Page 1
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
359
ANALISIS STRUKTURAL PUISI ILA ṬUḠȂTI AL-‘ȂLAM
KARYA ABU AL-QASIM AS-SYABI
Iva Makhmudah dan Indah Artanti Maharani
Universitas Negeri Malang
[email protected]
قد يجد القراء .الشعر هو عمل أدبي أفضل جمال اللغة وكثافة المعنى لخص: الم
لكي يفهم القارئ الشعر كاملا، يجب أن .الصعوبة في فهم معنى الشعر ببعض الأحيان
لذلك ، في فهم عمل الأدب .يكون لديه إحساس النفس القوي و النقدي للأعمال الأدبية
أحد المقاربات التي يمكن استخدامها هو .)الشعر( يحتاج إلى إجراء الدراس والتحليل
يهدف هذا التحليل إلى معرفة معنى .العناصر وتماسكها المنهج الهيكلي الذي يحلل
.الشعر في العمق وإضافة نظرة ثاقبة للنقد الأدبي للقارئ
إلى طغاة العالم, تحليل هيكلي: شعر كلمة المفتاح
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang mengutamakan
keindahan bahasa dan kepadatan makna (http://ariesulistiari.blogspot.co.id
/2015/05/pendekatan-struktural-dalam-analisis.html). Puisi mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indra
dalam susunan berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting, diekspresikan dan dinyatakan dengan menarik dan
berkesan melalui media bahasa (Pradopo, 2002a: 7). Seseorang dapat
mengungkapkan ekspresi perasaannya melalui puisi. Keindahan bahasa dan
kepadatan maknanya terkadang membuat pembaca mengalami kesulitan dalam
memahami maksud dari puisi. Agar dapat memahami puisi dengan mudah,
seseorang harus mempunyai kepekaan batin dan daya kritis yang kuat. Oleh
karena itu, perlu dilakukan kajian dan analisis terhadap puisi. Dalam kajian dan
analisis puisi terdapat beberapa pendekatan, salah satunya adalah pendekatan
struktural yang akan dibahas didalam makalah ini. Dalam buku Pembelajaran
Puisi (Mahliatussikah, 2015: 51) dijelaskan, “menurut Teeuw, teori struktural
memandang karya sastra (puisi) sebagai unified whole, sebagai suatu totalitas
yang heterokosmos (Aminuddin, 2002: 125). Jadi untuk memahami suatu totalitas
yang memiliki struktur yang kompleks, sajak perlu dianalisis (Mahliatussikah
Page 2
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
360 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
dalam Hill, 1966: 6) unsur-unsurnya dan koherensinya.” Artinya, analisis
struktural diperlukan untuk memahami sebuah sajak, karena sebuah unsur tidak
akan memiliki makna jika tidak saling berhubungan dengan unsur yang lainnya.
Pada kesempatan ini, penulis mengkaji puisi berjudul Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam
karya Abu Al-qasim As-syabi menggunakan pendekatan struktural. Adapun
pendekatan struktural menekankan pada analisis unsur-unsur intrinsik karya
sastra. Unsur intrinsik karya sastra terbagi menjadi dua aspek, yaitu aspek isi dan
aspek bentuk. Aspek isi meliputi gagasan, ide, emosi, dan makna yang disebut
dengan tema. Sedangkan aspek bentuk terdiri dari aspek kebahasaan dan tipografi.
Aspek kebahasaan meliputi bunyi, kata, larik atau baris, bait, dan tipografi.
Puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam ditulis oleh Abu Al-qasim As-syabi. Beliau adalah
seorang penyair Tunisia yang sangat kental dengan aroma politik. Beliau menulis
puisi ini karena adanya sebuah peristiwa yang dipicu oleh kediktatoran Presiden
Husni Mubarak selama berkuasa di Mesir. Revolusi Mesir pecah pada 25 januari
2011 di Lapangan Tahrir. Selain itu, menurut Muhamad Jafar, pengamat politik
Timur Tengah, salah satu faktor yang membuat kegeraman rakyat Mesir
memuncak adalah sistem sosial ekonomi yang tidak mencerminkan keadilan
(Ricardo, 2011: 44 dalam Lulu’) dan kenaikan harga bahan pangan yang tinggi
sehingga rakyat miskin Mesir sulit untuk membeli bahan pangan (Zakiah, 2011
dalam Lulu’).
