-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN
JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
PADA TAHUN 2007-2011
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III
Perpajakan
Oleh :
SISKA DYAH WULANDARI
F3409058
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON STREET LIGHTING TAX REVENUE IN SUKOHARJO IN
2007-2011
SISKA DYAH WULANDARI F3409058
This research aims to find out the effectiveness of Street
Lighting Tax collection and contribution to Local Tax in Sukoharjo
Regency. The analysis was conducted by calculating the realization
of street lighting tax revenue compared with the predetermined
target to calculate the effectiveness level during 2007-2011, and
by calculating the contribution of street lighting tax to the local
tax for each fiscal year. From the data analysis, it could be found
that: Firstly, the local tax of Sukoharjo Regency was potential to
explore in the attempt of improve the local income; secondly, the
street lighting tax income contributed significantly to the local
tax; thirdly, the street lighting tax collection in Sukoharjo
Regency had been effective because its effectiveness level was
higher than 100%, but some weaknesses were still found, so that the
writer gave some recommendations, one of which was to make the
advertisement tax disciplinary team effective to take firm measures
over both the illegal advertisement installation and the
advertisement installation violating the procedure.
Keywords: street lighting tax, local tax, Sukoharjo Regency
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAKSI
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN
SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 2011
SISKA DYAH WULANDARI F3409058
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya efektifitas
pemungutan dan kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak
Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menghitung
realisasi penerimaan pajak penerangan jalan dengan target yang
telah ditentukan untuk menghitung tingkat efektifitas selama tahun
2007-2011, menghitung prosentase kontribusi pajak penerangan jalan
terhadap terhadap pajak daerah untuk masing-masing tahun anggaran.
Dari analisis data dapat dilihat bahwa: Pertama, pajak daerah
Kabupaten Sukoharjo berpotensi terus digali dalam rangka
meningkatkan pendapatan daerah; Kedua, pendapatan pajak penerangan
jalan memberikan kontribusi signifikan bagi pajak daerah; Ketiga,
pemungutan pajak penerangan jalan di Kabupaten Sukoharjo sudah
efektif karena tingkat efektifitasnya lebih dari 100%, namun ada
beberapa kelemahan yang ditemukan sehingga penulis memberikan
beberapa saran, salah satunya mengefektifkan tim penertib untuk
melakukan tindakan tegas terhadap pemasangan rekening liar maupun
yang menyalahi tata cara pemasangan.
Kata kunci: pajak penerangan jalan, pajak daerah, Kabupaten
Sukoharjo
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HAL PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN
JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 2011 telah
disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai
derajat Ahli
Madya Program DIII Perpajakan FE UNS.
Surakarta, Juni 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Sri Suranta SE, M.Si, Ak. BKP
NIP. 19720305 199702 1 001
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir
Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas
dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan.
Surakarta, Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Ahmad Ridwan S.E, Ak
(.............................................)
NRP. 34 07 00001
Penguji
2. Sri Suranta SE, M.Si, Ak. BKP
(.............................................)
NIP. 19720305 199702 1 001
Pembimbing
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Pengetahuan adalah kekuatan
Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari
ini
Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah
memecahkannya
(Rohmahnaini)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
(Aristoteles)
Hanya kebodohan meremehkan pendidikan
(P. Syrus)
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk:
1. Allah SWT
2. Kedua Orang Tuaku
3. Adik-adikku
4. Sahabat-sahabatku
5. Keluarga besar Pajak 09
6. Almamaterku
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
karunia
dan ridho-NYA dan shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada
Rosullulloh Nabi Muhammad SAW, sehingga penulisan Laporan Tugas
Akhir
dengan judul ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI
KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 2011 ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai
gelar
Ahli Madya pada Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas
Maret.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir, penulis memperoleh
bantuan,
dorongan dan keterlibatan beberapa pihak baik materiil maupun
non materiil,
yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan
baik. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si, Ak selaku Ketua Program
DIII
Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Sri Suranta SE, M.Si, Ak. BKP selaku dosen Pembimbing
Tugas
Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas
akhir.
4. Bapak Basuki, SE, M.Si, Ak selaku kepala bagian akuntansi
DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Seluruh staff dosen DIII Akuntansi Perpajakan UNS yang
telah
mentransfer ilmunya kepada penulis
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moral
maupun
spiritual.
7. Si Doel dan Kingkong yang selalu memberikan hal-hal
menakjubkan
disetiap harinya.
8. Sahabat terbaikku Tri Wibah Irmawati terima kasih untuk
semuanya.
9. Teman-teman Diploma III Perpajakan angkatan 2009 yang selama
tiga
tahun bersama-sama
10. Teman seperjuangan Jupe, Murni, Putri, Siti, Risma, Evril,
Syahida, Mbak
Tyas, Narti, Umi, Maya terima kasih untuk cinta dan
persahabatannya.
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk
apapun yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa baik isi maupun bentuk penyajian laporan
Tugas
Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
dengan hati
terbuka akan menerima segala bentuk saran dan kritik yang
membangun dari
pembaca guna kesempurnaan dari laporan ini
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................
i
ABSTRACT................................................................................................................
ii
ABSTRAKSI.............................................................................................................
iii
HALAMAN
PERSETUJUAN..................................................................................
iv
HALAMAN
PENGESAHAN...................................................................................
v
MOTTO DAN
PERSEMBAHAN............................................................................
vi
KATA
PENGANTAR...............................................................................................
vii
DAFTAR ISI...... ix
DAFTAR GAMBAR.. xii
DAFTAR TABEL.......... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum........ 1
B. Latar Belakang........ 16
C. Perumusan Masalah........ 17
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
D. Tujuan Penelitian........ 18
E. Manfaat Penelitian.. 19
F. Metodologi Penelitian. 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka......... 23
. 1 Pengertian Pajak. 23
2 Fungsi Pajak....... 24
3 Syarat Pemungutan Pajak.. 25
4 Pajak Daerah... 26
5 Pajak Penerangan Jalan.. 27
B. Pembahasan
1 Efektivitas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan....... 35
2 Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah...
