Top Banner

of 59

ASKEP Guillain Barre Syndrome

Jun 02, 2018

Download

Documents

cindyanisa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    1/59

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. G DENGAN

    PENYAKIT GUILLAIN - BARRE SYNDROME

    DI RUANG B1 RUMAH SAKIT PERMATA

    Disusun oleh

    1. A!e "G#B$$%$$#&

    #. As'i In!'i()ni "G#B$$%$$*&

    +. Dinn( A,in A)n)h "G#B$$%$1%&

    . En!)h D/i P'i),ini "G#B$$%$#&

    0. Ie Wu'i Win)h(u S)'i "G#B$$%$+1&

    2. K'is,in) "G#B$$%$+3&

    %. Mi4,)hu' Roh)n "G#B$$%$0&

    3. O5,)6i)n) Nu' S)7)!)h "G#B$$%$0&

    *. Se8u Mil) Sulis,()n "G#B$$%$2#&

    1$. W)h(u!i Mul()nin9'), "G#B$$%$2*&

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    :AKULTAS KEDOKTERAN

    UNI;ERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    #$$*

    0

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    2/59

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Guillain Barre Syndromeadalah suatu kelainan sistem saraf akut dan

    difus yang biasanya timbul setelah suatu infeksi atau diakibatkan oleh autoimun,

    di mana proses imunologis tersebut langsung mengenai radiks spinalis dan saraf

    perifer, dan kadang-kadang juga saraf kranialis. Saraf yang diserang bukan hanya

    yang mempersarafi otot, tetapi bisa juga indera peraba sehingga penderita

    mengalami baal atau mati rasa. (1, 2).

    Fase aal dimulai dengan mun!ulnya tanda " tanda kelemahan dan

    biasanya tampak se!ara lengkap dalam 2 " # minggu. $etika tidak terlihat

    penurunan lanjut, kondisi ini tenang. Fase kedua berakhir beberapa hari sampai 2

    minggu. Fase penyembuhan ungkin berakhir % " & bulan dan mungkin bisa

    sampai 2 tahun. 'enyembuhan adalah spontan dan komplit pada kebanyakan

    pasien, meskipun ada beberapa gejala neurologis, sisa dapat menetap.

    ngka kejadian Guillain Barre Syndrome, di seluruh dunia berkisar

    antara 1-1, kasus per 100.000 penduduk per tahun. *i +ndonesia, kasus S

    masih belum begitu banyak. 'enelitian handra menyebutkan baha insidensi

    terbanyak di +ndonesia adalah dekade +, ++, +++ (di baah usia # tahun) dengan

    jumlah penderita laki-laki dan anita hampir sama. +nsidensi lebih tinggi pada

    perempuan dari pada laki-laki dengan perbandingan 2 / 1. Sedangkan penelitian

    di andung menyebutkan baha perbandingan laki-laki dan anita # / 1 dengan

    usia rata-rata 2#, tahun. 'enyakit ini menyerang semua umur, dan lebih banyak

    terjadi pada usia deasa muda yaitu antara 1 sampai dengan # tahun. amuntidak jarang juga menyerang pada usia 0 sampai dengan % tahun. arang sekali

    S menyerang pada usia di baah 2 tahun. 3mur termuda yang dilaporkan

    adalah # bulan dan tertua adalah 4 tahun, dan tidak ada hubungan antara

    frekuensi penyakit ini dengan suatu musim tertentu. +nsiden tertinggi pada bulan

    pril s5d 6ei di mana terjadi pergantian musim hujan dan kemarau. (1, 2, #).

    Sampai saat ini belum ada terapi spesifik untuk Guillain Barre Syndrome.

    Sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. amun demikian Guillain

    1

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    3/59

    Barre Syndromememerlukan peraatan yang !ukup lama dan angka ke!a!atan

    (gejala sisa) !ukup tinggi terutama pada keadaan akut yang dapat menimbulkan

    gagal napas akibat kelemahan otot pernapasan dan bisa berlanjut pada kematian

    (1, 2). 7leh karena itu, penderita Guillain Barre Syndrome memerlukan

    pengaasan dan peraatan yang baik untuk memper!epat pernyembuhan dan

    men!egah komplikasi. 'engetahuan dan keterampilan peraat khususnya asuhan

    keperaatan pada penderita Guillain Barre Syndrome sangat penting untuk

    meningkatkan asuhan keperaatan yang profesional.

    erdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mendapatkan gambaran

    lebih jelas tentang asuhan keperaatan pada pasien dengan gangguan sistem

    persarafan khususnya pada 8n. dengan masalah utama uillain " arre

    Syndrome di ruang 1 9S 'ermata.

    B TU

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    4/59

    BAB II

    TIN

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    5/59

    process. 'eriode laten antara infeksi dan gejala polineuritis memberi dugaan

    baha kemungkinan kelainan yang terdapat disebabkan oleh suatu respons

    terhadap reaksi alergi saraf perifer. 'ada banyak kasus, infeksi sebelumnya tidak

    ditemukan, kadang-kadang ke!uali saraf perifer dan serabut spinal :entral dan

    dorsal, terdapat juga gangguan di medula spinalis dan medula oblongata. (2)

    eberapa keadaan5 penyakit yang mendahului dan mungkin ada

    hubungannya dengan terjadinya S, antara lain/ (2, #)

    1. +nfeksi :irus atau bakteri

    S sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik. +nsidensi

    kasus S yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara &< - =0irus/ 6>, ;>, ?+>, $aricella%&oster, $accinia'smallpo, Influen&a,

    easles, umps, *ubella, hepatitis, +osacie, cho.

    b. akteri/ +ampylobacter, -e.eni, ycoplasma, Pneumonia, /yphoid,

    Borrelia B, Paratyphoid, Brucellosis, +hlamydia, #e"ionella, #isteria.

    2. >aksinasi

    #. 'embedahan, anestesi

    %. 'enyakit sistematik, seperti keganasan, Systemic #upus rythematosus,

    tiroiditis, dan penyakit ddison

    . $ehamilan atau dalam masa nifas

    &. angguan endokrin

    =. MANI:ESTASI KLINIS

    1. 6asa laten

    @aktu antara terjadi infeksi atau keadaan prodromal yang mendahuluinya dan

    saat timbulnya gejala neurologis. Aamanya masa laten ini berkisar antara satu

    sampai 2= hari, rata-rata 4 hari. 'ada masa laten ini belum ada gejala klinis

    yang timbul. (2)

    2. ejala $linis (1, 2, #, )

    %

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    6/59

    a. $elumpuhan

    6anifestasi klinis utama adalah kelumpuhan otot-otot ekstremitas tipe

    loer motor neurone dari otot-otot ekstremitas, badan dan kadang-kadang

    juga muka. 'ada sebagian besar penderita, kelumpuhan dimulai dari

    kedua ekstremitas baah kemudian menyebar se!ara asenderen ke badan,

    anggota gerak atas dan saraf kranialis. $adang-kadang juga bisa keempat

    anggota gerak dikenai se!ara serentak, kemudian menyebar ke badan dan

    saraf kranialis. $elumpuhan otot-otot ini simetris dan diikuti oleh

    hiporefleksia atau arefleksia. iasanya derajat kelumpuhan otot-otot

    bagian proksimal lebih berat dari bagian distal, tetapi dapat juga sama

    beratnya, atau bagian distal lebih berat dari bagian proksimal.

    b. angguan sensibilitas

    'arestesi biasanya lebih jelas pada bagian distal ekstremitas, muka juga

    bisa dikenai dengan distribusi sirkumoral. *efisit sensoris objektif

    biasanya minimal dan sering dengan distribusi seperti pola kaus kaki dan

    sarung tangan. Sensibilitas ekstroseptif lebih sering dikenal dari pada

    sensibilitas proprioseptif. 9asa nyeri otot sering ditemui seperti rasa nyeri

    setelah suatu aktifitas fisik.

    !. Saraf $ranialis

    Saraf kranialis yang paling sering dikenal adalah .>++. $elumpuhan

    otot-otot muka sering dimulai pada satu sisi tapi kemudian segera menjadi

    bilateral, sehingga bisa ditemukan berat antara kedua sisi. Semua saraf

    kranialis bisa dikenai ke!uali .+ dan .>+++. *iplopia bisa terjadi akibat

    terkenanya .+> atau .+++. ila .+B dan .B terkena akan

    menyebabkan gangguan berupa sukar menelan, disfonia dan pada kasusyang berat menyebabkan kegagalan pernafasan karena paralisis n.

    laringeus.

    d. angguan fungsi otonom

    angguan fungsi otonom dijumpai pada 2 < penderita S. angguan

    tersebut berupa sinus takikardi atau lebih jarang sinus bradikardi, muka

    jadi merah (facial flushin"), hipertensi atau hipotensi yang berfluktuasi,

    hilangnya keringat atau episodi! profuse diaphoresis. 9etensi urin atau

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    7/59

    inkontinensia urin jarang dijumpai. angguan otonom ini jarang yang

    menetap lebih dari satu atau dua minggu.

    e. $egagalan pernafasan

    $egagalan pernafasan merupakan komplikasi utama yang dapat berakibat

    fatal bila tidak ditangani dengan baik. $egagalan pernafasan ini

    disebabkan oleh paralisis diafragma dan kelumpuhan otot-otot

    pernafasan, yang dijumpai pada 10-## persen penderita.

    f. 'apiledema

    $adang-kadang dijumpai papiledema, penyebabnya belum diketahui

    dengan pasti. *iduga karena peninggian kadar protein dalam !airan otot

    yang menyebabkan penyumbatan villi arachoidales sehingga absorbsi

    !airan otak berkurang.

