Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/ 100.000 KH pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yaitu AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015. (Kemenkes RI, 2010) 1
31

antenatal care

Jul 10, 2016

Download

Documents

Ayu Intan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: antenatal care

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan,

kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara

wajar (Manuaba, 1998). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak

dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post

partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro,

2005).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan

dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/ 100.000

KH pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya

keras untuk mencapai target RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada

tahun 2014 dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals),

yaitu AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015. (Kemenkes RI, 2010)

Kematian ibu hamil dan bersalin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

pendidikan dan pengetahuan, sosial budaya, sosial ekonomi, geografi dan

lingkungan, aksesabilitas ibu pada fasilitas kesehatan serta kebijakan makro dalam

kualitas pelayanan kesehatan, terdapat perbedaan distribusi dari masing-masing

faktor penyebab kematian ibu. Perdarahan merupakan penyebab kematian

tertinggi, yaitu sebanyak 28%. Persentase tertinggi kedua disebabkan oleh

eklampsia, yaitu sebanyak 24%. Sebab-sebab lainnya antara lain infeksi (14,9 %),

abortus (12,9 %), partus lama (6,9 %), emboli (2,1 %), serta komplikasi pasca

persalinan (9,2 %). (Depkes RI, 2001)

Cakupan kunjungan ibu hamil di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 84%

dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 yang mencapai 87,37, sedangkan

cakupan kunjungan ibu hamil di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar

1

Page 2: antenatal care

86,82% mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang

mencapai 88,78%, namun dengan seiring perkembangan teknologi dan

pengetahuan pada tahun 2012 kunjungan ibu hamil sebanyak 92,99% dan masih

dibawah target pada tahun 2010 yaitu 95% (Depkes RI, 2013). Dari 35

kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, ada 16 kota yang belum

mencapai target salah satunya adalah Sragen (92,94%). Pelayanan kesehatan

masyarakat di Kota Sragen mencatat bahwa pada tahun 2009 cakupan kunjungan

keempat (K4) sebesar 92,12%, dan meningkat pada tahun 2012 cakupan

kunjungan keempat (K4) sebesar 92,94%, tetapi menurun bila dibandingkan

dengan cakupan kunjungan pertama (K1) yaitu sebesar 97,9 %. (Depkes RI,

2013)

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi

ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan

salah satu upaya pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada

seorang ibu hamil. Berbagai kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah adalah untuk membahas mengenai kasus

antenatal care yang dialami ibu serta intervensi apa yang dapat diberikan pada ibu

hamil tersebut.

1.3 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

1.3.1 Bagi ibu dan janin

Membantu memilihkan pelayanan kesehatan yang dapat diterapkan pada ibu

hamil yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi

1.3.2 Bagi Keperawatan Maternitas

Memperkaya pengetahuan perawat dan ibu mengenai intervensi apa saja

yang dapat diterapkan pada ibu hamil

2

Page 3: antenatal care

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antenatal Care (ANC)

2.1.1. Pengertian

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu

hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

(Manuaba, 1998). Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke

bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil

untuk mendapatkan pelayanan/ asuhan antenatal. Pelayanan antenatal

ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan

memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta

ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan

kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan

mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat

dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005).

Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan

antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada

ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan

guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Keuntungan

pelayanan Antenatal Care dapat mengetahui berbagai resiko dan

komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk

melakukan rujukan ke rumah sakit. (Manuaba,1998)

2.1.2. Tujuan Antenatal Care (ANC)

Menurut Saifuddin 2006, tujuan Antenatal Care adalah :

3

Page 4: antenatal care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan

sosial ibu dan bayi.

c. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan

dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI Eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

g. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk

menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan

nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

2.1.3 Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:

(Kemenkes RI, 2010)

1) Timbang berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama

kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya

menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk

skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang

energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami

4

Page 5: antenatal care

kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)

dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan

dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

3) Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah

140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi

disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)

4) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan

umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan

24 minggu.

5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya

setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120x/menit

atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat

janin.