37
3 KendalaPeningkatan Pajak Penerangan Jalan 39
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan............... 41
B. Kelemahan.. 41
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan. 43
B. Rekomendasi... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GA MBAR
Gambar I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
........ 7
Gambar II.1 Diagram Efektifitas Pajak Penerangan Jalan
Kabupaten
Sukoharjo.. 37
Gambar II.2 Diagram Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap
Pajak
Daerah Kabupaten Sukoharjo .. 39
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Penerangan
Jalan
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 36
Tabel II.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan terhadap
Pajak
Daerah Tahun Anggaran 2007 sampai dengan tahun 2011..........
38
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan Magang
3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang
4. Tanda Terima Laporan Kegiatan Magang
5. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo
Tahun
Anggaran 2007-2011
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011
tentang
Pajak Daerah
7. Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Penerangan Jalan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON STREET LIGHTING TAX REVENUE IN SUKOHARJO IN
2007-2011
SISKA DYAH WULANDARI F3409058
This research aims to find out the effectiveness of Street
Lighting Tax collection and contribution to Local Tax in Sukoharjo
Regency. The analysis was conducted by calculating the realization
of street lighting tax revenue compared with the predetermined
target to calculate the effectiveness level during 2007-2011, and
by calculating the contribution of street lighting tax to the local
tax for each fiscal year. From the data analysis, it could be found
that: Firstly, the local tax of Sukoharjo Regency was potential to
explore in the attempt of improve the local income; secondly, the
street lighting tax income contributed significantly to the local
tax; thirdly, the street lighting tax collection in Sukoharjo
Regency had been effective because its effectiveness level was
higher than 100%, but some weaknesses were still found, so that the
writer gave some recommendations, one of which was to make the
advertisement tax disciplinary team effective to take firm measures
over both the illegal advertisement installation and the
advertisement installation violating the procedure.
Keywords: street lighting tax, local tax, Sukoharjo Regency
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAKSI
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN
SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 2011
SISKA DYAH WULANDARI F3409058
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya efektifitas
pemungutan dan kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak
Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menghitung
realisasi penerimaan pajak penerangan jalan dengan target yang
telah ditentukan untuk menghitung tingkat efektifitas selama tahun
2007-2011, menghitung prosentase kontribusi pajak penerangan jalan
terhadap terhadap pajak daerah untuk masing-masing tahun anggaran.
Dari analisis data dapat dilihat bahwa: Pertama, pajak daerah
Kabupaten Sukoharjo berpotensi terus digali dalam rangka
meningkatkan pendapatan daerah; Kedua, pendapatan pajak penerangan
jalan memberikan kontribusi signifikan bagi pajak daerah; Ketiga,
pemungutan pajak penerangan jalan di Kabupaten Sukoharjo sudah
efektif karena tingkat efektifitasnya lebih dari 100%, namun ada
beberapa kelemahan yang ditemukan sehingga penulis memberikan
beberapa saran, salah satunya mengefektifkan tim penertib untuk
melakukan tindakan tegas terhadap pemasangan rekening liar maupun
yang menyalahi tata cara pemasangan.
Kata kunci: pajak penerangan jalan, pajak daerah, Kabupaten
Sukoharjo
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Deskripsi berdirinya Kabupaten Sukoharjo
a. Sejarah Kabupaten Sukoharjo
Pada awal Kemerdekaan (1946), Sukoharjo merupakan salah satu
kawedanan (sekarang Pembantu Bupati) dari empat kawedanan
yang
ada di Surakarta, yaitu Kawedanan Kartasura, Surakarta,
Bekonang
dan Sukoharjo. Perkembangan selanjutnya, Kawedanan Surakarta
menjadi Hominte Surakarta atau kotapraja (sekarang
Kotamadya)
yang terpisah dari kabupaten Surakarta, sedangkan Kabupaten
Surakarta menjadi Kabupaten Sukoharjo yang meliputi
kawedanan
Kartasura, Bekonang dan Sukoharjo. Adapun istilah kawedanan
sekarang menjadi wilayah Pembantu Bupati.
Berpijak pada Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tanggal 15 Juli
1946, tim yang dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala Daerah
Tingkat II Sukoharjo No. 433/051/1986 Tanggal 24 Pebruari
1986,
yang kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 17 Tahun 1986 tentang Hari
Lahir
Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan Surat Keputusan
Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah No. 188.3/480/1986 dan
diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat
II
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 seri D No. 2 Tanggal 9 Januari
1987
adalah hari lahirnya Kabupaten Sukoharjo.
b. Tata Letak Kabupaten Sukoharjo
Dilihat dari peta kabupaten Kabupaten Sukoharjo, maka
Kabupaten
Sukoharjo mempunyai batas daerah seperti berikut:
1) Sebelah Utara: Kotamadya Surakarta
2) Sebelah Timur: Kabupaten Karanganyar
3) Sebelah Selatan: Kabupaten Wonogiri
4) Sebelah Barat: Kabupaten Boyolali dan Klaten
Letak Kabupaten Sukoharjo secara astronomis adalah sebagai
berikut:
1) Bagian Ujung Sebelah Timur: 1105133,70BT
2) Bagian Ujung Sebelah Barat: 114206,79BT
3) Bagian Ujung Sebelah Utara: 73217,00LS
4) Bagian Ujung sebelah Selatan: 74932,00LS
2. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur
dalam
Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah,
bahwa pemberian otonomi kepada daerah Kabupaten dan Kota
didasarkan
atas asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata
dan
bertanggungjawab. Berdasarkan asas desentralisasi tersebut,
Sebagai
pelaksana daerah otonom, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berhak
dan
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tentunya berwenang pula dalam mengatur dan mengurus urusan
rumah
tangganya guna menggali potensi daerah serta meningkatkan sumber
daya
yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo secara lebih maksimal
lagi.
Dan hal ini mengacu pada sumber sumber pendapatan daerah
untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat Kabupaten
Sukoharjo.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari
unsur
staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan
koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur
perencana yang
diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati
dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat
spesifik
diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/ kantor/
rumah
sakit, dan unsur pelasana urusan derah yang diwadahi dalam dinas
daerah.
