Top Banner
ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN THE ASSOCIATION OF GASTROPODS IN SEAGRASS VEGETATION OF TELUK BAKAU VILLAGE, BINTAN REGENCY Jihan Cahyu Saputri 1 , Dr. Febrianti Lestari,S.Si., M.Si, 2 Tri Apriadi, S.Pi., M.Si. 2 Mahasiswa 1 , Dosen Pembimbing 2 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi gastropoda pada vegetasi lamun yang meliputi jenis, sebaran, komposisi, keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi gastropoda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 di perairan Desa Teluk Bakau. Sebenayak 30 titik sampling ditentukan menggunakan metode random (acak). Parameter yang di ukur adalah jenis gastropoda, jenis lamun, peresentase tutupan lamun, serta parameter lingkungan perairan yang meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas dan substrat. Hasil penelitian ditemukan 6 jenis lamun dan 11 jenis gastropoda. Tingkat asosiasi antar spesies gastropoda sebanyak 8 spesies memiliki asosiasi positif diantaranya adalah Strombus urceus, Otopleura auriscati, Cantharus fomosus, Cerithium nesioticum, Pyrene scripta, Cerithium nodulosum dan Nassarius livescens. Sedangkan 3 spesies lain nya memiliki tingkat asosiasi negatif yaitu jenis Rhinosclavis aspera, Pyrene epamella, dan Pugilina cochlidium. Analisis uji regresi antara kelimpahan lamun dan gastropoda diperoleh nilai r sebesar 0,29 yang artinya mempunyai nilai positif namun tidak signifikan. Kata Kunci: Asosiasi, Gastropoda, Lamun, Desa Teluk Bakau Abstract The objective of this study was to determine the gastropods association on seagrass vegetation included of distribution, composition, diversity, similarity, and gastropods dominance. This study was conducted in August 2016 in Teluk Bakau village. There were 30 random sampling plots. The parameter in this study were: gastropods spesies, sea grass species and abundance, water quality parameters: temperature, pH, dissolved oxygen, salinity, and substrate. The result of this study were found 6 types of seagrass and 11 species gastropods. There were 8 species have
12

ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

Mar 15, 2019

Download

Documents

buiquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA

TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN

THE ASSOCIATION OF GASTROPODS IN SEAGRASS VEGETATION OF

TELUK BAKAU VILLAGE, BINTAN REGENCY

Jihan Cahyu Saputri1, Dr. Febrianti Lestari,S.Si., M.Si,

2 Tri Apriadi, S.Pi., M.Si.

2

Mahasiswa1, Dosen Pembimbing

2

Jurusan Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

e-mail : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi gastropoda pada vegetasi

lamun yang meliputi jenis, sebaran, komposisi, keanekaragaman, keseragaman, dan

dominansi gastropoda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 di perairan

Desa Teluk Bakau. Sebenayak 30 titik sampling ditentukan menggunakan metode

random (acak). Parameter yang di ukur adalah jenis gastropoda, jenis lamun,

peresentase tutupan lamun, serta parameter lingkungan perairan yang meliputi suhu,

pH, oksigen terlarut, salinitas dan substrat. Hasil penelitian ditemukan 6 jenis lamun

dan 11 jenis gastropoda. Tingkat asosiasi antar spesies gastropoda sebanyak 8 spesies

memiliki asosiasi positif diantaranya adalah Strombus urceus, Otopleura auriscati,

Cantharus fomosus, Cerithium nesioticum, Pyrene scripta, Cerithium nodulosum dan

Nassarius livescens. Sedangkan 3 spesies lain nya memiliki tingkat asosiasi negatif

yaitu jenis Rhinosclavis aspera, Pyrene epamella, dan Pugilina cochlidium. Analisis

uji regresi antara kelimpahan lamun dan gastropoda diperoleh nilai r sebesar 0,29

yang artinya mempunyai nilai positif namun tidak signifikan.

Kata Kunci: Asosiasi, Gastropoda, Lamun, Desa Teluk Bakau

Abstract

The objective of this study was to determine the gastropods association on

seagrass vegetation included of distribution, composition, diversity, similarity, and

gastropods dominance. This study was conducted in August 2016 in Teluk Bakau

village. There were 30 random sampling plots. The parameter in this study were:

gastropods spesies, sea grass species and abundance, water quality parameters:

temperature, pH, dissolved oxygen, salinity, and substrate. The result of this study

were found 6 types of seagrass and 11 species gastropods. There were 8 species have

Page 2: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

positive association: Strombus urceus, Otopleura auriscati, Cantharus fomosus,

Cerithium nesioticum, Pyrene scripta, Cerithium nodulosum and Nassarius livescens.