Analisis struktural puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam bertujuan untuk mengetahui
unsur pembentuk puisi, memudahkan pembaca dalam memahami dan menangkap
makna puisi, dan mengetahui cara menganalisis puisi berdasarkan teori struktural.
Diharapkan bagi peneliti lain kiranya makalah ini dapat menjadi sarana untuk
melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam serta mengembangkan pola
pikir kritis terhadap karya sastra terutama puisi, serta menjadi sarana bertukar
fikiran ketika mengalami kesulitan dalam menganalisis karya sastra.
LANDASAN TEORI
Teori Strukturalisme
Secara etimologis kata struktur berasal dari bahasa latin structura, yang
bermakna bentuk atau bangunan. Asal usul teori strukturalisme adalah sejak abad
ke-4 SM dalam poetica karya pemikir besar Aristoteles (384-322) (Sehandi, 2016:
Page 3
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
361
104). Beberapa ratus abad kemudian, muncul tokoh besar yang sangat
berpengaruh dalam bidang linguistik, bernama Ferdinand de Saussure (1857-
1913). Saussure lahir pada 1857 di Jenewa, dan meninggal dunia pada 1913 di
Paris, Prancis. Beliau meletakkan dasar-dasar teori linguistik melalui mazhab
jenewa, yaitu mazhab yang didirikannya. Teori ini memiliki latar belakang sejarah
evolusi yang cukup panjang dan berkembang secara dinamis.
Bapak Strukturalisme, Ferdinand de Saussure, menjelaskan (dalam Sehandi,
2006:105) “prinsip dasar linguistik adalah adanya pembedaan yang jelas antara
adanya signifiant (bentuk, tanda, lambang) dan signifie (yang diartikan, yang
ditandakan, yang dilambangkan); antara parole (tuturan) dan langue (bahasa); dan
antara sinkroni dan diakroni. Dengan klasifikasi yang tegas dan jelas ini ilmu
bahasa dimungkinkan untuk berkembang menjai sebuah disiplin ilmu yang
otonom, dimana fenomena bahasa dapat dijelaskan dan dianalisis tanpa
mendasarkan diri atas apapun yang letaknya diluar bahasa. Ferdinand de Saussure
membawa perputaran perspektif yang radikal dari pendekatan diakronik ke
pendekatan sinkronik (Taum, 1997: 37-38).”
Teori struktural memberi penekanan analisis pada unsur-unsur intrinsik
karya sastra. Unsur intrinsik adalah unsur pembentuk karya sastra dari dalam
karya itu sendiri. Teori ini juga sering disebut analisis objektif unsur-unsur
pembentuk karya sastra atau analisis struktur teks karya sastra. Misalnya, karya
sastra prosa (novel dan cerpen) memiliki struktur khas yang formal, yakni unsur
plot, tokoh, latar, kejadian, sudut pandang, tema, dan sebagainya. Demikianpun
karya sastra puisi, ciri khasnya yang formal bersifat konsentrif (konsentrif,
pemusatan) dan intensif (intensifikasi, pemadatan, pemadatan). Karena itu, ada
dua unsur yang perlu mendapat perhatian dalam menciptakan puisi, yakni unsur
bunyi bahasa (rima, irama, intonasi, tekanan) dan unsur tiprografi (ukiran bentuk,
penempatan kata, baris atau larik, dan bait). Teori strukturalisme sastra merupakan
teori terhadap teks-teks karya sastra yang menenkankan keseluruhan relasi antara
berbagai unsur teks. Unsur-unsur teks secara berdiri sendiri tidaklah penting.
Unsur-unsur itu hanya memperoleh artinya didalam relasi antarhubungan, baik
relasi asosiasi maupun relasi aposisi. Relasi-relasi yang dipelajari dapat berkaitan
dengan mikroteks (kata, kalimat), keseluruhan yang lebih luas (bait, bab), maupun
Page 4
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
362 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
1. Peristiwa Kesejarahan
2. Kehidupan pengarang
3. Aliran yang dianut
4. Konvensi
intertekstual (karya-karya lain dalam periode tertentu). Dibawah ini adalah
karakteristik dan unsur-unsur pembentuk puisi.