Sebagai aturan pelaksanaan telah dikeluarkan Peraturan
Pemerintah
No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah N0. 105 Tahun 2000. Peraturan
tersebut
merupakan sinkronisasi dari berbagai ketentuan Pengelolaan
Keuangan
Daerah, sehingga merupakan satu kesatuan pengaturan (omnibus
regulation) pedoman pokok bagi pemerintah daerah dalam
mengelola
keuangan daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor
38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah,
Pemerintahan daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi
Perangkat Daerah, maka sejak tahun 2009 terbentuklah Dinas
Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau disingkat menjadi
DPPKAD.
a. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Daerah ( Perda ) Kabupaten Sukoharjo
Nomor
60 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Uraian
tugas jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo Pasal 3 ayat
(2)
menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan melaksanakan
pelayanan umum di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan
dan aset daerah;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah;
4) Peyusunan kebijakan pemungutan Pajak Daerah;
5) Pendataan, penilaian dan penetapan Pajak Daerah;
6) Pengolahan data dan informasi Pajak Daerah;
7) Pelayanan Pajak Daerah;
8) Penagihan Pajak Daerah;
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
9) Pegawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan Pajak
Daerah;
10) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi;
11) Pengkoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan di
bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;
12) Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
di
bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;
13) Pengelolan urusan ketatausahaan.
b. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan
Aset Daerah diatur dalam Pasal 27 Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan
Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo,
yaitu
terdiri dari:
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri atas:
a) Sub Bagian Program
b) Sub Bagian Keuangan
c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Anggaran, terdiri atas:
a) Seksi Perencanaan Anggaran
b) Seksi Penyusunan Anggaran
c) Seksi Pelaksanaan Anggaran
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
4. Bidang Pendapatan, terdiri atas:
a) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
b) Seksi Penetapan
c) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan
5. Bidang Perbendaharaan, terdiri atas:
a) Seksi Perbendaharaan I
b) Seksi Perbendaharaan II
c) Seksi Perbendharaan III
6. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas:
a) Seksi Verifikasi
b) Seksi Akuntansi
c) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan
7. Bidang Kas; terdiri atas:
a) Seksi Penerimaan
b) Seksi Pengeluaran
c) Seksi Pengendalian dan Pelaporan
8. Bidang Aset, terdiri atas:
a) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
b) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
c) Seksi Perubahan Status Hukum
9. Kelompok Jabatan Fungsi; dan
10. Unit Pelaksana Teknis Daerah
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi jabatan Struktural
Berdasarkan Peraturan Daerah ( Perda ) Kabupaten Sukoharjo
Nomor
60 tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Uraian
tugas jabatan Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, ditetapkan
uraian
tugas pokok dan fungsi jabatan struktural sebagai berikut :
1) Kepala Dinas
Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah.
2) Sekretariat
Mempunyai tugas melaksanakn fungsi kesekretariatan meliputi
keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian,
program, serta keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung
jawab pada secretariat.
Sekretariat terdiri atas 3 Sub Bagian sebagai berikut:
a) Sub Bagian Umum
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b) Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan.
c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
administrasi umum organisasi dan tata laksana, pengurusan
rumah tangga, perlengkapan dokumentasi, perpustakaan dan
kearsipan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.
3) Bidang Anggaran
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan
anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai
pelaksanaan
anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja
dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi
tanggung
jawab pada bidang anggaran.
Bidang Anggaran terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut:
a) Seksi Perencanaan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang perencanaan anggaran.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Seksi Penyusunan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.
c) Seksi Pelaksanaan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang pelaksanaan anggaran.
4) Bidang Pendapatan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi
keseluruhan aktivitas mengenai pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan penagihan pendapatan yang diserahkan dan
menjadi tanggung jawab pada bidang pendapatan.
Bidang Pendapatan terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut:
a) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang pendaftaran dan
pendataan.
b) Seksi Penetapan
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang penetapan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Seksi Penerimaan, Penagihan, dan Pelaporan
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan, penagihan
dan pelaporan.
5) Bidang Perbendaharaan
Mempunyai tugas melaksankan fungsi perbendaharaan meliputi
keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Bana (SP2D)
untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM)
dari permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening
kas umum daerah.
Bidang Perbendaharaan terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut:
a) Seksi Perbendaharaan I
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan I.
b) Seksi Perbendaharaan II
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharan II.
c) Seksi Perbendharaan III
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dan pemberian bimbingan di bidang perbendaharaan III.
6) Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi akuntansi meliputi
keseluruhan aktivitas mengenai pembukuan, pelaporan,
analisis
data keuangan, dan sistem akuntansi serta fasilitas
penyusunan
laporan keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab
pada bidang akuntansi.
Bidang Akuntansi terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut:
a) Seksi Verifikasi
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang verifikasi.
b) Seksi Akuntansi
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang akuntansi.
c) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan
laporan keuangan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
7) Bidang Kas
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kas meliputi keseluruhan
aktivitas mengenai penerimaan, pengeluaran, pengendalian,
dan
pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada
bidang kas.
Bidang Kas terdiri dari 3 Seksi sebagai berikut:
a) Seksi Penerimaan
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan.
b) Seksi Pengeluaran
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.
c) Seksi Pengendalian dan Pelaporan
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang pengendalian dan
pelaporan.
8) Bidang Aset
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi inventarisasi dan
penghapusan, pengelolaan aset daerah, dan investasi daerah
yang
menjadi tanggung jawab pada bidang aset dan investasi
daerah.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Bidang Aset dan Investasi Daerah terdiri dari 3 Seksi
sebagai
berikut :
a) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset
daerah.
b) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset
daerah.
c) Seksi Investasi Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.
9) Kelompok Jabatan Fungsi
Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
dan
sinkronosasi, baik dalam lingkungan unit organisasi masing-
masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan
Pemerintahn Daerah dengan instnsi lain di luar Pemerintahan
Daerah.