While the 3 others species have negative association: Rhinosclavis aspera, Pyrene

epamella, and Pugilina cochlidium. Regression coefficient of seagrass abundance and

gastropods was 0.29. It was a positive value but not significance.

Keyword : Association, Gastropods, Seagrass, Teluk Bakau

PENDAHULUAN

Perairan Desa Teluk Bakau

Pulau Bintan Timur, Kepulauan Riau

adalah salah satu daerah padang lamun

terkaya dan terbaik di kawasan Asia

Tenggara. Hal ini disebabkan karena

dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Sihitie (2012), telah

ditemukan 6 jenis dari 10 jenis lamun

yang terdapat di perairan Bintan

Timur. Adapun jenis lamun yang

ditemukan yaitu: Enhalus acoroides,

Thalassia hemprichii, Halodule

uninervis, Halodule pinifolia,

Cymodocea rotundata, Cymodocea

serrulata. Kawasan perairan Desa

Teluk Bakau merupakan salah satu

daerah perlindungan lamun (Bappeda

Bintan, 2010 dalam Sihitie, 2012).

Gastropoda merupakan

komponen yang penting dalam rantai

makanan di padang lamun. Gastropoda

merupakan hewan dasar pemakan

detritus (detritus feeder) dan serasah

daun lamun yang jatuh ke perairan dan

mensirkulasi zat-zat yang tersuspensi

di dalam air guna mendapatkan

makanan (Syari, 2003 dalam Sihitie,

2012).

Penelitian ini bertujuan untuk

Mengetahui jenis, kerapatan serta

kondisi lamun. Selain itu juga ingin

melihat jenis, indeks ekologi,

kelimpahan, dan pola sebaran

(Gastropoda) di perairan Desa Teluk

Bakau.

Manfaat dari penelitian ini

adalah sebagai bahan informasi berupa

data mutakhir mengenai kelimpahan

dan juga pola sebaran gastropoda

beserta asosiasinya terhadap vegetasi

lamun di kawasan perairan Desa Teluk

Bakau.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada

bulan Agustus – September 2016 di

perairan Teluk Bakau, Kabupaten

Bintan. Lokasi penelitian dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Asosiasi Gastropoda pada Vegetasi

Lamun

Page 3: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

B. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang

digunakan dalam penelitian antara lain

: GPS, Multi Tester, Paralon 1x1m2,

Aquades, Tisu, Kamera, Kantong

Plastik, Sendok Semen, Kertas Label,

Alat Tulis, Oven, Ayakan Bertingkat,

Handrefrakto meter, serta website

indentifikasi Worm

C. Penentuan Titik Sampling

Stasiun penelitian ditentukan

dengan metode random (acak). Stasiun

penelitian ditentukan berdasarkan

observasi awal yang telah dilakukan.

Penentuan stasiun berdasarkan

kebutuhan informasi yang diinginkan

yaitu kawasan perairan yang

ditumbuhi lamun. Untuk peletakan

plot di tentukan secara acak dengan

jumlah plot sebanyak 30 plot yang

mewakili luas kawasan perairan di

Desa teluk Bakau tersebut.

D. Pengamatan Gastropoda

Pengamatan sample

gastropoda dilakukan pada saat

kondisi air surut dengan cara

pengambilan gastropoda yang ada di

dalam kuadran (1x1 m2) pada tiap-tiap

titik pengamatan. Gastropoda yang

diambil, baik yang berada pada

substrat dasar maupun yang menempel

di bebatuan, karang ataupun pada

tumbuhan perairan yang masuk ke

dalam kuadran pengamatan.

E. Pengambilan Contoh Lamun

Untuk pengambilan persentase

tutupan lamun dilakukan dengan

melihat beberapa persen penutupan

lamun tersebut, metode yang

digunakan berpedoman pada Mc

Kenzie, Sedangkan kondisi ekosistem

lamun, ditentukan berdasarkan

keputusan Menteri Lingkungan Hidup

(KEPMEN LH) Nomor 200 Tahun

2004.