Karakterisitik Puisi:
- Mempunyai rima, ritma dan musikalitas
- imajinatif dan emosional
- indah/artistic
Unsur-Unsur Puisi :
Puisi
Sesuatu yang disampaikan (ISI) Sarana penyampaian (BENTUK)
- -
-
dipengaruhi oleh
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijabarkan bahwa secara umum, puisi
mempunyai dua struktur, yaitu struktur batin terdiri atas tema (gagasan, ide,
emosi, makna), dan struktur fisik terdiri atas bunyi, kata, larik, bait, tipografi
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis
struktural puisi adalah kegiatan memilah, mengurai, membedakan unsur-unsur
yang ada dalam puisi dengan tujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi
dan keterkaitan antar unsur yang ada dalam puisi tersebut.
LANGKAH KERJA ANALISIS STRUKTURAL
Adapun cara melakukan analisis struktural puisi adalah sebagai berikut:
1. Memahami macam-macam unsur yang ada dalam puisi
2. Membaca teks puisi secara mendalam
3. Mentransliterasi teks puisi
4. Menerjemahkan teks puisi kedalam bahasa Indonesia tingkat pertama
1. Gagasan
2. Ide
3. Emosi Tema
4. Makna
1. Aspek Kebahasaan
a. Bunyi
1) Asonansi
2) Aliterasi
3) Persajakan
4) Irama
b. Kata
1) Diksi
2) Gaya Bahasa
3) Bahasa Kiasan
4) Sarana Retoriks
c. Larik/Baris
d. Puisi
2. Tipografi
dip
eng
aruh
i oleh
Page 5
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
363
5. Menerjemahkan teks puisi kedalam bahasa Indonesia tingkat kedua
6. Mencari dan menganalisis unsur-unsur yang ada dalam teks puisi, mulai dari
aspek isi (struktur batin) seperti tema, gagasan, ide, emosi, makna hingga
aspek bentuk (struktur fisik) sepert bunyi, kata, dan lain-lain.
ANALISIS STRUKTURAL PUISI ILA ṬUḠȂTI AL-‘ȂLAM
Teks Sajak, Transliterasi dan Terjemah Teks
إلى طغاة العالم -أبو القاسم الشابي
ABU AL-QASIM AS-SYABI - ILA ṬUḠȂTI AL-‘ȂLAM
لام, عدو الحياةالم المستبد حبيب الظ
ألا أيها الظ
Ḥabîbu al-ẓulȃmi, ‘aduwwu al-ḥayȃh Alȃ ayyuhȃ al-ẓȃlimu al-mustabiddu
Kekasih kegelapan, musuh kehidupan Oh, wahai penguasa yang kejam
من دماه ك مخضوبة عب ضعيف وكف
ات ش
سخرت بأن
Wa kaffuka maḵḍȗbatu min dimȃhu Saḵirta bi’annȃti ša’bin ḍa’îfin
Telapak tanganmu berlumuran darah
mereka
Kau ejek rintihan rakyat lemah
وك الأس ى في رباه ر ش
بذ
ه سحر الوجود وت و
ش
وسرت ت
Wa tabḏuru šawka al-asȃ fî rubȃhu Wa sirta tušawwihu siḥra al-wujȗdi
Kau menabur duri kesedihan di
cakrawala
Kau berjalan menyerupai pesona
eksistensi
ضاء, وضوء الصباح وصحوالف رويدك! لا يخدعنك الربيع
Wa ṣaḥwu al-faḍau’u al-ṣabȃḥi Ruwaydaka! lȃ yaḵda’anka al-rabî’u
Terangnya langit dan cahaya pagi Tunggu! Musim semi tidak akan tertipu
olehmu
الرياح عود, وعصصف الر
ق الرحب هو وقصف
ف ل الظلامففي الأ
Wa qaṣfu al-ru’ȗdi, wa’aṣfu al-riyȃḥi Fafî al-ufuqi al-ruḥbi hawlu al-ẓulȃmi
Gemuruh petir dan badai angin Pada cakrawala yang luas ada teror
kegelapan
وك يجن الجراحر الش
حذار! فتحت الرماد اللهيب ومن يبذ
Wa man yabḏuri al-šauka yajni al-
jirȃḥi
Ḥaḏȃri! Fataḥta al-ramȃdi al-lahîbu
Siapa yang menabur duri akan menuai
luka
Awas! Kau telah membuka abu api
yang membara
ى حصدت رؤوس الورى, وزهور الأمل تأمل! هنالك.. أن
Ru’ȗsa al-warȃ, wa zuhȗra al-amali Ta’ammal! Hunȃlika.. ‘annȃ ḥaṣadta
Page 6
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
364 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Kepala orang-orang dan bunga-bunga
harapan
Lihatlah! Disana.. akan ada yang kau
tuai
ملى ث مع, حت ربته الد
راب وأش
ب الت
لم ق يت بالد ورو
Wa ašrabtahu al-dam’a, ḥattȃ ṯamili Wa rawwayta bi al-dami qalba al-
turȃbi
Kau telah memberi mereka minum
dengan air mata hingga kembung
Kau telah menyiram jantung bumi
dengan darah
المشتعلك العاصف
ك السيل, سيل الدماء ويأكل
سيجرف
Wa ya’kuluka al-‘ȃṣifu al-mušta’ilu Sayajrifuka al-saylu, saylu al-dimȃ’i
Dan badai yang menghancurkan akan
melahapmu
Banjir akan menerpamu, banjir darah
Unsur-unsur puisi
1) Sesuatu yang Disampaikan (ISI)
Tema: Kobaran api semangat rakyat Mesir untuk melakukan sebuah
perubahan yang disebut revolusi
(a) Gagasan: untuk menyulut semangat rakyat mesir yang saat itu mengalami
titik jenuh terhadap kepemimpinan Presiden Mesir, Husni Mubarak
(b) Ide : penyair ingin menyampaikan pesan kepada penguasa yang lalim
melalui puisi tersebut
(c) Emosi : luapan amarah
(d) Makna : puisi yang disampaikan penyair dapat memberikan stimulus bagi
rakyat Mesir untuk melakukan revolusi
2) Sarana penyampaian (BENTUK)
A. Aspek kebahasaan
a. Bunyi
a) Asonansi
Teks Sajak Asonansi
Alȃ ayyuhȃ al-ẓȃlimu al-mustabiddu
Ḥabîbu al-ẓalȃma, ‘aduwwu al-ḥayȃh
ȃ-aȃ-ȃ-au-au
aî-ȃ-au-ȃ
Saḵirta bi’annȃti ša’bin ḍa’îfin
Wa kaffuka maḵḍȗbatu min dimȃhu
a-ȃi-ai
a-ȗu-ȃu
Wa sirta tušawwihu siḥra al-wujȗdi
Wa tabḏuru šawka al-asȃ fî rubȃhu
a-u-a-ȗ
u-a-ȃ-i-ȃu
Page 7
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
365
Ruwaydaka! lȃ yaḵda’anka al-rabî’u
Wa ṣaḥwu al-faḍau’u al-ṣabȃḥi
aa-ȃ-a-aa-aiu
au-ȃu-ȃi
Fafî al-ufuqi al-ruḥbi hawlu al-ẓulȃmi
Wa qaṣfu al-ru’ȗdi, wa’aṣfu al-riyȃḥi
Î-ui-au-ȃi
au-ȗi-au-ȃi
Ḥaḏȃri! Fataḥta al-ramȃdi al-lahîbu
Wa man yabḏuri al-šauka yajni al-jirȃḥi
ȃi-a-ȃi-îu
aui-au-a-ȃi
Ta’ammal! Hunȃlika.. ‘annȃ ḥaṣadta
Ru’ȗsa al-warȃ, wa zuhȗra al-amali
a-ȃa-aȃ-a
ȗa-ȃ- ȗa-i
Wa rawwayta bi al-dami qalba al-turȃbi
Wa ašrabtahu al-dam’a, ḥattȃ ṯamili
aa-ai-aa- ȃi
au-a-aȃ-ai
Sayajrifuka al-saylu, saylu al-dimȃ’i
Wa ya’kuluka al-‘ȃṣifu al-mušta’ilu
aiu-au-au-ȃi
aua-ȃu-u
b) Aliterasi
Teks Sajak Aliterasi
Alȃ ayyuhȃ al-ẓȃlimu al-mustabiddu
Ḥabîbu al-ẓalȃma, ‘aduwwu al-ḥayȃh
h-ẓ-sbdd
b-ẓ-d-ḥ
Saḵirta bi’annȃti ša’bin ḍa’îfin
Wa kaffuka maḵḍȗbatu min dimȃhu
skrt-b-nn-š-ḍn
w-kff-kdb-d
Wa sirta tušawwihu siḥra al-wujȗdi
Wa tabḏuru šawka al-asȃ fî rubȃhu
w-s-ww-s-wjd
w-tbd-s-f-rb
Ruwaydaka! lȃ yaḵda’anka al-rabî’u
Wa ṣaḥwu al-faḍau’u al-ṣabȃḥi
Rwdk-l-kd-rb
w-s-fd-sbh
Fafî al-ufuqi al-ruḥbi hawlu al-ẓulȃmi
Wa qaṣfu al-ru’ȗdi, wa’aṣfu al-riyȃḥi
ff-q-hb-hwl-l
w-qsf-rd-w-yh
Ḥaḏȃri! Fataḥta al-ramȃdi al-lahîbu
Wa man yabḏuri al-šauka yajni al-jirȃḥi
Hdr-ftht-d-hb
w-bd-s-jn-j-h
Ta’ammal! Hunȃlika.. ‘annȃ ḥaṣadta
Ru’ȗsa al-warȃ, wa zuhȗra al-amali
Tmm-h-nn-hsdt
r-wr-w-h
Wa rawwayta bi al-dami qalba al-turȃbi
Wa ašrabtahu al-dam’a, ḥattȃ ṯamili
w-ww-b-qlb-tb
w-sbth-d-htt-tml
Sayajrifuka al-saylu, saylu al-dimȃ’i
Wa ya’kuluka al-‘ȃṣifu al-mušta’ilu
s-jrfk-syl-syl-dm
w-klk-sf-t
c) Persajakan
Baris
Jenis Sajak
Sajak
awal
Sajak akhir Sajak tengah Sajak dalam
1 _ mustabiddu _ _
2 _ ḥayȃh _ _
Page 8
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
366 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
3 _ ḍa’îfin ša’bin ša’bin - ḍa’îfin
4 Wa dimȃhu _ _
5 Wa wujȗdi _ _
6 Wa rubȃhu _ _
7 _ rabî’u yaḵda’anka Ruwaydaka -
yaḵda’anka
8 Wa ṣabȃḥi _ _
9 _ ẓulȃmi _ _
10 Wa riyȃḥi Zuhȗra qaṣfu - ’aṣfu
11 _ Lahîbu _ _
12 Wa jirȃḥi _ _
13 _ ḥaṣadta _ _
14 _ Amali _ al-warȃ - zuhȗra
15 Wa turȃbi _ _
16 Wa ṯamili _ _
17 _ dimȃ’i saylu Saylu - saylu
18 Wa mušta’ilu _ _
d) Irama
Tinggi rendahnya irama dalam puisi ini. Puisi ini disampaikan dengan
nada marah dan geram yang dibuktikan pada kalimat berikut:
الم المستبد - ألا أيها الظ
Oh, wahai penguasa yang kejam
عب ضعيف -ات ش
سخرت بأن
Kau ejek rintihan rakyat lemah
Selain itu, puisi ini disampaikan dengan nada kecaman dan ancaman yang
dibuktikan pada kalimat berikut:
حذار! فتحت الرماد اللهيب -
Awas! Kau telah membuka abu api yang membara
ك السيل, سيل الدماء - سيجرف
Banjir akan menerpamu, banjir darah
b. Kata
a) Diksi
Adapun diksi yang dipilih penyair pada puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam, dapat
dilihat dalam uraian berikut ini:
الم المستبد ألا أيها -الظ
Page 9
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
367
Alȃ ayyuhȃ al-ẓȃlimu al-mustabiddu
“Oh, wahai penguasa yang kejam”
Diksi al-ẓȃlimu al-mustabiddu dipilih oleh penyair sebagai bentuk komunikasi
yang dilakukan oleh penyair kepada Mubarak yang sedang menjadi presiden
Mesir saat itu. Penyair menggunakan kata “penguasa yang kejam lagi diktator”
pada awal puisi sebagai teguran karena lalimnya kepemerintahan Mubarak.