6) Tentukan presentasi janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk

ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada

masalah lain.

7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil

diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada

ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.

5

Page 6: antenatal care

8) Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak

kontak pertama.

9) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:

a. Pemeriksaan golongan darah, Pemeriksaan golongan darah

pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan

darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon

pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi

situasi kegawatdaruratan.

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) Pemeriksaan kadar

hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada

trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut

menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena

kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang

janin dalam kandungan.

c. Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam

urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga

atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui

adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan

salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

d. Pemeriksaan kadar gula darah. Ibu hamil yang dicurigai

menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula

darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester

pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester

ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).

e. Pemeriksaan darah Malaria Semua ibu hamil di daerah

endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam

rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non

6

Page 7: antenatal care

endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila

ada indikasi.

f. Pemeriksaan tes Sifilis Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di

daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis.

Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada

kehamilan.

g. Pemeriksaan HIV Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah

dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai

menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling

kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri

keputusannya untuk menjalani tes HIV.

h. Pemeriksaan BTA Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil

yang dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan

agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.

Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

10) Tatalaksana/penanganan kasus berdasarkan hasil pemeriksaan

antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap

kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai

dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

(Kemenkes RI, 2010)

2.1. 4 Keluhan yang biasa terjadi pada kehamilan

Para pelaksana kesehatan ibu dan anak harus mampu

membedakan keluhan yang biasa terjadi pada kehamilan normal dan

keluhan yang mungkin merupakan tanda dan gejala komplikasi.

Keluhan yang biasa terjadi pada kehamilan antara lain,

a. Mual-mual ringan pada 3-4 bulan pertama kehamilan

b. Sering mengantuk pada 3-4 pertama kehamilan dan pada

minggu terakhir kehamilan.

7

Page 8: antenatal care

c. Rasa nyeri anggota tubuh yang akan hilang bila beristirahat,

dipijat, atau berolahraga.

d. Napas sedikit sesak pada kehamilan 8-9 bulan karena desakan

janin. Jika hal tersebut dirasakan oleh ibu hamil, jelaskan bahwa

keluhan tersebut normal, dan bertahukan kapan keluhan tersebut

akan hilang serta cara mengatasinya bila keluhan tersebut

timbul. (Sarminah, 2012)

2.2 Pendidikan kesehatan pada ibu hamil

2.2.1 Pengertian

Menurut Perry dan Potter (2005), pendidikan kesehatan

seringkali melibatkan perubahan sikap dan nilai sehingga dapat

menimbulkan keyakinan yang memotivasi seseorang untuk belajar

dan mengaplikasikan pendidikan tentang fakta yang diberikan.

Motivasi adalah dorongan (berupa ide, emosi, atau kebutuhan fisik)

yang menyebabkan seseorang mengambil suatu tindakan. Motivasi

dapat berasal dari motif sosial, tugas atau fisik (Perry & Potter, 2005).

2.2.2 Faktor pendukung pemberian pendidikan kesehatan

a) Pendidikan

Latar belakang pendidikan merupakan faktor yang

mempengaruhi pola pikir seseorang. Latar belakang pendidikan

akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk membentuk

kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan

penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga

kesehatan (Perry &Potter, 2005). Penelitian yang telah dilakukan

oleh Sugiharto, Suharyo, Sukandarno, dan Shofa (2003), dimana

pada penelitian yang dilakukan terhadap 310 pasien hipertensi

didapatkan tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu tidak

pernah sekolah sebanyak 48 orang (31%), pendidikan responden

paling sedikit adalah tamat akademi sebanyak 1 orang (0,6%) dan

tamat pasca sarjana sebanyak 1 orang (0,6%). Penelitian tersebut

8

Page 9: antenatal care

menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam menerapkan

perilaku hidup sehat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka

semakin tinggi kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan.

b) Suku

Blum (1990) mengidentifikasi empat faktor utama yang

berpengaruh terhadap status kesehatan, yaitu keturunan,

lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku. Keturunan

termasuk dalam faktor utama karena sifat genetik diturunkan oleh

orang tua kepada keturunannya. Menurut Perry & Potter (2005),

latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan

kebiasaan individu. Budaya mempengaruhi cara melaksanakan

kesehatan pribadi

c) Pekerjaan dan penghasilan

Haryono (2004) bahwa faktor sosial ekonomi sangat berpengaruh

terhadap status kesehatan wanita selama hamil terutama dalam

pelayanan antenatal yang sangat penting selama kehamilan.