10) Unit Pelaksana Teknis Dinas
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Visi Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
1) Visi
Terwujudnya peningkatan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan
sumber daya, pengelolaan keuangan daerah dan peningkatan
pendapatan daerah dengan semangat desentralisasi,
demokratisasi,
transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan
kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.
2) Misi
a) Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan
Daerah.
b) Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran
Daerah.
c) Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan Daerah dan
efisiensi belanja Daerah.
d) Meningkatkan fungsi pengendalian Kas Daerah,
perbendaharaan umum Daerah dan verifikasi serta
perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan
Daerah.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
SUBBAG PROGRAM
SEKRETARIAT
SUBBAG KEUANGAN
SUBBAG UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG ANGGARAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG PENDAPA
TAN
BIDANG PERBENDA HARAAN
BIDANG AKUNTANSI
DAN PELAPORAN
BIDANG KAS
BIDANG ASET
KEPALA
SEKSI PERENCANA
AN ANGGARAN
SEKSI PENDAFTA RAN DAN
PENDATAAN
SEKSI PERBENDA HARAAN I
SEKSI VERIFIKASI
SEKSI PENERIMA
AN
SEKSI PENATAUS
AHAAN ASET
DAERAH
SEKSI PENYUSU
NAN ANGGARAN
SEKSI PENETAPAN
SEKSI PERBENDA HARAAN II
SEKSI AKUNTAN
SI
SEKSI PENGELU
ARAN
SEKSI PENDAYAG
U-NAAN ASET
DAERAH
SEKSI PELAKSA
NAAN ANGGARAN
SEKSI PENERIMAAN,
PENAGIHN DAN
PELPORAN
SEKSI PERBENDA HARAAN III
SEKSI FASILITASI
PENYUSUNAN LAP.KEUNGAN
SEKSI PENGENDA LIAN DAN
PELAPORAN
SEKSI PERUBAHAN
STATUS HUKUM
Gambar I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
UPTD
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
B. LATAR BELAKANG
Berlakunya otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang
Undang
Nomor 22 tahun 1999 mengharuskan setiap daerah kabupaten / kota
harus
mencari potensi pendapatan yang dapat dioptimalkan sebagai
pendapatan asli
daerah tersebut, tidak terkecuali bagi Kabupaten Sukoharjo yang
juga dituntut
untuk menggali potensi pendapatan yang ada di daerahnya sendiri
yang bisa
dipakai untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.
Kunci kemandirian daerah adalah pengelolaan PAD. Pajak
daerah
sebagai salah satu sumber PAD diharapkan mampu memberikan
kontribusi
yang besar bagi daerah itu sendiri sehingga dapat
memperlancar
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. PAD
merupakan
sumber dana yang penting bagi pemerintah daerah untuk membiayai
belanja
daerah yang ditujukan untuk kemajuan daerah (Akhmada, 2008).
Dalam
konteks daerah, pajak daerah adalah pajak-pajak yang dipungut
oleh
pemerintah daerah (misal: provinsi, kabupaten, kotamadya) yang
diatur
berdasarkan peraturan daerah dan hasil pungutannya digunakan
untuk
membiayai rumah tangga daerahnya.
Pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo melalui Dinas
Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) berupaya untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo dengan
jalan
menggali sumber-sumber pendapatan daerah yang dimiliki. Salah
satunya
adalah dengan mengoptimalkan hasil pajak daerah yang sudah ada,
salah
satunya adalah Pajak Penerangan Jalan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga
listrik.
Saat ini banyak kegiatan industri maupun non industri yang
menggunakan
tenaga listrik. Peningkatan Pajak Penerangan Jalan diharapkan
mampu
memberikan kontribusi serta pengaruh yang positif bagi
perkembangan
pembangunan di Kabupaten Sukoharjo. Pajak Penerangan Jalan
merupakan
salah satu jenis pajak yang potensial dan memberikan kontribusi
kepada
Pendapatan Asli Daerah rata-rata sebesar 63,29% setiap
tahunnya.
Belum banyak pihak yang melakukan penelitian terhadap Pajak
Penerangan Jalan yang memberikan kontribusi tinggi pada
Pendapatan Asli
Daerah. Selain hal tersebut, penyediaan dana yang bersumber dari
Pendapatan
Asli Daerah semestinya harus mempertimbangkan efektivitas dan
efisiensi
sehingga tidak menurunkan standar pelayanan kepada
masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih
mendalam dan membahas lebih lanjut tentang penerimaan Pajak
Penerangan
Jalan dari tahun ke tahun di Kabupaten Sukoharjo sehingga
penulis
mengambil judul ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN
JALAN DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA TAHUN 2007 - 2011.
C. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
dijadikan
pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat
dan tepat
sesuai dengan prinsis-prinsip penelitian yang ilmiah.
Berdasarkan uraian latar
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
belakang di atas, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi
permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa efektif penerimaan Pajak Penerangan Jalan di
Kabupaten
Sukoharjo tahun 2007-2011?
2. Seberapa besar kontribusi yang diberikan Pajak Penerangan
Jalan
terhadap terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun
2007-
2011?
3. Apa saja kendala yang muncul dalam meningkatan penerimaan
Pajak
Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka
tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mempelajari
dan
menganalisis Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo
sebagai salah
satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Secara rinci, tujuan dari
kegiatan ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui efektivitas penerimaan Pajak Penerangan Jalan di
Kabupaten
Sukoharjo.
2. Mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan Pajak
Penerangan
Jalan terhadap terhadap Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo.
3. Mengetahui kendala yang muncul dalam meningkatan penerimaan
Pajak
Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Dinas Pendapatan Kabupaten Sukoharjo
Merupakan sumbangan pikiran yang diharapkan bisa membantu
mengetahui kelemahan sistem yang telah ada guna menciptakan
efisiensi
yang lebih baik, dalam upayanya untuk meningkatkan Pendapatan
Asli
Daerah dari sektor pajak, khususnya dari sektor Pajak Penerangan
Jalan.
2. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan tambahan wawasan bagi para pembaca serta
dijadikan
sumber bahan pertimbangan, acuan, referensi atau bahan masukan
guna
pembuatan penelitian selanjutnya dan informasi khususnya
bagi
mahasiswa jurusan Perpajakan yang sedang menyusun Tugas
Akhir
dengan pokok permasalahan yang sama.
3. Bagi Penulis
Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang pengelolaan
Pajak
Penerangan Jalan dan perbandingan terapan ilmu di bidang
perpajakan
yang telah di peroleh salama dalam proses perkuliahan dengan
keadaan
yang sesungguhnya terjadi di lapangan mengenai Pajak Penerangan
Jalan.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Objek Penelitian menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo
No. 7
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah adalah Pajak Penerangan Jalan.
Pajak
Penerangan Jalan adalah pungutan daerah yang dikenakan atas
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
penggunaan tenaga listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun
yang
diperoleh dari sumber lain.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan
Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai lokasi penelitian
dengan
alasan:
a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah
Kabupaten
Sukoharjo lebih memadai dalam hal pelayanan dan sumber
datanya.
b. Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah otonom memiliki
tingkat
kemajuan yang cukup pesat dalam hal Penerimaan PAD.
c. Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo memiliki
potensi yang
baik bagi penerimaan PAD.
3. Sumber Data
a. Data Primer yang digunakan adalah data yang diperoleh
langsung dari
objek yang diteliti mengenai target dan realisasi penerimaan
Pajak
Penerangan Jalan di Kabupaten Sukoharjo.
b. Data Sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh
dengan
mempelajari buku-buku, literatur, makalah-makalah, majalah,
undang-
undang pajak, surat keputusan, dan buku-buku terkait. Data
sekunder
bersifat melengkapi data primer dan digunakan sebagai landasan
teori
untuk memecahkan masalah.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Metode Pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara
langsung dengan pihak terkait di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Sukoharjo.
b. Metode Pustaka
Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara membaca
buku
serta referensi sumber data lainnya yang berhubungan guna
mendukung penulisan Tugas Akhir ini.
c. Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Dalam
hal
ini penulis meminta data dan informasi berupa realisasi
penerimaan
pajak serta target yang ditetapkan untuk tahun anggarn
2007-2011.
5. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah diperoleh digunakan suatu
analisis yang disebut dengan Analisis Kualitatif dan
Kuantitatif. Analisis
kualitatif adalah proses analisis data yang tidak dinyatakan
dalam bentuk
angka atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik. Analisis
ini
digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
Pajak
Penerangan Jalan. Sedangkan analisis kuantitatif merupakan
analisis yang
mengunakan data berupa angka atau rumus rumus statistik.
Analisis ini
dapat dipakai untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
target
dan realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
6. Metode Analisis
a. Rasio efektivitas adalah metode yang mengukur hubungan
antara
hasil pungut suatu pajak dengan potensi pajak itu sendiri.
%100sEfektifita Jalan PeneranganPajak PenerimaanTarget Jalan
PeneranganPajak Penerimaan Realisasi X=
b. Rasio kontribusi menggunakan perbandingan antara hasil
penerimaan
Pajak Penerangan Jalan dengan relisasi pendapatan Pajak
Daerah.
%100Kontribusi DaerahPajak Penerimaan ealisasiJalan
PeneranganPajak Penerimaan Realisasi XR=
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pajak
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian pajak daerah,
maka
terlebih dahulu membicarakan mengenai pengertian pajak itu
sendiri.
Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak diantaranya
adalah:
a. Soemitro (1994) dalam Ilyas dan Burton (2004)
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Undang
Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
b. Smeets (1997) dalam Suandy (2002)
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang melalui norma
norma
umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adaya
kontraprestasi
yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya
adalah
membiayai pengeluaran pemerintah.
c. Feldman (2002) dalam Suandy (2002)
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan
terutang
kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara
umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan
untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d. Adriani (1998) dalam Waluyo dan Wirawan (2002)
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan )
yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapatkan prestasi kembali,yang langsung
dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggaran pemerintahan.
e. Definisi Pajak menurut Peraturan Pemerintah No 65 Tahun
2001
Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau
badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak (Resmi, 2009) yaitu:
a. Fungsi Budgeteir
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah
untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
b. Fungsi Mengatur (regulerent)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai
tujuan-
tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka
pemungutan
pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut (Mardiasmo,
2003):
a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan), bahwa
dalam
mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan
dengan
kemampuan masing-masing wajib pajak.
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat
yuridis),
hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan,
baik
bagi negara maupun warganya.
c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi), pemungutan
pajak
tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun
perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian
masyarakat.
d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil), sesuai
dengan fungsi
budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga
lebih
rendah dari hasil pungutan.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, dengan adanya
penyederhanaan prosedur-prosedur akan memudahkan dan
mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4. Pajak Daerah
Dalam UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa Pajak Daerah, yang
selanjutnya
disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran
rakyat. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
Pajak
Daerah mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:
a. Pajak Daerah merupakan Pajak Negara yang diserahkan
kepada
daerah.
b. Pajak Daerah dipungut oleh daerah berdasarkan dengan
Undang
Undang.
c. Pajak Daerah merupakan sumber Pendapatan Daerah yang
penting
guna membiayai penyelengaraan Pemerintahan dan Pembangunan
Daerah untuk memantapkan pelaksanaan Otonomi Daerah.
Sesuai dengan pembagian administrasi daerah dan UndangUndang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
pajak
daerah dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut:
a. Pajak Propinsi, terdiri atas:
1) Pajak Kendaraan Bermotor;
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4) Pajak Air Permukaan; dan
5) Pajak Rokok.
b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas:
1) Pajak Hotel;
2) Pajak Restoran;
3) Pajak Hiburan;
4) Pajak Reklame;
5) Pajak Penerangan Jalan;
6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
7) Pajak Parkir;
8) Pajak Air Tanah;
9) Pajak Sarang Burung Walet;
10) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan
11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
5. Pajak Penerangan Jalan
a. Dasar Hukum
1) Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049) tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
2) Peraturan Pemerintah No 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah;
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 10 tahun 2002 tentang
Pemungutan Pajak Penerangan Jalan;
4) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 tahun 2011
tentang Pajak Daerah;
5) Peraturan Bupati Sukoharjo nomor 55 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan.
b. Pengertian Pajak Penerangan Jalan
Sesuai dengan Peraturan daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pajak Penerangan Jalan
adalah
pajak atas penggunaan listrik, baik yang dihasilkan sendiri
maupun
diperoleh dari sumber lain.
c. Dasar pengenaan, tarif dan tata cara perhitungan Pajak
Penerangan
Jalan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor
7
tahun 2011 tentang Pajak Daerah adalah sebagai berikut:
1) Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Tenaga Listrik.
