Top Banner
1 ANALISIS SEKTOR UNGGULAN KOTA PADANG TAHUN 2000 - 2011 PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) strukturnya disusun oleh sembilan sektor, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan- persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa. Dalam bidang ekonomi regional yang merupakan sempalan ekonomi makro regional, melalui berbagai metode analisis yang dimiliki oleh bidang ilmu ini, mampu mengidentifikasi sektor-sektor basis dan non basis dalam perekonomian regional atau nasional. Sektor basis atau unggulan pada dasarnya harus dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional. Dalam kaitannya dengan lingkup internasional, suatu sektor dikatakan basis atau unggulan jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan dengan lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor basis apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain di pasar nasional atau domestik. Apabila sektor tersebut menjadi sektor basis atau unggulan, maka sektor tersebut harus mengekspor produknya ke daerah lain. Sebaliknya apabila sektor tersebut menjadi sektor non basis (bukan unggulan), maka sektor tersebut harus mengimpor produk sektor tersebut dari daerah lain Struktur perekonomian Kota Padang mempunyai karakteristik yang unik dibandingkan dengan kota dan kabupaten lain di Sumatera Barat. Pilar-pilar ekonomi yang
26

Analisis Lq Kota Padang

Aug 03, 2015

Download

Documents

eagle_1304
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Lq Kota Padang

1

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN KOTA PADANG

TAHUN 2000 - 2011

PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) strukturnya disusun oleh sembilan sektor,

yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air

minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,

keuangan- persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa. Dalam bidang ekonomi regional

yang merupakan sempalan ekonomi makro regional, melalui berbagai metode analisis yang

dimiliki oleh bidang ilmu ini, mampu mengidentifikasi sektor-sektor basis dan non basis

dalam perekonomian regional atau nasional.

Sektor basis atau unggulan pada dasarnya harus dikaitkan dengan suatu bentuk

perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional.

Dalam kaitannya dengan lingkup internasional, suatu sektor dikatakan basis atau unggulan

jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.

Sedangkan dengan lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor basis

apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang

dihasilkan oleh wilayah lain di pasar nasional atau domestik. Apabila sektor tersebut

menjadi sektor basis atau unggulan, maka sektor tersebut harus mengekspor produknya ke

daerah lain. Sebaliknya apabila sektor tersebut menjadi sektor non basis (bukan unggulan),

maka sektor tersebut harus mengimpor produk sektor tersebut dari daerah lain

Struktur perekonomian Kota Padang mempunyai karakteristik yang unik

dibandingkan dengan kota dan kabupaten lain di Sumatera Barat. Pilar-pilar ekonomi yang

Page 2: Analisis Lq Kota Padang

2

dibangun lewat keunggulan sektor pengangkutan dan komunikasi sebagai sektor pemimpin

(Leading Sector), telah membuka beragam peluang yang dapat mendorong aktivitas

ekonomi serta pengembangan etos kerja masyarakat. Dimensi itu tergambar dari meluasnya

kesempatan kerja, tingginya peluang tingkat pendapatan masyarakat, luasnya jaringan kerja

yang meliputi batas-batas lokal sampai tingkat nasional, bahkan ke tingkat internasional.

Dengan dukungan sektor pengangkutan dan komunikasi yang sangat besar itu telah

menyebabkan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung seperti perdagangan,

hotel dan restoran, keuangan dan jasa-jasa yang memberikan sumbangan yang cukup besar

terhadap pembentukan PDRB Kota Padang.

Selanjutnya terkait dengan perencanaan pembangunan wilayah yang sangat

memerlukan analisis potensi ekonomi wilayah. Kebijakan pembangunan yang didasarkan

pada kekhasan daerah (endogenous development) sangat diperlukan dalam mencapai

tujuan pembangunan. Identifikasi sektor potensial atau sektor unggulan atau sektor basis

menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses dan keberhasilan pembangunan ekonomi yang

dimaksud.