    D. PATO:ISIOLOGI

    kson bermielin mengkonduksi impuls saraf lebih !epat dibanding akson

    tak bermielin. Sepanjang perjalanan serabut bermielin terjadi gangguan dalam

    selaput (nodus ranvier) tempat kontak langsung antara membran sel akson

    dengan !airan ekstraseluler. 6embran sangat permeabel pada nodus tersebut,

    sehingga konduksi menjadi baik. erakan ion-ion masuk dan keluar akson dapat

    terjadi dengan !epat hanya pada nodus ranvier, sehingga impuls-impuls saraf

    sepanjang serabut bermielin dapat melompat dari satu nodus ke nodus lain

    (ondusi salsatori) dengan !ukup kuat. ()

    'ada S, selaput mielin yang mengelilingi akson hilang. Selaput mielin

    !ukup rentan terhadap !edera karena banyak agen dan kondisi, termasuk trauma

    fisik, hipoksemia, toksik kimia, insufisiensi :askular, dan reaksi imunologi.*emielinasi adalah respons umum dari jaringan saraf terhadap banyak kondisi

    yang merugikan ini. $ehilangan serabut mielin pada Guillain Barre Syndrome

    membuat ondusi salsatori tidak mungkin terjadi, dan transmisi impuls saraf

    dibatalkan. ()

    6ekanisme bagaimana infeksi, :aksinasi, trauma, atau faktor lain yang

    mempresipitasi terjadinya demielinisasi akut pada S masih belum diketahui

    dengan pasti. anyak ahli membuat kesimpulan baha kerusakan saraf yang

    &

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    8/59

    terjadi pada sindroma ini adalah melalui mekanisme imunologi (proses respon

    antibodi terhadap :irus atau bakteri) yang menimbulkan kerusakan pada syaraf

    tepi hingga terjadi kelumpuhan(2)

    ukti-bukti baha imunopatogenesa merupakan mekanisme yang

    menimbulkan jejas saraf tepi pada sindroma ini adalah/ (2)

    1. *idapatkannya antibodi atau adanya respon kekebalan seluler (celi mediated

    immunity) terhadap agen infeksious pada saraf tepi.

    2. danya auto antibodi terhadap sistem saraf tepi

    #. *idapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran pada

    pembuluh darah saraf tepi yang menimbulkan proses demyelinisasi saraf tepi.

    'roses demyelinisasi saraf tepi pada S dipengaruhi oleh respon imunitas

    seluler dan imunitas humoral yang dipi!u oleh berbagai peristia sebelumnya,

    yang paling sering adalah infeksi :irus.

    kibat suatu infeksi atau keadaan tertentu yang mendahului S akan

    timbul autoantibodi atau imunitas seluler terhadap jaringan sistim saraf-saraf

    perifer. +nfeksi-infeksi meningokokus, infeksi :irus, sifilis ataupun trauma pada

    medula spinalis, dapat menimbulkan perlekatan-perlekatan selaput araknoid. *i

    negara-negara tropik penyebabnya adalah infeksi tuberkulosis. 'ada tempat-

    tempat tertentu perlekatan pas!a infeksi itu dapat menjirat radiks :entralis

    (sekaligus radiks dorsalis). $arena tidak segenap radiks :entralis terkena jiratan,

    namun kebanyakan pada yang berkelompokan saja, maka radiks-radiks yang

    diinstrumensia ser:ikalis dan lumbosakralis saja yang paling umum dilanda

    proses perlekatan pas!a infeksi. 7leh karena itu kelumpuhan A6 paling sering

    dijumpai pada otot-otot anggota gerak, kelompok otot-otot di sekitar persendian

    bahu dan pinggul. $elumpuhan tersebut bergandengan dengan adanya defisit

    sensorik pada kedua tungkai atau otot-otot anggota gerak. Se!ara patologis

    ditemukan degenerasi mielin dengan edema yang dapat atau tanpa disertai

    infiltrasi sel. +nfiltrasi terdiri atas sel mononuklear. Sel-sel infiltrat terutama

    terdiri dari sel limfosit berukuran ke!il, sedang dan tampak pula, makrofag, serta

    sel polimorfonuklear pada permulaan penyakit. Setelah itu mun!ul sel plasma

    dan sel mast. Serabut saraf mengalami degenerasi segmental dan aksonal. Aesi ini

    bisa terbatas pada segmen proksimal dan radiks spinalis atau tersebar sepanjang

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    9/59

    saraf perifer. 'redileksi pada radiks spinalis diduga karena kurang efektifnya

    permeabilitas antara darah dan saraf pada daerah tersebut. (2, =)

    Pe'8)l)n)n >en()i,

    'erjalanan alamiah S, skala aktu dan beratnya kelumpuhan ber:ariasi

    antara berbagai penderita S. 'erjalan penyakit ini terdiri dari # fase, yaitu / (2)

    1. Fase progresif

    *imulai dari onset penyakit, dimana selama fase ini kelumpuhan bertambah

    berat sampai men!apai maksimal. Fase ini berlangsung beberapa dari sampai

    % minggu, jarang yang melebihi = minggu.

    2. Fase plateau

    $elumpuhan telah men!apai maksimal dan menetap. Fase ini bisa pendek

    selama 2 hari, aling sering selama # minggu, tapi jarang yang melebihi

    minggu.

    #. Fase rekon:alesen

    *itandai oleh timbulnya perbaikan kelumpuhan ektremitas yang berlangsung

    selama beberapa bulan.Seluruh perjalanan penyakit S ini berlangsung

    dalam aktu yang kurang dari & bulan.

    Pe')n iuni,)s selule'

    *alam sistem kekebalan seluler, sel limfosit 8 memegang peranan penting

    disamping peran makrofag. 'rekursor sel limfosit berasal dari sumsum tulang

    (bone marro) steam !ell yang mengalami pendeasaan sebelum dilepaskan

    kedalam jaringan limfoid dan peredaran. Sebelum respon imunitas seluler ini

    terjadi pada saraf tepi antigen harus dikenalkan pada limfosit 8 (*%) melaluimakrofag. 6akrofag yang telah menelan (fagositosis) antigen5 terangsang oleh

    :irus, allergen atau bahan imunogen lain akan memproses antigen tersebut oleh

    penyaji antigen (anti"en presentin" cellC '). $emudian antigen tersebut akan

    dikenalkan pada limposit 8 (*%). Setelah itu limposit 8 tersebut menjadi aktif

    karena akti:asi marker dan pelepasan substansi interlekuin (+A2), gamma

    interferon serta alfa 8F. $elarutan ; sele!tin dan adesi molekul (+6) yang

    dihasilkan oleh aktifasi sel endothelial akan berperan dalam membuka saar

    =

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    10/59

    darah saraf, untuk mengaktifkan sel limfosit 8 dan pengambilan makrofag .

    6akrofag akan mensekresikan protease yang dapat merusak protein myelin

    disamping menghasilkan 8F dan komplemen.(2)

    E. PATOLOGI

    'ada pemeriksaan makroskopis tidak tampak jelas gambaran

    pembengkakan saraf tepi. *engan mikroskop sinar tampak perubahan pada saraf

    tepi. 'erubahan pertama berupa edema yang terjadi pada hari ke tiga atau ke

    empat, kemudian timbul pembengkakan dan iregularitas selubung myelin pada

    hari ke lima, terlihat beberapa limfosit pada hari ke sembilan dan makrofag pada

    hari ke sebelas, poliferasi sel s!han pada hari ke tiga belas. 'erubahan pada

    myelin, akson, dan selubung s!han berjalan se!ara progresif, sehingga pada hari

    ke enampuluh enam, sebagian radiks dan saraf tepi telah han!ur. (2)

    sbury, dkk mengemukakan baha perubahan pertama yang terjadi adalah

    infiltrasi sel limfosit yang ekstra:asasi dari pembuluh darah ke!il pada endo dan

    epineural. $eadaan ini segera diikuti demyelinisasi segmental. ila

    peradangannya berat akan berkembang menjadi degenerasi @allerian. $erusakan

    myelin disebabkan makrofag yang menembus membran basalis dan melepaskan

    selubung myelin dari sel s!han dan akson. (2)

    :. PEMERIKSAAAN PENUN

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    11/59

    ambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnosis S adalah

    ke!epatan hantaran saraf motorik dan sensorik melambat. *istal motor retensi

    memanjang ke!epatan hantaran gelombang-f melambat, menunjukkan

    perlambatan pada segmen proksimal dan radiks saraf. *i samping itu untuk

    mendukung diagnosis pemeriksaan elektrofisiologis juga berguna untuk

    menentukan prognosis penyakit / bila ditemukan potensial dener:asi

    menunjukkan baha penyembuhan penyakit lebih lama dan tidak sembuh

    sempurna.

    G. DIAGNOSIS

    $riteria diagnosa yang umum dipakai adalah kriteria dari 1ational Institute

    of 1eurolo"ical and +ommunicative !isorder and Stroe(+*S), yaitu/ (2, #)

    1. iri-!iri yang perlu untuk diagnosis/

    8erjadinya kelemahan yang progresif

    ?iporefleksi

    2. iri-!iri yang se!ara kuat menyokong diagnosis S/

    a. ejala klinis/

    *iagnosa S terutama ditegakkan se!ara klinis. S ditandai dengan

    timbulnya suatu kelumpuhan akut5 kelemahan motorik yang progresis

    !epat (maksimal dalam % minggu, 0< men!apai pun!ak dalam 2

    minggu, =0< dalam # minggu, dan 40< dalam % minggu), relatif simetris

    yang disertai hilangnya refleks-refleks tendon (arefleksi atau hipofleksia)

    dan didahului parestesi dua atau tiga minggu setelah mengalami demam

    disertai disosiasi sitoalbumin pada likuor dan gangguan sensorik ringan

    dan motorik perifer. ejala saraf kranial 0< terjadi parese >++ dan

    sering bilateral. Saraf otak lain dapat terkena khususnya yang

    mempersarafi lidah dan otot-otot menelan, kadang E < kasus, neuropati

    dimulai dari otot ekstraokuler atau saraf otak lain. 'emulihan/ dimulai 2-%

    minggu setelah progresifitas berhenti, dapat memanjang sampai beberapa

    bulan. *isfungsi otonom. 8akikardi dan aritmia, hipotensi

    postural,hipertensi dan gejala :asomotor. 8idak ada demam saat onset

    gejala neurologis.

    b. iri-!iri kelainan !airan serebrospinal yang kuat menyokong diagnosa/

    10

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    12/59

    ambaran !airan otak 'rotein SS. 6eningkat setekah gejala 1 minggu

    atau terjadi peningkatan pada A' serial umlah sel mononuklear !airan

    otak E 10 sel5mm.

    >arian/

    1) 8idak ada peningkatan protein SS setelah 1 minggu gejala

    2) umlah sel SS/ 11-0 65mm#

    !. 'emeriksaan ;6

    ambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnose / terdapat

    perlambatan ke!epatan hantar5 konduksi saraf pada ;6 bahkan blok

    pada =0< kasus. iasanya ke!epatan hantar kurang &0< dari normal.

    H. DIAGNOSIS BANDING "#&

    1. $elumpuhan asimetris yang menetap.

    2. angguan kandung kemih dan defekasi yang menetap.

    #. angguan kandung kemih dan defekasi pada onset.

    %. umlah sel mononuklear dalam !airan otak D 0 sel mm#.

    . 8erdapat leukosit '6 dalam !airan otak.

    &. angguan sensibilitas berbatas tegas.