2) Nilai Jual Tenaga Listrik ditetapkan:
b) Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan
pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah
tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya
pemakaian kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening
listrik; dan
c) Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual
Tenga
Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan
harga satuan listrik yang berlaku diwilayah daerah.
3) Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan sebagai berikut:
a) Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain,
untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam,
tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 3%;
b) Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri untuk
industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif
pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 1%;
c) Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain,
bukan untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas
alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 9%;
d) Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri bukan
untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam,
tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 1,5%.
4) Besaran pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang
dihitung
dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak.
d. Objek dan subjek Pajak Penerangan Jalan
Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga
listrik,
baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber
lain.
Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi yang
dapat
menggunakan tenaga listrik. Wajib Pajak Penerangan Jalan
adalah
Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan tenaga listrik.
Menurut
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011
tentang
Pajak Daerah, listrik yang dihasilkan sendiri meliputi
seluruh
pembangkit listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh
sumber
lain, Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah penyedia tenaga
listrik.
e. Masa Pajak, Saat Pajak Terutang dan Surat Pemberitahuan
C. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu)
bulan
kalender.
D. Pajak terutang dalam masa pajak terjadi saat terjadi
penggunaan
tenaga listrik.
E. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD (Surat
Pemberitahuan
Pajak Daerah). SPTPD harus diisi dengan jelas dan benar,
lengkap dan jujur serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau
Kuasanya disampaikan kepada Bupati atau Pejabat yang
ditunjuk
sesuai jangka waktu yang ditentukan.
F. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari SPTPD
dihimpun
dan dicatat sebagai dasar dalam penghitungan dan penetapan
pajak terutang.
f. Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak
Tata cara perhitungan dan penetapan Pajak Penerangan Jalan
sebagai
berikut:
1) Bardasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
Bupati
menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD). SKPD adalah surat ketetapan pajak yang
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.
2) Wajib pajak yang membayar sendiri, SPTPD ini digunakan
untuk
menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri
yang terutang.
a) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB).
SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya
jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.
b) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
(SKPDBT). SKPDBT adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan.
c) Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN). SKPDN adalah
surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang
sama besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak terutang
dantidak ada kredit pajak.
d) Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB).
SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit lebih
besar dari pada pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang.
e) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). STPD adalah surat
untuk
melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi administrasif
berupa
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
bunga dan/ atau denda.
g. Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan Tempat Pembayaran
Pajak
Penerangan Jalan menurut Peraturan Bupati Kabupaten
Sukoharjo
Nomor 55 Tahun 2011 BAB IV adalah sebagai berikut:
1) Wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD;
2) Wajib pajak membayar pajak terutang menggunakan SSPD;
3) Pembayaran Pajak Penerangan Jalan dilakukan sekaligus;
4) Terhadap pembayaran Pajak Penerangan Jalan diberikan
tanda
bukti pembayaran rangkap 5;
5) Jatuh tempo pembayaran paling lambat 30 hari setelah saat
terutangnya pajak;
6) Pembayaran pajak Penerangan Jalan dilakukan di Bank /
tempat
yang telah ditunjuk atau ke Bendahara Penerima DPPKAD.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. PEMBAHASAN
Pajak penerangan jalan merupakan salah satu jenis pajak daerah
yang
menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah no 65 tahun 2001 tentang pajak daerah, yang dimaksud
dengan
penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk
menerangi jalan
umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.
Subyek Pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan
yang
menggunakan tenaga listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan
oleh PLN
maka pemungutan Pajak Penerangan Jalan dilakukan oleh PLN.
Keputusan
Menteri Dalam Negeri no. 10 tahun 2002 tentang Pemungutan
Pajak
Penerangan Jalan, wajib Pajak Peneranagn Jalan adalah pelanggan.
Pelanggan
wajib membayar Pajak Penerangan Jalan yang terutang setiap
bulan
bersamaan dengan pelaksanaan pembayaran rekening listrik PLN.
Dalam hal
ini kedudukan PLN adalah sebagai pihak yang membantu Pemda
untuk
memungut Pajak Penerangan Jalan.
PT. PLN wajib menyetor hasil Pajak Penerangan Jalan ke Pemda
berdasarkan daftar rekapitulasi rekening listrik yang berfungsi
sebagai surat
pemberitahuan pajak daerah (SPTPD). Pemda wajib melunasi
pembayaran
rekening listrik bagi penerangan jalan yang menjadi bebannya
kepada PT.
PLN. Mekanisme pemungutan, penyetoran serta pembayaran rekening
listrik
oleh Pemda dilakukan melalui naskah kerjasama antara Kepala
Daerah dengan
pimpinan PLN (pasal 9 Kepmendagri no. 10 tahun 2002).
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pendapatan Pajak Penerangan Jalan diakui saat realisasi
penerimaan kas.
Pencatatan pembukuan dilakukan sejak diterima transfer dana
pendapatan
pajak oleh kantor kas daerah dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN). Biaya
penagihan dikurangkan secara langsung karena merupakan hak PLN
(Bastian,
2001). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa PT. PLN
membantu Pemda
memungut Pajak Penerangan Jalan sehingga wajar apabila mendapat
biaya
pemungutan yang ditetapkan paling tinggi sebesar 5% dari
realisasi
penerimaan pajak daerah.
Pajak penerangan jalan adalah salah satu jenis pajak daerah,
bukan
retribusi daerah, sehingga apabila orang membayar pajak
penerangan jalan
maka imbalan yang diterima tidak harus secara langsung dan
seimbang.