2.2.3 KIE Efektif

KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang

meliputi:

a. Kesehatan ibu setiap ibu hamil dianjurkan untuk

memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan

dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup

selama kehamilannya (sekitar 9- 10 jam per hari) dan tidak

bekerja berat.

b. Perilaku hidup bersih dan sehat setiap ibu hamil dianjurkan

untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya

mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan

menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan

sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.

9

Page 10: antenatal care

c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari

keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga

atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan

bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini

penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan

nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi setiap ibu hamil

diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama

kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada

hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan

lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting

agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan

kesehatan.

e. Asupan gizi seimbang selama hamil, ibu dianjurkan untuk

mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi

yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh

kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil

disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk

mencegah anemia pada kehamilannya.

f. Gejala penyakit menular dan tidak menular. Setiap ibu hamil

harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular (misalnya

penyakit IMS, Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular

(misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada

kesehatan ibu dan janinnya.

g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di

daerah tertentu (risiko tinggi). Konseling HIV menjadi salah

satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV

dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan

sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.

10

Page 11: antenatal care

Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar

tidak terjadi penularan HIV dari ibu ke janin, namun

sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka

diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama

kehamilannya, menyusui dan seterusnya.

h. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada

bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat

kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.

Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.

i. KB paska persalinan Ibu hamil diberikan pengarahan tentang

pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan

kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri

sendiri, anak, dan keluarga.

j. Imunisasi setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami

tetanus neonatorum.

k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain

booster) untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang

akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan

stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak

(brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.

(Kemenkes RI, 2010)

2.2.4 Pentingnya pendidikan kesehatan

Pendidikan merupakan komponen penting dari perawatan

prenatal, terutama bagi wanita yang sedang hamil untuk peratam

kalinya. Tiga studi yang telah dilakukan di Gambia, mendukung

bahwa pemberian informasi dan pendidikan merupakan komponen

utama dari Antenatal Care (ANC) karena dapat membrikan

kesempatan penting untuk berdiskusi antara ibu hamil dan penyedia

layanan kesehatan selama kehamilan dan mengenai komplikasi yang

11

Page 12: antenatal care

mungkin timbul selama kehamilan. Selain memberikan pendidikan

kesehatan Antenatal Care (ANC) pelayanan kesehatan juga harus

memeberikan informasi tentang perawatan postpartum, perawatan

bayi baru lahir, menyusui, tanda-tanda masalah saat postpartum, dan

tindakan yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. (Al-Alteeq.,M.,A.,

Al-Rusaless.,A.A, 2015)

12

Page 13: antenatal care

BAB III

KASUS

PENGKAJIAN ANTENATAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. YT

DENGAN G1 P0 A0H0

di KLINIK BERSALIN ANUGERAH

TANGGAL 9 November 2015

3.1. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. YT

Umur : 31 tahun

Pendidikan : S2

Pekerjaan : Dosen

Status perkawinan : Menikah

Agama : Hindu

Suku : Bali

Alamat : Banjar Pancadarma Mengwi

No. CM :

Tanggal MRS : 5 November 2015

Tanggal pengkajian : 5 November 2015

Sumber informasi : Pasien

13

Page 14: antenatal care

II. PENANGGUNG SUAMI

Nama : Tn. YD

Umur : 32 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : PNS

Alamat : Banjar Pancadarma Mengwi

Hubungan dengan pasien : Suami

III. ALASAN KUNJUNGAN

Keluhan utama∕alasan ke poli

Pasien datang ke klinik bersalin ANUGERAH untuk memeriksakan

kehamilannya.