    . 'oliomielitis, botulisme, histeri atau neuropati toksik (misalnya karena

    kera!unan timbal5 timah hitam, itrofurantoin, dapsone, organofosfat),

    *iphtheri! paralysis, Sindroma miller-fisher, *efisit sensoris kranialis,

    'andisautonomia murni, hroni! a!Guired demyyelinati:e neuropathy,

    'orfiria intermitten akut.

    I. PROGNOSIS

    *ahulu sebelum adanya :entilasi buatan lebih kurang 20 < penderita

    meninggal oleh karena kegagalan pernafasan. Sekarang ini kematian berkisar

    antara 2-10

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    13/59

    'ada sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. 'engobatan se!ara

    umum bersifat simtomik. 6eskipun dikatakan baha penyakit ini dapat sembuh

    sendiri, perlu dipikirkan aktu peraatan yang !ukup lama dan angka ke!a!atan

    (gejala sisa) !ukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus diberikan. 8ujuan

    terapi khusus adalah mengurangi beratnya penyakit dan memper!epat

    penyembuhan melalui sistem imunitas (imunoterapi). (2, %)

    1. Sindrom, uillain arre dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis dan

    pasien diatasi di unit peraatan intensif. (2, %)

    a. 'engaturan jalan napas

    9espirasi diaasi se!ara ketat terhadap perubahan kapasitas :ital dan gas

    darah yang menunjukkan permulaan kegagalan pernafasan. Setiap adatanda kegagalan pernafasan maka penderita harus segera dibantu dengan

    oksigenasi dan pernafasan buatan. 8rakheotomi harus dikerjakan atau

    intubasi penggunaan :entilator jika pernafasan buatan diperlukan untuk

    aktu yang lama atau resiko terjadinya aspirasi. @alaupun pasien masih

    bernafas spontan, monitoring fungsi respirasi dengan mengukur kapasitas

    :ital se!ara regular sangat penting untuk mengetahui progresi:itas

    penyakit.

    b. 'emantauan ;$ dan tekanan darah

    6onitoring yang ketat terhadap tekanan darah dan ;$ sangat penting

    karena gangguan fungsi otonom dapat mengakibatkan timbulnya

    hipotensi atau hipertensi yang mendadak serta gangguan irama jantung.

    3ntuk men!egah takikardia dan hipertensi, sebaiknya diobati dengan

    obat-obatan yang aktu kerjanya pendek (short-a!ting), seperti /

    penghambat beta atau nitroprusid, propanolol. ?ipotensi yang disebabkan

    disotonomi biasanya membaik dengan pemberian !airan i: dan posisi

    terlentang (supine). tropin dapat diberikan untuk menghindari episode

    brakikardia selama pengisapan endotrakeal dan terapi fisik. $adang

    diperlukan pa!emaker sementara pada pasien dengan blok jantung derajat

    2 atau #.

    !. 'lasmaparesis

    'ertukaran plasma (plasma echan"e) yang menyebabkan reduksi

    antibiotik ke dalam sirkulasi sementara, dapat digunakan pada serangan

    12

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    14/59

    berat dan dapat membatasi keadaan yang memburuk pada pasien

    demielinasi. ermanfaat bila dikerjakan dalam aktu # minggu pertama

    dari onset penyakit. umlah plasma yang dikeluarkan per eH!hange adalah

    %0-0 ml5kg. *alam aktu -1% hari dilakukan tiga sampai lima kali

    eH!hange. 'lasmaparesis atau plasma eH!hange bertujuan untuk

    mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar. lbumin / dipakai pada

    plasmaferesis, karena 'lasma pasien harus diganti

    dengan suatu substitusi plasma.

    d. 'erlu diperhatikan pemberian !airan dan elektrolit terutama natrium

    karena penderita sering mengalami retensi airan dan hiponatremi

    disebabkan sekresi hormone *? berlebihan.e. +leus paralitik terkadang ditemukan terutama pada fase akut sehingga

    parenteral nutrisi perlu diberikan pada keadaan ini.

    2. 'eraatan umum / (2, %)

    a. 6en!egah timbulnya luka baring5bed sores dengan perubahan posisi tidur.

    b. Fisioterapi yang teratur dan baik juga penting. Fisioterapi dada se!ara

    teratur untuk men!egah retensi sputum dan kolaps aru. Segera setelah

    penyembuhan mulai fase rekon:alesen) maka fisioterapi aktif dimulai

    untuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot.

    !. Spint mungkin diperlukan untuk mempertahakan posisi anggota gerak

    yang lumpuh,

    d. $ekakuan sendi di!egah dengan gerakan pasif. erakan pasti pada kaki

    yang lumpuh men!egah deep :oin thrombosis.

    e. 'eraatan kulit, kandung kemih, saluran pen!ernaan, mulut, faring dan

    trakhea.

    f. +nfeksi paru dan saluran ken!ing harus segera diobati.

    g. ila ada nyeri otot dapat dapat diberikan analgetik.

    #. 'engobatan (2, %)

    a. $ortikosteroid

    Seperti / aIathioprine, !y!lophosphamid

    $ebanyakan penelitian mengatakan baha penggunaan preparat steroid

    tidak mempunyai nilai5tidak bermanfaat untuk terapi S. 'eter

    melaporkan kemungkinan efek steroid dosis tinggi intra:enous

    menguntungkan. *ilaporkan # dari penderita memberi respon dengan

    methyl prednisolon sodium su!!inate intra:enous dan diulang tiap & jam

    1#

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    15/59

    diikuti pemberian prednisone oral #0 mg setiap & jam setelah %= jam

    pengobatan intra:enous.

    ;fek samping dari obat-obat ini adalah/ alope!ia, muntah, mual dan sakit

    kepala.

    b. 'rofilaksis terhadap *>8 (deep :ein thrombosis)

    'emberian heparin dengan berat molekuler yang rendah se!ara subkutan

    (fra!tioned Ao 6ole!ular @eight ?eparin5 fra!tioned A6@?) seperti /

    enoHaparin, lo:enoH dapat mengurangi insidens terjadinya

    tromboembolisme :ena se!ara dramatik, yang merupakan salah satu

    sekuele utama dari paralisis ekstremitas. *>8 juga dapat di!egah dengan

    pemakaian kaus kaki tertentu (true "radient compression hose' anti

    embolic stocin"s' anti%thromboembolic disease (/!) hose).

    !. 'engobatan imunosupresan/

    1) +munoglobulin +>

    eberapa peneliti pada tahun 14== melaporkan pemberian

    immunoglobulin atau gamaglobulin pada penderita S yang parah

    ternyata dapat memper!epat penyembuhannya seperti halnya

    plasmapharesis. amaglobulin (>einoglobulin) diberikan perintra:ena

    dosis tinggi. 'engobatan dengan gamma globulin inter:ena lebih

    menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena efek

    samping5komplikasi lebih ringan tetapi harganya mahal. *osis

    aintenan!e 0.% gr5kg 5hari selama # hari dilanjutkan dengan dosis

    maintenan!e 0.% gr5kg 5hari tiap 1 hari sampai sembuh.

    imunoglobulin intra:ena (+>+ s) / dipakai untuk memperbaiki

    aspek klinis dan imunologis dari S dan *osis deasa adalah 0,%

    g5kg5hari selama hari (total 2 g selama hari) dan bila perlu diulang

    setelah % minggu. $ontraindikasi +>+g / adalah hipersensiti:itas

    terhadap regimen ini dan defisiensi +g, antibodi anti +g;5 +g. 8idak

    ada interaksi dng obat ini dan sebaiknya tidak diberikan pd kehamilan.

    2) 7bat sitotoksik

    'emberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah & merkaptopurin (&-

    6').

    1%

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    16/59

    K. KOMPLIKASI

    'aralysis yang persisten, kegagalan pernafasan, :entilasi mekanik, hipotensi

    atau hipertensi, tromboembolisme, pneumonia, kulit yang pe!ah, aritmia kardial,

    ieus, aspirasi, retensi urinae, problem psikiatrik (seperti / depresi dan ansietas).

    L. PATHWAY

    8erlampir

    M. PROSES KEPERAWATAN

    1. Pen9)8i)n

    a. kti:itas5+stirahat

    1) ejala / adanya kelemahan dan paralysis se!ara simetris yang

    biasanya dimulai dari ekstremitas baah dan selanjutnya berkembang

    dengan !epat ke arah atas, hilangnya kontrol motorik halus tangan.

    2) 8anda / kelemahan otot, paralysis plaksid (simetris), !ara berjalan

    tidak mantap.

    b. Sirkulasi

    8anda / perubahan tekanan darah (hipertensi5hipotensi), disritmia,

    takikardia5brakikardia, ajah kemerahan, diaforesis.

    !. +ntegritas ;go

    1) ejala / perasaan !emas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah yang

    dihadapi.

    2) 8anda / tampak takut dan bingung.

    d. ;liminasi

    1) ejala / adanya perubahan pola eliminasi.2) 8anda / kelemahan pada otot-otot abdomen, hilangnya sensasi anal

    (anus) atau berkemih dan refleks sfingter.

    e. 6akanan5!airan

    1) ejala / kesulitan dalam mengunyah dan menelan.

    2) 8anda / gangguan pada refleks menelan atau refleks gag.

    f. eurosensori

    1

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    17/59

    1) ejala/ kebas, kesemutan dimulai dari kaki atau jari-jari kaki dan

    terus naik, perubahan rasa terhadap posisi tubuh, :ibrasi, sensasi

    nyeri, sensasi suhu, perubahan dalam ketajaman penglihatan.

    2) 8anda / hilangnya5menurunnya refleks tendon dalam, hilangnya tonus

    otot, adanya masalah dengan keseimbangan, adanya kelemahan pada

    otot-otot ajah, terjadi ptoris kelopak mata, kehilangan kemampuan

    untuk berbi!ara.

    g. yeri5kenyamanan

    ejala / nyeri tekan otot, seperti terbakar, mengganggu, sakit, nyeri

    (terutama pada bahu, pel:is, pinggang, punggung dan bokong).

    ?iposensitif terhadap sentuhan.

    h. 'ernafasan

    1) ejala / kesulitan dalam bernafas.

    2) 8anda / pernafasan perut, menggunakan otot bantu nafas, apnea,

    penurunan bunyi nafas, menurunnya kapasitas :ital paru,

    pu!at5sianosis, gangaun refleks gag5menelan5batuk.

    i. $eamanan

    1) ejala / infeksi :irus nonspesifik (seperti infeksi saluran pernafasan

    atas) kira-kira dua minggu sebelum mun!ulnya tanda serangan,

    adanya riayat terkena herpes Ioster, sitomegalo:irus.