Kenyataannya, masyarakat menganggap bahwa apabila ia telah
membayar
pajak penerangan jalan yang dibayarkan bersamaan dengan
membayar
rekening listrik setiap bulannya, maka ia dapat dengan
sekehendak hatinya
memasang perangkat listrik untuk penerangan jalan di tempat
tinggalnya tanpa
izin PT. PLN. Hal ini tidaklah benar, mengingat pemasangan
perangkat listrik
untuk penerangan jalan umum yang tidak dilaporkan terlebih
dahulu atau
tanpa izin dapat menimbulkan kerugian pada PT. PLN karena
penerangan
jalan umum liar tidak dibayar oleh Pemerintah Daerah
setempat.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Efektivitas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
Penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat diketahui dengan
perbandingan target terhadap realisasi penerimaan pajak
Penerangan Jalan.
Target Pajak Penerangan Jalan adalah kemampuan maksimum yang
ingin
dicapai dari penerimaan Pajak Penerangan Jalan, sedangkan
realisasi
merupakan hasil pungutan dari penerimaan Pajak Penerangan
Jalan.
Seharusnya dasar penetapan target harus sesuai dengan potensi
jumlah
wajib pajak Penerangan Jalan yang sebenarnya ada di wilayah
Kabupaten
Sukoharjo, tetapi karena adanya kesulitan dalam melakukan
pendataan
maka dari pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset
Daerah penetapan target dengan menggunakan persentase
peningkatan
10% sampai dengan 15% dari realisasi penerimaan pajak Penerangan
Jalan
tahun sebelumnya.
Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah
dalam merealisasikan pendapatan asli adaerah yang
direncanakan
dibandingkan dengan tearget yang ditetapkan berdasarkan potensi
riil
daerah. Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas
dikategorikan
efektif apabila rasio yang dicapai mencapai 1 (satu) atau 100
persen.
Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas,
menggambarkan
kemampuan daerah yang semakin baik. Perhitungan rasio
efektivitas
menggunakan rumus (Halim, 2004):
%100 sEfektifita ReklamePajak PenerimaanTarget ReklamePajak
Penerimaan Realisasi x=
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara target
yang
telah ditetapkan dengan realisasi penerimaan pajak Penerangan
Jalan
dalam kurun waktu 5 tahun untuk mengetahui rasio
efektivitas.
Tabel II.1
Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
Tahun
Anggaran Target Realisasi Selisih
Kurang/Lebih Efektivitas
2007 12.554.000.000 12.987.678.968 433.678.968 103,45%
2008 13.085.968.000 13.604.996.379 519.028.379 103,96%
2009 14.476.800.000 16.086.993.075 1.610.193.075 111,12%
2010 19.962.549.000 19.172.541.281 (790.007.719) 96,04%
2011 19.850.000.000 21.107.770.993 1.257.770.993 106,34%
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dapat dikatakan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir
yaitu
tahun 2007-2011, tingkat persentase efektivitas Pajak Penerangan
Jalan
fluktuatif. Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 penerimaan
Pajak
Penerangan Jalan efektif karena persentase efektivitasnya
mencapai 100%.
Namun pada tahun 2010 persentase efektivitas tidak mencapai
100%
(tidak efektif), realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan
tidak
memenuhi target yang telah ditentukan. Penurunan persentase
efektivitas
diakibatkan karena terlalu tinggi target yang ditetapkan dari
tahun
sebelumnya dan kemungkinan terjadinya kebocoran, yakni
adanya
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pemasangan rekening listrik liar dalam jumlah besar. Pada tahun
2009
realisasi penerimaan 11% lebih tinggi dari target yang
ditetapkan, maka
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menetapkan target 25% lebih tinggi
pada
tahun 2010 dengan harapan realisasi yang diperoleh juga akan
meningkat.
Untuk menghindari hal tersebut terulang kembali maka pihak
DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 menetapkan target yang
lebih
rendah pada tahun 2010.
Realisasi yang melebihi target yang telah ditetapkan oleh
DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo menunjukan bahwa sistem penagihan Pajak
Penerangan Jalan yang dilakukan sudah cukup baik, melalui
perbandingan
antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi
penerimaanya.
Gambar II.1Diagram Efektifitas Pajak Penerangan Jalan
Kabupaten Sukoharjo
0
25
50
75
100
125
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
Efe
ktif
itas
2. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah
Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Daerah
merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
yang
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
diberikan. Kontribusi ini digunakan untuk mengukur kenaikan
atau
perkembangan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari tahun ke
tahun.
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara
realisasi
penerimaan Pajak Penerangan Jalan dengan realisasi penerimaan
Pajak
Daerah dalam kurun waktu 5 tahun untuk mengetahui rasio
kontribusi.
Tabel II.2
Kontribusi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak
Daerah
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
Tahun
Anggaran
Realisasi
PPJ
Realisasi Pajak
Daerah Kontribusi
2007 12.987.678.968 14.533.357.466 89.36%
2008 13.604.996.379 15.432.340.358 88.16%
2009 16.086.993.075 18.003.312.543 89.35%
2010 19.172.541.281 21.688.463.781 88,39%
2011 21.107.770.993 42.558.642.562 49.59%
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, data diolah
Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa Pajak Penerangan
Jalan
memberikan kontribusi yang sangat tinggi pada Pajak Daerah
di
Kabupaten Sukoharjo. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2011
kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah
rata-rata sebesar
63,29%. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Penerangan Jalan
merupakan
sumber pandapatan daerah yang sangat potensial. Penurunan
persentase
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kontribusi Pajak Penerangan Jalan pada tahun 2011 bukan
disebabkan
karena menurunnya realisasi penerimaan Pajak penerangan Jalan
maupaun
Pajak Daerah. Hal tersebut dikarenakan pada pos Pajak Daerah
bertambah
satu jenis pajak yang pengelolaannya dialihkan dari Pajak
Propinsi
menjadi Pajak Daerah, yakni Pajak Air Tanah. Kontribusi
penerimaan
Pajak Air tanah cukup besar terhadap Pajak Daerah. Selain itu
beberapa
jenis Pajak Daerah lainnya mengalami peningkatan pada
realisasi
penerimaannya, seperti misalnya Pajak Reklame.
