ii SKRIPSI ANALISIS PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP NON PERFORMING LOAN PADA BANK BUMN DI INDONESIA TAHUN 2003-2012 disusun dan diajukan oleh ANDI REZKY YULIANA P. A21109314 Kepada JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN
CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP NON
PERFORMING LOAN PADA BANK BUMN DI INDONESIA
TAHUN 2003-2012
disusun dan diajukan oleh
ANDI REZKY YULIANA P.
A21109314
Kepada
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2013
ix
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Non Performing Loan Pada Bank BUMN Di Indonesia
Tahun 2003-2012
Andi Rezky Yuliana P. Muhammad Ali
Kasman Damang
Penelitian ini betujuan untuk menguji pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Non Performing Loan (NPL) pada kinerja keuangan Bank BUMN untuk meminimalisir masalah kredit yang terjadi dari tahun 2003-2012.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini, diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi tahunan Bank BUMN periode tahun 2003-2012. Teknik analisis data yang digunakan, adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu, dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Selama periode pengamatan menunjukkan, bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji normalitas tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier berganda.
Hasil pengujian secara bersama-sama dimana variabel LDR dan CAR memiliki pengaruh secara signifikan terhadap NPL. Sedangkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPL. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat signifikansi sebesar 0.14 , sementara CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap NPL, karena tingkat signifikansi lebih dari 0.05 yaitu 0.59. Disimpulkan bahwa untuk mengurangi resiko kredit macet (NPL) dari jumlah kredit yang dikeluarkan oleh bank maka manajemen perkreditan suatu bank harus lebih diperhatikan dan disurvei terlebih dahulu agar mampu meningkatkan profitabilitas bank.
Kata kunci: Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan
x
ABSTRACT
Analysis of The Influence of Loan to Deposit Ratio and The Capital Adequacy
Ratio on Non Performing Loan in State-owned Corporation Bank in Indonesia
in 2003-2012
Andi Rezky Yuliana P. Muhammad Ali
Kasman Damang This research aimed to examine the influence of Loan to Deposit Ratio (LDR) and the Capital Adequacy Ratio (CAR) on the Non-Performing Loan (NPL) in the financial performance of state-owned Corporation Bank to minimize credit problems that occurred from 2003 until 2012.
The data which were analyzed in this research were obtained from the Annual Financial Account Publication of state-owned Corporation Bank 2003-2012. The techniques of analyzing data were multiple regression analysis and hypothesis testing by using the T-statistic to test the partial regression coefficients and F-statistics to test the significance of the effect jointly with the level of significance of 5%. Furthermore, It was carried out classical assumption testing which include normality, multicollinearity, and autocorrelation test. During the observation period showed, that the data are normally distributed. Based on the multicollinearity, autocorrelation, and normality test found no variables that deviate from the classical assumptions, it showed that the available data were qualified to use the model of multiple linear regression equation.
The test results jointly where variables LDR and CAR have a significant influence on the NPL. While the results of the research partially shows that LDR variables have positive and significant influence on the NPL. This is indicated by a significance level of 0.14 while the CAR influence positive not significant on the NPL because the significance level is more than 0.05 that is 0.59. Based on these results, it can be concluded that to reduce the risk of non-performing loans (NPL) of the amount of credit that is issued by a bank, the loan management of a bank should be prior considered and surveyed to be able to improve the profitability of bank.
The key words: Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan
Dari tabel diatas Rasio CAR diperoleh mean sebesar 17.16% dengan
CAR terendah sebesar 12.14% yaitu pada Bank BTN tahun 2003, sementara
CAR tertinggi 27.72% berada pada Bank Mandiri tahun 2003. Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian rasio CAR Bank
BUMN berfluktuatif, namun demikian saat ini masih tetap berada pada kondisi
yang baik, yaitu berada diatas standar minimum yang ditetapkan Bank Indonesia
yaitu sebesar 8% dan juga standar yang ditetapkan oleh Arsitek Perbankan
Indonesia (API) sebesar minimal 12%. Sementara standar deviasi sebesar
3.53%, masih lebih kecil jika dibandingkan nilai mean-nya sebesar 17.16%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada CAR relatif baik.
Rasio NPL diperoleh mean sebesar 4.49% dengan NPL terendah
sebesar 1.29% yaitu berada pada Bank BRI tahun 2006 dan NPL tertinggi
16.14% yaitu pada Bank Mandiri tahun 2005. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian, tingkat NPL Bank
BUMN ada yang melebihi standar yang ditetapkan oleh BI, yaitu maksimal 5%.