    2) 8anda / suhu tubuh yang berfluktuasi (sangat tergantung pada suhulingkungan), penurunan kekuatan5tonus otot, paralysis5parestesia.

    j. +nteraksi Sosial

    8anda/ kehilangan kemampuan untuk berbi!ara5berkomunikasi.

    k. 'enyuluhan5pembelajaran

    ejala/ 'enyakit sebelumnya (infeksi saluran pernafasan atas,

    gastroenteritis, penyakit houlkin)J pembedahan5anestesia umum trauma.

    'ertimbangan/ '' menunjukkan rerata lama peraatan/ & hari. 9en!ana

    1&

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    18/59

    pemulangan/ mungkin pasien memerlukan bantuan mengenai transportasi,

    penyiapan makan, peraatan diri, dan keajiban pekerjaan rumah.

    6ungkin perlu melakukan perubahan pada tata ruang dan bentuk rumah,

    pemindahan pusat rehabilitasi.

    l. 'emeriksaan diagnosis

    1) Fungsi lumbal berurutan/ memperhatikan fenomena klasik dari

    tekanan normal dan jumlah sel darah putih yang normal, dengan

    peningkatan protein nyata dalam %-& minggu. iasanya peningkatan

    protein tersebut tidak akan tampak pada %- hari pertama, mungkin

    diperlukan pemeriksaan seri fungsi lumbal (perlu diulang beberapa

    kali).

    2) ;lektromiografi/ hasilnya tergantung pada tahap dan perkembangan

    sindrom yang timbul, ke!epatan konduksi saraf diperlambat pelan.

    Fibrilasi (getaran yang berulang dari unit motorik yang sama)

    umumnya terjadi pada fase akhir.

    #) *arah lengkap/ terlihat adanya leukositosis pada fase aal.

    %) Foto rontgen/ dapat memperlihatkan berkembangnya tanda-tanda

    dari gangguan pernafasan seperti atelektasis, pneumonia.

    ) 'emeriksaan fungsi paru/ dapat menunjukkan adanya penurunan

    kapasitas :ital, :olume tidal, dan kemampuan inspirasi.

    1

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    19/59

    #. Di)9nos) Ke>e')/),)n

    NODIAGNOSA

    KEPERAWATANTU

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    20/59

    pasien pada posisi duduk bersandar.

    9 / 6eningkatkan ekspansi paru dan usaha batuk,

    menurunkan kerja pernafasan dan membatasi

    terjadinya risiko aspirasi sekret.

    &. ;:aluasi refleks batuk, refleks gag, atau refleks

    menelan se!ara periodik.

    9 / ika otot kepala dan otot leher terkena, maka

    e:aluasi ulang terhadap refleks tersebut harusdilakukan untuk men!egah aspirasi, infeksi

    pulmonia, dan gagal nafas.

    . Aakukan penghisapan sekret, !atat arna danjumlah dari sekret (sputum)

    9 / $ehilangan kekuatan dan fungsi otot mungkin

    mengakibatkan ketidakmampuan pasien untuk

    mempertahankan dan atau membersihkan jalan

    nafas.

    $olaborasi /

    1. Aakukan pemantauan terhadap analisa gas

    darah, aksimteri nadi se!ara teratur.

    9 / 6enentukan keefektifan dari :entilasi sekarang dan

    kebutuhan untuk keefektifan dari inter:ensi.

    2. 8injau ulang foto ronsen9 / danya perubahan merupakan indikasi dari kongesti

    paru dan atau atelektasis.

    #. erikan terapi suplementasi oksigen sesuai

    indikasi, dengan menggunakan !ara pemberian yang

    sesuai kanula, masker oksigen, atau :entilator mekanik.

    9 / 6engatasi hipoksia. 'elembaban terhadap sekret

    20

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    21/59

    (agar mudah dikeluarkan) dan menjaga kelembaban

    membran mukosa karena hal tersebut dapat

    menurunkan iritasi jalan nafas.

    %. erikan obat5bantu dengan tindakan

    pembersihan pernafasan, seperti latihan pernafasan,

    perkusi dada, :ibrasi, dan drainase postural.

    9 / 6empebaiki :entilasi dan menurunkan atelektasis

    dengan memobilisasi sekret dan meningkatkanekspansi al:eoli paru.

    . Siapkan untuk5mempertahankan inkubasi,

    :entilator mekanik sesuai kebutuhan.9 / 10

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    22/59

    diinginkan. bantal, !ro!hanter roll, papan kaki.

    9 / 6empertahankan ekstremitas dalam posisi

    fisiologis, men!egah kontraktur dan kehilangan

    fungsi sendi.

    %. Aakukan latihan rentang gerak positif. ?indari

    latihan aktif selama fase akut.

    9 / 6enstimulasi sirkulasi, meningkatkan tonus otot

    dan meningkatkan mobilisasi sendi.. $oordinasikan asuhan yang diberikan dan

    periode istirahat tanpa gangguan.

    9 / 'enggunaan otot se!ara berlebihandapatmeningkatkan aktu yang diperlukan untuk

    remielinisasi, karenanya dapat memperpanjang

    aktu penyembuhan.

    &. njurkan untuk melakukan latihan yang terus

    dikembangkan, seperti duduk di sisi tempat tidur

    dengan sokongan, bangkit dari kursi, dan kemudian

    ambulasi sesuai kemampuan.

    9 / $egiatan latihan pada bagian tubuh yang terkena

    yang ditingkatkan se!ara bertahap, meningkatkan

    fungsi organ normal dan memiliki efek psikologis

    yang positif.

    . erikan lubrikasi5minyak artifisial sesuaikebutuhan.

    9 / 6en!egah kekeringan dari jaringan tubuh yang

    halus ketika pasien tidak dapat

    menutup5mengedipkan mata se!ara memadai.

    $olaborasi /

    22

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    23/59

    1. $onfirmasikan dengan atau rujuk ke bagian terapi

    fisik5terapi okupasi.

    9 / ermanfaat dalam men!iptakan kekuatan otot

    se!ara indi:idual5 latihan terkondisi dan program

    latihan berjalan dan mengidentifikasi alat bantu.

    #. 9esiko tinggi terhadap

    perubahan nutrisi

    kurang kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan

    kerusakan

    neuromus!ular yang

    mempengaruhi refleksgagal5batuk5menelan

    dan fungsi +.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan diharapkan tidak terjadi

    perubahannutrisi kurang dari

    kebutuhan, dengan kriteria hasil klien

    mampu/

    1. 6endemonstrasikan berat badan

    stabil.2. ormalisasi nilai-nilai

    laboratorium.

    #. 8idak ada tanda malnutrisi (mata

    !ekung, konjungti:a anemis,

    kurus, tilang dada menonjol)

    6andiri /

    1. $aji kemampuan untuk mengunyah, menelan, batuk,

    pada keadaan yang teratur.

    9 / $elemahan otot dan refleks yang

    hipoaktif5hiperaktif dapat mengindikasikan

    kebutuhan akan metode makasi alternatif, seperti

    melalui selang dan sebagainya.2. uskultasi bising usus, e:aluasi adanya distensi

    abdomen.

    9 / 'erubahan fungsi lambung sering terjadi akibat dari

    paralisis5 imobilisasi.

    #. atat masukan kalori setiap hari.

    9 / 6engidentifikasi kekurangan makanan dan

    kebutuhannya.

    %. atat makanan yang disukai atau tidak disukai oleh

    pasien dan termasuk dalam pilihan diet yang

    dikehendaki.

    2#

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    24/59

    9/ 6eningkatkan rasa kontrol dan mungkin juga dapat

    meningkatkan usaha untuk makan.

    . erikan makanan setengah padat5!air

    9 / 6akanan lunak5setengah padat menurunkan risiko

    terjadinya aspirasi.

    &. njurkan untuk makan sendiri. +Iinkan untuk makan

    sesuai aktu yang diinginkan atau yang memungkinkan

    bagi pasien untuk terus berusaha sendiri. eribantuan5beri makan kebutuhan.

    9 / *erajat hilangnya kontrol motorik mempengaruhi

    kemampuan untuk makan sendiri.. njurkan orang terdekat ikut berpartisipasi pada aktu

    makan, seperti memberi makan dan membaa makanan

    kesukaan pasien dari rumah.

    9 / 6emberikan aktu bersosialisasi yang dapat

    meningkatkan jumlah masukan makanan pada

    pasien.

    =. 8imbang berat badan setiap hari.

    9/ 6engkaji keefektifan aturan diet.

    $olaborasi /

    1. erikan diet tinggi kalori atau protein nabati.

    9 / 6akanan suplementasi dapat meningkatkanpemasukan nutrisi.

    2. 'asang5pertahankan selang . berikan makanan

    enteral5parenteral.

    9 / *apat diberikan jika pasien tidak mampu untuk

    menelan, untuk pemasukan makanan kalori,

    elektrolit dan mineral.

    2%

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    25/59

    %. 9esiko tinggi

    konstipasi5 diare

    berhubungan dengan

    kerusakan

    neuromuskuler

    (kehilangan sensasi dan

    refleks anal), imobilitas,

    perubahan padamasukan diet5 !airan.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan diharapkan klien mampu

    mempertahankan pola eliminasi usus

    tanpa ileus.

    6andiri /

    1. njurkan pasien untuk minum paling sedikit 2000

    ml5hari (jika pasien dapat menelan)

    9 / 6akanan suplementasi dapat meningkatkan

    pemasukan nutrisi.

    2. erikan pri:asi dan posisi foler pada tempat tidur

    dengan teratur.

    9 / 6eningkatkan usaha e:akuasi feses.#. uskultasi bising usus, !atat adanya5tidak atau

    perubahan bising usus.

    9 / 'enurunan5hilangnya bising usus dapat merupakanindikasi adanya ileus paralitik yang berarti hilangnya

    motilitas usus dan atau ketidakseimbangan elektrolit.

    %. atat adanya distensi abdomen, nyeri tekan. 3kur

    lingkar perut sesuai kebutuhan.

    9 / *apat men!erminkan perkembangan ileus paralitik

    atau adanya impoksi fekal.

    . 'antau adanya mual, muntah, penghentian feses.

    9 / $e!epatan perkembangan pada ileus yang komplit

    dapat ber:ariasi tetapi dapat diperkirakan.

    $olaborasi/

    1. beri obat pelembek feses, supositoria, laksatif, ataupenggunaan selang !ektal sesuai kebutuhan.

    9 / 6en!egah konstipasi, menurunkan distensi

    abdomen dan membantu dalam keteraturan fungsi

    defekasi.

    2. 8ingkatkan diet makanan yang berserat atau perubahan

    ke!epatan dan jenis dari makanan sonde jika ada

    2

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    26/59

    kebutuhan.