Gambar II.2Diagram Kontribusi Pajak Penerangan Jalan
terhadap
Pajak Daerah Kabupaten Sukoharjo
0
25
50
75
100
2007 2008 2009 2010 2011Tahun
Kon
trib
usi
3. Kendala DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dalam Meningkatkan
Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
Setiap tahunnya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bekerjasama
dengan
PT. PLN untuk bisa mengoptimalkan pendapatan Pajak Penerangan
Jalan.
Diharapkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat terealisasi
atau
bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Namun ada
beberapa
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan Pajak Penerangan
Jalan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membayar pajak
sangat
rendah. Seperti adanya wajib pajak yang terlambat dalam
membayar
pajak terutangnya. Pajak Daerah merupakan salah satu
pendapatan
daerah yang digunakan untuk peningkatan dan kemajuan daerah.
Dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak
maka berimbas pada rendahnya pendapatan daerah yang diterima,
hal
tersebut berdampak pada kemajuan daerah yang akan tersendat.
2. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib
Pajak
Penerangan Jalan juga rendah. Sebagai contohnya pemasangan
satu
meteran listrik penggunaannya untuk 2 sampai 3 rumah, dengan
alasan kecilnya kWh yang digunakan.
3. Faktor ketidakjujuran Wajib Pajak dalam penggunaan tenaga
listrik.
Banyak dijumpai kecurangankecurangan yang dilakukan Wajib
Pajak agar pajak yang dibebankan rendah.
4. Pemasangan perangkat penerangan jalan umum oleh masyarakat
tidak
dilakukan melalui prosedur yang benar dengan izin PT. PLN,
mengingat pemasangan perangkat listrik untuk penerangan
jalan
umum yang tidak dilaporkan terlebih dahulu atau tanpa izin PT.
PLN
dapat mengakibatkan bahaya kebakaran karena daya tampung
travo
gardu tidak memenuhi.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB II
TEMUAN
Setelah penulis melakukan penelitian di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo mengenai
Pajak
Penerangan Jalan. Penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan
kelemahan yang
diketemukan.
A. KELEBIHAN
1. Adanya kerjasama antara DPPKAD dan PLN yang aktif dalam
meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan.
2. Adanya kerjasama antara PLN, Bank, Supermarket dan lain-lain,
yang
memberikan kemudahan dalam pembayaran Pajak Penerangan Jalan
bagi
wajib pajak.
3. Adanya pembenahan kebijakan dan ketentuan pemungutan
Pajak
Penerangan Jalan berakibat positif dalam pelaksanaan pemungutan
pajak
daerah dan mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan atau
kecurangan.
B. KELEMAHAN
1. Masih kurangnya penanganan terhadap wajib pajak yang tidak
taat
terhadap peraturan Pajak Penerangan Jalan dengan tidak
memberikan
sanksi yang tegas.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Kurangnya informasi mengenai pajak penerangan jalan yang
seharusnya diberikan oleh Pemerintah Daerah selaku pihak
yang
memungut pajak penerangan jalan kepada masyarakat (pengguna
atau
pelanggan listrik) mengenai penekanan pajak penerangan jalan
adalah
salah satu jenis pajak daerah, bukan retribusi daerah.
3. Masih banyaknya wajib pajak memasang rekening listrik tidak
sesuai
prosedur yang benar atau tidak melakukan ijin.
4. Faktor ketidakjujuran wajib pajak dalam penggunaan tenaga
listrik.
Banyak dijumpai kecurangankecurangan yang dilakukan wajib
pajak
agar pajak yang dibebankan rendah.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penulis
menyampaikan
kesimpulan bahwa analisis efektivitas Penerimaan Pajak
Penerangan Jalan
sudah cukup baik, Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 penerimaan
Pajak
Penerangan Jalan efektif karena persentase efektivitasnya
mencapai 100%.
Namun pada tahun 2010 penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak
efektif,
realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak memenuhi
target yang
telah ditentukan. Hal tersebut diakibatkan karena terlalu tinggi
target yang
ditetapkan.
Sedangkan kontribusi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari
tahun
2007 sampai dengan tahun 2011 kontribusi Pajak Penerangan Jalan
terhadap
Pajak Daerah rata-rata sebesar 63,29%. Hal ini menunjukkan bahwa
Pajak
Penerangan Jalan merupakan sumber pandapatan daerah yang
sangat
potensial.
Masih ditemui beberapa kendala yang muncul dalam upaya
meningkatkan Pajak Penerangan Jalan, diantaranya sebagai
berikut:
5. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membayar pajak
sangat
rendah. Seperti adanya wajib pajak yang terlambat dalam
membayar
pajak terutangnya.
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
6. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai wajib
pajak
Penerangan Jalan juga rendah.
7. Faktor ketidakjujuran wajib pajak dalam penggunaan tenaga
listrik.
8. Pemasangan perangkat penerangan jalan umum oleh masyarakat
tidak
dilakukan melalui prosedur yang benar dengan izin PT. PLN.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan kelemahan dari temuan, saran yang bisa penulis
berikan
kepada pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah
Kabupaten Sukoharjo agar dalam tahun-tahun mendatang dapat
meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai
berikut:
2. Memberikan sanksi yang tegas kapada wajib pajak yang tidak
memenuhi
kewajibannya atau wanprestasi dalam membayar pajak.
3. Dilakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat mengenai
penerangan
jalan umum dan pajak penerangan jalan, dimana penekanannya pada
sifat
pajak adalah tidak menerima imbalan langsung yang seimbang.
4. Mengefektifkan tim penertib Penerangan Jalan untuk
melakukan
tindakan tegas terhadap pemasangan rekening liar maupun yang
menyalahi tata cara pemasangan.
5. Mengefektifkan kinerja tim monitoring Penerangan Jalan
untuk
melakukan pendataan secara menyeluruh.