Dapat dilihat pada periode 2005 sampai periode 2008 Bank BNI dan Bank
Mandiri melebihi standar, namun pada tahun 2009 sudah berada dibawah
standar, artinya terjadi peningkatan yang baik. Sementara untuk standar deviasi
sebesar 3.30% terlihat lebih kecil dari pada nilai mean-nya 4.49%. Sehingga
simpangan data pada rasio NPL ini dapat dikatakan baik.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Multikolinearitas
Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan
persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan
dimana variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau
50
suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel
independen. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau
nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance di bawah 1 dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari
multikolinearitas.
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 9.160 3.633 2.522 .016
Loan_To_Depos
it_Ratio .090 .035 -.392 2.588 .014 .977 1.023
Capital_Adequa
cy_Ratio .077 .142 .082 2.542 .591 .977 1.023
a. Dependent Variable: Non_Performing_Loan
Sumber: Data diolah, 2013.
Berdasarkan hasil uji Multikolinearitas, dapat kita lihat bahwa nilai
tolerance dan VIF dari variabel CAR adalah sebesar 0.97 dan 1.023 sama
halnya dengan variabel LDR juga sebesar 0.97 dan 1.023. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terdapat masalah
multikolinearitas antara variabel bebas karena nilai tolerance berada dibawah
1 dan nilai VIF jauh dibawah angka 10.
51
4.3.2 Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara
anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila
datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross
sectional). Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (D-W stat) dengan
ketentuan sebagai berikut (Sujianto, 2009) :
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .613a .470 .125 3.09130 1.810
a. Predictors: (Constant), Capital_Adequacy_Ratio, Loan_To_Deposit_Ratio
b. Dependent Variable: Non_Performing_Loan
Sumber: Data diolah, 2013.
Berdasarkan tabel 4.4 hasil perhitungan SPSS Uji Autokorelasi bahwa
nilai Durbin Watson pada Model Summary sebesar 1.810. Oleh karena itu,
maka hal ini berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini.
4.3.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
52
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain:
analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari residualnya:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal (menyerupai
lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2
53
Gambar 4.3
Berdasarkan hasil statistik Uji Normalitas, menunjukkan bahwa data
terdistribusi secara normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang
cenderung imbang dan kurva berbentuk menyerupai lonceng (mendekati pola
distribusi normal).
Kemudian berdasarkan hasil Uji Normalitas pada P-Plot dapat
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran data searah mengikuti garis
diagonal tersebut.
4.4 Pengujian Hipotesis
Dalam menguji hipotesis digunakan analisis regresi linear berganda,
karena variabel bebasnya lebih dari satu yakni terdiri dari Loan to Deposit Ratio
(X1) dan Capital Adequacy Ratio (X2).
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisen determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan
antara variable bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0
54
sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi
adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dari hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .613a .470 .125 3.09130
a. Predictors: (Constant), Capital_Adequacy_Ratio,
Loan_To_Deposit_Ratio
b. Dependent Variable: Non_Performing_Loan
Sumber: Data diolah, 2013.
Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai R Square (R²) adalah
0.57. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 47% variasi NPL Bank BUMN
dipengaruhi oleh variasi Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy
Ratio (CAR), sedangkan sisanya sebesar 53% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain diluar model penelitian. Dengan demikian, hubungan variabel-variabel
bisa dikatakan kuat.
4.4.2 Uji F (Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-
sama terhadap variabel tidak bebas . Dalam uji ini kita melihat pengaruh
variabel Loan to Deposit Ratio (X1) dan Capital Adequacy Ratio (X2) secara
bersama-sama terhadap variabel Non Performing Loan (Y) yang digambarkan
pada tabel berikut ini:
55
Tabel 4.6
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 72.523 2 36.261 3.795 .032a
Residual 353.577 37 9.556
Total 426.100 39
a. Predictors: (Constant), Capital_Adequacy_Ratio, Loan_To_Deposit_Ratio
b. Dependent Variable: Non_Performing_Loan
Sumber: Data diolah, 2013.
Hipotesis Berbunyi:
H0 : b₁ = b₂ = 0, tidak ada pengaruh perubahan LDR dan CAR terhadap NPL.
H1 : b₁ ≠ b₂ ≠ 0, minimal ada satu pengaruh pada perubahan proporsi LDR dan
CAR terhadap NPL.