    9 / 6embantu dalam mengatur konsistensi fekal dan

    menurunkan konstipasi.

    #. 'asang5pertahankan selang 8 jika ada kebutuhan.

    9 / 6enurunkan mual dan muntah dan melakukan

    dekompresi pada distensi abdomen yang

    berhubungan dengan hilangnya peristaltik,

    mun!ulnya ileus paralitik. nsietas5 ketakutan

    berhubungan dengan

    krisis situasional,

    an!aman kematian5

    perubahan dalam status

    kesehatan.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan diharapkan ansietas

    klien berkurang sampai tingkat yang

    dapat diatasi, dengan kriteria hasil

    klien mampu/

    1. 6enerima dan mendiskusikanrasa takut.

    2. 6engungkapkan pengetahuan

    yang akurat tentang situasi.

    #. 8ampak rileks dan melaporkan

    ansietas berkurang sampai tingkat

    dapat diatasi.

    6andiri/

    1. 8empatkan pasien dekat dengan ruang peraat, periksa

    pasien se!ara teratur.

    9 / 6emberikan keyakinan baha bantuan segera dapat

    diberikan.

    2. erikan bentuk komunikasi alternatif jika diperlukan.9 / 6enurunkan perasaan tidak berdaya dan perasaan

    terisolasi.

    #. *iskusikan adanya perubahan !itra diri, ketakutan akan

    hilangnya kemampuan yang menetap, kehilangan

    fungsi, kematian masalah mengenai kebutuhan

    penyembuhan.

    9 / 6embaa perasaan takut se!ara terbuka,

    memberikan kesempatan untuk mengkaji

    persepsi5informasi yang salah dari pasien danmemberikan peme!ahan masalah.

    %. erikan penjelasan singkat mengenai peraatan,

    ren!ana peraatan dengan orang terdekat.9 / pemahaman yang baik dapat meningkatkan kerja

    sama pasien dalam kebutuhan akan melakukan

    akti:itas. 'elibatan pasien dan orang terdekat dapat

    2&

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    27/59

    mempertahankan beberapa perasaan kontrol yang

    akan meningkatkan harga diri.

    2

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    28/59

    &. 9esiko 8inggi terhadap

    !edera berhubungan

    dengan gangguan

    penglihatan dan

    gangguan keseimbangan

    dan pendengaran.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan diharapkan tidak ada

    laporan !idera, dengan kriteria hasil

    klien mampu/

    1. 6enyatakan pemahaman faktor

    yang terlibat dalam kemungkinan

    !edera.

    2. 6enunjukkan perubahan perilaku,pola hidup untuk menurunkan

    faktor risiko dan untuk

    melindungi diri dari !edera.#. 6engubah lingkungan sesuai

    indikasi untuk meningkatkan

    keamanan.

    . eri pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring

    ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan.

    9 / 6enurunkan tekanan pada mata yang sakit.

    &. atasi akti:itas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba,

    menggosok mata, mengbongkok.

    . *orong nafas dalam, batuk untuk bersihan paru.

    9 / atuk meningkatkan 810.

    =. njurkan menggunakan teknik manajemen stress!ontoh/ bimbingan imajinasi, :isualisasi, nafas dalam

    dan latihan relaksasi.

    9 / 6eningkatkan relaksasi dan koping, menurunkan810.

    4. 'ertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.

    9 / *igunakan untuk melindungi dari !edera

    ke!elakaan dan menurunkan gerakan mata.

    $olaborasi /

    1. erikan obat sesuai indikasi

    a. ntiemeti!, !ontoh/ proklorperoIin (!ompaIine)

    9 / 6ual5muntah dapat meningkatkan 810,

    memerlukan tindakan segera untuk

    men!egah !edera.

    b. setaIolamid (diamoH)9 / *iberikan untuk menurunkan 810 bila terjadi

    peningkatan. 6embatasi kerja enIim pada

    produksi akueous homor.

    !. nalgetik, !ontoh/ ;mpirin dengan kodein,

    asetaminofen (tyenol)

    9 / *igunakan untuk ketidaknyamanan ringan,

    2=

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    29/59

    meningkatkan istirahat5men!egah gelisah, yang

    dapat mempengaruhi 810.

    24

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    30/59

    BAB III

    TIN

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    31/59

    b. 9iayat 'enyakit Sekarang

    Sekitar % hari sebelum masuk 9umah Sakit, klien mengeluh tangan

    kesemutan dan kaki klien tidak dapat digerakkan. Selama % hari pasien

    mengatakan tidak dan perutnya mulas. $lien masuk 9S. 'ermata

    dan disarankan oleh dokter S yang menangani untuk diraat inap dan

    diteruskan ke ruang 1 Syaraf. Selama ada di 9umah Sakit klien

    diobser:asi dan dilakukan pemeriksaan.

    !. 9iayat 'enyakit *ahulu

    Sebelumnya klien belum pernah diraat di 9umah Sakit manapun.

    d. 9iayat 'enyakit $eluarga

    $eluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama.

    enogram/

    $eterangan/

    Aaki-laki ?ubungan

    perkainan

    'erempuan 8inggal serumah

    $lien 6eninggal

    #0

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    32/59

    $lien anak ketiga dari empat beraudara. 8idak ada keluarga yang

    memiliki penyakit yang sama seperti klien. $lien tinggal serumah

    bersama istri dan kedua anaknya.

    . Pee'is))n :isi

    a. 8anda-tanda :ital

    *ikaji tanggal 2% 6aret 2004, pukul 0=.#0 @+

    8* / 1#0540 mm?g

    ?9 / =& H5menit

    99 / 20 H5menit

    Suhu / #&,

    b. $epala dan leher

    Ke,e')n9)n/ L / ada

    Mang

    *ikaji

    $eterangan

    entuk

    6uka

    9ambut

    6ata

    8elinga

    ?idung

    6ulut

    Aeher

    6esosefal

    Simetris, mengerut dahi L

    ?itam, sedikit beruban, penyebaran merata

    8idak terdapat lesi, sklera tidak ikterus, konjungti:a tidak anemis,pupil/ reflek !ahaya L, bentuk bulat ukuran # mm, tidak ada

    nistagmus dan melihat kembar, nyeri tekan tidak ada, fungsi

    penglihatan dbn (D %5&0), berkedip L

    Simetri ka C ki, tidak ada dis!harge, tidak ada lesi, tidak ada nyeri

    tekan fungsi pendengaran dbn dengan arloji dan suara berbisik L5L

    Simetri lubang ka C ki, tidak ada dis!harge, tidak ada nafas !uping

    hidung.

    6ukosa bibir lembab, gigi tidak ada !aries !ukup bersih, tidak ada

    pendarahan gusi, tidak tampak sianosis.

    6enelan L, membuka mulut L , mengunyah L, mengigit L

    8idak terdapat pembesaran tiroid, tra!hea simetri di tengah, tidakada de:iasi, tidak terdapat kaku kuduk.

    #1

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    33/59

    !. antung

    8anggal 2%50#504 jam 0=.#0

    +nspeksi +!tus !ordis tak tampak

    'alpasi +!tus !ordis teraba di S+ >, 2 !m di A6S

    'erkusi $onfigurasi jantung dbn

    uskultasi unyi jantung +-++ tunggal tidak ada murmur dan gallop

    d. 'aru-paru

    8anggal 2%50#504 jam 0=.#0

    +nspeksi Simetri, statis, dinamis, tidak ada tarikan otot asesori

    'alpasi Fresmitus ka C ki

    'erkusi Sonor diseluruh lapang paru

    uskultasi Suara dasar :esikuler di seluruh lapang paru, tidak ada heeIing

    atau ronki

    e. bdomen

    8anggal 2%50#504 jam 0=.#0

    +nspeksi Sedikit !embung, tidak ada lesi, tidak ada :enektasi

    uskultasi 3 H5 menit

    'alpasi 8idak ada nyeri tekan ?epar, lien tak teraba, teraba masa feses

    daerah kolon desendens

    'erkusi 8impani, pekak sisi ada, pekak alih tidak ada

    f. ;kstremitas

    E,'ei,)s ),)s

    8anggal

    5am

    $anan $iri

    #2

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    34/59

    2%50#504

    0=.#0

    'ergerakan menurun

    $ebas5kesemutan ada

    9asa baal ada

    $ekuatan otot #

    apillary refill E 2 detik;dema tidak ada

    8onus menurun

    trofi tidak ada

    yeri ada (ketika pertama kali

    sendi digerakkan)

    'ergerakan menurun

    $ebas5kesemutan ada

    9asa baal ada

    $ekuatan otot #

    apillary refill E 2 detik;dema tidak ada

    8onus menurun

    trofi tidak ada

    yeri ada (ketika pertama kali

    sendi digerakkan)

    E,'ei,)s @)/)h

    8anggal

    5am

    $anan $iri

    2%50#5040=.#0

    'ergerakan menurun$ebas5kesemutan ada

    9asa baal ada

    $ekuatan otot 1

    apillary refill E 2 detik

    ;dema tidak ada

    8onus menurun

    trofi tidak ada

    yeri ada (ketika pertama kali

    sendi digerakkan)

    'ergerakan menurun$ebas5kesemutan ada

    9asa baal ada

    $ekuatan otot 1

    apillary refill E 2 detik

    ;dema tidak ada

    8onus menurun

    trofi tidak ada

    yeri ada (ketika pertama kali

    sendi digerakkan)

    g. Sistem 'ersarafan

    1. Fungsi !erebral

    8anggal5am 2%50#504 jam 0=.#0

    a. Status mental

    - 8ingkat kesadaran

    - S

    - aya bi!ara

    omposmentis

    ;%>&6 C 1

    Sesuai

    b. Fungsi intelektual

    - 7rientasi aktu- 7rientasi tempat

    - 7rientasi orang

    dada

    da

    !. *aya pikir

    - Spontan, alamiah,

    masuk akal

    - $esulitan berfikir

    - ?alusinasi

    Ma

    8idak ada

    8idak ada

    d. Status emosional

    - lamiah dan datar

    - 'emarah

    - emas

    Ma

    8idak

    8idak

    ##

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    35/59

    - patis 8idak

    2. 'emeriksaan Saraf ranial

    Nervus I (Olfactorius)

    Nervus II

    (Optikus

    Nervus III (Okulomotorius)

    8anggal 1&-12-200=

    6ata

    kanan

    Sela mata 1, !m

    'ergerakan bulbus ebas

    entuk pupil ulat

    esar pupil # mm

    9eflek !ahaya L5'upil menge!il

    6elihat kembar 8idak

    9eflek terhadap

    konfergensi

    L

    istagmus 8idak

    ;noptalmus 8idak

    8anggalSensasi hidung

    kiri

    Sensasi hidung

    kanan

    2%50#504 jam 0=.#0 8idak dikaji 8idak dikaji

    8anggal 2%50#504 jam 0=.#0

    6atakanan

    $etajaman

    penglihatan

    D%5&0

    Aapang

    'andang

    Sulit dinilai

    6elihat

    arna

    L

    Fundus

    o!uli

    8ak dinilai

    6ata

    kiri

    $etajaman

    penglihatan

    D%5&0

    Aapang

    'andang

    Sulit dinilai

    6elihat

    arna

    L

    Funduso!uli

    8ak dinilai

    #%

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    36/59

    ;Hoptalmus 8idak

    Strabismus 8idak

    6ata kiri

    Sela mata 1, !m

    'ergerakan bulbus ebas

    entuk pupil ulatesar pupil # mm

    9eflek !ahaya L5'upil menge!il

    9eflek terhadap

    konfergensi

    L

    6elihat kembar 8idak

    istagmus 8idak

    ;noptalmus 8idak

    ;Hoptalmus 8idak

    Strabismus 8idak

    Nervus IV (Trochlearis)

    8anggal 2%50#504

    6ata

    kanan

    'ergerakan mata ke

    baah - ke dalam.

