampai di laring terjadi reflek batuk,

    sehingga parasit tertelan, kemudian sampai di usus halus bagian atas dan

    menjadi dewasa. 8acing betina yang dapat bertelur di temukan !@ hari

    sesudah infeksi.

    ! Siklus idak Jangsung

    Pada siklus tidak langsung, lar)a rabditiform di tanah berubah menjadi

    cacing jantan dan cacing betina bentuk bebas.bentuk bebas lebih gemuk

    dari bentuk parasitik. 8acing betina berukuran &mm G ","mm, yang

    jantan berukuran ",;?mm G ","1mm, mempunyai ekor melengkung

    dengan dua buah spikulum. Sesudah pembuahan, cacing betina

    menghasilkan telur yang menetas menjadi lar)a rabditiform. Jar)a

    rabditiform dalam waktu beberapa hari dapat menjadi lar)a filariform

    33

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    34/59

    yang infektif dan masuk ke dalam hospes baru, atau lar)a rabditiform

    tersebut mengulangi fase hidup bebas. Siklus tidak langsung ini terjadi

    bilamana keadaan lingkungan sekitarnya optimum yaitu sesuai dengan

    keadaan yang dibutuhkan untuk kehidupan bebas parasit ini, misalnya di

    negri tropik dengan iklim bebas. Siklus langsung sering terjadi di negri

    yang lebih dingin dengan keadaan yang kurang menguntungkan untuk

    parasit tersebut.

    3 (utoinfeksi

    Jar)a rabditiform kadang-kadang menjadi lar)a filariform di usus atau di

    daerah sekitar anus perianal.$ila lar)a filariform menembus mukosa

    usus atau kulit perianal,maka terjadi daur perkembangan di dalam

    hospes.(utoinfeksi dapat menyebabkan strongiloidiasis menahun pada

    penderita yang hidup di daerah non endemik.

    d. Patologi an Aejala 'linis

    $ila lar)a filariform dalam jumlah besar menembus kulit,timbul kelainan

    kulit yang dinamakan creeping eruption yang sering disertai rasa gatal yang

    hebat. 8acing dewasamenyebabkan kelainan pada mukosa usus halus.

    %nfeksi ringan strongiloides pada umumnya terjadi tanpa di ketahui karena

    tidak menimbulkan gejala. %nfeksi sedang dapat menyebabkan rasa sakit

    seperti tertusuk-tusuk di daerah epigastrium tengah dan tidak menjalar.

    2ungkin ada mual dan muntah, diare dan konstipasi saling bergantian. Pada

    strongiloidiasis dapat terjadi autoinfeksi dan hiperinfeksi. Pada hiperinfeksi

    cacing dewasa yang hidup sebagai parasit dapat ditemukan di seluruh traktus

    31

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    35/59

    digesti)us dan lar)anya dapat di temukan di berbagai alat dalam paru, hati,

    kandung empedu.

    Pada pemeriksaan darah mungkin di temukan eosinofilia atau

    hipereosinifilia, meskipun pada banyak kasus jumlah sel eosinofil normal.

    e. iagnosis

    iagnosis kliniss tidak pasti karena strongiloidiasis tidak memberikan gejala

    klinis yang nyata.iagnosis pasti ialah dengan menemukan lar)a rabditiform

    dalam tinja segar,dalam biakan atau dalam aspirasi duodenum.$iakan selama

    sekurang-kurangnya ! G !1 jam menghasilkan lar)a filariform dan cacing

    dewasa Strongiloides stercoralis yang hidup bebas.

    f. Pengobatan

    (lbenda6ol 1""mg satu5dua kali sehari selama tiga hari merupakan obat

    pilihan. 2ebenda6ol &""mg tiga kali sehari selama !atau 1 minggu dapat

    memberikan hasil yang baik. 2engobati orang yang mengandung penyakit

    meskipun kadang-kadang tanpa gejala, adalah penting mengingat dapat

    terjadi autoinfeksi. Perhatian khusus di tujukan kepada pembersihan sekitar

    daerah anus dan mencegah konstipasi.

    g. Prognosis

    %nfeksi berat strongiloidiasis dapat menyebabkan kematian.

    h. 9pidemiologi

    aerah yang panas,kelembaban tinggi dan sanitasi yang kurang,sangat

    menguntungkan cacing strongyloides sehingga terjadi daur hidup yang tidak

    langsung.

    3?

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    36/59

    anah yang baik untuk Pertumbuhan lar)a ialah tanah gembur, berpasir dan

    humus. 7rekwensi di Bakarta pada tahun ? sekitar &"-&?>, sekarang

    jarang ditemukan.Pencegahan strongiloidiasis terutama tergantung pada

    sanitasi pembuangan tinja dan melindungi kulit dari tanah yang

    terkontaminasi, misalnya dengan memakai alas kaki.

    Penerangan pada masyarakat mengenai cara penularan dan cara pembuatan

    serta pemakaian jamban juga penting untuk pencegahan strongiloidiasis.

    Siklus masuknya penyakit kecacingan pada tubuh manusia melaui dua

    cara yaitu Pertama4 telur yang infektif masuk melalui mulut, tertelan

    kemudian masuk usus besar, beberapa lama hari kemudian menetas jadi

    3

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    37/59

    lar)a lalu menjadi dewasa dan berkembang biak. 'edua4 telur menetas

    ditanah lalu menjadi lar)a infektif kemudian masuk melalui kulit kaki

    atau tangan menerobos masuk ke pembuluh darah terus ke jantung

    berpindah paru-paru, lalu terjerat di tenggorakan masuk

    kerongkongan lalu usus halus kemudian menjadi dewasa dan

    berkembang biak.

    %. Epi&emiologi Soil Transmitte& Helmintes

    ampak infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada masyarakat perlu

    dipelajari untuk dapat menentukan cara pencegahan. Penyebaran infeksi askaris dan

    trichuris mempunyai piola yang hampir samaH demikian juga epidemiologi cacing

    tambang dan strongiloidiasis.

    &. (. Jumbricoides dan . richiura

    $eberapa sur)ei di indonesia menunjukan bahwa seringkali pre)alensi

    askaris yang tinggi disertai pre)alensi richuris yang tinggi pula. Pre)alensi

    askaris yang lebih tinggi dari ;"> ditemukan antara lain di beberapa desa di

    Sumatra ;@>, 'alimantan ;#>, Sulawesi @@>, Nusa enggara $arat

    #!> dan Bawa $arat #">. i desa tersebut pre)alensi trichuris juga tinggi

    yaitu untuk masing-masing daerah @3>, @3>, @3>, @1> dan #&>. i daerah

    kumuh di Bakarta infeksi (scaris dan richuris sudah ditemukan pada bayi

    berumur kurang dari satu tahun. Pada umur satu tahun (.Jumbricoides dapat di

    temukan @"-&""> diantara kelompok anak iniH untuk .richiura angkanya lebih

    rendah sedikit yaitu ;">. Usia anak yang termuda terdapat infeksi ascaris adalah

    & minggu, sedangkan untuk richuris adalah 1& minggu. %ni terjadi di

    3;

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    38/59

    lingkungan anak yang berdefekasi di saluran air terbuka dan dihalaman sekitar

    rumah. 'ebiasaan defekasi sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, bermain-

    main ditanah sekitar rumah, akan menyebabkan anak terus-menerus mendapat

    reinfeksi. engan demikian golongan rawan infeksi kedua spesies cacing ini

    adalah balita.

    i daerah endemi dengan insiden (scaris dan richuris tinggi, terjadi

    penularan secara terus-menerus. ranmisi dipengaruhi oleh berbagai hal yang

    menguntungkan parasit, seperti keadaan tanah dan iklim yang sesuai. 'edua

    spesies cacing ini memerlukan tanah untuk berkembang. elur (.Jumbricoides

    yang telah di buahi dan jatuh di tanah yang sesuai, menjadi matang dalam waktu

    3 minggu pada suhu optimum !?-3""8. elur .trichiura akan matang dalam

    waktu 3- minggu pada suhu optimum 3""8. elur matang kedua spesies ini

    tidak menetas dalam tanah dan dapat bertahan hidup beberapa tahun, khususnya

    telur (.Jumbricoides. Selain keadaan tanah dan iklim yang sesuai, keadaan

    endemi juga dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat hidup sampai menjadi

    bentuk infektif dan masuk ke dalam hospes.

    Bumlah telur yang di hasilkan satu ekor cacing betina (.lumbricoides

    !"".""" sehari, .trichiura ?""" sehari dan cacing tambang #"""-&".""" sehari.

    Semakin banyak telur ditemukan di sumber kontaminasi tanah, debu, sayuran,

    dan lain-lain semakin tinggi derajat endemis di suatu daerah dengan infeksi

    yang semakin berat. Pada umumnya tidak ada perbedaan pre)alensi infeksi

    (scaris dan richuris antara laki-laki dan perempuan.

    3@

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    39/59

    !. 8acing tambang an S.stercoralis

    Pada umumnya pre)alensi cacing tambang berkisar 3"-?"> diberbagai

    daerah di %ndonesia. Pre)alensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah

    perkebunan seperti di perkebunan karet di Sukabumi Bawa $arat #3,&> dan di

    perkebunan kopi di Bawa imur @",#>. Pre)alensi infeksi cacing tambang

    cenderung meningkat dengan meningkatnya umur. ingginya pre)alensi juga

    dipengaruhi oleh sifat pekerjaan karyawan atau penduduk. Sebagai contoh dapat

    dikemukakan sebagai berikut4 kelompok karyawan yang mengolah tanah

    diperkebunan teh atau karet, akan terus-menerus terpapar kontaminasi.

    'edua janis cacing ini memerlukan tanah pasir yang gembur, tercampur

    humus dan terlindung dari sinar matahari langsung. elur cacing tambang

    menetas menjadi lar)a rabditiform dalam waktu !1-3 jam untuk kemudian pada

    hari ke ?-@ menjadi bentuk filariform yang infektif. Suhu optimum bagi

    N.(mericanus lebih banyak di temukan di indonesia daripada (.duodenale.

    Jar)a filariform cacing tambang dapat bertahan ;-@ minggu di tanah dan

    terus menembus kulit manusia untuk meneruskan lingkaran hidupnya. Jar)a

    S.stercoralis berkembang lebih cepat daripada lar)a cacing tambangH dalam

    waktu 31-1@ jam terbentuk lar)a filariform yang infektif. Jar)a ini mempunyai

    kelangsungan hidup yang pendek di tanah yaitu &-! minggu, akan tetapi cacing

    ini mempunyai satu siklus bentuk bebas di tanah yang terus menerus

    menghasilkan bentuk infektif sehingga perkembangan bentuk bebas ditanah

    dapat mencapai endemisitas tinggi. Jar)a ketiga spesies ini memerlukan oksigen

    3#

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    40/59

    untuk pertumbuhannya, oleh karena itu olahan tanah dalam bentuk apapun

    dilahan pertanian dan perkebunan akan menguntungkan pertumbuhan lar)a.

    D. Pen#ega'an &an Pemerantasan

    &. 2emutuskan daur hidup dengan cara4

    a. efekasi dijamban

    b. 2enjaga kebersihan, cukup air bersih di jamban, untuk mandi dan cuci

    tangan secara teratur.

    c. 2emberi pengobatan masal dengan obat antemintik yang efektif, terutama

    kepada golongan rawan.

    !. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dengan

    cara menghindari infeksi cacing.

    Pengalaman membuktikan, bahwa ketentuan yang tertera diatas sangat sulit

    diterapkan di suatu masayarakat yang sedang berkembang. Pengertian sanitasi

    lingkungan yang baik sulit dikembangkan dalam masyarakat yang mempunyai

    keadaan sosioekonomi rendah, dengan keadaan seperti berikut4

    &. +umah berhimpitan di daerah kumuh slum area di kota besar yang mempunyai

    sanitasi lingkungan buruk,khususnya tempat anak balita tumbuh.

    !. i daerah pedesaan anak berdefekasi dekat rumah dan orang dewasa di pinggir

    kali, ladang dan perkebunan tempat bekerja.

    3. Penggunaan tinja yang mengandung telur cacing untuk pupuk di kebun sayuran.

    1. 2engolah tanah pertanian5perkebunan dan pertambangan dengan tangan dan

    kaki telanjang, tidak terlindung.

    1"

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    41/59

    Pengobatan massal meskipun ada obat yang ampuh, sulit dilaksanakan karena harus

    dilakukan 3-1 kali setahun dan harga obat tidak terjangkau. 2aka penyuluhan bagi

    masyarakat menjadi penting sekali dan dititikberatkan pada perubahan kebiasaan

    dan mengembangkan sanitasi lingkungan yang baik. engan demikian keadaan

    endemi dapat di kurangi sampai angka kesakitan morbiditas yang tinggi dapat di

    turunkan.

    E. (aktir)*aktor yang Ber'!!ngan &engan pen!laran Penyakit Ke#a#ingan

    Aambar !. aur hidupNecator americanus danAncylostoma duodenale 2enteri

    'esehatan, !"".

    1&

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    42/59

    1. %ara Uns!r Penyea +agent, meninggalkan reser-oir

    Penularan kecacingan secara umum melalui dua cara

    a. (nak buang air besar sembarangan = inja yang mengandungi telur cacing

    mencemari tanah = elur menempel di tangan atau kuku ketika mereka

    sedang bermain= 'etika makan atau minum, telur cacing masuk ke dalam

    mulut = tertelan = kemudian orang akan cacingan dan seterusnya terjadilah

    infestasi cacing.

    b. (nak buang air besar sembarangan = tinja yang mengandung telur cacing

    mencemari tanah = dikerumuni lalat = lalat hinggap di makanan atau

    minuman = makanan atau minuman yang mengandungi telur cacing masuk

    melalui mulut = tertelan = dan selanjutnya orang akan cacingan = infestasi

    cacingpun terjadi.

    Peranan tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar. i samping dapat

    langsung mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran, air, tanah, serangga

    lalat, kecoa, dan sebagainya, dan bagian-bagian tubuh dapat terkontaminasi

    oleh tinja tersebut. $enda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari

    seseorang yang sudah menderita suatu penyakit tertentu merupakan penyebab

    penyakit bagi orang lain.

    'urangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya

    pertambahan penduduk, akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang

    ditularkan lewat tinja. Penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara

    lain4 tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing cacing gelang, cacing

    1!

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    43/59

    kremi, cacing tambang, cacing pita, schistosomiasis, dan sebagainya

    Notoadmodjo, !"";.

    ". %ara Pen!laran !nt!k en#apai Pe/am! Potensial

    a. 'epemilikan jamban

    $ertambahnya penduduk yang tidak seimbang dengan area

    pemukiman timbul masalah yang disebabkan pembuangan kotoran manusia

    yang meningkat. Penyebaran penyakit yang bersumber pada kotoran manusia

    "aeces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.