عب ضعيف -ات ش
سخرت بأن
Saḵirta bi’annȃti ša’bin ḍa’îfin
Kau ejek rintihan rakyat lemah
Penyair memilih kata Saḵirta karena presiden Husni Mubarak tidak
menghiraukan jeritan rakyat yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
primernya, disebabkan tingginya harga kebutuhan pokok. Bentuk acuh tak acuh
yang ditunjukkan oleh Mubarak inilah yang dimaksudkan oleh penyair sebagai
kau ejek rintihan rakyat lemah.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh Muabarak dan ditambah
dengan penyebarluasan puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam sejak akhir 2010 hingga masa
revolusi berlangsung membuat rakyat mesir bersemangat untuk melakukan sebuah
perubahan. Perubahan yang signifikan dan mendasar dengan cara yang keluar dari
sistem yang berlaku yang disebut dengan revolusi.
c. Larik/ baris
Ditinjau dari aspek larik, pada bait pertama terdapat 5 suku kata,
bait ke-2 terdapat 4 suku kata, bait ke-3 terdapat 6 suku kata, bait ke-4
terdapat 6 suku kata, bait ke- 5 terdapat 7 suku kata, bait ke-6 terdapat 6
suku kata, bait ke-7 terdapat 6 suku kata, bait ke- 8 terdapat 5 suku kata,
bait ke- 9 terdapat 6 suku kata, bait ke- 10 terdapat 6 suku kata, bait ke-
11 terdapat 5 suku kata, bait ke- 12 terdapat 6 suku kata, bait ke- 13
terdapat 7 suku kata, bait ke- 14 terdapat 5 suku kata, bait ke- 15 terdapat
7 suku kata, bait ke- 16 terdapat 6 suku kata, bait ke- 17 terdapat 6 suku
kata, dan pada bait ke- 18 terdapat 5 suku kata.
d. Bait
Puisi ini terdiri dari 18 bait.
B. Tipografi
Page 10
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
368 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Ditinjau dari aspek bentuk, sajak Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam berupa satu bait
panjang, setiap baris terdiri atas dua bagian yang sama panjangnya. Tipografi
pada sajak ini adalah kotak segi empat dengan dua kolom dengan tipografi
seperti berikut:
C. Pencitraan
Pada puisi ini terdapat beberapa macam citraan, diantaranya:
1. Citraan gerak
Citraan gerak terdapat pada kalimat,
ه سحر الوجود - وش
وسرت ت
Kau berjalan menyerupai pesona eksistensi
وك الأس ى في رباه -ر ش
بذ
وت
Kau menabur duri kesedihan di cakrawala
حذار! فتحت الرماد اللهيب -
Awas! Kau telah membuka abu api yang membara
وك يجن الج -ر الش
راحومن يبذ
Siapa yang menabur duri akan menuai luka
راب -ب الت
لم ق يت بالد ورو
Kau telah menyiram jantung bumi dengan darah
مل -ى ث مع, حت ربته الد
وأش
Kau telah memberi mereka minum dengan air mata hingga kembung
Pada citraan-citraan diatas memberikan gambaran tentang sesuatu yang
seolah-olah dapat bergerak.
2. Citraan penglihatan
Citraan penglihatan terdapat pada kalimat:
Page 11
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
369
ى حصدت - تأمل! هنالك.. أن
Lihatlah! Disana.. akan ada yang kau tuai
3. Citraan pendengaran
Citraan pendengaran terdapat pada kalimat:
الرياح -عود, وعصصف الر
وقصف
Gemuruh petir dan badai angin
عب ضعيف -ات ش
سخرت بأن
Kau ejek rintihan rakyat lemah
4. Citraan perasaan
Citraan perasaan terdapat pada kalimat:
عب ضعيف -ات ش
سخرت بأن
Kau ejek rintihan rakyat lemah
ويدك! لا يخدعنك الربيعر -
Tunggu! Musim semi tidak akan tertipu olehmu
حذار! فتحت الرماد اللهيب -
Awas! Kau telah membuka abu api yang membara
مل -ى ث مع, حت ربته الد
وأش
Kau telah memberi mereka minum dengan air mata hingga kembung
ك السيل, -سيل الدماء سيجرف
Banjir akan menerpamu, banjir darah
المشتعل -ك العاصف
ويأكل
Dan badai yang menghancurkan akan melahapmu
D. Hubungan antarunsur dan Fungsinya
Dari beberapa unsur intrisik yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada setiap bait puisi memiliki makna minor sehingga saling
memiliki kaitan antarbait sehingga puisi tersebut mempunyai sistem yang utuh
dan dapat memperkuat tema. Hubungan antar unsur tersebut dapat dibuktikan
Page 12
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
370 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
pada keterkaitan antara bait pertama, dimana penyair menggunakan kata teguran
Oh, wahai” sebagai bentuk teguran kepada Presiden Mubarak. Hal“ ألا أيها
tersebut dapat dibuktikan pada baris kedua pada kata لام Kekasih“ حبيب الظ
kegelapan”. Kata kekasih identik ditujukan kepada orang yang disayang atau
dambaan hati. Namun, pada puisi tersebut kata kekasih disandarkan pada kata
kegelapan. Sedangkan kegelapan identik dengan suatu kejahatan dan kelaliman.
Hal itu menunjukkan bahwa Presiden Mubarak lekat akan kelalaian dan
kesewenang-wenangan. Kelalaian Presiden Husni Mubarak ditunjukkan pada
baris selanjutnya yang berbunyi “Kau ejek rintihan rakyat lemah, Telapak
tanganmu berlumuran darah mereka “. Aktivitas mencela tersebut dimaksudkan
penyair kepada sikap Presiden Mubarak yang acuh tak acuh terhadap jeritan
rakyat sebab tingginya harga kebutuhan primer. Hal tersebut menimbulkan
penderitaan rakyat Mesir. Karena kesewenang-wenangan itu memicu semangat
perubahan bagi rakyat mesir, hal itu ditunjukkan pada baris ke-7 sampai ke 10.
Adapun baris ke-11 sampai ke-18 menunjukkan kegeraman dan kemarahan rakyat
Mesir. Siapa yang menanam maka dia pula yang akan menuai. Tuturan ancaman
tersebut dapat ditemui di dalam puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam pada kalimat حذار !
ر ,”Awas! Kau telah membuka abu api yang membara“ فتحت الرماد اللهيب ومن يبذ
وك يجن الجراح Siapa yang menabur duriakan menuai luka”. Berdasarkan“ الش
tuturan tersebut, penutur ingin memperingatkan petutur bahwa ia telah telah
membuat geram rakyat Mesir atas perbuatan yang telah dilakukannya. Sehingga
menimbulkan terjadinya revolusi.
SIMPULAN
Puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam bertemakan kobaran api semangat rakyat Mesir
untuk melakukan sebuah perubahan yang disebut revolusi. Puisi ini terdiri dari 18
bait.
Ditinjau dari aspek bentuk, sajak Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam berupa satu bait
panjang, setiap baris terdiri atas dua bagian yang sama panjangnya. Tipografi
Page 13
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
371
pada sajak ini adalah kotak segi empat dengan dua kolom. Adapun diksi yang
dipilih penyair pada puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam, dapat dilihat dalam uraian berikut
ini:
الم المستبد ألا أيها الظ “Oh, wahai penguasa yang kejam”. Diksi al-ẓȃlimu
al-mustabiddu dipilih oleh penyair sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan
oleh penyair kepada Mubarak yang sedang menjadi presiden Mesir saat itu.
Penyair menggunakan kata “penguasa yang kejam lagi diktator” pada awal puisi
sebagai teguran karena lalimnya kepemerintahan Mubarak.
عب ضعيف ات ش
Kau ejek rintihan rakyat lemah”. Penyair“ سخرت بأن
memilih kata Saḵirta karena presiden Husni Mubarak tidak menghiraukan jeritan
rakyat yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan primernya, disebabkan
tingginya harga kebutuhan pokok. Bentuk acuh tak acuh yang ditunjukkan oleh
Mubarak inilah yang dimaksudkan oleh penyair sebagai kau ejek rintihan rakyat
lemah.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh Muabarak dan ditambah dengan
penyebarluasan puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam sejak akhir 2010 hingga masa revolusi
berlangsung membuat rakyat mesir bersemangat untuk melakukan sebuah
perubahan. Perubahan yang signifikan dan mendasar dengan cara yang keluar dari
sistem yang berlaku yang disebut dengan revolusi.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Cetakan ke-4. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
http://ariesulistiari.blogspot.co.id/2015/05/pendekatan-struktural-dalam-
analisis.html (online, 2015)
Lu’lu, Dzatul. 2012. Analisis Pragmatik Puisi Ila Ṭuḡȃti Al-‘Ȃlam Pada Konteks
Revolusi Mesir 25 Januari 2011. Skripsi tidak diterbitkan. Depok:
Universitas Indonesia
Mahliatussikah, Hanik. 2015. Pembelajaran Puisi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Page 14
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab
372 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Pradopo, rachmat Djoko. 2003. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sehandi, Yohanes. 2016. Mengenal 25 Teori Sastra. Cetakan ke-2. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Ende, Flores: Nusa Indah