    L

    6ata

    kiri

    'ergerakan mata ke

    baah - ke dalam.

    L

    Nervus V ( Trigeminus)

    8anggal 2%50#504

    6embuka mulut L

    6engunyah L

    6enggigit L

    9eflek kornea L

    Sensasi pd

    ajah dgn

    benda kasar,

    halus tumpul,

    run!ing

    *ahi L

    *agu L

    'ipi kanan L

    'ipi kiriL

    Nervus VI (Abducen)

    8anggal 2%50#504

    6ata

    $anan

    'ergerakan mata

    lateral

    L

    6elihat kembar 8idak ada

    6ata

    kiri

    'ergerakan mata

    lateral

    L

    6elihat kembar 8idak ada

    #

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    37/59

    Nervus VII (Fasialis)

    8anggal 2%50#504

    6engerut dahi L

    8ersenyum L6engangkat alis L

    6enutup mata L

    9asa ke!ap 25#

    anterior lidah

    (manis N asam)

    8idak dikaji

    Nervus VIII (Vestibulochoclearis)

    8anggal 2%50#504

    8elingakanan

    Suara bisikan L

    *etik arloji L

    9inne 8idak dikaji

    @eber 8idak dikaji

    8elinga

    kiri

    Suara bisikan L

    *etik arloji L

    9inne 8idak dikaji

    @eber 8idak dikaji

    Nervus IX (lossophar!ngeus)

    8anggal 2%50#504

    9asa ke!ap 15#

    anterior lidah

    (pahit)

    8idak dikaji

    Nervus X (Vagus)

    8anggal 2%50#504

    6enelan L

    i!ara L

    Nervus XI (Accesorius)

    8anggal 2%50#504

    6engangkat bahu$anan L

    $iri L

    6engangkat kepala$anan L

    $iri L

    NervusXII ("!poglasus)

    8anggal 2%50#504

    #&

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    38/59

    6enjulurkan lidah L

    6enggerak-

    kan lidah

    $e kanan L

    $e kiri L

    8remor lidah 8idak ada

    rtikulasi aik

    #. 'emeriksaan Sistem 6otorik

    8anggal 2%50#504

    'ergerakan;ktemitas sup menurun5menurun

    ;kstemitas inf menurun5menurun

    $ekuatan otot;ktemitas sup #5#

    ;kstemitas inf 151

    8onus;ktemitas sup menurun5menurun

    ;kstemitas inf menurun5menurun

    $eseimbangan

    dan koordinasi

    ;ktemitas sup 8idak terkaji

    ;kstemitas inf 8idak terkaji

    %. 'emeriksaan refleks

    8anggal 2%50#504

    9eflek kulit perutSup L5L

    +nf L5L

    9efleks biseps 6enurun5menurun

    9efleks triseps 6enurun5menurun

    9efleks patella 6enurun5menurun

    9efleks a!hiles 6enurun5menurun

    9efleks hofman tromer 8idak ada

    9efleks babinski 8idak ada

    9efleks !hadok 8idak ada

    . 'emeriksaan Sensorik

    8anggal 2%50#504

    Sensasi taktil Sup L5L

    +nf L5L

    Sensasi suhu 8idak dinilai

    'erasaan nyeri Sup L5L

    +nf L5L

    >ibrasi dan

    propriosepsi

    6enurun

    +ntegrasi sensasi 8idak dinilai

    Ke,e')n9)n/ L / ada J - / tidak ada

    h. Sistem !ardio-respiratory

    yeri dada / tidak ada

    9iayat merokok / tidak

    #

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    39/59

    ernafas melalui / hidung

    $esulitan bernafas / tidak ada

    8erapi oksigen / - liter.

    atuk / tidak

    atuk darah / tidak ada

    i. Sistem +ntegumen

    8anggal5am 2%50#504 jam 0=.#0

    @arna kulit 8idak pu!at, tidak sianosis

    8urgor ukup

    6ukosa

    bibir

    Aembab

    apilar refill E 2 detik

    ;dema 8idak ada

    $elainan $elemahan % anggota gerak

    0. S,),us nu,'isi

    a. ntropometri

    Se@elu )su 'u)h s)i, Nil)i IMT s,)n!)'

    / kg 8 / 11 !m

    +68 / 21, ( normal)S)), Di')/),/ 8anggal 2% 6aret 2004

    / &2 kg 8 / 11 !m

    +68 / 21,20 (undereight)

    b.iokimia

    ?b / 1#,4 gr < lbumin / -

    !. 'enampilan fisik

    Aemah, mata tidak !ekung, konjingti:a tidak anemis, tidak adapenonjolan tulang dada, turgor kulit !ukup.

    d.*iet

    dekuat, 1 porsi habis, tidak ada mual-muntah.

    2. S,),us 5)i')n

    8abel !airan dalam 2 jam pertama masuk rumah sakit

    8anggal

    5jam

    +ntake 7utput alan!e

    !airan

    ilai $ategoriE20 3ndereight

    20-2 normal

    2-#0 7:ereight

    D#0 7besitas

    #=

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    40/59

    2%50#504 'arenteral C 0 !!

    6inum C 10 !!

    6akan C - !!

    3rine C 12 !!

    +@A C - !!

    Feses C - !!

    6untah C -

    *rainase C -

    L !!

    8otal input C 200 !! 8otal output C 12 !!

    Ke,e')n9)n/ L / ada J - / tidak ada

    %. S,),us hi9ienis

    8anggal 2%50#504

    6andi 8ergantung

    anti pakaian 8ergantung

    6enggosok gigi 8ergantung6emotong kuku 8ergantung

    $eramas 8ergantung

    'enampilan 9api, bersih

    3. ADL

    8anggal athi

    ng

    *ressi

    ng

    8oiletin

    g

    8ransferin

    g

    ontinan!e Feedin

    g

    +ndeks

    $8O

    2%50#504 8 8 8 8 6 8 ;

    Ke,e')n9)n 6 / 6andiri J 8 / 8ergantung

    *. S,),us Eliin)si

    Sebelum diraat/

    -

    Frekuensi -

    @arna -

    $onsistensi -

    yeri -

    *arah -

    Aendir -

    - $

    Frekuensi % " H5hari

    @arna $uning jernih

    umlah 1000 !!5 hari

    #4

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    41/59

    yeri -

    *arah -

    Selama diraat

    -

    T)n99)l 2%50#504

    Frekuensi -

    @arna -

    $onsistensi -

    yeri -

    *arah -

    Aendir -

    - $

    T)n99)l 2%50#504

    Frekuensi 1 H52 jam

    @arna $uning

    umlah 8ak terkaji

    yeri -

    *arah -Aendir -

    1$. S,),us Mo@ilis)si

    8anggal 6iring *uduk erdiri alan $amar

    mandi

    2%50#504 *ibantu *ibantu - - -

    11. N(e'iKen())n)n

    $lien mengeluh nyeri ringan saat sendi akan digerakkan lama-lama nyeri

    hilang.

    1#. A,i6i,)sIs,i')h),

    Sebelum masuk rumah sakit/ klien tidur jam5hari, tidak pernah tidur siang

    1+. In,'e9i,)s e9o

    %0

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    42/59

    $lien tampak tenang dan mengaku pasrah serta tetap bersemangat untuk

    sembuh.

    1. Ke>e'5)())n

    $lien beragam islam, rajin mengerjakan sholat, taat beribadah.

    $lien per!aya baha penyakit merupakan !ara 8uhan untuk menghapus

    dosanya dan dengan berdoa serta bersabar akan diberi kesembuhan

    10. Sesu)li,)s

    8ak terkaji

    12. Pe'il)u !)n hu@un9)n sosi)l

    8empat tinggal / rumah pribadi

    Sikap / kooperatif

    ?ubungan dalam keluarga / sangat baik

    ?ubungan sosial masyarakat / baik

    'eran dalam masyarakat / sejak sakit menjadi kurang aktif dalam

    kegiatan masyarakat

    1%. S,),us Eonoi Keseh),)n

    3mum

    13. Pen9e,)hu)n

    $lien dan keluarga mengatakn penyakitnya kambuh berulang dari akut

    memburuk kemudian membaik, klien dan keluarga mengetahui gejala yaitu

    berupa kelemahan pada anggota gerak. ejala aal yang dikendali adalahbila klien sudah tidak bisa mengkan!ingkan baju sehingga istri langsung

    membaa ke 9S*$ selama dirumah rutin melakukan fisiotrerapi.

    1*. Tin!))n ol)@o')si eseh),)n

    elum ada tindakan kolaborasi.

    #$. H)sil Pee'is))n Penun8)n9 Di)9nos,i

    a. Aaboratorium

    %1

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    43/59

    'emeriksaanilai

    ormalSatuan

    2%50#504 j 1%.00

    ilai

    ?b 1# " 1& < 1#,4

    ?t %0 " % < %4

    ;ritrosit % " & jt5mmk 1,=Aeukosit % " 11 ribu5mmk ,

    8rombosit 10 " %00 ribu5mmk 202

    ula darah puasa =0 " 12& mgr5dA 11 mgr5dA

    (sedang)

    ula darah 2 jam

    ''

    =0 " 1%0 mgr5dA 1 mgr5dA

    (sedang)

    3reum 1 " #4 mgr5dA 21

    $reatinin 0,& " 1,# mgr5dA 0,=

    atrium 1#& " 1% mmol5A 1%0

    hlorida 4= " 10 mmol5A 10$alium #, " ,1 mmol5A %,&

    $olesterol 0 " 200 mgr5dA 1

    8rigliserida #0 " 10 mgr5dA

    A*A &2 " 1#0 mgr5dA =4

    ?*A # " &0 mgr5dA %%

    S78 1 " # 35+ 102 ?