    Bamban adalah bangunan untuk tempat buang air besar dan buang air

    kecil. $uang air besar dan buang air kecil harus di dalam jamban, jangan di

    sungai atau di sembarang tempat karena dapat menimbulkan penyakit.

    Syarat-syarat jamban sehat adalah sebagai berikut4 jamban harus mempunyai

    dinding dan pintu agar orang yang berada didalam tidak terlihat, jamban

    sebaiknya mempunyai atap untuk perlindungan terhadap hujan dan panas,

    cahaya dapat masuk ke dalam jamban karena cahaya matahari berguna untuk

    mematikan kuman, lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air seperti

    semen atau papan yang disusun rapat. *al ini perlu agar air kotor tidak

    meresap ke dalam tanah dan lantai mudah dibersihkan, jamban harus

    mempunyai )entilasi yang cukup untuk pertukaran udara agar udara di dalam

    jamban tetap segar, lubang penampungan kotoran letaknya antara &" sampai

    &? meter dari sumber air bersih agar sumber air tidak tercemar, didalam

    jamban harus tersedia air bersih dan sabun untuk membersihkan diri, untuk

    jamban model cemplung lubang jamban harus mempunyai tutup yang rapat

    13

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    44/59

    agar lalat, kecoa, dan serangga lain tidak dapat keluar masuk tempat

    penampungan kotoran, lubang saluran saluran air kotor pada lantai letaknya

    lebih rendah daripada lubang jamban, jamban sebaiknya tidak dibuat di

    tempat yang digenangi air. Untuk daerah rawa atau daerah yang sering banjir

    letak lantai jamban dibuat lebih tinggi daripada permukaan air yang tertinggi

    pada waktu banjir, jamban sebaiknya diberi lampu untuk penerangan, lubang

    penampungan kotoran harus mempunyai pipa saluran udara yang cukup

    tinggi agar gas yang timbul dapat disalurkan ke luar.

    2odel dan bentuk jamban yang memenuhi syarat kesehatan antara

    lain 4

    & Bamban model angsa dapat dibangun di dalam rumah secara tersendiri

    atau digabung dengan kamar mandi. 2odel ini disebut model leher angsa

    karena saluran kotorannya bengkok seperti leher angsa. $ila disiram

    dengan air, kotoran akan terdorong ke lubang penampungan tetapi masih

    ada sisia air yang tertinggal di dalam saluran yang bengkok tersebut. (ir

    yang tertinggal ini menutup saluran kotoran sehingga bau yang berasal

    dari lubang tidak dapat keluar. (ir ini juga berfungsi mencegah keluar

    masuknya lalat dan serangga lain ke dalam lubang penampungan

    kotoran.

    ! Bamban model cemplung adalah jamban yang paling sederhana. Bamban

    dibangun langsung diatas lubang penampungan kotoran. Jubang

    penampungan kotoran digali sedalam ! sampai 3 meter dengan lingkaran

    tengah kira-kira @" cm Suharto, #;.

    11

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    45/59

    2enurut epkes +.% #? pemeliharaan jamban dengan baik,

    adapun pemeliharaannya adalah4 lantai jamban hendaknya selalu bersih dan

    kering, disekeliling jamban hendaknya selalu bersih dan kering, tidak ada

    sampah berserakan. rumah jamban keadaan baik, lantai selalu bersih tidak

    ada kotoran yang terlihat, lalat dan kecoa tidak ada, tersedia alat pembersih,

    bila ada bagian yang rusak segera diperbaiki atau diganti.

    b. Jantai rumah

    +umah sehat secara sederhana yaitu bangunan rumah harus cukup

    kuat, lantainya mudah dibersihkan. Jantai rumah dapat terbuat dari4 Ubin,

    plesteran, dan tanah yang dipadatkan epartemen 'esehatan +.%, !""".

    Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo !""; syarat-syarat rumah yang

    sehat jenis lantai yang tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah

    pada musim penghujan. Jantai rumah dapat terbuat dari4 ubin atau semen,

    kayu, dan tanah yang disiram kemudian dipadatkan.

    c. 'etersediaan air bersih

    epartemen 'esehatan +.% !""" air sehat adalah air bersih yang

    dapat digunakan untuk kegiatan manusia dan harus terhindar dari kuman-

    kuman penyakit dan bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air

    bersih tersebut, dengan akibat orang yang memanfaatkannya bisa jatuh sakit.

    (kibat air yang tidak sehat dapat menimbulkan4 gangguan kesehatan seperti

    penyakit perut kolera, diare, disentri, keracunan, dan penyakit perut

    lainnya, penyakit cacingan misalnya4 cacing pita, cacing gelang, cacing

    kremi, demam keong, kaki gajah, gangguan teknis seperti4 pipa air

    1?

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    46/59

    tersumbat pipa berkarat, bak air berlumut, gangguan dalam segi kenyamanan

    seperti4 air keruh, air kerbau, air rasa asin atau asam, timbul bercak kecoklat-

    coklatan pada kloset atau /8 dan westafel tempat cuci tangan yang terkena

    air mengandung 6at besi yang berlebih.

    2engetahui tanda air bersih yaitu air bersih secara fisik dapat

    dibedakan melalui indera kita antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium, dan

    diraba yaitu4 air tidak boleh berwarna harus jernih atau bening sampai

    kelihatan dasar tempat air itu dan tidak boleh keruh harus bebas dari pasir,

    debu, lumpur, sampah, busa, dan kotoran lainnya. (ir juga tidak boleh

    berbau harus bebas dari bahan kimia industri maupun bahan kimia rumah

    tangga seperti bau busuk, bau belerang, dan air harus sesuai dengan suhu

    sekitarnya atau lebih rendah, tidak boleh suhunya lebih tinggi.

    $. %ara as!knya ke Pe/am!

    a. 'ebiasaan memakai alas kaki

    'esehatan anak sangat penting karena kesehatan semasa kecil menentukan

    kesehatan pada masa dewasa. (nak yang sehat akan menjadi manusia

    dewasa yang sehat. 2embina kesehatan semasa anak berarti mempersiapkan

    terbentuknya generasi yang sehat akan memperkuat ketahanan bangsa.

    Pembinaan kesehatan anak dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, ayah,

    ibu, saudara, anggota keluarga anak itu serta anak itu sendiri. (nak harus

    menjaga kesehatannya sendiri salah satunya membiasakan memakai

    alas5sandal epartemen 'esehatan +.%, !""". anah yang baik untuk

    pertumbuhan lar)a ialah tanah gembur pasir, humus dengan suhu optimum

    1

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    47/59

    untuk Necator americanus !@-3! derajat celciussedangkan untuk

    Ancylostoma duodenale lebih kuat. Untuk menghindari infeksi, antara lain

    ialah memakai sandal atau sepatu Aandahusada, !""".

    b. 'ebiasaan mencuci tangan

    (nak-anak paling sering terserang penyakit cacingan karena biasanya jari-

    jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut, atau makan nasi tanpa cuci

    tangan, namun demikian sesekali orang dewasa juga perutnya terdapat

    cacing. 8acing yang paling sering ditemui ialah cacing gelang, cacing

    tambang, cacing benang, cacing pita, dan cacing kremi 9.0swari, #&.

    c. 'ebiasaan memotong kuku

    2enurut epartemen 'esehatan +.% !""& usaha pencegahan penyakit

    cacingan antara lain4menjaga kebersihan badan, kebersihan lingkungan

    dengan baik, makanan dan minuman yang baik dan bersih, memakai alas

    kaki, membuang air besar di jamban kakus, memelihara kebersihan diri

    dengan baik seperti memotong kuku dan mencuci tangan sebelum makan.

    'ebersihan perorangan penting untuk pencegahan. 'uku sebaiknya selalu

    dipotong pendek untuk menghindari penularan cacing dari tangan ke mulut

    Aandahusada, !""".

    d. 'ebiasaan mencuci makanan

    'ebiasaan penggunaan"aeces manusia sebagai pupuk tanaman menyebabkan

    semakin luasnya pengotoran tanah, persediaan air rumah tangga dan

    makanan tertentu, misalnya sayuran akan meningkatkan jumlah penderita

    helminthiasis. emikian juga kebiasaan makan masyarakat, menyebakan

    1;

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    48/59

    terjadinya penularan penyakit cacing tertentu. 2isalnya, kebiasaan makan

    secara mentah atau setengah matang, ikan, kerang, daging dan sayuran. $ila

    dalam makanan tersebut terdapat kista atau lar$a cacing, maka siklus hidup

    cacingnya menjadi lengkap, sehingga terjadi infeksi pada manusia %ndan

    9ntjang, !""3.

    (. Kerangka Teori

    $erdasarkan teori-teori yang telah diuraikan diatas, maka dapat disusun kerangka

    teoritis dalam penelitian sebagai berikut4

    Aambar !.&

    'erangka eori

    Sumber4 Noor !"""

    1@

    'ecacingan

    (nemia, $erat

    badan menurun,S2menurun

    8ara Unsur Penyebab agent

    meninggalkan reser)oir

    kebiasaan $($

    8ara Penularan untuk 2encapaiPejamu Potensial4

    &. 'epemilikan Bamban

    !. Jantai +umah

    3. 'etersedian (ir $esih

    8ara 2asuknya ke Pejamu4&. 'ebiasaan 2encuci angan

    !. 'ebiasaan 2emotong 'uku3. Penggunaan (las 'aki

    1. 'ebiasaan 2encuci 2akanan

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    49/59

    BAB III

    KE0ANKA K2NSEP DAN DE(INISI 2PE0ASI2NAL

    A. Kerangka Konsep

    Aambar !.&

    'erangka eori

    B. 3ariael &an De*inisi 2perasional

    &. Kariabel Penelitian

    2enurut 9ffendi, )ariabel adalah konsep yang mempunyai )ariabilitas nilai.

    (rikunto #; mengemukakan bahwa )ariabel penelitian adalah objek

    penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Kariabel pada

    penelitian adalah kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku,

    penggunaan alas kaki, kebiasaan mencuci makanan, kebiasaan $($ dihalaman,

    1#

    'ecacingan

    8ara Unsur Penyebab agent

    meninggalkan reser)oir

    kebiasaan $($

    8ara Penularan untuk 2encapaiPejamu Potensial4

    &. 'epemilikan Bamban

    !. Jantai +umah

    3. 'etersedian (ir $esih

    8ara 2asuknya ke Pejamu4&. 'ebiasaan 2encuci angan

    !. 'ebiasaan 2emotong 'uku3. Penggunaan (las 'aki

    1. 'ebiasaan 2encuci 2akanan

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    50/59

    Sanitasi /8, ketersedianaan air bersih, sebagai )ariabel independent, sedangkan

    kecacingan adalah )ariabel dependen.

    !. efinisi operasional

    efinisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan atau mengamati )ariabel -

    )ariabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen penelitian alat

    ukur. efinisi operasional )ariabel = )ariabel dalam penelitian ini ialah sebagai

    berikut 4

    No 3ariael De*inisi 2perasional %ara Uk!r Alat

    Uk!r

    Hasil Uk!r Skala

    & 'ecacingan erinfeksi penyakitcacing perut denganditemukan telur dan

    lar$a cacing gelang,

    cacing cambuk, dan

    cacing tambang.

    Pemeriksaan Jaboratorium.

    &. Sakit,ditemukan telurdan lar$apada

    inja

    !. idak sakit,

    tidak ditemukantelur maupun

    lar$apada tinja.

    0rdinal

    ! 'ebiasaan

    $($ di

    halaman

    'ebiasaan anak untuk

    $($ di halaman

    Pengisian

    kuesioner

    'uesioner &. idak

    !. :a

    0rdinal

    3 Sanitasijamban

    'eadaan jambankeluarga yang layak

    0bser)asidan

    pengisian

    kuesioner

    'uesioner &. $uruk, jikajumlah skor mean5 median

    !. $aik, jika

    jumlah skor Q

    mean5 median

    0rdinal

    1 Jantai+umah

    Benis lantai yang ada didalam rumah

    0bser)asidan

    pengisian

    kuesioner

    'uesioner &. anah!. Semen5

    keramik5Ubin

    0rdinal

    ? 'etersediaan

    air bersih

    ersedianya air yang

    layak

    0bser)asi

    danpengisiankuesioner

    'uesioner &. idak

    !. :a

    0rdinal

    Penggunaan(las 'aki

    'ebiasaanmenggunakan alas kaki

    saat berakti)itas di

    lantai yang tidak terbuat

    dari semen, ubin ataukeramik

    0bser)asidan

    pengisian

    kuesioner

    'uesioner &. $uruk, jikajumlah skor

    mean5 median

    !. $aik, jika

    jumlah skor Qmean5 median

    0rdinal

    ?"

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    51/59

    No 3ariael De*inisi 2perasional %ara Uk!r Alat

    Uk!r

    Hasil Uk!r Skala

    ; 'ebiasaan

    potong kuku

    2emotong kuku dan

    membersihkan secara

    teratur sehingga tidak

    ada kotoran hitamdisekitar kuku

    walaupun kuku tersebut

    pendek.

    0bser)asi

    dan

    pengisian

    kuesioner

    'uesioner &. idak

    !. :a

    0rdinal

    @ 2encucitangan

    'ebiasaan mencucitangan sebelum makan,

    sesudah $($ atau

    sesudah main tanah

    0bser)asidan

    pengisian

    kuesioner

    'uesioner &. $uruk, jikajumlah skor

    mean5 median

    !. $aik, jika

    jumlah skor Qmean5 median

    0rdinal

    # 'ebiasaan

    2encucimakanan

    'ebiasaan mencuci

    makanan mentah yangakan dimakan seperti

    sayur dan buah

    0bser)asi

    danpengisian

    kuesioner

    'uesioner &. idak, jika

    jumlah skor mean5 median

    !. :a, jika

    jumlah skor Q

    mean5 median

    0rdinal

    %. Hipotesis

    &. (da hubungan kebiasaan $($ di halaman dengan kecacingan murid S

    'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"

    !. (da hubungan sanitasi /8 dengan kecacingan murid S 'ecamatan

    $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&".

    3. (da hubungan lantai rumah dengan kecacingan murid S 'ecamatan

    $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"

    1. (da hubungan sarana air bersih dengan kecacingan murid S 'ecamatan

    $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"

    ?. (da hubungan penggunaan alas kaki dengan kecacingan murid S 'ecamatan

    $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"

    . (da hubungan kebersihan kuku dengan kecacingan murid S 'ecamatan

    $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"

    ?&

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    52/59

    ;. (da hubungan mencuci sayur dan buah dengan kecacingan murid S

    'ecamatan $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"

    @. (da hubungan mencuci tangan dengan kecacingan murid S 'ecamatan

    $lambangan Umpu 'abupaten /ay 'anan ahun !"&"

    ?!