Pada tabel 4.6 menunjukkan hasil uji F hitung sebesar 3.79. Sementara
pada taraf signifikansi 0.05 (5%) dengan derajat kebebasan (df): n-k-1 = 40-2-
1 = 37. Sehingga menghasilkan F tabel sebesar 2.02 (=tinv(0.05,37) pada Ms
Excel). Oleh karena F hitung lebih besar dari F tabel (3.79 > 2.02) maka H1
diterima dan H0 ditolak, artinya dari kedua variabel independen LDR dan
CAR, ada salah satu perubahan proporsi diantara kedua variabel tersebut
terhadap terjadinya NPL. Dengan tingkat signifikansi 0.03 artinya antara LDR
dan CAR memiliki pengaruh signifikan terhadap NPL.
4.4.3 Uji t (Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen yang terdiri atas LDR dan CAR terhadap NPL. Pada tabel berikut
dapat kita lihat hasil uji-t:
56
Tabel 4.7
Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.160 3.633 2.522 .016
Loan_To_Deposit_Ratio .090 .035 .392 2.588 .014
Capital_Adequacy_Ratio .077 .142 .082 2.542 .591
a. Dependent Variable: Non_Performing_Loan
Sumber: Data diolah, 2013.
Berdasarkan tabel 4.7 hasil olah data dengan menggunakan SPSS,
maka diperoleh pemaparan sebagai berikut:
1. Variabel Loan To Deposit (LDR) diperoleh bahwa hasil uji t hitung = 2.58
dengan tingkat signifikansi 0.01. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari
0.05 (< 5%) dan t hitung bertanda positif, maka secara parsial variabel
independen LDR berpengaruh positif secara signifikan terhadap NPL.
Sedangkan derajat kebebasan (df): n-k-1 atau 40-2-1=37. Sehingga
diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 2.02 (=tinv(0.05,37) pada Ms Excel).
Oleh karena t hitung < t tabel (2.58 > 2.02) maka H1 diterima artinya ada
pengaruh perubahan LDR terhadap terjadinya NPL. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa apabila bank mengeluarkan kredit kepada
nasabah, resiko adanya kredit macet (NPL) itu harus lebih diminimalisir
dengan peninjauan terlebih dahulu, apakah kredit tersebut layak diberikan
atau tidak.
57
Penelitian ini mampu mendukung penelitian Juliana (2011), bahwa Loan
To Deposit Ratio berpengaruh terhadap Non Performing Loan sebesar
56.3%.
2. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) diperoleh hasil uji t hitung = 2.54
dengan tingkat signifikansi 0.59. Karena t hitung bertanda positif dan
tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05 (> 5%), maka secara parsial
variabel independen CAR berpengaruh secara positif tidak signifikan
terhadap NPL. Sedangkan derajat kebebasan (df): n-k-1 atau 40-2-1=37.
Sehingga diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 2.02 (=tinv(0.05,37) pada
Ms Excel). Oleh karena t hitung < t tabel (2.54 > 2.02) maka H1 diterima,
artinya ada pengaruh perubahan CAR terhadap terjadinya NPL. Dalam
penelitian ini, dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio CAR
mengindikasikan bahwa kecukupan modal yang dimiliki oleh bank
semakin tinggi untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan saham, surat berharga, tagihan pada bank lain). Apabila
terjadi NPL, maka CAR akan menurun.
4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda
Pembuatan persamaan regresi berganda dapat dilakukan dengan
menginterpretasikan angka-angka yang ada di dalam unstandardized coefficient
beta pada tabel berikut:
58
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.160 3.633 2.522 .016
Loan_To_Deposit_Ratio .090 .035 .392 2.588 .014
Capital_Adequacy_Ratio .077 .142 .082 2.542 .591
a. Dependent Variable: Non_Performing_Loan
Sumber: Data diolah, 2013.
Dari tabel 4.8 di atas, dengan memperhatikan angka yang berada pada
kolom Unstandardized Coefficient khususnya kolom B, maka dapat disusun
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 9.160 + 0.09X1 + 0.07X2 + e
Intepretasi dari persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
1. a = 9.160 merupakan konstanta yang menunjukkan bahwa apabila nilai
X1 (LDR) dan X2 (CAR) sama sekali tidak ada (X1 = X2 = 0), maka nilai
NPL = 9.160.
2. Variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) = b1 memiliki nilai koefisien regresi
yang positif yaitu sebesar 0.09 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05
menunjukkan bahwa LDR terhadap NPL berpengaruh positif signifikan.
Hal ini menggambarkan bahwa apabila LDR meningkat sebesar 1%,
maka NPL akan naik sebesar 0.09%.