IV. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

A. Riwayat Menstruasi

Menarche : Umur 13 tahun Siklus : tidak

teratur

Banyaknya : 4 kali ganti pembalut per hari Lamanya: 4 hari

Keluhan : nyeri perut

HPHT : 25 September 2015

B. Riwayat Pernikahan

Menikah : 1 kali Lama : 3 tahun

C. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

14

Page 15: antenatal care

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak

N

o

Thn Umur

Kehamil

an

pe

ny

uli

t

jen

is

peno

long

penyu

lit

lasera

si

infeksi Perdarah

an

Jen

is

kel

am

in

BB pj

D. Riwayat kehamilan saat ini :

Status Obstetrikus :

G1 P0 A0H0 UK : 6/7 minggu

TP : 1 Juni 2016

ANC kehamilan ini : ibu mengatakan rutin memeriksakan

kehamilannya ke dokter.

E. Riwayat Keluarga Berencana :

Akseptor KB : jenis : - Lama : -

Masalah : -

F. Riwayat Penyakit Klien dan Keluarga

15

Page 16: antenatal care

Pasien mengatakan keluarganya memiliki riwayat hipertensi (Ayah

pasien).

V. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN

1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Arti sehat menurut pasien adalah bisa melakukan aktivitas secara

normal, dan dalam keadaan mood yang bagus. Tiap bulan rutin

melakukan cek up kehamilan, minum obat penambah darah yang

diberikan oleh dokter ( satu kali tiap hari untuk obat penambah darah),

pasien merasa malas untuk beraktivitas. Pasien mengatakan senang

dengan kehamilannya karena setelah 3 tahun menanti kehamilan dan

selalu mencari tahu terkait pengeahuan ibu hamil, melahirkan, dan

merawat bayi.

2. Nutrisi ∕ metabolic

Pasien mengatakan bahwa nafsu makan pasien berkurang akibat mual

dan muntah, frekuensi makan 2 kali sehari tidak seperti saat sebelum

kehamilan dan porsi makannya sedikit. BB: 54 Kg (sekarang), BB

sebelumnya: 52 Kg, TB: 154cm, BMI: 21,9 (normal: 18-25)

3. Pola eliminasi

Pasien BAB 2x/hari, konsistensi lembek, tidak ada perdarahan, BAK

5-6x/hari, warna kuning jernih, nyeri (-), perdarahan (-).

4. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makanan ∕ minuman

Mandi

Toileting

16

Page 17: antenatal care

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain

dan alat, 4: tergantung total

Keterangan :

Pasien tidak memiliki masalah pada pola aktivitas dan latihan.

5. Pola tidur dan istirahat

Pasien mengatakan ada perubahan pola tidur dan istirahat selama

kehamilan. Pada saat sebelum hamil pasien mengatakan tidur pukul

23.00 dan bangun pada 4.30. Setelah hamil pasien tidur pukul 22.00

sampai 05.30, kualitas tidur nyenyak. Pasien tidur siang terkadang 3

jam, dan sering merasa pusing saat bangun dari tempat tidur.

6. Pola perseptual

Pasien menggunakan kacamata ( kanan dan kiri). Pasien lulusan

S2 dan mampu untuk mengambil keputusan sendiri.

7. Pola persepsi diri

Pasien berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah keatas, pasien

biasa mengikuti aktivitas di lingkungan rumah. Pasien mengatakan

bahwa suami klien memberikan perhatian baik sebelum kehamilan

ataupun selama kehamilan. Klien juga merasa nyaman ketika berada

disamping suaminya. Tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai

selama kehamilan.

17

Page 18: antenatal care

8. Pola seksual dan reproduksi

Pasien mengaku sebelum hamil melakukan hubungan seks sebanyak 2

kali dalam seminggu. Namun, selama hamil (usia kehamilan saat ini)

pasien mengaku pernah melakukan hubungan seks 1 kali. Pasien

menarche usia 13 tahun, siklus 30 hari, tidak teratur, dan ada keluhan

nyeri perut saat hari kedua menstruasi.