    S'8 #0 " & 35+ 112 ?

    lkali fosfatase 0 " 1#& 35+ %

    '$ 0 " 2#2 35+ =2

    8# 0,42 " 2,## mmol5A 1,#

    8% &0 " 120 mmol5A 110,018S? 0,2 " 3iu5mA 1,

    b.'emeriksaan diagnostik

    'emeriksaan ;6

    ?asil /

    ?antaran saraf motorik /

    n. medianus S, tibialis *5S, n. peroneus S tidak ada, n. medianus *,

    ulnaris *5S, n. peroneus *, distal laten!y memanjang, amplitudo dan

    S;> menurun.

    Sensorik / semua sampel saraf tidak ada respon

    9eflek fisiologis / semua sampel saraf tidak ada respon

    ? reflek / n. fibialis tidak ada respon

    $esimpulan /

    %2

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    44/59

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    45/59

    9aniti

    din

    +> 2H#0 mg

    3lkus

    duodenu

    m

    2H10mg

    1H#00

    mg

    (mlm)

    'en!ega

    han

    kekamb

    u han

    10 mg

    (sblm

    tdr)

    3lkus

    duodenum

    , ulkus

    gaster

    nonmaligna,

    kondisi

    hipersekre

    si

    patologis.

    *isfungsi

    ginjal dan hati,

    hamil, laktasi,

    anak,

    keganasanlambung.

    6engurang

    i bersihan

    dari

    afarin,

    prokainamid, -

    asetilklopra

    mid,

    6eningkat

    kan

    absorbsi

    nidaIolam

    6enurunka

    n absorbsi

    kobalamin.

    Sakit kepala.

    'using, gg +,

    ruam kulit.

    ?epam

    aH

    '7

    Sesu

    dah

    mak

    an

    2H1

    al/

    1kapsul

    #-%H5hr

    'emelih

    araan/

    1-2H5hr

    Suplemen

    untuk

    memelihar

    aNmempe

    rbaiki

    fungus

    hati,

    men!egah

    N

    mengoba

    ti penyakit

    hati.

    ;pilepsy, ?8

    kronik, 8+$

    tinggi, hamil,

    laktasi.

    asetaminof

    en

    -

    +muran '7

    Sesu

    dah

    mak

    an

    (unt

    uk

    mengura

    ngi

    rasa

    tidak

    nya

    man

    pada

    +)

    #H1

    $ondisi

    auto

    imun/

    1-#

    mg5kg5h

    r

    (sesuairespon

    ps)

    Supresi

    penolak

    an

    transpla

    ntasi/

    al/

    s5d

    mg5kg

    1-%

    'engobata

    n pada ps

    yang

    menerima

    transplant

    asi organ,

    hepatitis

    aktifkronik,

    SA;,

    dermatomi

    asitis,

    polioarteri

    tis nodosa,

    anemia

    hemolitik

    didapat,

    +8',

    pioderma

    ?ipersensitif

    trhdp

    aIatriopin,

    merkaptopurin,

    hamil,

    ' /

    6onitor trhdp

    kerusakanhatiNginjal

    yang berat,

    ?amilNusila /

    monitor thdp

    hitung jenis

    leukosit.

    lopurinol

    menghamb

    at

    metabolism

    ,

    6enurunka

    n blo!kade

    neuromuskuler dari

    kurareNtub

    okurarin,

    6enimbulk

    an efek

    potensial

    trhdp

    suksinilkoli

    n,

    6enghamb

    at

    *epresi

    sumsum

    tulang,

    haematopoises

    , makrisitosis,

    mual, muntah,

    anoreksia,

    alergi, ikterus,kolestatin.

    %%

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    46/59

    mg5kg5h

    r

    (sesuai

    respon

    ps)

    gangrenos

    a

    antikoagula

    n thdp

    arfarin,

    8idak bileh

    diberikanbersama

    peni!ilamin

    ,

    kotrimokIa

    sol,

    !aptopril.

    6ersibi

    on

    8ab/

    1/100mg

    &/200

    mg

    12/

    200mg

    +nj/

    1/100

    mg

    &/100

    mg

    12/

    000mg

    $aps/

    1/100

    mg

    &/100

    mg

    12/

    000mg

    +6

    '7

    1 tab5hr

    Sakit

    berat/

    1 amp+6 kmd

    1 amp 2-

    #H5mg

    ersma

    makan

    jika

    timbul

    rasa

    tidak

    nyaman

    pada +.

    8erapi

    defisiensi

    :it. 1,

    &, 12.

    - 6enurunka

    n efek

    le:odopa.

    -

    liserol

    (obatkatsan)

    supo

    sitoria

    10 !!

    *s/# gr dlm

    supos,

    0e@e'i)n

    " 10 1= 02

    9anitidin 2H#0mg +> 10 22

    +nf. 9AL6ersibion250#504 erfe!o #H00mg '7 0= 12 1=

    io 8' #H1 '7 0= 12 1=

    d. uard #H1tab '7 0= 12 1=

    *eHamethason #H1amp +> 10 1= 02

    9anitidin 2H#0mg +> 10 22

    +nf. 9AL6ersibion

    2&50#504 erfe!o #H00mg '7 0= 12 1=

    io 8' #H1 '7 0= 12 1=

    d. uard #H1tab '7 0= 12 1=*eHamethason #H1amp +> 10 1= 02

    9anitidin 2H#0mg +> 10 22

    +nf. 9AL6ersibion

    ##. Moni,o' H)'i)n Pe@e'i)n O@),

    %&

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    48/59

    B. ANALISA DATA

    No D),) :ous P'o@le E,ilo9i TTD

    1

    2.

    2%50#504 jam 0&.#0

    *S / $lien mengatakan tidak dapat

    selama % hari

    *7/

    - $lien mengalami tetraparesis

    (lemah % ekstrimitas) dan tidak bisa

    bergerak

    - 3 L H5mnt

    - 8eraba masa feses pada $@ +>

    daerah ileum (perut teraba keras)

    - ?asil ;6 sesuai dengan S

    (poliradikulo neuropati)

    - $ekuatan otot sup/ 252 +nf / 252

    2%50#504 jam 0&.#0

    *S/ $lien mengatakan tidak bisa

    mengerakan lengan dan kakinya

    hanya berbaring miring dan

    duduk harus dibantu,

    menggenggam tangan tidak

    mampu, jari kaki dan tangan

    tidak mampu bergerak, hanya

    bisa menggeser anggota gerakkekanan kiri (miring-miring)

    *7 /

    - 8ampak tetraparesis (lemah pada %

    anggota gerak)

    - $ekuatan otot/ sup 252

    inf 252

    - ?asil ;6 sesuai dengan S

    (poliradikuloneuropati)

    - ktifitas bathing, dressing,

    toileting, transfering harus dibantu.

    $onstipasi

    $erusakan

    mobilitas

    fisik

    +mobilitas,

    kerusakan

    neuromuskuler

    $erusakan

    neuromuskuler

    9

    9

    =. PRIORITAS MASALAH

    1. $onstipasi b.d imobilitas, kerusakan neuromuskuler.

    2. $erusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler.

    %

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    49/59

    D. REN=ANA ASUHAN KEPERAWATAN

    6 / 8n. 7. 6 / ===24%4#

    3639 / % tahun '. / *ora

    *+7S 6;*+S / S

    NO.DIAGNOSA

    KEPERAWATANTU

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    50/59

    KEPERAWATAN

    2. $erusakan mobilitas

    fisik b.d kerusakan

    neuromuskuler

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan selama H= jam

    diharapkan klien dapat

    mempertahankan fungsi otot tanpa

    komplikasi dengan $?/- $lien dapat mempertahankan

    kekuatan otot sup 252, inf 252

    - 8idak ada laporan atrofi otot dan

    atau trombosis :ena.

    - 'ergerakan miring kiri-kanan

    dengan dibantu.

    1. $aji kekuatan motorik5kemampuan se!ara fungsional

    dengan menggunakan skala 0-. Aakukan pengkajian

    se!ara teratur dan bandungkan nilai dasarnya untuk

    menentukan perkembangan5mun!ulnya tanda yang

    menghambat ter!apainya tujuan.2. erikan pasien posisi pasien yang menimbulkan rasa

    nyaman, lakukan perubahan posisi (terlentang, semi

    foler, miring ke kiri5kanan) se!ara teratur sesuai

    kebutuhan indi:idual.

    #. Sokong ekstrimitas dan persendian dengan bantal

    untuk mempertahankan ekstrimitas dalam posisi

    fisiologis, men!egah kontraktur dan kehilangan fungsi

    sendi.

    Aakukan latihan rentang gerak pasif. ?indari latihan

    aktif selama fase akut. erikan sesuai toleransi

    indi:idu.

    9/ menstimulasi sirkulasi, meningkatkan tonus otot,

    dan meningkatkan mobilisasi sendi. Aatihan yang

    dipaksakan dapat menimbulkan gejala5regresi

    fisiologis dan emosi. 'ersendian juga dapat

    %4

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    51/59

    mengalami dislokasi dan flasid se!ara total.

    %. 'antau 88> sebelum dan sesudah latihan.

    . 9ujuk ke bagian fisioterapi.

    &. erikan obat sesuai indikasi/

    - erfe!o #H00mg '7.

    - *eHametason #H10 mg +>

    - 9anitidin 2H#0mg +>

    - +muran #H1tab '7

    0

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    52/59

    BAB I;

    PEMBAHASAN

    A. PENGKA / 8* 1#0540 mm?g, adi =& kali5menit, suhu

    #&, P, hasil lumbal phungsi menunjukkan peningkatan konsentrasi protein dan

    jumlah sel normal.

    Selama 1 hari peraatan klien diobser:asi dan dilakukan pemeriksaan pada

    anggota geraknya. $lien sudah % hari tidak bisa . ising usus kali5 menit,

    perut teraba keras, teraba masa feses di kolon desendens tapi tidak ada nyeri

    tekan. 'ada pemeriksaan neurologi ditemukan kesadaran klien !omposmentis,

    S ;%>&6 C 1, terdapat tetraparesis flaksid dengan kekuatan otot / inf #5#,

    sup 151, tonus menurun, refleks tendo menurun dan refleks patologi negatif.

    angguan sensorik ditemukan rasa baal pada empat ekstrimitas dan nyeri saat

    sendi digerakkan. ?asil pemeriksaan penunjang ditemukan pada lumbal phungsi

    menunjukkan peningkatan konsentrasi protein dan jumlah sel masih normal. tas

    dasar penemuan itu ditegakkan diagnosis Guillain Barre Syndrome (S) di

    mana S terjadi kelemahan flasid dan terjadi se!ara akut berhubungan denganproses autoimun di mana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan ner:us

    kranialis. amun penyebab pada S 8n. tidak diketahui.

    6anifestasi klinis S terjadi kelumpuhan otot-otot ekstremitas, sebagian

    besar dimulai dari kedua ekstremitas baah kemudian menyebar se!ara asenden

    ke badan, anggota gerak atas dan saraf kranialis. $adang-kadang juga bisa ke

    empat anggota gerak dikenai se!ara serentak. amun pada 8n. baru menyerang

    kesemutan pada tangan dan kesulitan bergerak pada kaki. Selain itu penderita

    1

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    53/59

    juga mengalami gangguan sensibilitas dan fungsi otonom (2). ?al ini ditunjukkan

    dengan adanya kesulitan defekasi pada 8n. . 8idak ditemukan sinus takikardi

    atau sinus bradikardi. angguan saraf !ranial juga tidak ditemukan. 8idak ada

    kelumpuhan otot-otot muka (.>++), diplopia (.+> atau .+++), sukar menelan,

    disfonia (.+B dan .B). $omplikasi gagal nafas juga tidak terjadi.

    B. ANALISA DATA

    *ari data pengkajian yang diperoleh ditemukan 2 diagnosa keperaatan

    aktual yaitu konstipasi berhubungan dengan imobilitas, yang didukung dengan

    data fokus klien mengatakan tidak dapat selama % hari, kaki tidak bisa

    bergerak, 3 . *iagnosa keperaatan kedua yang mun!ul pada 8n. adalah

    kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, dengan

    data fokus klien mengatakan tangan kesemutan dan kakinya tidak bisa

    digerakkan. ktifitas bathing, dressing, toileting, transfering harus dibantu,

    namun pada !ontinan!e pasien mampu melaksanakan sendiri. *ata fokus yang

    dituliskan sudah mendukung diagnosa keperaatan.

    =. PRIORITAS MASALAH

    *ari masalah keperaatan yang ditemukan, masalah konstipasi menjadi

    prioritas utama yang harus segera diatasi karena bila tidak segera diatasi

    konstipasi akan menggaggu kenyamanan klien dan semakin berat bisa

    menimbulkan komplikasi sepertri ileus paralitik dan kanker kolon. $erusakan

    mobilitas fisik menjadi prioritas kedua karena penatalaksanaan immobilitas

    memerlukan aktu yang sangat lama sehingga tidak mungkin mengatasi

    mobilitas dahulu baru mengatasi konstipasi yang membutuhkan penanganansegera.

    D. REN=ANA KEPERAWATAN

    *iagnosa pertama, ren!ana keperaatan bertujuan untuk mempertahankan

    pola eliminasi tanpa komplikasi yang ditunjukkan dengan tidak ada distensi

    abdomen karena penumpukan feses, tidak ada laporan nyeri saat , klien

    2

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    54/59

    minimal # hari sekali dengan alami atau bantuan. +nter:ensi yang diberikan,

    antara lain /

    1. uskultasi bising usus, !atat ada atau tidaknya perubahan bising usus.

    2. atat adanya distensi abdomen, nyeri tekan (otot abdomen yang lemas) untuk

    menunjukkan ada tidaknya masa feses.

    #. erikan perubahan posisi se!ara teratur sesuai batas toleransi klien untuk

    meningkatkan motilitas usus.

    %. 8ingkatkan diet makanan berserat, minum minimal 2000 !!5hari.

    . eri obat supositoria5pelembek feses5 huknah gly!erin 10 !!.

    *iagnosa kedua, tujuan yang diharapkan adalah klien dapat

    mempertahankan fungsi otot tanpa komplikasi yang ditunjukkan dengankekuatan otot sup #5#, inf 151, tidak ada laporan atrofi otot dan atau trombosis

    :ena.

    +nter:ensi yang diberikan yaitu/

    1. $aji kekuatan motorik5 kemampuan se!ara fungsional dengan menggunakan

    skala 0 -. Aakukan pengkajian se!ara teratur dan bandingkan nilai dasarnya

    untuk menentukan perkembangan5 mun!ulnya tanda yang menghambat

    ter!apainya tujuan.

    2. erikan pasien posisi pasien yang menimbulkan rasa nyaman, Aakukan

    perubahan posisi (terlentang, semi foler, miring ke kiri5kanan) se!ara teratur

    sesuai kebutuhan indi:idual.

    #. Sokong ekstrimitas dan persendian dengan bantal untuk mempertahankan

    ekstrimitas dalam posisi fisiologis, men!egah kontraktur dan kehilangan

    fungsi sendi.

    %. Aakukan latihan rentang gerak pasif. ?indari latihan aktif selama fase akut.

    erikan sesuai toleransi indi:idu untuk menstimulasi sirkulasi, meningkatkan

    tonus otot, dan meningkatkan mobilisasi sendi. Aatihan yang dipaksakan

    dapat menimbulkan gejala5 regresi fisiologis dan emosi. 'ersendian juga

    dapat mengalami dislokasi dan flasid se!ara total.

    . 'antau 88> sebelum dan sesudah latihan.

    &. 9ujuk ke bagian fisioterapi.

    . erikan obat sesuai indikasi /

    - erfe!o #H00mg '7.

    - *eHametason #H1amp +>

    - 9anitidin 2H#0mg +>

    - +muran #H1tab '7

    #

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    55/59

    $eter!apaian tujuan disesuaikan dengan kemampuan peraat selama

    hari. *alam aktu tersebut kekuatan otot diharapkan dapat dipertahankan5

    tidak menurun. 3raian inter:ensi yang diren!anakan telah mendukung

    ter!apainya tujuan dan dapat dilakukan oleh peraat baik se!ara kolaborasi

    maupun mandiri. 'erubahan posisi bertujuan untuk men!egah komplikai

    seperti dekubitus. Aatihan rentang gerak untuk men!egah atrofi otot dan

    kekakuan sendi. ?al ini disesuaikan dengan kondisi klien karena latihan yang

    dipaksakan dapat mengakibatkan demielinisasi.

    BAB ;

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    %

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    56/59

    Guillain % Barre Syndrome(S) merupakan suatu sindroma klinis yang

    ditandai adanya paralisis yang terjadi se!ara akut berhubungan dengan proses

    autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan ner:us kranialis.

    6anifestasi klinis berupa kelumpuhan, gangguan fungsi otonom, gangguan

    sensibilitas, dan risiko komplikasi pen!ernaan.

    6asalah utama yang mun!ul pada 8n adalah tangan kesemutan dan kaki

    tidak dapat digerakkan yang memerlukan penatalaksanaan khususnya latihan

    rentang gerak pasif untuk menghindari atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, dan

    men!egah kontraktur. 8indakan perlu dilakukan se!ara rutin dan kontinu,

    mengingat S memerlukan aktu yang lama dalam penyembuhannya.

    B. SARAN

    1. $eilmuan

    $elumpuhan pada penderita S memerlukan penatalaksanaaan yang baik

    untuk men!egah komplikasi dan meningkatkan prognosa, salah satunya

    latihan gerak pasif. 'erlu adanya penelitian tentang efekti:itas latihan gerak

    pada S.

    2. 'eraat

    'eraat hendaknya senantiasa mengembangkan diri dan menambah

    pengetahuan dalam memberikan asuhan keperaatan khususnya pada klien

    dengan S terutama tentang perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya.

    'enderita S memerlukan peraatan yang baik untuk meningkatkan

    kesembuhan dan men!egah komplikasi. $elumpuhan pada S memerlukan

    latihan gerak pasif yang sebaiknya dilakukan sesuai batas toleransi klien

    untuk men!egah kontraktur dan paralisis lebih lanjut. $eterlibatan keluargadalam inter:ensi hendaknya ditingkatkan sehingga tujuan yang ingin di!apai

    klien juga ikut benar-benar berperan dan berusaha men!apai tujuan yang

    diren!anakan.

    #. $lien dan keluarga

    $lien dan keluarga hendaknya berpartisipasi aktif dalam pemberian inter:ensi

    yang diren!anakan sebagai upaya penyembuhan serta bekerjasama mematuhi

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    57/59

    terapi yang diberikan. Semangat klien untuk sembuh akan membantu

    keberhasilan inter:ensi.

    Aampiran

    PATHWAY

    +nfeksi :irus5 bakteri

    >aksinasi

    'enyakit sistemik

    'embedahan5anestesi6erangsang reaksi kekebalan sekunder pada saraf tepi(akti:asi limfosit 8 dan makrofag)

    +nfiltrasi sel limfosit dari pembuluh darah ke!il pada endo N epineural6akrofag mensekresi protease'enimbunan komplek antigen, antibody pada pembuluh darah saraf tepi

    *emyelinisasi akut saraf perifer

    Q transimisi impuls saraf

    . kranial

    gg.penglihatan

    9isti

    jatuh5!idera

    +++, +> N >+

    *iplopia

    +ntake

    nutrisikurang

    >++, +B, BN B++

    gangguan reflekgag5 menelan

    'erubahannutrisi

    (kurang dari

    kebutuhantubuh )

    Fungsisensorik

    'enekanan

    saraf padagesekan

    nyeri ?ipotensi5

    hipertensi

    8akikardi5bradikardi

    diaphoresis

    Fungsiotonom

    $erusakanrangsang

    defeksi

    $erusakanrangsang

    berkemih

    9etensiurin

    angguaneliminasifekal($ontipasi5

    diare)

    kerusakan sarafsimpatis N

    parasimpatis

    agal nafas

    Fungsi motorik

    'aralisis otot

    'enurunankekuatan otot

    $erusakanmobilitas

    fisik

    9esti !idera

    *efisit

    peraatan

    diri

    !idosisrespiratorik

    'analisisdiafragma N

    otot nafas

    $ematian

    ?ipoksemia

    'ola nafastidak efektif

    'enurunanpengembangan

    paru

    8akipnea5dispnea

    &

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    58/59

  • 8/10/2019 ASKEP Guillain Barre Syndrome

    59/59

    1. http/55medlinuH.blogspot.!om52005105sindroma-guillain-barre.html. 22

    o:ember 0=. (2 6aret 2004).

    2. apardi, +skandar.Sindrom Guillain Barre.

    http/55library.usu.a!.id5donload5fk5bedah-iskandar