F. Pengamatan Parameter

Kualitas Air

Pengukuran parameter kualitas

perairan meliputi parameter fisika serta

kimia perairai sebagai penentu

kesuburan perairan yaitu berupa

pengukuran : suhu, salinitas, oksigen

terlarut (DO), derajat keasaman (pH),

serta Substrat perairan.

G. Pengolahan Data

1. Kerapatan Lamun

Kerapatan jenis adalah jumlah individu

(tegakan) per satuan luas. Kerapatan

masing-masing jenis lamun dari semua

plot pencuplikan pada setiap stasiun

dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Odum,1971 dalam

Zuprizal, 2014).

Di = ni / A

Di mana :

Di =Kerapatan jenis (tegakan/1m2)

Ni = Jumlah individu (tegakan) ke

–i dalam transek kuadran

A = Luas transek kuadran (1 m2)

2. Kelimpahan Gastropoda

Perhitungan kelimpahan atau

kepadatan bivalvia menggunakan

rumus (Brower et al. 1977 dalam

Utama, 2014) :

Page 4: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

D = Ni / A

Dimana:

D = Kelimpahan atau kepadatan

bivalvia (Individu/m2)

Ni = Jumlah individu spesies

bivalvia

A = Luas total (cm2)

3. Pola Sebaran Gastropoda

Untuk mengetahui pola

penyebaran Bivalvia pada habitat

tertentu, dapat dihitung dengan

menggunakan anlisis Indeks

Penyebaran Morisita (Brower dan Zar,

1989 dalam Afrina, 2014) yaitu :

Keterangan :

Id : Indeks Penyebaran Morisita

n : Jumlah plot pengambilan

contoh

N : Jumlah individu dalam plot

x : Jumlah individu pada tiap-tiap

plot

4. Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman

Shannon-Wienner (Fachrul, 2007)

dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut :

H’ =

Keterangan:

H’ = Indeks Keanekaragaman

ln = Logaritma Natural

pi = ni/N

5. Indeks Keseragaman

Rumus indeks keseragaman

(Fachrul, 2007) yaitu:

E =

Dengan:

E = Indeks Keseragaman

S = Jumlah spesies

H’max = Keragaman maksimum

ln S digunakan untuk hewan

bentik/hewan yang bergerak lambat

6. Indeks Dominansi

Untuk mengetahui dominansi

jenis tertentu di perairan dapat

digunakan rumus Indeks Dominansi

Simpson (Fachrul 2007) yaitu :

C =

Dengan:

Ni = Jumlah individu dari spesies

ke 1

N = Jumlah Keseluruhan dari

individu

H. Analisis Data

1. Tingkat Tutupan Lamun

2. Asosiasi Gastropoda dan

Vegetasi Lamun

Pembuatan kompilasi data dan matrik

interspesies (Sugianto, 1994 dalam

Zuprizal, 2014) dapat di lihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Matrik Data Ekologi

Presence-Absence

Unit Sampling

Spesi 1 2 3 . . . N Tot

Page 5: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

es al

1 1 0 1 n1

2 0 0 0 n2

3 0 1 0 n3

S .

Total T

1

T

2

T

3

T

N

Ns

Keterangan :

1 = Jumlah spesies yang ditemukan

0 = Spesies yang tidak ditemukan

Menghitung keragaman total sampel

keterangan :

pi = ni/N

pi = proporsi jenis ke-i

ni = jumlah individu jenis ke-i

N = jumlah total individu

Mengestimasi keragaman dalam total

jumlah spesies

2

keterangan :

S2 = keragaman sampel

T = rata-rata jumlah spesies/ sampel

N = jumlah total individu

Menghitung rasio keragaman

VR = S2

T/ 2T

keterangan :

VR = rasio keragaman

S2 = keragaman sampel

2 = keragaman total sampel

T = total

Bila VR > 1 maka secara keseluruhan

spesies menunjukkan asosiasi positif

Bila VR < 1 maka secara keseluruhan

spesies menunjukkan asosiasi negatif

Menghitung besar simpangan dari nilai

1 (W):

W = N/VR

N = jumlah total individu

VR = rasio keragaman

Kemudian dibandingkan dengan uji

chi-square pada α = 0.05

3. Regresi Linear Sederhana

Untuk tingkat hubungan

kerapatan lamun dengan kelimpahan

gastropoda dihitung dengan rumus

regresi linier sederhana.