9. Pola peran-hubungan

Dirumah pasien berperan sebagai istri. Pasien mengatakan bahwa

hubungan klien dengan keluarga terutama suami baik dan menerima

kehamilan ini karena kehamilan ini sudah ditunggu-tunggu sejak 3

tahun. Apabila ada masalah rumah tangga, pasien selalu melibatkan

suami untuk mengambil keputusan.

10. Pola menejemen koping stres

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengalami stress selama

kehamilan, karena kehamilan ini sangat ditunggu-tunggu sejak 3 tahun

setelah pernikahan.

11. Sistem nilai dan keyakinan

Pasien beragama Hindu, rutin beribadah di rumah maupun tempat

suci. Sebelum hamil pasien selalu rutin sembahyang (menghaturkan

canang) tetapi setelah hamil pasien tidak pernah menghaturkan canang

karena pasien mual ketika mencium aroma dupa, namun pasien tetap

sembahyang rutin (tidak menggunakan dupa atau setelah dupa habis).

Pasien tidak percaya dengan mitos pada ibu hamil.

VI. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

GCS : E4 V5 M6

Tingkat kesadaran : Compos mentis

18

Page 19: antenatal care

Tanda-tanda vital : TD:100/70 mmHg N: 70x/m RR: 18x/m

T: 36,7 º C

BB : 54 kg TB: 154 cm LILA: 25cm

Head to toe

Kepala : massa (-), lesi (-), bentuk simetris, rambut hitam, ikal

dibagian ujung rambut

Wajah : bentuk wajah simetris, edema (-) , lesi (-), massa (-), pucat

(-)

Mata : bersih, sekret(-), konjungtiva merah muda, skelera putih

Leher : tidak ada pembengkakkan pada leher ibu

Dada : bentuk normal, retraksi (-), lesi (-), edema (-), massa (-)

Payudara Inspeksi : - Areola: gelap

- Puting : menonjol

- Tidak terdapat dimpling∕retraksi

Palpasi : - Tidak ada pengeluaran ASI

- Tidak ada nodul

Jantung dan Paru

- Inspeksi :

Pengembangan dada simetris, RR: 18x/m

- Palpasi :

Nyeri tekan (-) massa (-), HR: 70x/m

- Perkusi :

Tidak dilakukan

- Auskultasi

tidak dilakukan

19

Page 20: antenatal care

Abdomen :

- Inspeksi : linea : - striae : -

Pembesaran sesuai UK : -

Gerakan janin : - kontraksi : -

Luka bekas operasi : -

- Auskultasi : DJJ :- Bising Usus : 10x/m

- Palpasi : tidak dilakukan

Ballotement : -

Leopold 1 :- TFU : -

Leopold II : Kanan :

Kiri :

Leopold III :-

Leopold IV :-

Penurunan Kepala : -

(penurunan bag. Terbawah dgn metode lima jari)

Kontraksi : -

- Perkusi : -

Genitalia dan perinium :

Kebersihan : genetalia bersih

Keputihan : kadang-kadang karakteristik : bening tidak berbau

VT : -

Anus

Hemoroid : tidak ada

Perdarahan : tidak ada

Ekstremitas :

Atas :

Oedema : tidak ada

Varises : tidak ada

CRT : < 2 detik

20

Page 21: antenatal care

Kekuatan Otot: 5/5

Tonus : -

Bawah :

Oedema : tidak ada

Varises : tidak ada

CRT : < 2 detik

Refleks : +

Kekuatan Otot: 5/5

Tonus :

VII. DATA PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium : - tidak ada pemeriksaan

laboratorium

Pemeriksaan USG :

- DJJ : -

- taksiran persalinan : 1 Juni 2016

VIII. DIAGNOSA MEDIS : -

IX. PENGOBATAN

Terapi obat yang diberikan

Cal-95 1x sehari

Folda (kapsul mengandung Asam Folat sebanyak 800 mcg, DHA 30 mg,

vit B12 12 mcg) 1xsehari

Folac (@tablet 400 mcg) 1xsehari

21