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    53/59

    BAB I3

    ET2DE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

    pendekatan secara cross sectional. Sur$ey cross sectional adalah suatu

    penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor

    risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi dan

    pengumpulan data sekaligus pada suatu saat Point time approach

    (Notoatmodjo, 22!.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di wilayah 'abupaten /ay 'anan khususnya 'ecamatan

    $lambangan Umpu dengan mengambil sampel anak sekolah.

    %. Pop!lasi &an Sampel Penelitian

    1. Pop!lasi

    Populasi adalah "ila#ah generalisasi #ang terdiri atas ob#ek dan

    sub#ek #ang mempun#ai kualitas dan karateristik tertentu #ang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

    kesimpulan ($ugi#ono, 2%&''!. Populasi #ang diteliti dalam

    penelitian ini adalah seluruh sis"a $ekolah asar 'ecamatan

    $lambangan Umpu kelas ? dan #ang berjumlah )% sis"a.

    ". Sampel

    ?3

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    54/59

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (rikunto, !""!.

    n I N

    &Nd !

    'eterangan4

    n 4 $esar sampel

    N 4 besar populasi

    d 4 tingkat penyimpangan yang diinginkan ".&

    Sehingga didapatkan sampel sebanyak4

    n I @1"

    & @1" ".&!

    n I @#,3 dibulatkan menjadi @# anak

    $. Teknik Pengamilan Sampel

    2etode sampling yang digunakan adalah sytematik random sampling dengan

    menggunakan inter)al yaitu inter)al # dimulai dari absensi pertama di S Negeri

    % $lambangan Umpu sampai dengan absensi ke @1" setelah diurutkan dari

    seluruh absensi yang ada di Sekolah asar di 'ecamatan $lambangan Umpu.

    D. S!mer Data

    ata yang diperoleh dalam penelitian ini berupa4

    &. ata primer, berupa penetapan subyek penelitian kasus dan kontrol diperoleh

    dari kegiatan pra sur)ei di lokasi penelitian dengan melakukan pemeriksaan telur

    cacing pada faeces anak sekolah.

    ?1

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    55/59

    !. ata primer, untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh diperoleh melalui

    pemeriksaan laboratorium, obser)asi dan wawancara langsung kepada responden

    dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti sesuai tujuan

    penelitian.

    E. Peng!mp!lan Data

    %nstrumen untuk mengumpulkan data responden ialah dengan menggunakan

    kuesioner. eknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada

    beberapa cara, yaitu4

    &. /awancara

    /awancara menggunakan kuesioner, dilakukan untuk menggali berbagai

    informasi terkait.

    a. Kariabel kebiasaan $($ di halaman terdiri satu pertanyaan, skore & jika

    tidak $($ di halaman dan skore " jika $($ di halaman.

    b. Kariabel sanitasi /8 terdiri dari 3 pertanyaan, skore & jika menjawab poin &

    dan skore " jika menjawab poin !. *asil dikategorikan buruk, jika jumlah

    skor mean5 median dan baik, jika jumlah skor Q mean5 median.

    c. Kariabel lantai rumah terdiri satu pertanyaan, skore & jika lantai rumat

    terbuat dari semen5ubin5keramik dan skore " jika lantai rumah terbuat dari

    tanah.

    d. Kariabel ketersediaan air bersih terdiri dari 3 pertanyaan, skore & jika

    menjawab poin & dan skore " jika menjawab poin !. *asil dikategorikan

    buruk, jika jumlah skor mean5 median dan baik, jika jumlah skor Q mean5

    median.

    ??

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    56/59

    e. Kariabel penggunaan alas kaki terdiri dari 3 pertanyaan, skore & jika

    menjawab poin & dan skore " jika menjawab poin !. *asil dikategorikan

    buruk, jika jumlah skor mean5 median dan baik, jika jumlah skor Q mean5

    median.

    f. Kariabel kebiasaan memotong kuku terdiri dari 3 pertanyaan, skore & jika

    menjawab poin & dan skore " jika menjawab poin !. *asil dikategorikan

    buruk, jika jumlah skor mean5 median dan baik, jika jumlah skor Q mean5

    median.

    g. Kariabel kebiasaan mencuci tangan terdiri dari ; pertanyaan, skore & jika

    menjawab poin & dan skore " jika menjawab poin !. *asil dikategorikan

    buruk, jika jumlah skor mean5 median dan baik, jika jumlah skor Q mean5

    median.

    h. Kariabel kebiasaan mencuci makanan terdiri dari 3 pertanyaan, skore & jika

    menjawab poin & dan skore " jika menjawab poin !. *asil dikategorikan

    buruk, jika jumlah skor mean5 median dan baik, jika jumlah skor Q mean5

    median.