Diketahui bahwa salah satu pendapatan bank yaitu dari bunga kredit,
lancar atau macetnya suatu kredit akan berdampak pada profitabilitas
59
bank tersebut. Oleh karena itu, pihak perbankan harus lebih teliti dalam
memberikan kredit agar resiko kredit macet dapat diminimalisir.
3. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) = b2 memiliki nilai koefisien
regresi yang positif yaitu sebesar 0.07. Nilai koefisien positif dan tingkat
signifikansi lebih dari 0.05 menunjukkan bahwa CAR terhadap NPL
berpengaruh positif tidak signifikan. Jika terjadi kenaikan CAR sebesar
1%, maka NPL juga akan mengalami peningkatan sebesar 7%. Hal ini
menggambarkan bahwa perubahan yang terjadi pada rasio CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap NPL. Apabila CAR meningkat, maka
NPL juga akan meningkat, begitupun sebaliknya. Namun perubahan pada
CAR maupun NPL itu tidak saling berhubungan. Perubahan dari CAR dan
NPL dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari penelitian.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Soebagio (2005),
bahwa CAR mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap NPL.
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis paparkan terhadap data
penelitian yang telah terkumpul kemudian diolah mengenai pengaruh Loan To
Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio terhadap Non Performing Loan pada
Bank BUMN di Indonesia tahun 2003 – 2012, maka penulis dapat menarik
simpulan sebagai berikut:
1. Dalam pengujian secara parsial, yaitu menggunakan uji t variabel Loan to
Deposit Ratio memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Non Performing
Loan. Hal ini berarti hipotesis pertama, dapat diterima, karena LDR
mempunyai pengaruh positif terhadap NPL. Namun apabila dilihat dari
profitabilitas bank, hubungan positif antara LDR dan NPL akan berdampak
negatif, karena dengan adanya kredit macet (NPL), maka laba perusahaan
akan menurun.
2. Variabel independen yang memiliki pengaruh, namun tidak signifikan
terhadap Non Performing Loan adalah Capital Adequacy Ratio. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji t yang bernilai positif dengan hasil signifikansi
lebih dari 0.05 yaitu sebesar 0.054. Hal ini berarti hipotesis kedua, belum
dapat diterima, karena CAR mempunyai pengaruh positif terhadap NPL.
3. Secara simultan, variabel independen antara LDR dan CAR memiliki
pengaruh positif terhadap NPL.
61
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan simpulan
dari hasil penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran yang berkaitan
dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai
berikut:
1. Agar bank lebih meningkatkan penyaluran kreditnya dengan memberikan
kepercayaan kepada para nasabah untuk tetap menyimpan dananya di bank.
Dengan peningkatan LDR, diharapkan laba perusahaan juga akan ikut
meningkat. Bank BUMN sebaiknya menjaga perbandingan rasio-rasio
keuangannya, agar kinerja keuangan bank lebih efektif.
2. Agar bank mampu meminimalisir Non Performing Loan untuk berada dibawah
standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dibawah 5%.
3. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian terhadap NPL
dilengkapi dengan variabel lain dalam rasio keuangan yang secara umum
mempengaruhi, seperti ROA, ROE, NIM, BOPO dan variabel lainnya, secara
fokus dan aplikatif dengan menambah jumlah obyek penelitian maupun
periode data time series. Dengan demikian mampu memberikan gambaran
kondisi Non Performing Loan pada perbankan secara lebih luas.
64
DAFTAR PUSTAKA
Adisahputra, Ikhsan. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Non Performing Loan Pada Bank Mandiri. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
Billy Arma. 2010. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Penyaluran Kredit Perbankan. Disertasi diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Diyanti. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap
Terjadinya Non Performing Loan (Studi Kasus Bank Umum Konvensional). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Firdaus, Rachmat dan Ariyanti, Maya. 2004. Manajemen Perkreditan Bank
Umum. Bandung : Alfabeta. Hasibuan, Malayu. S.P. 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Jurnal Analisis Kinerja Keuangan NPL Perbankan Di Indonesia Serta Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya. Depok: Universitas Gunadarma. Juliana. 2011. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi NPL Pada Bank
BUMN Di Indonesia. Makassar: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
Kasmir , S.E., MM.2006. Manajemen Perbankan. Divisi Buku Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Martono dan Harjito, Agus. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama Cetakan Kedua. Jakarta: Jala Suntia.
Mubarok, M.H. 2010. Pengaruh Non Performing Loan, Capital Adequency Ratio,
Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Di Sektor Perbankan Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional.