Top Banner
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. Agustus 2017 26 ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENDANAAN TERHADAP NILAI PEUSAHAAN DENGAN MEKANISME GCG SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI. Doni Stiadi 1 , Meina Wulansari Yusniar 2 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. 2) Program Magister Manajemen, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh moderasi mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap hubungan antara Struktur Kepemilikan, Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan dengan Nilai Perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian berjumlah 161 emiten dengan pemilihan sampel berdasarkan purposive samplin. Analisis data penelitian dengan metode struktural equation model (SEM) dengan menggunakan alat analisis Partial least Square (PLS). Hasil analisis menemukan bahwa Struktur Kepemilikan, Mekanisme GCG, dan Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan keputusan pendanaan berpengaruh negataif dan signifikan. Struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi namun tidak signifikan pengaruhnya terhadap keputusan pendanaan. Mekanisme GCG berpengaruh positif dan signifikan baik terhadap keputusan investasi maupun keputusan pendanaan. Mekanisme GCG ketika diperanan menjadi variabel pemoderasi hubungan antara struktur kepemilikan dan nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan, karena itu mekanisme GCG tidak mampu memoderasi pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel interaksi mekanisme GCG dengan struktur kepemilikan belum bisa meperkuat atau memperlemah hubungan komposisi kepemilikan dan nilai perusahaan, hal ini disebabkan oleh karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Abstract This research aims to analyze the effect of moderation of Good Corporate Governance (GCG) mechanism on the relationship between Ownership Structure, Investment Decision and Financial Decision toward Firm Value in Indonesia Stock Exchange (IDX). The sample is 161 issuer with sampling technique based on purposive sampling. Analysis of research data with structural equation model (SEM) method using Partial least Square (PLS). The result of the analysis found that Ownership Structure, GCG Mechanism, and Investment Decision have positive and significant effect, while Financial Decision has negative effect. The Ownership Structure has a significant positive effect on Investment Decisions but no significant effect on Financial Decision. The GCG mechanism has a positive and significant impact on both Investment Decisions and Financial Decision. The GCG mechanism when it becomes a moderating variable of the relationship between Ownership Structure and Firm Value has no significant effect, therefore GCG mechanism is unable to moderate the effect of the Ownership Structure on Firm Value. This indicates that the interaction variable of GCG mechanism with the Ownership Structure has not been able to strengthen or weaken the relationship of ownership composition and Firm Value, this is because the managerial Ownership Structure in Indonesia is still very small and dominated by the family ownership. Keyword: Ownership Structure, Investment Decision, Financial Decision, GCG mechanism Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 1. No.1. September 2017 Hal. 26-39 JSMK ISSN 2597-467X http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jsmk Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]
14

ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Nov 29, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. Agustus 2017

26

ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN

PENDANAAN TERHADAP NILAI PEUSAHAAN DENGAN MEKANISME GCG

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

Doni Stiadi1

, Meina Wulansari Yusniar2

1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

2) Program Magister Manajemen, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh moderasi mekanisme Good Corporate Governance

(GCG) terhadap hubungan antara Struktur Kepemilikan, Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan

dengan Nilai Perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian berjumlah 161

emiten dengan pemilihan sampel berdasarkan purposive samplin. Analisis data penelitian dengan metode

struktural equation model (SEM) dengan menggunakan alat analisis Partial least Square (PLS). Hasil

analisis menemukan bahwa Struktur Kepemilikan, Mekanisme GCG, dan Keputusan investasi

berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan keputusan pendanaan berpengaruh negataif dan signifikan.

Struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi namun tidak signifikan

pengaruhnya terhadap keputusan pendanaan. Mekanisme GCG berpengaruh positif dan signifikan baik

terhadap keputusan investasi maupun keputusan pendanaan. Mekanisme GCG ketika diperanan menjadi

variabel pemoderasi hubungan antara struktur kepemilikan dan nilai perusahaan tidak berpengaruh

signifikan, karena itu mekanisme GCG tidak mampu memoderasi pengaruh Struktur Kepemilikan

terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel interaksi mekanisme GCG dengan

struktur kepemilikan belum bisa meperkuat atau memperlemah hubungan komposisi kepemilikan dan

nilai perusahaan, hal ini disebabkan oleh karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih

sangat kecil dan didominasi oleh keluarga.

Abstract

This research aims to analyze the effect of moderation of Good Corporate Governance (GCG)

mechanism on the relationship between Ownership Structure, Investment Decision and Financial

Decision toward Firm Value in Indonesia Stock Exchange (IDX). The sample is 161 issuer with sampling

technique based on purposive sampling. Analysis of research data with structural equation model (SEM)

method using Partial least Square (PLS). The result of the analysis found that Ownership Structure, GCG

Mechanism, and Investment Decision have positive and significant effect, while Financial Decision has

negative effect. The Ownership Structure has a significant positive effect on Investment Decisions but no

significant effect on Financial Decision. The GCG mechanism has a positive and significant impact on

both Investment Decisions and Financial Decision. The GCG mechanism when it becomes a moderating

variable of the relationship between Ownership Structure and Firm Value has no significant effect,

therefore GCG mechanism is unable to moderate the effect of the Ownership Structure on Firm Value.

This indicates that the interaction variable of GCG mechanism with the Ownership Structure has not

been able to strengthen or weaken the relationship of ownership composition and Firm Value, this is

because the managerial Ownership Structure in Indonesia is still very small and dominated by the family

ownership.

Keyword: Ownership Structure, Investment Decision, Financial Decision, GCG mechanism

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan

Vol. 1. No.1. September 2017

Hal. 26-39

JSMK ISSN 2597-467X

http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jsmk

Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]

Page 2: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...

27

PENDAHULUAN

Peningkatan nilai perusahaan merupakan

tujuan jangka panjang yang ingin dicapai

perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar

sahamnya karena penilaian investor terhadap

perusahaan dapat diamati melalui pergerakan

harga saham perusahaan. Pada pelaksananya,

proses memaksimalkan nilai perusahaan sering

muncul konflik kepentingan antara manajer dan

pemegang saham (pemilik perusahaan) yang

sering disebut agency problem. Agency problem

dipengaruhi oleh struktur kepemilikan antara

manajer (kepemilikan manajerial) dengan

pemegang saham (kepemilikan institusional).

Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti

dipercaya mampu mempengaruhi jalannya

perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada

kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan.

Agency problem dalam konsep theory of the

firm (Jensen & Meckling, 1976), akan

menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan

perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan

dengan cara memaksimumkan kekayaan

pemegang saham. Untuk itu diperlukan sebuah

kontrol dari pihak luar dimana peran monitoring

dan pengawasan yang baik akan mengarahkan

tujuan sebagaimana mestinya.

Untuk mengurangi terjadinya agency

problem, maka perusahaan perlu menerapkan tata

kelola (Corporate Governance) yang baik. Tata

kelola perusahaan yang baik menggambarkan

bagaimana usaha manajemen mengelola aset dan

modalnya dengan baik agar menarik para

investor. Pengelolaan aset dan modal suatu

perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan

yang ada. Jika pengelolaannya dilakukan dengan

baik maka, otomatis akan meningkatkan nilai

perusahaan. Penerapan tata kelola yang baik

sering di sebut juga mekanisme Good Corporate

Governance (GCG) dalam sistem pengendalian

dan pengelolaan perusahaan. Mekanisme GCG

sebagai suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan diharapkan dapat

memberikan pengawasan terhadap manajemen

dalam mengelola perusahaan sehingga hal

tersebut dapat meyakinkan pihak prinsipal bahwa

mereka akan memperoleh return atas dana yang

diinvestasikan.

Keputusan yang menyangkut investasi akan

menentukan sumber dan bentuk dana untuk

pembiayaannya. Masalah yang harus dijawab

dalam mendanai perusahaan adalah apakah

sumber dana yang dipakai berasal dari internal

atau eksternal perusahaan, besarnya hutang dan

modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan

modal yang akan digunakan (Hasnawati, 2005).

Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat

diperoleh dari internal berupa laba ditahan dan

dari eksternal perusahaan berupa hutang atau

penerbitan saham baru. Suatu kombinasi yang

optimal atas penentuan pendanaan sangat penting

karena dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil studi Myers (1984) tentang pecking order

hyphotesis menggambarkan sebuah hirarki dalam

pencarian dana perusahaan dimana perusahaan

cenderung mempergunakan pendanaan internal

dahulu untuk membayar dividen dan

mengimplementasikannya sebagai peluang

pertumbuhan, dan apabila memerlukan

pendanaan eksternal, maka perusahaan akan

menggunakan hutang sebelum penerbitan saham

baru.

Selain keputusan investasi dan pendanaan,

keputusan pembagian dividen merupakan suatu

masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan.

Dividen merupakan alasan bagi investor dalam

menanamkan investasinya, dimana dividen

merupakan pengembalian yang akan diterimanya

atas investasinya dalam perusahaan. Para investor

memiliki tujuan utama untuk meningkatkan

kesejahteraan dengan mengharapkan

pengembalian dalam bentuk dividen, sedangkan

perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara

terus menerus untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan

kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya,

sehingga kebijakan dividen penting untuk

memenuhi harapan pemegang saham terhadap

dividen dengan tidak menghambat pertumbuhan

perusahaan disisi yang lainnya.

Penelitian mengenai keterkaitan antara

struktur kepemilikan, mekanisme corporate

governance dan keputusan keuangan terhadap

nilai perusahaan pernah dilakukan oleh sejumlah

Peneliti dan menghasilkan kesimpulan yang

berbeda. Hasil penelitian Crutchley (1999)

memperlihatkan adanya keterkaitan antara

keputusan leverage, dividend payout ratio,

insider ownership, dan institutional ownership

yang ditentukan secara simultan meskipun tidak

menyeluruh. Pada penelitiannya Crutchley (1999)

juga membuktikan bahwa kepemilikan

institusional merupakan subtitusi kepemilikan

manajerial.

Wahyudi dan Pawestri (2006) meneliti

mengenai pengaruh struktur kepemilikan

manajerial terhadap nilai perusahaan dengan

keputusan keuangan sebagai variabel intervening.

Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

Page 3: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

28

struktur kepemilikan manajerial berpengaruh

terhadap keputusan investasi dan keputusan

pendanaan tetapi tidak pada kebijakan dividen,

struktur kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap keputusan keuangan

maupun nilai perusahaan, Keputusan pendanaan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi

keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan

struktur kepemilikan manajerial berpengaruh

terhadap nilai perusahaan baik secara langsung

maupun melalui keputusan pendanaan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas,

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

meganalisis hubungan antara struktur

kepemilikan perusahaan, keputusan investasi, dan

pendanaan terhadap nilai perusahaan dengan

mekanisme GCG sebagai Variabel Pemoderasi.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan prediksi mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai perusahaan dan

keputusan-keputusan keuangan yang harus

diambil oleh perusahaan dalam rangka

meningkatkan nilai perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Struktur Kepemilikan dan Keputusan

Keuangan

Struktur kepemilikan pada suatu perusahaan

merupakan persentase kepemilikan saham yang

dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan

komisaris (Born, 1988 dalam Junaidi, 2004).

Komposisi kepemilikan saham memiliki dampak

yang penting pada sistem kendali perusahaan.

Selain itu Kepemilikan saham ini dapat terbagi

menjadi kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusi dan kepemilikan publik. Masing-masing

bentuk kepemilikan ini akan memiliki

kepentingan dan dampak yang berbeda terhadap

keputusan keuangan dan nilai perusahaan.

Adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah

perusahaan akan menimbulkan dugaan yang

menarik bahwa nilai perusahaan meningkat

sebagai akibat kepemilikan manajemen yang

meningkat.

Semakin tinggi kepemilikan institusional

maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap

perusahaan dan mengurangi agency cost,

sehingga perusahaan akan menggunakan dividen

yang rendah. Dengan adanya kontrol yang ketat,

menyebabkan manajer menggunakan utang pada

tingkat rendah untuk mengantisipasi

kemungkinan terjadinya financial distress dan

risiko kebangkrutan (Crutcley et al, 1999). Kim

dan Sorenson (1986) mengemukakan demand

dan supply hypothesis. Demand hypothesis

menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai

oleh insider menggunakan hutang dalam jumlah

besar untuk mendanai perusahaan. Dengan

kepemilikan besar, pihak insider ingin

mempertahankan efektivitas kontrol terhadap

perusahaan. Supply hipothesis menjelaskan

bahwa perusahaan yang dikontrol oleh insider

memiliki debt agency cost kecil sehingga

meningkatkan penggunaan utang. Menurut

Jensen dan Meckling (1976), penggunaan utang

mengurangi kebutuhan ekuitas eksternal dan

meningkatkan proporsi kepemilikan manajerial.

Penggunaan utang yang berlebihan akan

meningkatkan bankruptcy cost sehingga

mengurangi minat manajer untuk menambah

kepemilikan (Friend dan Lang, 1988).

Roseff (1982) menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial yang tinggi

menyebabkan dividen yang dibayarkan pada

pemegang saham rendah. Penetapan dividen

rendah disebabkan manajer memiliki harapan

investasi dimasa yang akan datang yang dibiayai

dari sumber internal. Sebaliknya jika pemegang

saham lebih menyukai dividen yang tinggi, maka

menimbulkan perbedaan kepentingan, sehingga

diperlukan peningkatan dividen. Crutchly et al

(1999) menyatakan bahwa pengaruh kepemilikan

institusional terhadap dividen adalah negatif.

Semakin tinggi kepemilikan institusional maka

semakin kuat kontrol eksternal terhadap

perusahaan dan mengurangi biaya keagenan,

sehingga perusahaan akan cenderung untuk

menggunakan dividen yang rendah.

Struktur Kepemilikan dan Keputusan

Pendanaan

Chen dan Steiner (1999) mengemukakan

bahwa kepemilikan manajerial menyebabkan

penurunan utang karena adanya substitusi

monitoring. Sehingga kepemilikan manajerial

bisa menggantikan peranan utang dalam

mengurangi agency cost. Friend and Lang

(1988), menunjukkan bahwa debt ratio

mempunyai hubungan negatif dengan manajerial

ownership. Ini menunjukkan bahwa penggunaan

utang akan semakin berkurang seiring dengan

meningkatnya kepemilikan manajerial didalam

perusahaan. Kim dan Sorensen (1986), serta

Mehran (1992) menguji pengaruh kepemilikan

manajerial terhadap rasio hutang perusahaan,

hasilnya terdapat hubungan yang positif antara

kepemilikan manajer dengan rasio hutang.

Page 4: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...

29

Namun, penelitian yang dilakukan oleh Jensen, at

al. (1992), menyatakan bahwa terdapat hubungan

negatif antara prosentase kepemilikan manajer

dengan debt ratio. Begitu pula Moh'd et al

(1998), mengadakan studi mengenai dampak

struktur kepemilikan pada kebijakan utang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa struktur

kepemilikan saham memiliki pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap rasio utang.

Begitu pula dengan faktor lainnya, memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap utang.

Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa

investor institusional secara efektif dapat

melakukan monitoring terhadap manajemen

perusahaan sehingga memiliki kecenderungan

untuk menurunkan tingkat utang dan

meningkatnya kepemilikan manajerial dapat

mengurangi peranan utang dalam mengurangi

masalah keagenan

Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui

indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi

oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran

investasi memberikan sinyal positif tentang

pertumbuhan perusahaan di masa yang akan

datang, sehingga meningkatkan harga saham

sebagai indikator nilai perusahaan (signaling

theory). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak

luar tentang kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban di masa yang akan datang

atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal

tersebut akan direspon secara positif oleh pasar

(Brigham dan Houston, 1999). Peningkatan

dividen dilakukan untuk memperkuat posisi

perusahaaan dalam mencari tambahan dana dari

pasar modal dan perbankan. Dividen

mengandung informasi atau sebagai isyarat

(signal) akan prospek perusahaan (Roseff, 1982).

Jensen & Meckling (1976) dalam Jogiyanto

(1998) menganalisis bagaimana nilai perusahaan

dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara

pihak manajer yang menikmati manfaat dari

pihak luar dan yang tidak menikmati manfaat.

Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan

manajemen akan mengurangi agency difficulties

(kesulitan agen) melalui pengurangan insentif

bagi pemegang saham dan mengambil alih

kekayaan pemegang saham. Hal ini sangat

potensial dalam mengurangi alokasi sumber daya

yang tidak menguntungkan, yang pada gilirannya

akan meningkatkan nilai perusahaan.

Konsep dan Definisi Tata Kelola Perusahaan

(Corporate Governance)

Dua teori utama yang terkait dengan

corporate governance adalah Stewardship theory

dan agency theory. Stewardship theory dibangun

atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia

yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat

dipercaya, mampu bertindak dengan penuh

tanggung jawab, memiliki integritas dan

kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain,

stewardship theory memandang manajemen

sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan

sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun

stakeholder. Sementara itu, agency theory yang

dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976)

memandang bahwa manajemen perusahaan

sebagai “agents” bagi para pemegang saham,

akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi

kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak

yang arif dan bijaksana serta adil terhadap

pemegang saham. Dalam perkembangan

selanjutnya, agency theory mendapat respon

lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan

kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran

mengenai corporate governance berkembang

dengan bertumpu pada agency theory di mana

pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan

kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang

berlaku.

Good Corporate Governance (GCG)

memiliki banyak definisi. Forum For Corporate

Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan

corporate governance sebagai seperangkat

peraturan yang menetapkan hubungan antara

pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan, serta para pemegang

kepentingan intern dan ekstern lainnya

sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban

mereka, atau dengan kata lain sistem yang

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Di

kalangan pebisnis, secara umum, GCG diartikan

sebagai tata kelola perusahaan. Good corporate

governance (GCG) diartikan pula sebagai sistem

yang mengatur dan mengendalikan perusahaan

yang menciptakan nilai tambah (value added)

untuk semua stakeholder (Monks, 2003). Ada

dua hal yang ditekankan dalam konsep ini,

pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk

memperoleh informasi dengan benar dan tepat

pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan

untuk melakukan pengungkapan (disclosure)

secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap

semua informasi kinerja perusahaan,

kepemilikan, dan stakeholder.

Page 5: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

30

Ada empat komponen utama yang

diperlukan dalam konsep good corporate

governance, yaitu fairness, transparency,

accountability, dan responsibility. Keempat

komponen tersebut penting karena penerapan

prinsip good corporate governance secara

konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas

laporan keuangan dan juga dapat menjadi

penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang

mengakibatkan laporan keuangan tidak

menggambarkan nilai fundamental perusahaan.

Hubungan Antar Variabel

Optimalisasi nilai perusahaan merupakan

tujuan utama dari perusahaan (Wahyudi dan

Pawestri, 2006). Nilai perusahaan sangat penting

karena mencerminkan seberapa besar perusahaan

tersebut dapat memberikan keuntungan bagi

investor. Untuk dapat memaksimalkan nilai

perusahaan tersebut maka manajer dihadapkan

pada keputusan keuangan yang meliputi

keputusan investasi, keputusan pendanaan dan

keputusan yang menyangkut pembagian laba.

Fama (1978) menyatakan bahwa nilai

perusahaan semata-mata ditentukan oleh

keputusan investasi. Pendapat ini menyatakan

bahwa keputusan investasi ini penting, karena

untuk mencapai tujuan perusahaan hanya

dihasilkan melalui kegiatan perusahaan.

Hasnawati (2005) menemukan bahwa keputusan

investasi berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan sebesar 12,25% sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian dari

Wijaya dan Bandi (2010) juga menyatakan hal

yang serupa yaitu kebijakan investasi

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Keputusan pendanaan dapat diartikan

sebagai keputusan yang menyangkut struktur

keuangan perusahaan. Struktur keuangan

perusahaan merupakan komposisi dari keputusan

pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek,

hutang jangka panjang dan modal sendiri. Setiap

perusahaan akan mengharapkan adanya struktur

modal optimal, yaitu struktur modal yang dapat

memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan

dividen adalah keputusan mengenai apakah laba

yang diperoleh perusahaan akan dibagikan

kepada para pemegang saham sebagai dividen

atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna

pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.

Penggunaan dividen sebagai isyarat berupa

pengumuman yang menyatakan bahwa suatu

perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan

dividen per lembar saham mungkin diartikan oleh

penanam modal sebagai sinyal yang baik, karena

dividen per saham yang lebih tinggi menujukkan

bahwa perusahaan yakin arus kas masa

mendatang akan cukup besar untuk menanggung

tingkat dividen yang tinggi.

Selain kedua keputusan keuangan di atas,

terdapat satu variabel lain yang dapat

mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan,

yaitu struktur kepemilikan. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam struktur

kepemilikan, antara lain: (1) Kepemilikan

sebagian kecil saham perusahaan oleh

manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk

memaksimalkan nilai pemegang saham

dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan

semata; (2) Kepemilikan yang terkonsentrasi

memberi insentif kepada pemegang saham

mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam

perusahaan; (3) Identitas pemilik menentukan

prioritas tujuan sosial perusahaan dan (4)

maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya

perusahaan milik pemerintah cenderung untuk

mengikuti tujuan politik dibanding tujuan

perusahaan.

Struktur kepemilikan ini merupakan

proporsi kepemilikan saham oleh manajerial,

public ataupun institusional. Masalah yang sering

ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah

agency conflict, dimana terdapat kepentingan

antara manajemen perusahaan sebagai pengambil

decision maker dan para pemegang saham

sebagai owner dari perusahaan. Tentunya

perbedaan kepentingan ini akan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Jumlah pemegang

saham besar (large shareholders) mempunyai arti

penting dalam memonitor perilaku manajer

dalam perusahaan (Shleifer dan Vishny ; 1986).

Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka

para pemegang saham besar seperti institusional

investors akan dapat memonitor tim manajemen

secrara lebih efektif dan dapat meningkatkan

nilai perusahaan jika terjadi takeover. Selain itu,

konsentrasi kepemilikan pada pihak luar

perusahaan berpengaruh positif pada nilai

perusahaan Lins (2002). Dalam perspekif teori

keagenan, agen yang risk adverse dan yang

cenderung mementingkan dirinya sendiri akan

mengalokasikan resources (berinvestasi) yang

tidak meningkatkan nilai perusahaan.

Permasalahan agensi ini akan mengindikasikan

bahwa nilai perusahaan akan naik apabila pemilik

perusahaan biasa mengendalikan perilaku

manajemen agar tidak menghamburkan resources

perusahaan, baik dalam bentuk investasi yang

Page 6: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...

31

tidak layak, maupun dalam bentuk shirking.

Corporate governance merupakan suatu sistem

yang mengatur dan mengendalikan perusahaan

yang diharapkan dapat memberikan dan

meningkatkan nilai perusahaan kepada para

pemegang saham. Dengan demikian, penerapan

good corporate governance dipercaya dapat

meningkatkan nilai perusahaan. Dey Report

(1994) mengemukakan bahwa corporate

governance yang efektif dalam jangka panjang

dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan

menguntungkan para pemegang saham. Morck,

Shleifer & Vishny (1988) dalam Bernhart &

Rosenstein (1998) yang menguji hubungan antara

kepemilikan manajerial dan komposisi dewan

komisaris terhadap nilai perusahaan menemukan

bahwa nilai perusahaan meningkat sejalan

dengan peningkatan kepemiliakan manajerial

sampai dengan 5%, kemudian menurun pada saat

kepemilikan manajerial 5%-25%, dan kemudian

meningkat kembali seiring dengan adanya

peningkatan kepemilikan manajerial secara

berkelanjutan. Black et al. (2003) berargumen

bahwa pertama, perusahaan yang dikelola dengan

lebih baik akan dapat lebih menguntungkan

sehingga dapat dividen yang lebih tinggi. Kedua,

disebabkan oleh karena investor luar dapat

menilai earnings atau dividen yang sama dengan

lebih tinggi untuk perusahaan yang menerapkan

corporate governance yang lebih baik. Hasil

menunjukkan bahwa tidak ditemukan bukti

bahwa perusahaan dengan corporate governance

yang baik lebih menguntungkan atau membayar

dividen yang lebih tinggi, tetapi ditemukan bukti

bahwa investor menilai earnings atau arus

dividen yang sama dengan lebih tinggi untuk

perusahaan yang menerapkan corporate

governance yang lebih baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka

kerangka konseptual pada penelitian

digambarkan berikut ini.

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan kerangka konsep di atas,

hipotesis pada penelitiannya adalah sebagai

berikut:

1. Struktur Kepemilikan Berpengaruh

terhadap Keputusan Investasi

2. Struktur Kepemilikan Berpengaruh

terhadap Keputusan Pendanaan

3. Struktur Kepemilikan Berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan

4. Mekanisme GCG Berpengaruh terhadap

Keputusan Investasi

5. Mekanisme GCG Berpengaruh terhadap

Keputusan Pendanaan

6. Mekanisme GCG Berpengaruh terhadap

Keputusan Nilai Perusahaan

7. Keputusan Investasi Berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan

8. Keputusan Pendanaan Berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan

9. Interaksi mekanisme GCG berpengaruh

terhadap hubungan antara Struktur

Kepemilkan dengan Nilai perusahaan

METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai hubungan atau

pengaruh antar variabel disebut penelitian

hubungan kausal (causal effect), yaitu suatu

penelitian yang dilakukan terhadap fakta-fakta

untuk membuktikan secara empiris tentang

pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain

(Kuncoro, 2003). Fakta empiris yang ingin

Page 7: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

32

diketahui untuk dianalisis adalah Pengaruh Good

Corporate Governance (GCG) terhadap

hubungan antara Struktur Kepemilikan,

Keputusan Investasi dan Pendanaan terhadap

Nilai Perusahaan. Pada penelitian ini terdiri dari

1 (satu) variabel dependen (endogeneous) yaitu

Nilai Perusahaan dan 3 (tiga ) variabel

independen (eksogeneous) yaitu Struktur

Kepemilikan, Keputusan Investasi, dan

Keputusan Pendanaan, Serta 1(satu) variabel

moderating yaitu Good Corporate Governance

(GCG).

Pemilihan Sampel dan Data

Sampel penelitian ini dipilih dengan metode

purposive sampling terhadap emiten yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2011 yaitu sebanyak 436 perusahaan. Adapun

kriteria emiten yang dijadikan sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.Kriteria Pemilihan Sampel dan Jumlah

Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah emiten yang terdaftar di

BEI tahun 2011 436

2 Jumlah emiten yang tidak

membagikan dividen (239)

3

Perusahaan yang tidak mempunya

kepemilikan pihak manajer dan

institusional

0

4 Emiten yang tidak lengkap

laporanya (78)

Emiten yang dijadikan sampel 161

Sumber: Laporan tahunan BEI 2011, diolah (2016)

Definisi operasional Pengukuran variabel

1. Struktur Kepemilikan

a. Struktur Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial diukur sesuai

dengan proporsi kepemilikan saham yang

dimiliki oleh manajerial (Iturriaga dan

Sanz, 1998).

b. Struktur Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional diukur sesuai

dengan proporsi kepemilikan saham yang

dimiliki oleh pemilik institusi dan

kepemilikan oleh blockholder.

2. Mekanisme GCG

a. Dewan Direksi

Ukuran Dewan direksi merupakan

jumlah dewan direksi yang terdapat

dalam perusahaan

b. Dewan komisaris

Ukuran Dewan Komisaris merupakan

jumlah dewan komisaris yang terdapat

dalam perusahaan

3. Keputusan Investasi

Keputusan investasi diproksikan IOS

(investment opportunity set) yaitu:

a. Book Value of Gross Property, Plant,

and Equipment to the Book Value of the

Assets Ratio (PPE/BVA) Nilai Buku Aktiva Tetap

Rasio PPE/BVA = --------------------------------

Nilai Buku Total Aktiva

b. Market to Book Value of Equity Ratio

(MVE/BVE)

Rasio MVE/BVE mencerminkan bahwa

pasar menilai return dari investasi

perusahaan di masa depan dari return

yang diharapkan dari ekuitasnya (Smith

dan Watts, 1992). Jumlah Lembar Saham

Beredar x Closing Price

Rasio MVE/BVE = -------------------------------

Total Ekuitas

c. Market Value to Book Value of Assets

Ratio (MVA/BVA)

Proksi ini menunjukkan bahwa prospek

pertumbuhan perusahaan, terefleksi

dalam harga saham (Kallapur dan

Trombley, 1999). (Ttl Aset–Ttl Ekuitas) + (Jml

Shm Beredar x Closing Price)

Rasio MVA/BVA = ------------------------------------

Total Aset

d. Capital Addition to Assets Book Value

Ratio (CAP/BVA)

Rasio CAP/BVA menunjukkan adanya

aliran tambahan aktiva produktifnya,

yang sekaligus menunjukkan adanya

potensi pertumbuhan perusahaan

(Kallapur & Trombley, 1999) (Nilai Buku Aktiva Tetap t –

Nilai Buku Aktiva Tetap t-1)

Rasio CAP/BVA = -------------------------------------

Total Aset

e. Capital Addition to Assets Market Value

Ratio (CAP/MVA)

Penggunaan capital addition to assets

market value ratio sebagai proksi IOS

dengan dasar pemikiran bahwa

perusahaan yang bertumbuh memiliki

level aktivitas investasi yang lebih tinggi

(Kallapur dan Trombley, 1999).

Page 8: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...

33

(Nilai buku aktiva tetap t –

Nilai buku aktiva tetap t-1)

Rasio CAP/MVA = ------------------------------------

(Ttl Aset-Ttl Ekuitas) + (Jml

Shm Beredar x ClosingP rice)

f. Price Earnig Ratio (PER)

PER menunjukkan perbandingan antara

closing price dengan laba per lembar

saham (earning per share) (Brigham,

1999). Closing Price

PER = -------------------

EPS

4. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan dikonfirmasikan

melalui variabel-variabel terukur, sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kallapur dan Trombley (1999); Smith dan

Watts (1992) yaitu:

a. Book Debt to Equity Ratio (BDE)

Rasio ini menunjukkan perbandingan

antara pembiayaan dan pendanaan

melaui hutang dengan pendanaan melalui

ekuitas (Brigham, 1999). Total Hutang

BDE = --------------------

Total Ekuitas

b. Book Debt to Asset Ratio (BDA)

Rasio ini mengukur persentase dana yang

disesuaikan oleh kreditur dalam

membiayai aktiva perusahaan (Brigham,

1999). Total Hutang

BDA = -------------------

Total Aktiva

c. Long Term Debt Equity Ratio (LDE)

Rasio ini menunjukkan perbandingan

antara klaim keuangan jangka panjang

yang digunakan untuk mendanai

kesempatan investasi jangka panjang

dengan pengembalian (rate of return)

jangka panjang pula (Brigham dan

Gapenski, 1996: 543). Total Hutang Jangka Panjang

LDE = -----------------------------------------------

Total Ekuitas

d. Market Debt Equity Ratio (MDE)

Rasio ini menunjukkan perbandingan

antara nilai buku hutang dengan nilai

pasar ekuitas (Imam Subekti, 2000). Total Hutang

MDE = ------------------------------------------------

Jumlah Saham Beredar x Closing Price

5. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen dikonfirmasikan melalui

dividend payout ratio dan dividend yield

(Kallapur dan Trombley,1999; Smith dan

Watts, 1992; Imam Subekti, 2000)

a. Dividend Payout Ratio (DPR)

Rasio pembayaran dividen adalah

persentase laba yang dibayarkan kepada

para pemegang saham dalam bentuk kas

(Brigham dan Gapenski, 1996: 450). Dividen per Lembar Saham

DPR = -------------------------------------------

Laba per Lembar Saham

b. Dividend Yield Ratio

Rasio dividend yield menunjukkan

perbandingan dividen per lembar saham

yang dibagikan dengan harga pasar

saham (Imam Subekti, 2000). Dividen per Lembar

Saham

Dividend Yield Ratio = --------------------------------

Closing Price

6. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan diukur dengan Price Book

Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang

diberikan pasar keuangan kepada

manajemen dan organisasi perusahaan

sebagai sebuah perusahaan yang terus

tumbuh (Brigham, 1999). Harga Pasar per Lembar Saham

PBV = ------------------------------------------------

Nilai Buku per Lembar Saham

Metode Analisis

Pengolahan data dan analisis secara garis

besar terdiri dari analisis deskrifif, pengujian

model pengukuran, pengujian model overall,

pengujian model structural dan analisis pengaruh

antar variable. Oleh karena itu ada 3 program

yang akan dalam pengolahan data dan analisis

hasil penelitian, yaitu program Excel, SPSS dan

PLS. Pengujian pengaruh variabel endogen dan

eksogen sesuai yang dihipotesiskan dilakukan dengan metode resampling Bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser, (1975) dan Stone, (1974) dalam Jogianto (2008). Uji statistik yang digunakan adalah t-statistik atau uji t. Dengan demikian asumsi data terdistribusi bebas (distribution free), tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar. Pengujian dengan t-test, bilamana diperoleh p-value ≤ 0,05 (α = 5%), maka diputuskan tolak H0 atau sering disebut signifikan, dan sebaliknya. Bilamana hasil pengujian hipotesis pada outer model signifikan,

Page 9: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

34

hal ini menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrumen pengukur variabel laten. Sedangkan bilamana hasil pengujian pada inner model adalah signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna variabel laten satu terhadap variabel laten lainnya (Ghozali, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Penelitian

Sampel penelitian berjumlah 161 emiten dengan teknik sampling berdasarkan kriteria tertentu sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Gambaran sampel penelitian ditunjukan pada Tabel 4. 1 berikut ini.

Tabel 2. Kategori Sampel Penelitian Berdasarkan

Jenis Industri

Sumber: ICMD 2012, (diolah, 2016)

Tabel 2 menunjukan sampel penelitian

berdasarkan jenis industri. Berdasarkan Tabel 2 sampel penelitian sebanyak 161 emiten yaitu terdiri dari 9 (5,59%) emiten bergerak pada bidang Pertanian, 12 (7,45%) emiten bergerak pada bidang Aneka Industri, 24 (14,91%) emiten bergerak pada bidang Industri dasar dan Kimia, 19 (11,80%) emiten bergerak pada bidang Industri barang Konsumen, 8 (4,97%) emiten bergerak pada bidang Insfrastruktur, Utilitas dan Transfortasi, 29 (18,01%) emiten bergerak pada bidang Keuangan, 11 (6,83%) emiten bergerak pada bidang pertambangan, 32 (19,88%) emiten bergerak pada bidang Perdagangan Jasa dan Investasi, 17 (10,56%) emiten bergerak pada bidang Properti, Real Estate, dan Konstruksi.

Pengujian asumsi PLS yang laian adalah asumsi linieritas, yaitu mengharuskan adanya hubungan antar variabel yang bersifat linier. Asumsi linieritas menggunakan metode Curve Fit yaitu hubungan antar variabel dinyatakan linier jika memenuhi salah satu dari kedua kemungkinan berikut: (1) model linier signifikan (sig model linier < 0,05), (2) model linier nonsignifikan dan seluruh model yang mungkin juga nonsignifikan (sig model linier > 0,05, dan

sig model selain linier > 0,05). Hasil pengujian disajikan sebagai berikut: Tabel 3.Pengujian Asumsi Linieritas

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa sig

model linier untuk keenam hubungan antar variabel yang ditandai dengan nilai sig. lebih kecil dari 0,05, sedangkan dua hubungan yang lain memiliki sig > 0,05 untuk semua model yang mungkin, sehingga asumsi linieritas terpenuhi Pengujian Model Struktural (Structural Model)

Pengujian model struktural (structural model) pada PLS sering disebut inner model pada intinya menguji hipotesis dalam penelitian. Model structural dievaluasi dengan menggunakan R

2 untuk variabel endogen dan nilai koefisien

pada jalur/path (β) untuk variabel eksogen yang kemudian dilakukan pengujian dengan uji t (T-statistic) pada masing-masing jalur secara parsial. Adapun model structural penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Path Model Struktur kepemilikan,

Mekanisme GCG, Keputusan

Investasi dan Pendaanan terhadap

Nilai Perusahaan

NO JENIS INDUSTRI JUMLAH %

1 Pertanian 9 5.59

2 Aneka Indutri 12 7.45

3 Industri Dasar dan Kimia 24 14.91

4 Industri Barang Konsumen 19 11.80

5 infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 8 4.97

6 Keuangan 29 18.01

7 Pertambangan 11 6.83

8 Perdagangan, Jasa, dan Investasi 32 19.88

9 Property, Real estate dan Konstruksi 17 10.56

161 100 JUMLAH

Hubungan Variabel

Nilai Sig.

Pengujian Model Linier

Kesimpulan

SK (X1)

KI (Y1) 0.002

Model Linier Signifikan Linier

GCG (X2)

KI (Y1) 0.000

Model Linier Signifikan Linier

SK (X1) KP(Y2) 0.093

Semua Model Tidak Signifikan Linier

GCG (X2) KP(Y2) 0.003

Model Linier Signifikan Linier

SK (X1) NP(Y3) 0.000

Model Linier Signifikan Linier

GCG (X2) NP(Y3) 0.000

Model Linier Signifikan Linier

KI(Y1) NP(Y3) 0.000 Model Linier Signifikan Linier

KP(Y2) NP(Y3) 0.994 Semua Model Tidak Signifikan Linier

Page 10: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...

35

Pada Gambar 2. dijelaskan diagram path

model konstruk pengaruh struktur kepemilikan,

Keputusan Investasi dan Pendanaan terhadap

Nilai Perusahaan dengan Mekanisme GCG

sebagai variabel yang memoderasi, yaitu varibel

yang memperkuat hubungan ataau memeprlemah

hubungan dengan adanaya unteraksi masing-

masing varaibel. Data diolah berdasarkan Laten

Variabel Score pada interkasi variabel utama

dengan varibel moderasi pada pengolahan data

outer model sebelumnya. Hasil analisis PLS

secara lengkap, dapat dilihat pada Lampiran 4

dan lampiran 5. Tabel 4.5. berikut menyajikan

ringkasan hasil pengujian hipotesis pengaruh

antar variabel.

Tabel 4. Koefisien Jalur pada pengujian Model

Struktural: Pengaruh antar Variabel

Sumber: Data diolah (2016)

Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam menganalisis

pengaruh Struktur Kepemilikan, Keputusan

investasi dan keputusan Pendanaan terhadap

Nilai Perusahaan dengan pengaruh GCG sebagai

variabel pemoderasi yang memperkuat atau

memperlemah hubungan yang terjadai antara

endogen dan eksogen. Terdapat 9 hipotesis yang

diuji yang terdiri atas pengujian hipotesis

pengaruh antar varibel (main effect), maupun

efek moderasi (moderating effect).

Hipotesis 1 yang menyatakan Struktur

Kepemilikan Berpengaruh terhadap Keputusan

Investasi. Berdasarkan hasil pengujian hasil

perhitungan PLS sebagaimana di sajikan pada

Tabel 4.5. dan Gambar 4.1. menunjukan bahwa

Struktur Kepemilikan (X1) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Keputusan Investasi (Y1)

dengan nilai koefisien jalur (inner weight)

sebesar 0,04545, dengan nilai T-statistik sebesar

2,043944 > 1,96, Artinya Hipotesis 1 terdukung

dengan data penelitian ini.

Hipotesis 2 menyatakan Struktur

Kepemilikan berpengaruh terhadap Keputusan

Pendanaan. Hasil uji hipotesis menunjukan

bahwa Struktur Kepemilikan (X1) tidak

berpengaruh terhadap Keputusan Pendanaan

(Y2) karena nilai T-statistik sebesar 1.280232 <

1,96, dan koefisien jalur -0.082298. Artinya

Hipotesis 2 tidak terdukung.

Hipotesis 3 menyatakan Struktur

Kepemilikan Berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan. Hasil perhitungan PLS pada

pengujian pengaruh antara Struktur Kepemilikan

(X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y3), diperoleh

nilai koefisien inner weight sebesar 0.21974,

dengan nilai T-statistik sebesar 3.867746 > 1,96,

artinya Hipotesis 3 terdukung dengan data

penelitian ini.

Hipotesis 4 menyatakan bahwa mekanisme

GCG berpengaruh terhadap Keputusan

Investasi. Hasil perhitungan PLS pada pengujian

pengaruh antara mekanisme GCG (X2) dengan

Keputusan Investasi (Y1), diperoleh nilai

koefisien inner weight sebesar 0.159893,

dengan nilai T-statistik sebesar 5.59825 > 1,96,

artinya hipotesis 4 terdukung dengan data

penelitian ini.

Hipotesis 5 menyatakan bahwa mekanisme

GCG berpengaruh terhadap Keputusan

Pendanaan. Berdasarkan pengujian hasil

perhitungan PLS diperoleh bahwa pengaruh

antara GCG (X2) terhadap Keputusan Investasi

(Y1), signifikan dengan nilai T-statistik sebesar

5.59825 > 1,96 dan diperoleh nilai koefisien jalur

sebesar 0.159893. Hasil ini menyimpulkan

bahwa hipotesis 5 didukung.

Hipotesis 6 menyatakan bahwa mekanisme

GCG berpengaruh terhadap Keputusan Nilai

Perusahaan. Berdasarkan pengujian hasil

perhitungan PLS diperoleh bahwa pengaruh

mekanisme GCG (X2) Nilai Perusahaan (Y3),

signifikan dengan nilai T-statistik sebesar

2.945684 > 1,96 dan diperoleh nilai koefisien

jalur sebesar 0.240938. Hasil inii menyimpulkan

bahwa hipotesis 6 didukung.

Hipotesi 7 menyatakan bahwa Keputusan

Investasi berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan. Hasil pengujian pengaruh antara

Keputusan Investasi (Y1) terhadap Nilai

Perusahaan (Y3), diperoleh nilai koefisien jalur

sebesar 0.683938, dengan nilai T-statistik

sebesar 9.825777 > 1,96, maka terdapat

pengaruh yang signifikan antara Keputusan

Investasi (Y1) terhadap Nilai Perusahaan (Y3).

Hasil inii menyimpulkan bahwa hipotesis 7

didukung.

Koefisien T-Stat Keterangan

Struktur Kepemilikan (X1) ----> Keputusan Investasi (Y1) 0.04545 2.043944 Sig.

Struktur Kepemilikan (X1) ----> Keputusan Pendanaan (Y2) -0.0823 1.280232 Tidak Sig.

Struktur Kepemilikan (X1) ----> Nilai Perusahaan (Y3) 0.21974 3.867746 Sig.

GCG (X2) ----> Keputusan Investasi (Y1) 0.159893 5.59825 Sig.

GCG (X2) ----> Keputusan Pendanaan (Y2) 0.205496 2.931702 Sig.

GCG (X2) ----> Nilai Perusahaan (Y3) 0.240938 2.945684 Sig.

Keputusan Investasi (Y1) ----> Nilai Perusahaan (Y3) 0.683938 9.825777 Sig.

Keputusan Pendanaan (Y2) ----> Nilai Perusahaan (Y3) -0.16703 3.163591 Sig.

Interaksi GCG_Struktur

Kepemilikan (Moderasi)----> Nilai Perusahaan (Y3) -0.13557 1.302716 Tidak Sig.

Jalur/ Path (Hubungan Antar Variabel)

Page 11: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

36

Hipotesis 8 menyatakan bahwa Keputusan

Pendanaan Berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan. Pengujian pengaruh antara

Keputusan Pendanaan (Y2) terhadap Nilai

Perusahaan (Y3), diperoleh nilai koefisien jalur

sebesar -0.167032 dengan nilai T-statistik

sebesar 3.163591 > 1,96, maka terdapat

pengaruh yang signifikan antara Keputusan

Pendanaan (Y1) terhadap Nilai Perusahaan (Y3),

artinya hipotesis 8 didukung.

Hipotesis 9 menyatakan bahwa Interaksi

mekanisme GCG berpengaruh terhadap

hubungan antara Struktur Kepemilkan dengan

Nilai Perusahaan. Pengujian pengaruh antara

interaksi GCG dengan struktur kepemilikan

terhadap Nilai Perusahaan (Y3), merupakan

perkalian antara skor variabel laten mekanisme

GCG dan skor variabel laten Struktur

Kepemilikan memiliki nilai T-statistik sebesar

1.302716 < 1,96. Hal ini berarti bahwa variabel

GCG tidak memoderasi hubungan antara Struktur

Kepemilikan dengan dengan Nilai Perusahaan

(Y3), artinya, mekanisme GCG tidak

memperkuat atau meperlemah hubungan antara

struktur kepemilikan dengan nilai perusahaan

Pembahasan dan Imlikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa struktur kepemilikan berpengaruh postif

dan signifikan baik terhadap Keputusan Investasi

maupun terhadap Nilai Perusahaan, namun tidak

signifikan terhadap keputusan pendanaan dengan

arah yang negatif. Struktur kepemilikan

berpengaruh positif dan signifikan terhada Nilai

Perusahan pada penelitian ini sejalan dengan

penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008),

Wahyudi dan Pawestri (2006), serta Haruman

(2008) menemukan bahwa Kepemilikan

Manajerial berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan. Kemudian Barclay dan

Holderness (1990) menemukan bahwa tingkat

Kepemilikan Institusional berpengaruh positif

signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Purba

(2004) menemukan bahwa besarnya Proporsi

Saham Publik memiliki hubungan (relasi) yang

positif dengan Kinerja Perusahaan yang berimbas

pada Nilai Perusahaan.

Proporsi kepemilikan saham memiliki

dampak yang penting pada sistem kendali

perusahaan. Kepemilikan saham dapat terbagi

menjadi kepemilikan manjerial dan kepemilikan

institusi dan kepemilikan publik. Masing-masing

bentuk kepemilikan akan memiliki kepentingan

dan dampak yang berbed terhadap nilai

perusahaan. Menurut Bushee (1998) dalam

Budiono (2005) kepemilikan institusional

memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif

para manajer yang mementingkan diri sendiri

melalui pengawasan yang intens. Kepemilikan

institusional dapat menekan kecenderungan

manajemen untuk memanfaatkan discretionary

dalam laporan keuangan sehingga meningkatkan

kualitas laba yang di laporkan. Slovin dan Sushka

(1993) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006)

menyatakan bahwa nilai perusahaan dapat

meningkat jika institusi mampu menjadi alat

monitoring yang efektif. Kepemilikan

institusional merupakan salah satu alat yang

dapat digunakan untuk mengurangi Agency

conplict. Dengan kata lain, semakin tingkat

kepemilikan institusional maka semakin kuat

tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak

eksternal terhadap perusahaan, sehingga agency

cost yang terjadi di dalam perusahaan semakin

berkurang dan nilai perusahaan semakin

meningkat (Jensen dan Meckling, 1976).

Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara mekanisme GCG dengan Nilai

Perusahaan. Hasil penelitian sesuai dengan

penelitian Hanifa dan Cooke (2002) dalam

Sukerdi (2011), yang menemukan bahwa

semakin besar jumlah dewan direksi dan dewan

komisaris maka semakin besar power dewan

komisaris dalam menekan manajemen untuk

meningktkan Nilai Perusahaan. Dewan Komisaris

dan dewan Direksi yang semakin besar dapat

mendorong dewan komisaris untuk bertindak

obyektif dan mampu melindungi seluruh

stakeholder perusahaan. Namun demikian ketika

Mekanisme GCG di interaksikan dengan Struktur

Kepemilikan belum dapat mendorong yang

memperkuat atau memperlemah hubungan

antara Struktur Kepemilikan dengan Nilai

perusahaan, dengan kata lain bahwa GCG belum

bisa memoderasi hubungan komposisi

kepemilikan dan nilai perusahaan.

Selanjutnya, penelitian ini menemukan

bahwa Keputusan Investasi berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Ivestment opportunity

set (IOS) merupakan bentuk investasi yang

dilakukan perusahaan sehingga menghasilkan

nilai bagi perusahaan dimas mendatang. Semakin

tinggi IOS maka perusahaan akan memiliki nilai

dimasa mendatang dan akan dinilai lebih tinggi

oleh investor. Beragamnya ukuran IOS

menunjukan bahwa IOS dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Kesempatan berinvestasi

Page 12: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...

37

yang akan menimbulkan nilai dimasa mendatang

akan sangat dipengaruhi oleh investasi yang

dilakukan perusahaan saat ini. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian Fama (1978)

menyatakan bahwa Nilai Perusahaan semata-

mata ditentukan oleh Keputusan Investasi.

Pendapat ini mengisyaratkan bahwa keputusan

investasi penting, karena untuk mencapai tujuan

perusahaan hanya dihasilkan melalui kegiatan

perusahaan. Hasnawati (2005) menemukan

bahwa keputusan investasi berpengaruh positif

teradap nilai perusahaan. Hasil penelitian Wijaya

dan Budi (2010) juga menyatakan hal serupa

yaitu Kebijakan Investasi berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan. Keputusan investasi

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan mengindikasikan bahwa keputusan

investasi yang diambil oleh perusahaan akan

berdampak terhadap peningkatan atau bahkan

penurunan nilai perusahaan.

Keputusan pendanaan berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan

mengindikasikan bahwa keputusan perusahaan

mengenai komposisi pendanaan yang akan

digunakan akan mempengaruhi nilai perusahaan

dengan perubahan nilai yang berkebalikan. Arah

hubungan negatif mengidikasikan bahwa

semakin tinggi leverage maka hutang dimiliki

perusahaan juga semakin besar, dengan tingginya

nilai hutang maka perusahaan memilki risiko

yang tinggi, hal ini mengakibatkan nilai

perusahaan menurun, karena leverage yang

semakin tinggi akan menimbulkan financial

distress sehingga Nilai Perusahaan menurun. Hal

ini berlawanan dengan penelitian Fama dan

French (1998) dan Hasnawati (2005) yang

menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari

leverage memiliki informasi yang positif pada

nilai perusahaan.

Penerapan mekanisme Good Corporate

Governance (GCG) adalah tercapainya Nilai

Perusahaan (Tumirin, 2007 dalam Tirta, 2009)

dalam Carningsih (2009). Dengan adanya salah

satu mekanisme GCG ini diharapkan monitoring

terhadap manajer perusahaan dapat lebih efektif

sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan

dan nilai perusahaan. Jadi jika perusahaan

menerapkan mekanisme GCG diharapkan kinerja

perusahaan tersebut akan meningkat menjadi

lebih baik, dengan meningkatnya kinerja

perusahaan diharapkan juga dapat meningkatkan

harga saham perusahaan sebagai indikator dari

nilai perusahaan sehingga nilai perusahaan akan

tercapai. Pada penelitian ini interkasi mekanisme

GCG dengan Struktur Kepemilikan belum

memberikan pengaruh signifikan terhadap NIlai

Perusahaan, dengan kata lain bahwa mekanisme

GCG belum dapat memoderasi hubungan

struktur kepemilikan dengan Nilai Peusahaan.

Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang

diajukan yaitu Mekanisme GCG sebagai variabel

pemoderasi hubungan antara struktur

kepemilikan dengan nilai perusahaan mampu

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut

Demsetz (1983) (dalam Mook & Ryu, 2003)

yang menunjukkan bahwa dalam tahap tertentu,

tingkat kepemilikan manajerial tidak selalu

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini

karena struktur kepemilikan manajerial di

Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh

keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa masih banyak pemegang saham yang

merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris

dalam suatu perusahaan. Mereka memiliki

pertimbangan bahwa adanya salah satu anggota

pemegang saham yang merangkap sebagai

anggota Dewan Komisaris maka akan

mempermudah pengawasan kinerja manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal and N. Jayaraman. 1994. The Dividend

Policies of All-Equity Firm: A Direct

Test of The Free Cash Flow Theory,

Managerial and Decision Economics. 15,

p. 139-148

Barclay, M dan Holderness., C. 1991. Control of

Corperations by Active Block Investor.

Journal of Applied Corporate Finance.

Vol.4 : 68-77

Bernhart, S. W. and Rosenstein S. 1998. Board

Composition, Managerial Ownership,

and Firm Performance: An Empirical

Analysis. Financial Review, 33, p. 1-16

Black, Bernard S., Jang, Hasung, dan Kim,

Woochan. 2003. Does Corporate

Governance Affect Firm Value?

Evidence from Korea. Social Science

Research Network.

Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba:

Studi Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance dan Dampak Manajemen

Laba dengan Menggunakan Analisis

Jalur. Simposium Nasional Akuntansi

(SNA) VIII Solo.

Brigham and Houston. 1999. Fundamental of

Financial Management. Thomson. US

of America.

Carningsih. 200). Pengaruh Good Corporate

Governance Terhadap Hubungan Antara

Kinerja Keuangan Dengan Nilai

Page 13: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

38

Perusahaan (Studi Kasus Pada

Perusahaan Property dan Real Estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas

Gunadarma.

http://www.gunadarma.ac.id/library/articl

es/graduate/economy/2009/Artikel_2020

5242.pdf diakses 15 September 2015)

Chen, Carl R. and Thomas L. Steiner. 2000.

Tobin’s Q, Managerial Ownership, and

Analyst Coverage, A Nonlinear

Simultaneous Equation Model. Journal

of Economic and Business. 52, p. 365-

382

Crutchley, Claire E Marlin R.H. Jensen, John S

Jahera, Jr, Jennie E. Raymond. 1999.

Agency Problems and The Simultaneity

of Financial Decision Making The Role

of Institutional Ownership. International

Review of Financial Analysis; 8:2, p.

177-197

Fama, Eugene F and French, Kenneth R. 1998.

Taxes, Financing Decision, and Firm

Value, The Journal of Finance. Vol. LIII

No. 3, June, p. 819-843

Friend, I dan Lang, LHP. 1988. An Empirical

Test of The Impact of Managerial Self-

Interest on Corporate Capital Structure.

The Journal of Finance 43, p. 271-282.

Fuerst, Oren and Hyon Kang-Sok. 2000.

Corporate Governance Expected

Operating Performance, and Pricing.

Working Papers; Yale School of

Management, p. 1-138

Hasnawati Sri. 2005. Implikasi Keputusan

Investasi, Pendanaan, dan Dividen

Terhadap Nilai Perusahaan Publik di

Bursa Efek Jakarta, Usahawan: No.

09/Th XXXIX, September 2005.

Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur

Kepemilikan terhadap Keputusan

Keuangan dan Nilai Perusahaan.

Simposium Nasional Akuntansi (SNA)

XI, Pontianak, 23-24 Juli.

Jensen, M.C., and W. H. Meckling. 1976. Theory

of The Firm: Manajerial Behaviour,

Agency Cost, and Ownership Structure.

Journal of Financial and Economics, 3,

p. 305-360.

Jogianto. 2011. Konsep dan Aplikasi

Structural Equation Modeling

Berbasis Varian dalam Penelitian

Bisnis. UPP STIM YKPN. Jogjakarta.

Junaid, Asriani. 2004. Pengaruh Keberadaan

Komisaris Independen, Komite Audit

dan Struktur Kepemilikan terhadap

Kepatuhan Peraturan Pengungkapan

BAPEPAM. Tesis Magister Sains

Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Brawijaya Malang.

Kim, WS dan Sorensen EG. 1986. Evidence on

the Impact of the Agency Cost of Debt

on Corporate Debt Policy.Journal of

Finance and Quantitative Analysis 21, p.

121-144.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis

dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti

dan Menulis Tesis?. Erlangga. Jakarta

Lins, Karl V. 2002. Equity Ownership and Firm

Value in Emerging Markets. Social

Science Research Network (April), p. 1-

47.

Mehran, H. 1992. Executive Insentive Plans,

Corporate Control and capital Structure.

Journal of Finance and Quantitative

Analysis 27: p.539-560.

Moh’d, M. A., Perry, L. G., and Rimbey, J. M.

1995. An Investigation of Dynamic

Relation Between Theory and Dividend.

The Financial Review, Vol 30, No. 20.

Mook, L.S. & Ryu, K. 2003. Management

Ownership and Firm’s Value: An

Empirical Analysis Using panel Data.

Social Science Research Network,

Dicussion Paper No. 593

(http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?a

bstract_id=444420, diakses 17 September

2015)

Myers, S. C and Majluf, N. S. 1984. Corporate

Financing and Investment Decisions

When Firms Have Information that

Investors Do Not Have. Journal of

Financial Economics 13. p. 187-221.

Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. Pengaruh

Corporate Social Responsibility terhadap

Nilai Perusahaan dengan Prosentase

Kepemilikan Manajemen sebagai

Variabel Moderating. Simposium

Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 23-24

Juli

Purba, Jan Horas V. 2004. Pengaruh Proporsi

Saham Publik terhadap Kinerja

Perusahaan (Studi pada Perusahaanyang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Jurnal

Ilmiah Ranggagading. Vol 4: Hal. 109-

116.

Page 14: ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN …

Doni Stiadi, Meina Wulansari Yusniar / Analisis Struktur Kepemilikan...

39

Rozeff, M. 1982. Growth, Beta, and Agency Cost

as Determinants of Dividend Payout

Ratios. Journal of Financial research 5,

11, p. 249-259.

Shleifer, R., Morck., and R, Vishny. 1988.

Management Ownership and Market

Valuation: An Empirical Analysis.

Journal of Financial Economics. Vol.20.

p. 293-316.

Siallagan, Hamonangan, Mas‟ud Machfoedz,

2006. Mekanisme Corporate Governance,

Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan,

Simposium Nasional Akuntansi IX.

Padang.

Smith Jr., Clifford W., and Ross L. Watts. 1992.

The Investment Opportunity Set and

Corporate Financing, Dividend an

Compensation Policies, Journal of

Financial Economics. 32. p. 263-292

Wahyudi, Untung.; Prawestri, Hartini

Prasetyaning. 2006. Implikasi Struktur

Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan

dengan Keputusan Keuangan Sebagai

Variabel Intervening. Simposium

Nasional Akunansi (SNA) IX, Padang.

Watts R. and J.L. Zimmerman. (1986). Positive

Accounting Theory. New York:

Prentice-Hall.

Wijanto. (2008). Structural Equation Modeling

dengan Lisrel 8.8 Konsep dan

Tutorial. Graha Ilmu Jogjakart.