Kegiatan ekonomi wilayah berdasarkan teori ekonomi basis diklasifikasikan ke dalam

dua sektor, yaitu sektor basis dan non basis. Salah satu metode yang digunakan untuk

penentuan sektor basis adalah dengan metode Location Quotient (LQ). Analisis ini

digunakan untuk mengetahui dan menentukan sektor ekonomi yang merupakan sektor

basis (leading factor) dan yang non basis. Sektor basis merupakan sektor dengan kegiatan

ekonomi yang hasil produksinya dapat untuk melayani pasar balk di dalam maupun di luar

batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan sektor non basis

merupakan merupakan sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya mampu menyediakan

barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di dalam batas

Page 3: Analisis Lq Kota Padang

3

perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Sektor ini tidak mampu memasukkan barang

dan jasanya keluar batas perekonomian sehingga luas lingkup produksi dan daerah pasarnya

terutama bersifat lokal. Sedangkan sektor basis mampu menghasilkan barang dan jasa yang

dapat dijual keluar daerah sehingga meningkatkan pendapatan daerah tersebut, sehingga

secara berantai akan meningkatkan investasi yang berarti menciptakan lapangan kerja baru.

Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya meningkatkan permintaan terhadap industri

basis, tetapi juga menaikkan permintaan akan industri non basis. Dengan dasar teori ini

maka sektor basis perlu diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka memacu

pertumbuhan ekonomi daerah.

Cara penghitungan LQ adalah sebagai berikut :

dimana :

= PDRB lapanagan usaha i di suatu daerah (kabupaten/kota)

= PDRB total suatu daerah (kabupaten/kota)

= PDRB lapangan usaha i secara regional (Propinsi)

= PDRB total secara regional (Propinsi)

Kriteria pengukuran LQ adalah sebagai berikut :

Jika LQ > 1 maka tingkat spesialisasi lapangan usaha tertentu di kabupaten/kota

tersebut lebih besar daripada lapangan usaha yang sama pada tingkat Propinsi.

Artinya sektor tersebut merupakan sektor unggulan di kabupaten/kota dan potensial

untuk dikembangkan sebagai penggerak pembangunan.

Page 4: Analisis Lq Kota Padang

4

Jika LQ < 1 maka tingkat spesialisasi lapangan usaha tertentu di suatu

kabupaten/kota lebih kecil daripada lapangan usaha yang sama pada tingkat

Propinsi. Artinya sektor tersebut bukan merupakan sektor unggulan dan kurang

potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah.

Jika LQ = 1 berarti tingkat spesialsiasi sektor tersebut di suatu kabupaten sama

dengan sektor yang sama pada tingkat Propinsi. Artinya sektor ini juga bukan

merupakan sektor unggulan bagi kabupaten/kota tersebut.

PEMBAHASAN

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan di Kota Padang. Data yang

digunakan adalah selama kurun waktu dua belas tahun yaitu tahun 2000 - 2011. Dengan

mengetahui sektor-sektor unggulan di Kota Padang maka dapat menjadi landasan bagi

pengambilan kebijakan pembangunan di Kota Padang. Penghitungan LQ akan menghasilkan

sektor apa yang menjadi unggulan bagi Kota Padang dibandingkan peran sektor tersebut

pada tingkat Propinsi.

Besaran nilai LQ dapat digunakan sebagai indikator awal untuk melihat sektor

ekonomi yang potensial (sektor basis) dan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah. Analisis ini dilakukan dengan pendekatan PDRB dan tenaga

kerja sehingga dapat diketahui juga spesialisasi tenaga kerja yang ada di Kota Padang.

Hasil penghitungan nilai LQ berdasarkan dua pendekatan tersebut adalah sebagai

berikut :

Page 5: Analisis Lq Kota Padang

5

Tabel 1. Nilai LQ Berdasarkan Nilai Tambah (PDRB)

Kota Padang Tahun 2000 - 2011

LAPANGAN USAHA

Tahun Rata-

rata

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1. Pertanian 0,223 0,223 0,225 0,208 0,205 0,206 0,209 0,210 0,212 0,215 0,218 0,222 0,215

2. Pertambangan & Penggalian 0,440 0,455 0,433 0,453 0,454 0,465 0,484 0,492 0,495 0,493 0,498 0,510 0,473

3. Industri Pengolahan 1,287 1,285 1,366 1,312 1,296 1,301 1,320 1,312 1,291 1,284 1,309 1,318 1,307

4. Listrik, Gas & Air Bersih 1,630 1,602 1,350 1,614 1,545 1,437 1,402 1,447 1,530 1,526 1,574 1,619 1,523

5. Bangunan 0,843 0,852 0,856 0,833 0,813 0,834 0,846 0,857 0,854 0,853 0,807 0,793 0,837

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,234 1,222 1,182 1,213 1,201 1,206 1,219 1,202 1,185 1,172 1,185 1,161 1,199

7. Pengangkutan & Komunikasi 1,939 1,926 1,777 1,969 2,003 1,910 1,766 1,735 1,724 1,726 1,695 1,678 1,821

8. Keuangan, Persewaan, & Js. Prsh. 1,437 1,453 1,409 1,461 1,480 1,510 1,532 1,541 1,541 1,557 1,570 1,601 1,508

9. Jasa-Jasa 0,957 0,973 1,013 0,991 0,987 0,999 1,026 1,027 1,032 1,025 0,991 0,971 0,999

Page 6: Analisis Lq Kota Padang

6

Tabel 2. Nilai LQ Berdasarkan Penyerapan Tenaga Kerja

Kota Padang Tahun 2000 – 2011

Lapangan Usaha

Tahun

Rata-rata

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1. Pertanian 0,17 0,12 0,14 0,14 0,20 0,11 0,16 0,16 0,39 0,31 0,23 0,25 0,20

2. Pertambangan & Penggalian 0,22 0,35 0,32 1,28 0,76 1,91 0,38 0,51 1,15 0,77 0,70 0,56 0,74

3. Industri Pengolahan 1,26 1,18 1,10 2,05 1,77 1,11 0,95 1,44 0,66 0,68 0,61 1,04 1,16

4. Listrik, Gas & Air Bersih 4,47 5,61 4,13 5,87 5,53 0,60 2,65 1,56 5,95 4,14 4,36 3,53 4,03

5. Bangunan 1,69 2,38 2,27 1,58 2,01 3,22 1,86 2,66 1,25 1,32 2,03 1,64 1,99

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,78 1,75 1,77 1,57 1,72 1,69 1,54 1,61 1,34 1,54 1,40 1,48 1,60

7. Pengangkutan & Komunikasi 2,64 2,15 2,17 2,34 1,50 1,52 1,84 1,74 1,45 1,76 2,16 1,75 1,92

8. Keuangan, Persewaan, & Js Prsh. 1,66 2,61 3,02 5,63 1,84 5,65 4,51 3,30 4,06 1,85 1,84 1,49 3,12

9. Jasa-Jasa 2,06 2,20 2,91 2,35 1,83 2,11 2,07 1,92 2,25 2,06 1,97 1,60 2,11

Page 7: Analisis Lq Kota Padang

7

1,939

1,926

1,777

1,969 2,003

1,910

1,766 1,735

1,724

1,726

1,695 1,678 1,73

1,500

1,600

1,700

1,800

1,900

2,000

2,100

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

LQ Nilai tambah LQ Rata-rata nilai tambah

1. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor unggulan pertama bagi Kota Padang adalah sektor pengangkutan dan

komunikasi. ilai LQ untuk sektor ini selalu bernilai diatas satu dan cukup tinggi sepanjang

tahun 2000 hingga tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor

basis dimana kebutuhan akan jasa pada sektor pengangkutan dan komunikasi mampu

dipenuhi oleh Kota Padang itu sendiri. Artinya sektor ini memberikan share bagi PDRB Kota

Padang lebih besar dibanding share sektor tersebut dalam PDRB Propinsi Sumatera Barat.

Tabel 3. Nilai LQ Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Berdasarkan Nilai Tambah

Kota Padang Tahun 2000 - 2011

Sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Padang menjadi sektor basis karena

seiring dengan tingginya ekspansi sub sektor telekomunikasi dan juga sub sektor angkutan

udara. Tingginya pertumbuhan subsektor komunikasi juga merupakan bagian dari gejala

nasional dengan makin tingginya ekspansi perusahaan telekomunikasi baik dari sisi provider

hingga penyedia instrumen terkait. Sementara itu tingginya pertumbuhan subsektor

angkutan udara seiring dengan makin seriusnya maskapai domestik menggarap pangsa

pasar dengan dari tujuan ke Padang, yakni dengan menambah jadwal penerbangannya ke

Page 8: Analisis Lq Kota Padang

8

2,645

2,153 2,174 2,344

1,497 1,523

1,837 1,741

1,448 1,760

2,163

1,752

1,78

-

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

LQ Tenaga kerja LQ Rata-rata tenaga kerja

Kota Padang. Hal ini tersebut di buktikan juga dengan jumlah penumpang domestik di BIM

pada akhir Juni 2011 yang meningkat 18,9 persen dibandingkan dengan bulan yang sama

tahun sebelumnya. Khusus untuk Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang memiliki potensi

jika dilakukan perluasan dan pengembangan, karena seiring berjalannya waktu impor dan

ekspor barang keluar negeri semakin meningkat.

Tabel 4. Nilai LQ Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Berdasarkan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2000 - 2011

Nilai LQ dengan pendekatan tenaga kerja juga mempunyai nilai > 1. Artinya share

tenaga kerja pada sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Padang lebih besar

dibandingkan share Provinsi. Yang berarti tenaga kerja di Kota Padang lebih terspesialisasi

pada sektor ini dibandingkan pada tingkat Provinsi. Dengan terspesialisasinya tenaga kerja

pada sektor ini. Maka sektor ini semakin prospektif untuk dikembangkan.

Page 9: Analisis Lq Kota Padang

9

1,63

1,60

1,35

1,61

1,54

1,44

1,40

1,45

1,53

1,53

1,57

1,62

1,50

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Rata-rata

2. Sektor Lisrik dan Air Minum

Sektor unggulan kedua bagi Kota Padang adalah sektor lisrik dan air minum. Sektor

ini memegang peranan penting dalam perekonomian Kota Padang, karena terkait langsung

pengaruhnya terhadap masyarakat. Nilai LQ untuk sektor lisrik dan air minum bernilai lebih

dari satu dan cukup tinggi sepanjang tahun 2000 hingga tahun 2011, hal ini menunjukkan

bahwa sektor lisrik dan air minum juga merupakan sektor basis di Wilayah Kota Padang.

Tabel 5. Nilai LQ Sektor Listrik dan Air Minum Berdasarkan Nilai Tambah Kota Padang Tahun 2000 - 2011

Sebagai wilayah perkotaan sekaligus ibukota perkotaan, Kota Padang memiliki

pelanggan listrik dan air minum yang lebih banyak dibanding daerah lain. Sektor listrik dan

air di Padang juga memiliki potensi khusus dan spesifik, ketersediaan potensi pembangkit

listrik di Kota Padang cukup besar dengan indeks koefisien lokasinya cukup tinggi mencapai

rata-rata sebesar 1,523. Padang mempunyai beberapa sumber daya potensial yang

Page 10: Analisis Lq Kota Padang

10

4,47

5,61

4,13

5,87

5,53

0,60

2,65

1,56

5,95

4,14

4,36

3,53

4,00

0 1 2 3 4 5 6

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Rata-rata

digunakan untuk pembangkit tenaga listrik yaitu PLTU Bungus yang memiliki kapasitas yang

cukup besar.

Tabel 6. Nilai LQ Sektor Listrik dan Air Minum Berdasarkan Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2000 - 2011

Nilai LQ dengan pendekatan tenaga kerja juga mempunyai nilai > 1. Artinya share

tenaga kerja pada sektor listrik dan air minum di Kota Padang lebih besar dibandingkan

share Propinsi. Artinya tenaga kerja di Kota Padang lebih terspesialisasi pada sektor ini

dibandingkan pada tingkat Propinsi. Dengan terspesialisasinya tenaga kerja pada sektor ini.

Maka sektor ini semakin prospektif untuk dikembangkan.

Page 11: Analisis Lq Kota Padang

11

1,437 1,453

1,409

1,461 1,480

1,510 1,532 1,541 1,541

1,557 1,570 1,601

1,55

1,300

1,350

1,400

1,450

1,500

1,550

1,600

1,650

3. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Secara komparatif, nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor ini sepanjang tahun 2000

hingga 2011 menunjukkan bahwa sektor ini merupakan salah satu sektor basis ekonomi.

Sektor ini cukup prospektif sebagai penggerak perekonomian Kota Padang ke depannya.

Tabel 7. Nilai LQ Sektor Bank dan Lembaga Keuangan Berdasarkan Nilai Tambah

Kota Padang Tahun 2000 – 2011

Keberadaan lembaga-lembaga keuangan di kota ini cukup banyak, dan dimungkinkan

akan semakin banyak seiring dengan relokasi pusat pemerintahan Propinsi di Kota Padang.

Keberadan sektor ini sangat mendukung keunggulan bagi sektor lainnya. Dalam rangka

mempercepat dan menunjang aktifitas perekonomian di Kota Padang lembaga keuangan

diharapkan dapat mengakomodir semua kebutuhan percepatan aktifitas perekonomian.

Untuk menunjang kegiatan ekonomi di Kota Padang, ada beberapa Lembaga Keuangan yang

melayani transaksi keuangan antara lain, Bank Nagari, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank

BNI, disamping itu masih ada lembaga lainnya seperti Koperasi swasta, Koperasi Pegawai

Negeri (KPN), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Badan Revolving Pemerintah Daerah, dan lain-

lain.

Page 12: Analisis Lq Kota Padang

12

1,659

2,607 3,019

5,631

1,839

5,646

4,509

3,305

4,065

1,853 1,835 1,487

2,76

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

Tabel 8. Nilai LQ Sektor Bank dan Lembaga Keuangan Berdasarkan Tenaga Kerja

Kota Padang Tahun 2000 - 2011

Penyerapan tenaga kerja di Kota Padang pada sektor ini juga memiliki keunggulan

komparatif dibanding daerah lainnya. Artinya tenaga kerja di Kota Padang juga

terspesialisasi pada sektor ini. Namun perlu diingat, bahwa konsep tenaga kerja memiliki

perbedaan dengan konsep nilai tambah. Jika nilai tambah dihasilkan oleh sektor yang secara

de facto berada di Kota Padang, sebaliknya konsep tenaga kerja tidak selalu memberikan

nilai tambah bagi Kota Padang karena tenaga kerja mencakup tenaga kerja commuter yang

tentunya justru memberikan nilai tambah bagi daerah lainnya.

4. Sektor Industri Pengolahan

Proses industrilialisasi di Kota Padang berjalan dengan baik dan mempunyai prospek

ke depan yang cukup menjanjikan. Hal ini dapat dilihat bahwa berdasarkan nilai tambah dan

penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan termasuk sektor unggulan dalam

perekonomian Kota Padang.

Page 13: Analisis Lq Kota Padang

13

1,230

1,250

1,270

1,290

1,310

1,330

1,350

1,370

1,287 1,285

1,366

1,312

1,296 1,301

1,320 1,312

1,291 1,284

1,309 1,318

1,30

Tabel 9. Nilai LQ Sektor Industri Pengolahan Keuangan Berdasarkan Nilai Tambah

Kota Padang Tahun 2000 – 2011

Sektor industri pengolahan memiliki dan bisa dijadikan sebagai salah satu peluang

peningkatan ekonomi di Kota Padang, Sumatera Barat. Hal itu ditunjukan oleh Nilai LQ sejak

2000 hingga 2011 yang mencapai rata-rata sebesar 1,30 persen. Sektor ini memiliki peran

yang utama dalam peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Industri

pengolahan mempunyai pangsa pasar lokal, regional. Pemerintah Kota Padang menetapkan

sektor industri pengolahan untuk menjadi program prioritas beberapa tahun ke depan. Hal

itu mengingat sektor industri telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan

sehingga sangat relevan untuk dijadikan sebagai salah satu pendorong ekonomi Kota

Padang.

Page 14: Analisis Lq Kota Padang

14

-

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

1,261 1,179

1,104

2,052

1,771

1,112 0,952

1,442

0,661 0,679 0,608

1,044

0,85

Tabel 10. Nilai LQ Sektor Industri Pengolahan Berdasarkan Tenaga Kerja

Kota Padang Tahun 2000 - 2011

Sepanjang tahun 2000 - 2011, share nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor industri

pengolahan di Kota Padang lebih besar dibanding share sektor tersebut pada tingkat

Propinsi secara umum, namun mempunyai kecenderungan yang semakin menurun. Artinya,

sektor industri di Kota Padang telah berhasil menjadi salah satu basis ekonomi sehingga

output sektor ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Padang bahkan mampu

untuk diekspor ke daerah lainnya. Sebagai basis ekonomi, sektor ini juga didukung oleh

spesialisasi tenaga kerja pada sektor ini. Tingkat spesialisasi tenaga kerja di Kota Padang

pada sektor industri pengolahan lebih tinggi dibandingkan pada sektor yang sama pada

tingkat Propinsi. Artinya, kemampuan sektor ini sebagai sektor unggulan juga didukung oleh

ketersediaan tenaga kerja yang memadai.

5. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Dibandingkan pada tingkat Propinsi, sektor ini lebih memiliki keunggulan komparatif

baik dalam menghasilkan nilai tambah maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Sepanjang

Page 15: Analisis Lq Kota Padang

15

1,234 1,222

1,182

1,213 1,201 1,206

1,219

1,202

1,185

1,172

1,185

1,161

1,19

1,120

1,140

1,160

1,180

1,200

1,220

1,240

tahun 2000 - 2011 sektor ini memiliki nilai LQ berdasar nilai tambah dan LQ berdasar tenaga

kerja lebih dari 1 dan cenderung stabil. Ini menujukkan bahwa kebutuhan akan barang dan

jasa pada sektor ini bisa dipenuhi secara domestik bahkan kelebihan barang dan jasa yang

dihasilkannya dapat digunakan untuk ekspor ke daerah lain.

Tabel 11. Nilai LQ Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Berdasarkan

Nilai Tambah Kota Padang Tahun 2000 – 2011

Sektor jasa dan perdagangan terutama bisnis perhotelan dan restoran, merupakan

sektor paling dominan peningkatan ekonomi Sumatera Barat khususnya di Kota Padang.

Meskipun pasca gempa 2009 sempat terjadi ketidakseimbangan, pertumbuhan tahunan

sektor perdagangan hotel dan restoran masih menunjukkan pertumbuhan meningkat. Hal

ini sangat dominan didukung dan terlihat dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara dan peningkatan ekspansi hotel berbintang yang juga menunjukkan

peningkatan. Sub sektor perdagangan juga memiliki kontribusi terhadap sektor ini, terlebih

lagi akibat dari semakin ramainya arus barang melalui Pelabuhan Teluk Bayur.

Page 16: Analisis Lq Kota Padang

16

1,778 1,752 1,773

1,567 1,719 1,688

1,539 1,609

1,343 1,536

1,405 1,478 1,47

- 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000

Tabel 12. Nilai LQ Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Berdasarkan Tenaga Kerja

Kota Padang Tahun 2000 - 2011

Dari sisi tenaga kerja menunjukkan bahwa tenaga kerja di Kota Padang juga

terspesisalisasi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Keberadaan hotel baik hotel

berbintang maupun hotel melati serta menjamurnya tempat-tempat makan dan restoran

menyebabkan banyaknya tenaga kerja yang terserap pada sektor ini. Kekuatan sektor ini

sebagai sektor unggulan bagi Kota Padang juga didukung oleh keberadaan Bandara Udara

Internasional Minangkabau serta keberadaan Kota Padang sebagai pusat perekonomian,

pemerintahan juga pendidikan sehingga mendorong munculnya pedagang-pedagang

sebagai penyedia layanan bagi konsumen.

6. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan & Penggalian, Sektor Bangunan dan Sektor

Jasa-Jasa

Berdasarkan nilai LQ yang dihasilkan, ketiga sektor ini bukan merupakan sektor

unggulan bagi Kota Padang karena mempunyai nilai < 1. Share nilai tambah yang dihasilkan

Page 17: Analisis Lq Kota Padang

17

-

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Bangunan jasa-Jasa

pada ketiga sektor ini kecil sehingga secara komparatif tidak lebih besar dibanding share

sektor yang sama pada tingkat Propinsi.

Tabel 13. Nilai LQ Nilai LQ Sektor Non Unggulan Berdasarkan

Nilai Tambah Kota Padang Tahun 2000 – 2011

Sektor pertanian merupakan primadona program Pemko Padang dalam rangka

mengentaskan kemiskinan. Sehingga Pemko Padang harus terus berupaya menggenjot

sektor pertanian. Beberapa program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan harus dievaluasi

sehingga diharapkan bisa meningkatkan taraf kehidupan petani yang ada dan mendorong

perekonomian secara signifikan. Selanjutnya Pemerintah Kota Padang harus membuka

peluang kerjasama investasi di sektor pertambangan dan energy sumber daya mineral.

Potensi yang cukup menjanjikan yaitu seperti di kawasan Batu Busuk Kelurahan Lambung

Bukit Kecamatan Pauh yang memiliki potensi mineral, biji besi, dan emas. Untuk sektor

bangunan mengingat daerah Padang merupakan daerah rawan bencana maka seluruh

bentuk pembangunan harus terencana dengan baik. Sehingga untuk menyelesaikan segala

bentuk permasalahan konstruksi di Kota Padang pemkot Padang harus melakukan

Page 18: Analisis Lq Kota Padang

18

-

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Bangunan jasa-Jasa

pembenahan dalam proses perizinan, kriteria kualitas bangunan, harga barang konstruksi,

proses lelang dan persoalaan lainnya yang selama ini dialami para pengusaha jasa konstruksi

di Kota Padang.

Sektor jasa dalam menghasilkan nilai tambah bagi perekononomian di Kota Padang

mengalami kenaikan dan penurunan dalam pemenuhan nilai LQ, yang berada diantara nilai

kisaran 1 sepanjang tahun 2000 – 20011. Keunggulan sektor ini juga didukung dengan

spesialisasi tenaga kerja Kota Padang pada sektor ini. Jika dibandingkan dengan share pada

tingkat Propinsi, maka share tenaga kerja yang bekerja di sektor jasa-jasa di Kota Padang

lebih besar. Keberadaan tenaga kerja yang terspesialisasi pada sektor ini mendukung

keunggulan sektor ini dalam membentuk nilai tambah bagi perekonomian. Sehingga untuk

menancapkan keunggulan di sektor ini maka seKtor industri pariwisata di Kota Padang perlu

dikembangkan. Karena potensinya sangat menjanjikan, baik keindahan alam, kuliner,

budaya, pantai, pegunungan dan atraksi kesenian lainnya.

Tabel 14. Nilai LQ Nilai LQ Sektor Non Unggulan Berdasarkan

Tenaga Kerja Kota Padang Tahun 2000 – 2011

Page 19: Analisis Lq Kota Padang

19

Selanjutnya, dengan pendekatan penyerapan tenaga kerja, sektor bangunan dan

jasa-jasa justru memiliki keunggulan komparatif dibandingkan penyerapan tenaga kerja

pada sektor yang sama di tingkat Propinsi. Hal ini dapat diartikan bahwa persentase tenaga

kerja yang terserap pada sektor ini cukup tinggi namun produktifitasnya masih rendah

sehingga nilai tambahnya tidak unggul secara komparatif pada tingkat Propinsi.

DYNAMIC LOCATION QUOTIENT, DLQ

Untuk mengetahui apakah suatu sektor masih memiliki potensi untuk dikembakan

pada masa yang akan datang, maka perlu dilakukan analisis dengan menggunakan Dynamic

Location Quotient (DLQ). Analisis dengan menggunakan LQ dan DLQ menjadi lebih tajam

karena DLQ menggunakan laju pertumbuhan untuk mengetahui potensi suatu sektor.

Formula penghitungan DLQ adalah sbb :

Dimana:

IPPSij = indeks potensi perkembangan sektor i didaerah j

IPPSi = indeks potensi perkembangan sektor i di wilayah referensi

gij = laju pertumbuhan sektor i didaerah j

Gi = laju pertumbuhan sektor i di wilayah referensi

gj = rata-rata laju pertumbuhan di daerah j

G = rata-rata laju pertumbuhan di wilayah referensi

Page 20: Analisis Lq Kota Padang

20

Ada tiga kriteria DLQ yaitu :

DLQ > 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan lebih cepat

dibanding daerah (kabupaten) lain di wilayah referensi (Propinsi).

DLQ < 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan lebih lambat

dibanding daerah (kabupaten) lain di wilayah referensi (Propinsi).

DLQ = 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan sama cepat

dibanding daerah (kabupaten) lain di wilayah referensi (Propinsi).

Jika dikaitkan dengan LQ maka akan didapatkan analisis kuadran sebagai berikut :

Kriteria DLQ < 1 DLQ > 1

LQ < 1 TIDAK UNGGUL DAN TIDAK

BERPOTENSI

TIDAK UNGGUL TAPI

BERPOTENSI

LQ > 1 UNGGUL TAPI TIDAK

BERPOTENSI LAGI

UNGGUL DAN MASIH

BERPOTENSI

Page 21: Analisis Lq Kota Padang

21

Hasil penghitungan nilai DLQ adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Nilai Indeks DLQ Menurut Sektor Tahun 2001 – 2011

Lapangan Usaha Tahun Rata-Rata 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Pertanian 1,00

1,01

0,93

0,99

1,00

1,01

1,01

1,01

1,01

1,01

1,02

1,00

Pertambangan dan Penggalian

1,03

0,95

1,05

1,00

1,02

1,04

1,02

1,01

1,00

1,01

1,02

1,01

Industri pengolahan 1,00

1,06

0,96

0,99

1,00

1,02

0,99

0,98

0,99

1,02

1,01

1,00

Listrik dan Air Minum 0,98

0,84

1,20

0,96

0,93

0,98

1,03

1,06

1,00

1,03

1,03

1,00

Bangunan 1,01

1,00

0,97

0,98

1,02

1,01

1,01

1,00

1,00

0,95

0,98

0,99

Perdagangan, restoran dan perhotelan

0,99

0,97

1,03

0,99

1,00

1,01

0,99

0,99

0,99

1,01

0,98

0,99

Pengangkutan dan Komunikasi

0,99

0,92

1,11

1,02

0,95

0,93

0,98

0,99

1,00

0,98

0,99

0,99

Bank dan Lembaga Keuangan

1,01

0,97

1,04

1,01

1,02

1,01

1,01

1,00

1,01

1,01

1,02

1,01

jasa-Jasa 1,02

1,04

0,98

1,00

1,01

1,03

1,00

1,00

0,99

0,97

0,98

1,00

Page 22: Analisis Lq Kota Padang

22

Dengan menggunakan rata-rata laju pertumbuhan tahun 2000 hingga tahun 2011

maka dapat diketahui bahwa ada 6 sektor yang berpotensi bagi perekonomian Kota Padang

pada masa yang akan datang yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian,

sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air minum, dan sektor bank

dan lembaga keuangan

.

KRITERIA DLQ < 1 DLQ> 1

SLQ < 1

Bangunan

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Jasa-Jasa

TIDAK UNGGUL DAN TIDAK BERPOTENSI

BELUM UNGGUL TAPI MASIH BERPOTENSI

SLQ > 1

Perdagangan, restoran dan perhotelan

Industri pengolahan

Pengangkutan dan Komunikasi

Listrik dan Air Minum

Bank dan Lembaga Keuangan

UNGGUL TAPI TIDAK BERPOTENSI LAGI

UNGGUL DAN MASIH BERPOTENSI

Untuk memperoleh analisis yang lebih mendalam tentang sektor yang unggul dan

berpotensi di Kota Padang maka akan digunakan kuadran sebagimana diatas. Dari kuadran

tersebut dapat diketahui bahwa hanya ada tiga sektor unggulan dan masih memiliki potensi

untuk dikembangkan pada masa yang akan datang, yaitu industri pengolahan, sektor listrik

Page 23: Analisis Lq Kota Padang

23

dan air minum, dan sektor bank dan lembaga keuangan. Sedangkan sektor pengangkutan

dan komunikasi meskipun saat ini merupakan sektor unggul, namun diperkirakan tidak lagi

berpotensi pada masa yang akan datang pertumbuhannya lebih lambat. Sebaliknya sektor

pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor jasa-jasa meskipun saat ini

belum menjadi sektor unggulan, namun pertumbuhan kedua sektor ini berpotensi untuk

pengembangan lebih lanjut. Hanya sektor bangunan yang saat ini tidak unggul dan tidak

juga berpotensi untuk dikembangkan pada masa yang akan datang.

KESIMPULAN

Perekonomian Kota Padang dapat dikatakan sebagai perekonomian yang modern.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan sektor sekunder dan sektor tersier sebagai leading factor

dalam pembangunan ekonomi. Dari hasil perhitungan LQ untuk Kota Padang selama 12 (dua

belas) tahun dari tahun 2000-20011 terdapat lima sektor yang memiliki nilai LQ lebih besar

dari 1 (LQ > 1). Dengan demikian terdapat lima sektor yang merupakan sektor basis yaitu:

sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air

minum, sektor bank dan lembaga keuangan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Sedangkan sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, bangunan dan jasa-jasa

diklasifikasikan sebagai sektor non basis di Kota Padang. Untuk kelima sektor ini kebutuhan

masyarakat Kota Padang dapat dipenuhi dari dalam daerah bahkan output sektor ini dapat

diekspor untuk memenuhi kebutuhan kabupaten dan kota lain di Propinsi Sumatera Barat.

Kalau dilihat urutan dari nilai LQ-nya yang terbesar adalah sektor pengangkutan dan

komunikasi, diikuti yang kedua oleh sektor listrik, gas dan air bersih, kemudian sektor

Page 24: Analisis Lq Kota Padang

24

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yang keempat industri pengolahan dan terakhir

perdagangan, hotel dan restoran.

Untuk perencanaan pembangunan yang lebih efektif, maka selain identifikasi sektor

unggulan, juga perlu dilakukan identifikasi sektor yang masih berpotensi. Dari hasil analisis

diketahui bahwa ada tiga sektor sektor unggulan yang masih berpotensi untuk tetap unggul

pada masa yang akan datang, yaitu industri pengolahan, sektor listrik dan air minum, dan

sektor bank dan lembaga keuangan. Implikasinya adalah ketiga sektor ini sebaiknya menjadi

prioritas utama pembangunan di Kota Padang. Investasi dalam ketiga sektor ini akan

menghasilkan keunggulan bagi Kota Padang pada masa yang akan datang.

Page 25: Analisis Lq Kota Padang

25

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2000-2011. Sumatera Barat dalam Angka 2000-2011. BPS Propinsi

Sumatera Barat

______________________. 2000-2011. Padang dalam Angka 2000-2011. BPS Kota Padang

Page 26: Analisis Lq Kota Padang

26