Y= a+bx

Keterangan:

y = Kelimpahan Gastropoda (ind/m2)

x = Kerapatan Lamun (ind/m2)

a = Titik Potong

b = Slope

HASIL PEMBAHASAN

A. Komposisi Jenis, Kerapat,

dan Kondisi Lamun

1. Jenis Lamun

Hal ini pun dikuatkan dengan

hasil penelitian yang di peroleh pada

perairan Desa Teluk Bakau terdapat 6

spesies lamun diantaranya adalah

Enhallus acoroides, Syringodium

isoetifolium, Halophila ovalis,

Halodule uninervis, Thalassia

hemprichii, serta Cymodocea

serullata. Jenis-jenis tersebut dijumpai

pada titik-titik sampling pengamatan

lamun yang diobservasi di lapangan.

2. Komposisi Jenis Lamun

Komposisi jenis lamun

diperairan Teluk Bakau yang

terbanyak adalah jenis Thalassia

hempichii. Berdasarkan analisis

penulis, bahwa jenis ini merupakan

Page 6: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

jenis yang memang memiliki sebaran

yang luas dan hampir dijumpai pada

setiap plot pengamatan. Dengan

demikian menandakan bahwa sebaran

jenis ini terjadi secara acak sehingga

dijumpai pada semua plot pengamatan.

Mengacu kepada pendapat

Supriharyono (2007) jenis Thalassia

hempichii juga memiliki sebaran yang

luas, tersebar di daerah tropis di lautan

india dan bagian darat pasifik, salah

satunya Indonesia.

3. Kerapatan Jenis Lamun

Hasil pengamatan di 30 titik

sampling, kerapatan lamun berkisar

antara 12 – 394 tegakan/m2 dengan

rata-rata kerapatan adalah 226,37

tegakan/m2. Jika mengacu pada

pendapat Braun-Blanquet (1965)

dalam Haris dan Gosari (2012),

kondisi kerapatan lamun di perairan

Desa Teluk Bakau tergolong sangat

rapat. Dengan demikian, kondisi

lamunnya masih tergolong baik,

sehingga di tetapkan menjadi area

perlindungan padang lamun.

4. Tutupan Jenis Lamun

Tutupan lamun berkisar antara

12- 90% dengan rata-rata tutupan

lamun mencapai 55,73%. Status

padang lamun menurut Kepmen LH

nomor 200 Tahun 2004 tentang

kriteria baku kerusakan dan pedoman

penentuan status padang lamun

berdasarkan penutupannya dibagi atas

tiga kriteria yaitu kaya/sehat, kurang

kaya/kurang sehat, dan miskin.

B. Kondisi Gatropoda

1. Jenis Gastropoda

Sebanyak 11 jenis gastropoda

yang dijumpai diantaranya adalah

Rhinosclavis aspera, Strombus urceus,

Otopleura auriscati, Cantharus

fumosus, Pyrene epamella, Cerithium

nesioticum, Pyrene scripta, Cerithium

nodulosum, Cerithium zonatum,

Nassarius Livescens dan Pugilina

cochlidium. Namun secara keseluruhan

terbanyak dijumpai adalah jenis

gastropoda pada family Cerithidae

dengan jumlah 4 spesies. Menurut

Nurjanah (2013), gastropoda pada

kelompok cerithidae sangat tergantung

pada jenis substrat pasir dan

makanannya.

2. Komposisi Gastropoda

Komposisi jenis gastropoda

tertinggi diketahui pada jenis strombus

urceus dengan komposisi 19%,

sedangkan terendah pada jenis

gastropoda Pyrene epamella dan

Pugilina cochlidium dengan komposisi

sebesar 1%. Melihat dari penelitian

yang dilakukan oleh Wati (2012) di

perairan Desa Pengudang dengan

karakteristik wilayahnya hampir sama

dengan desa Teluk Bakau,

menggambarkan kelimpahan tertinggi

terjadi pada jenis lain yaitu Strombus

urceus.

3. Kelimpahan Gastropoda

Kelimpahan jenis gastropoda di

perairan Teluk Bakau berkisar antara

300-5300 ind/ha. dengan rata-rata

kelimpahan sebesar 0,26 ind/m2 atau

2600 ind/ha. Kelimpahan tertinggi

terdapat pada titik 10 dengan

kelimpahan 0,53ind/m2

/ 5300 ind/ha.

dan terendah pada titik 30 dengan

kelimpahan 0,03ind/m2

/300 ind/ha.

Page 7: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

4. Sebaran Jenis Gastropoda

Hasil sebarannya terbagi

menjadi 2 kelompok yakni, acak, dan

mengelompok. Dapat dilihat seperti

yang tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Sebaran jenis gastropoda di

perairan Teluk Bakau

Jenis X2 Nilai Chi-

Square Sebaran

Rhinosclavis

aspera

25.0

0 42.56 Acak

Strombus urceus

46.0

0 42.56

Mengelompo

k

Otopleura auriscati 89.8

2 42.56

Mengelompo

k

Cantharus fumosus

17.5

7 42.56 Acak

Pyrene epamella

27.0

0 42.56 Acak

Cerithium

nesioticum

63.7

1 42.56

Mengelompo

k

Pyrene scripta

84.7

7 42.56

Mengelompo

k

Cerithium

nodulosum

40.0

8 42.56 Acak

Cerithium zonatum

56.7

1 42.56

Mengelompo

k

Nassarius livescens

25.0

0 42.56 Acak

Pugilina

cochlidium

27.0

0 42.56 Acak

Pola sebaran jenis Rhinosclavis

aspera, Cantharus fumosus, Pyrene

epamella, Cerithium nodulosum,

Nassarius livescens dan Pugilina

cochlidium memiliki pola sebaran

acak. Sedangkan jenis Strombus

urceus, Otopleura auriscati, Cerithium

nesioticum, Pyrene scripta, dan

Cerithium zonatum memiliki pola

sebaran mengelompok. Pola sebaran

yang lebih banyak adalah jenis pola

sebaran acak sebanyak 6 spesies.

Pola sebaran jenis biota suatu

perairan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya pola arus yang

berkembang yang dapat menyebabkan

terakumulasinya nutrien dan

tersebarnya larva di areal tersebut,

banyaknya gosong pasir yang

membentuk daerah-daerah terlindung

bagi biota dasar serta relatif jauhnya

dari lokasi pemukiman (Dody, 2007).

5. Indeks Ekologi

Hasil indeks ekologi dari nilai

keanekaragman, keseragaman, dan

dominansi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kategori indeks

keanekaragaman, keseragaman, dan

dominansi gastropoda di Perairan Desa

Teluk Bakau Indeks Rata-rata Kategori

H’ 2,15 Sedang

E 0,90 Tinggi

C 0,13 Rendah

C. Tingkat Asosiasi

1. Asosiasi Gastropoda

Nilai hubungan asosiasi pada

masing – masing jenis gastropoda

secara lengkap dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Asosiasi antar spesies

Gastropoda di perairan Teluk Bakau

No. Jenis Nilai

Keragaman

Chi-

square Asosiasi

1 Rhinosclavis aspera 26,9 42,6 Negatif

2 Strombus urceus 2079,4 42,6 Positif

3 Otopleura auriscati 519,9 42,6 Positif

4 Cantharus fumosus 473,7 42,6 Positif

5 Pyrene epamella 9,7 42,6 Negatif

6 Cerithium nesioticum 1894,7 42,6 Positif

7 Pyrene scripta 726,1 42,6 Positif

8 Cerithium nodulosum 181,5 42,6 Positif

9 Cerithium zonatum 1315,7 42,6 Positif

10 Nassarius livescens 429,6 42,6 Positif

11 Pugilina cochlidium 9,7 42,6 Negatif

Page 8: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

Berdasarkan hasil analisis data

asosiasi seperti pada tabel 8 diketahui

bahwa jenis gastropoda sebanyak 11

jenis memiliki kategori asosiasi yang

berbeda – beda. Namun secara

keseluruhan dominan pada aosiasi

positif dimana nilai x hitung lebih

besar dari pada x tabel, diantaranya

jenis Strombus urceus, Otopleura

auriscati, Cantharus fumosus,

Cerithium nesioticum, Pyrene scripta,

Cerithium nodulosum, dan Nassarius

livescens. Sedangkan jenis yang

memiliki tingkat asosiasi negatif

adalah jenis Rhinoclavis aspera,

Pyrene epamella, dan Pugilina

cochlidium.

2. Hubungan Kerapatan

Lamun dengan Kelimpahan

Gastropoda

Hasil uji regresi Kerapatan

Lamun dengan Kelimpahan

Gastropoda menggunakan regresi

linear sederhana yang masing-masing

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 12. Uji regresi Kerapatan

Lamun dengan Kelimpahan Gastropoda

Hasil uji regresi kerapatan

lamun dengan kelimpahan gastropoda

diperoleh hasil hubungan yang positif

dengan kurva meningkat ke kanan

atas. Artinya hubungan antara

kerapatan lamun dengan kelimpahan

gastropoda adalah positif. Dari hasil

analisis diperoleh bahwa nilai

koefisien regresi 0,29. Hasil analisis

regresi yang diperoleh adalah y =

0,0114x + 0,1732 dapat diartikan

bahwa setiap peningkatan sebesar 1

satuan kerapatan lamun akan

meningkatkan kelimpahan gastropoda

sebesar 0,011ind/m2 dengan kondisi

faktor lain tetap, berarti r sama dengan

koefisien korelasi (hubungan) dilihat

dari nilai R square = 0,08 yang artinya

R2

koefisien determinasi (pengaruh)

maka dapat disimpulkan bahwa

hubungan kerapatan lamun dengan

kelimpahan gastropoda tergolong

rendah dan lebih banyak dipengaruhi

oleh lingkungan yang mendegradasi

keberadaan gastropoda tersebut.

3. Kondisi Perairan

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kondisi

Perairan

Parameter Satuan

Hasil

Pengukuran

Kep Men

LH

Kisaran

Suhu oc 27 - 32 28 - 30

Salinitas oo/o 31 - 35 33 – 34

pH

7,16 – 7,49 -

DO mg/l 5,2 – 8,8 > 5

Substrat Pasir

Hasil pengukuran kondisi

perairan masih berada pada ambang

batas baku mutu sesuai KEPMEN-LH

No. 51 Tahun 2004 yang didukung

dengan hasil indentifikassi jenis lamun

dan gastropoda yang masih terbilang

baik.

D. Aspek Pengelolaan

y = 0.0114x + 0.1732 r = 0.29

0.00

0.20

0.40

0.60

0.00 10.00 20.00

Y= K

elim

pah

an

Gas

tro

po

da

X= Kerapatan Lamun

regresi

Linear (regresi)

Page 9: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

Lamun merupakan salah satu

ekosistem di perairan yang cukup

rentan terhadap perubahan yang

terjadi, sehingga mudah mengalami

kerusakan. Kerusakan yang terjadi

yang tak lain adalah ulah dari manusia

itu sendiri yang kurangnya

pemahaman tentang fungsi dari lamun

tersebut.

Melihat hasil penelitian yang

dilakukan dengan melihat jenis lamun,

kerapatan lamun, serta tutupan lamun

terlihat jelas sekali bahwa hasil yang di

peroleh pada status kondisi lamun

tersebut berkatagori kurang kaya/

kurang sehat. Walaupun dari

kerapatannya rapat tapi tidak

berpengaruh terhadap kondisi tutupan

lamun tersebut. Melihat hal tersebut

maka perlu di lakukan pengelolaan

untuk kedepannya adalah dengan

melakukan sosialisasi untuk

meningkatkan kesadaran masyarat dan

memberikan pemahaman fungsi lamun

itu sendiri, dan juga melakukan

rehabilitasi kawasan dengan

menurunkan tingkat eksploitasi

terhadap biota yang ada di kawasan

padang lamun, serta transplantasi

lamun dengan bantuan pemerintah

maupun tenaga ahli sarjana.

Bukan hanya itu saja

pemanfaatan aspek tersebut juga bisa

jadi dapat meningkatkan kembali

keanekaragaman pada biota yang

berasosiasi dengan kawasan padang

lamun tersebut salah satu nya biota

kelas moluska yaitu gastropoda.

Semua hal yang terjadi di kawasan

padang lamun ini berdampak besar

bagi seluruh kehidupan baik bagi biota

maupun masyarakat.

Pada umumnya masyarakat

yang tinggal di kawasan tersebut

memanfaatkan biota untuk

meningkatkan perekonomian serta

mengkonsusmsi hasil biota khusus nya

gastropoda jenis Strombus urceus yang

memiliki nilai ekonomis tinggi. Walau

pun dari seluruh hasil indeks ekologis

tingkat keberadaan gastropoda

cenderung seimbang. Agar gastropoda

tetap terjaga habitat dan populasi nya

perlu dilakukan pembuatan areal

kawasan tangkap terbatas atau wilayah

konservasi khusus, untuk gastropoda

jenis Strombus urceus dan bagi biota

yang berasosasi dengan lamun agar

tidak membuat gastropoda dan biota-

biota lainnya semakin menurun

keberadaannya di alam yang

merupakan mata pencaharian untuk

masyarakat di daerah kawasan Teluk

Bakau tersebut.

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil identifikasi jenis lamun

di perairan Desa Teluk Bakau

diperoleh 6 spesies lamun

diantaranya adalah Enhalus

acoroides, Syringodium

isoetifolium, Halophila ovalis,

halodule uninervis, Thalasia

hemprichii, serta Cymodocea

serullata.

2. Diketahui sebanyak 11 jenis

gastropoda yang dijumpai

diantaranya adalah

Rhinosclavis aspera, Strombus

urcens, Otopleura auriscati,

Cantharus fumosus, Pyrene

epamella, Cerithium

nesioticum, Pyrene scripta,

Cerithium nodulosum,

Page 10: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

Cerithium zonatum, Nassarius

pullus dan Pugilina

cochlidium.

3. Tingkat asosiasi antar spesies

gastropoda diketahui bahwa

sebanyak 8 spesies memiliki

asosiasi positif terhadap jenis

lainnya diantaranya Strombus

urceus, Otopleura auriscati,

Cantharus fumosus, Cerithium

nesioticum, Pyrene scripta,

Cerithium nodulosum, dan

Nassarius livescens. Sedangkan

3 speises memiliki tingkat

asosiasi negatif adalah jenis

Rhinoclavis aspera, Pyrene

epamella, dan Pugilina

cochlidium. Hasil analisis

regresi yang diperoleh adalah y

= 0,0114x + 0,1732 artinya

hubungan antara kerapatan

lamun dengan kelimpahan

gastropoda adalah positif

namun tidak signifikan. Hal ini

disebabkan karena jenis

gastropoda yang ditemukan

umumnya bersifat filter feeder

dan juga dari beberapa jenis

tersebut lebih menyukai

substrat yang berlumpur.

B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya,

diharapkan dapat meninjau apa saja

faktor yang mempengaruhi hubungan

kelimpahan gastropoda dengan

kerapatan gastropoda agar memiliki

hubungan yang erat. Serta aspek

reseliensi kawasan ekosistem lamun.

DAFTAR PUSTAKA

Afrina, 2014. Jurnal strategi dan

inovasi penvapaian MDGs di

Indonesia; Jakarta

Arsip Kecamatan Gunung Kijang 2011

.

Ayunda,R.2011.Struktur Komunitas

Gastropoda Pada Ekosistem

Mangrove Di Gugus Pulau

Pari, Kepulauan Seribu.

Skripsi. Universitas

Indonnesia: Jakarta

Dahuri. R. 2003. Keanekaragaman

Hayati Laut. Aset

Pembangunan Berkelanjutan

Indonesia. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Xxxiii+ 412 hml

Dibyowati, L. 2009. Keanekaragaman

Moluska (Bivalvia dan

Gastropoda ) Disepanjang

pantai Carita Pandeglang,

Banten. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor

Dody S. 2007. Habitat dan sebaran

spasial Siput Gonggong

(Strombus turturella) di Teluk

Klabat, Bangka Belitung.

Jurnal Prosiding Seminar

Nasional Moluska. Institut

Pertanian Bogor(IPB): Bogor

Effendi, H.2003. Telaah kualitas air.

Kansius. Yogyakarta

Fachrul, M.F.2007.Metode Sampling

Ekologi.Bumi Aksara:

Jakarta.

Handayani, A.E. 2006.

Keanekaragaman Jenis

Gastropoda di Pantai

Randusanga Kabupaten

Brebes Jawa Tengah.

Page 11: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

(Skripsi) Jurusan Biologi.

Fakultas Matematika Dan

Ilmu Pengetahuan Alam.

Universitas Negeri Semarang.

Haris, A., dan Gosari, J.A. 2012.Studi

Kerapatan dan Penutupan

Jenis Lamun di Kepulauan

Spermonde. Torani. Jurnal

Ilmu Kelautan dan Perikanan

Vol. 22 (3) ISSN: 0853-4489

: Hal 256-162

KEPMEN LH. No.51 tahun 2004.

Baku Mutu Air Laut Untuk

Biota Laut.

KEPMEN LH. No.200 tahun 2004.

Kriteria Baku Kerusakan dan

Pedoman Penentuan Status

Padang Lamun.

Kordi K,M.Ghufran H. 2011.

Ekosistem Lamun (seagress).

Rineka cipta . Jakarta

Latuconsina, H. et al., Asosiasi

Gastropoda pada Habitat

Lamun Berbeda di Perairan

Pulau Osi Teluk Kotania

Kabupaten Seram Barat.

Jurnal Ilmu kelautan dan

Perikanan. Vol. 23.

Universitas Darussalam

Ambon.

Mc. Kenzi. 2009. Seagress watch

monitoring WP Field Booklet

Bahasa Indonesia.

Mc. Kenzie,LJ. 2003. Guidelines for

TheRapid Assessment and

Mappingof Tropical Seagrass

Habitats.The State of

Queensland. Department of

Primary Industries.

http://seagrasswatch.org/html

.

Nainggolan P. 2011. Distribusi Spasial

dan Pengelolaan Lamun (sea

grass) Teluk Bakau. Skripsi.

InstitutPertanian Bogor.

Nontji. A. 2007. Laut Nusantara. PT

Penerbit Djambatan : Jakarta.

Nurjanah. 2013. Keanekaragaman

Gastropoda Di Padang

Lamun Perairan Kelurahan

Senggarang, Kota

Tanjungpinang,

ProvinisiKepulauan Riau

(Skripsi). FIKP. UMRAH

Tanjungpinang.

Rasid, M. 2012. Pola Sebaran dan

Densitas Populasi Kerang

Bulu di Pantai Kawal Bintan

Kepulauan Riau. Skripsi.

Universitas Maritim Raja Ali

Haji :Tanjungpinang.

Shaffai El, A. 2011. Field Guide to

Seagrass of The Red Sea.

IUCN and Courevoie. Total

Fondation. France

Siddik, J. 2011.Sebaran Spasial Dan

Potensi Reproduksi Populasi

Siput Gonggong (Strombus

Turturela) Di Teluk Klabat

Bangka – Belitung. Tesis,

Institut Pertanian Bogor:

Bogor.

Sihitie, R. 2012. Analisis biomassa

gastropoda di ekosistem

padang lamun perairan Desa

Page 12: ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · ASOSIASI GASTROPODA PADA VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN DESA ...

Teluk Bakau Provinsi

Kepulauan Riau. Skripsi,

Universitas Maritim Raja Ali

Haji Tanjungpinang

Supriharyono. 2007. Konservasi

Ekosistem Sumberdaya

Hayati. Penerbit Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Suwignyo Sugiarti. 2005. Widigdo.B.

Wardianto.

Y.Krisanti,M.Avertebrata air

Jilid 1. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Tuwo,Ambo. 2011.Ekowisata Pesisir

dan Laut . Brilian

Internasional. Surabaya

Utami,K.D.2012.Studi Bioekologi

Habitat Siput Gonggong

(Strombus turturella)

di Desa Bakit, Teluk

Klabat, Kabupaten Bangka

Barat, Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, Skripsi,

Institut Pertanian Bogor:

Wati. T. K. 2013. Keanekaragaman

Gastropoda Di Padang

Lamun Perairan Desa

Pengudang Kabupaten

Bintan. Skripsi. Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan.

Universitas Maritim Raja Ali

Haji: Tanjungpinang.

Widodo, E. 2012. Keanekaragaman

Jenis dan Pola Sebaran Lamun

di Perairan Teluk Dalam

Kabupaten Bintan. Skripsi.

Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Universitas Maritim Raja Ali

Haji :Tanjungpinang.

Zaidi, c.c. A. Arshad, M.A.Ghafar,

J.S.Bujang. 2009. Species

Description and Distribution of

Strombus (Mollusca:

Strombidae) in Johor Straits

and its Surrounding Areas,

Malaysia. Journal of Sains

Malaysiana 38 (1): 39-46.

National University of

Malaysia, Bangi, Selangor:

Malaysia.

Zuprizal. 2014. Asosiasi dan Struktur

Komunitas Gastropoda di

Ekosistem Padang Lamun Desa

Berakit Kecamatan Teluk

Sebong. Skripsi, Universitas

Maritim Raja Ali Haji

TanjungPinang

Zuraini. 2012. Sebaran Dan

Kelimpahan Keanekaragaman

Gastropoda di Ekosistem

Padang Lamun perairan Teluk

Bakau Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau.

Skripsi, Universitas Maritim

Raja Ali Haji TanjungPinang

http://repository.ipb.ac.id/handle/1234

56789/11503, 23 Maret 2015.