    !. 2etode 0bser)asi

    0bser)asi dilakukan oleh peneliti secara formal dan informal untuk mengamati

    kondisi riil lingkungan fisik dan sosial masyarakat lokasi penelitian, serta

    mengamati perilaku masyarakat yang terkait dengan faktor risiko infeksi

    kecacingan guna mendapatkan informasi tambahan dari hasil wawancara.

    3. 2etode Pemeriksaan Jaboratorium

    ?

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    57/59

    Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui kondisi infeksi cacing

    pada anak sekolah populasi target. 2etode pemeriksaan laboratorium yang

    dipilih dalam penelitian ini adalah metode pemeriksaan telur cacing secara

    pengapungan dengan Na8l jenuh 2etode /ilis, !&.

    a. (lat dan bahan pemeriksaan4

    Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan telur cacing teknik

    pengapungan dengan larutan Na8l jenuh metode /ilis dan pengapungan

    2gS01 metode Su6uki ini di antaranya adalah 4 tabung reaksi ukuran &?" G

    & mm, rak tabung reaksi, gelas piala kimia, batang aplikator, kaca obyek,

    kaca penutup dan mikroskup. Sementara bahan yang diperlukan adalah 4

    aRuadestilata, serbuk Na8l, larutan hipoklorit 3" >, serbuk 2gS01.

    b. Prosedur kerja pemeriksaan 2etode /ilis !& 4

    & isiapkan seluruh alat dan bahan pemeriksaan.

    ! iambil sampel pemeriksaan faeces 5 tanah sebanyak ? gram,

    dimasukkan kedalam tabung reaksi.

    3 ambahkan larutan Na8l jenuh hingga &53 )olume tabung reaksi, lalu

    lakukan pengadukan hingga merata.

    1 $uanglah kotoran besar yang terdapat dalam suspensi sampel tersebut,

    lalu letakkan tabung reaksi pada rak tabung.

    ? ambahkan lagi larutan Na8l jenuh hingga hampir mencapai bibir tabung

    reaksi, lakukan pengadukan kembali.

    ambahkan larutan Na8l hingga penuh permukaan cairan pada bibir

    tabung reaksi mencembung.

    ?;

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    58/59

    ; Jetakkan kaca penutup diatas bibir tabung reaksi, diamkan selama 1?

    menit.

    @ (mbil kaca penutup, lalu letakkan pada kaca obyek sedemikian rupa dan

    lakukan pengamatan secara mikroskopis dengan perbesaran lemah &" G

    lensa obyektif

    c. Prosedur kerja pemeriksaan 2etode Su6uki ; 4

    ! Saring &"" gram sampel tanah dengan saringan kawat

    3 ? gram tanah saringan dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge

    1 ambahkan !" ml larutan hipoklorit, aduk dan diamkan selama & jam.

    ? Pusing pada kecepatan !""" rpm selama ! menit, buang cairan

    supernatan.

    ambahkan air dan pusing kembali ! kali, untuk tiap kali selama ! menit

    dengan kecepatan putar yang sama.

    ; $uang cairan supernatan, tambahkan larutan 2gS01 $B 4 &,!".

    @ (duk dengan aplikator.

    # Putar pada kecepatan !?"" rpm selama ? menit.

    &" ambahkan larutan 2gS01 hati-hati sampai penuh.

    && iamkan beberapa menit.

    &! Secara hati-hati, letakkan kaca penutup sampai kontak dengan

    permukaan larutan 2gS01, kemudian angkat kaca penutup pelanpelan

    dan letakkan pada kaca obyek.

    &3 Jakukan pembacaan dengan mikroskup menggunakan perbesaran lemah

    dan sedang.

    ?@

  • 7/26/2019 BAB 1 new.doc

    59/59

    d. %nterpretasi hasil4

    %nterpretasi hasil merupakan data kualitatif yang dinyatakan dengan4

    Positif 4 apabila ditemukan telur atau lar)a cacing.

    Negatif 4 apabila tidak ditemukan telur atau lar)a cacing.

    (. Analisis Data

    ata yang terkumpul dilakukan pemeriksaan5)alidasi data, pengkodean, rekapitulasi

    dan tabulasi, kemudian dilakukan analisis statistik dengan menggunakan SPSS )ersi

    &?." (dapun rancangan analisis statistik yang akan digunakan adalah analisis

    bi)ariat, digunakan untuk mengetahui besar risiko &dds #atio ) 0+ )ariabel bebas

    dengan terikat secara sendiri-sendiri dengan menggunakan uji chi S*uare sehingga

    diperoleh nilai !, #? > 8% dan 0+. *asil interpretasi nilai 0+ adalah4

    a. Bika 0+ lebih dari & dan batas bawah #?> 8% tidak mencapai nilai &,

    menunjukkan bahwa )ariabel yang diteliti bukan faktor risiko.

    b. Bika 0+ lebih dari & dan batas bawah #?> 8% melewati nilai &, maka

    )ariabel yang diteliti merupakan faktor risiko.

    c. Bika 0+ kurang dari & dan #?> 8% tidak mencapai nilai &, menunjukkan

    bahwa )ariabel yang diteliti merupakan faktor protektif.

    ?#