Top Banner
i ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER PADA SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 2 LABAKKANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH RESKY HIDAYANTI 10536 5061 15 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
157

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

i

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM

MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

PADA SISWA KELAS VIII.1 SMP

NEGERI 2 LABAKKANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultan Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

RESKY HIDAYANTI

10536 5061 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

ii

Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

iii

Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Resky Hidayanti

Nim : 105 36 5061 15

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah

Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender pada Siswa Kelas VIII.1

SMP Negeri 2 Labakkang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil

karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan

ini tidak benar.

Makassar, September 2019

Yang Membuat Pernyataan

Resky hidayanti

Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Resky Hidayanti

Nim : 105 36 5061 15

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun

sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang

telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia menerima sanksi

sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2019

Yang Membuat Perjanjian

Resky hidayanti

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik

untuk hari tua

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku dan sahabatku,

Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

vii

ABSTRAK

Resky Hidayanti. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah

Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender pada Siswa Kelas Viii.1 Smp Negeri 2 Labakkang.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Alimuddin dan Pembimbing II Andi Alim

Syahri. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis dalam

memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender pada siswa kelas VIII.1 SMP

Negeri 2 Labakkang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa

dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender. Analisis keterampilan

berpikir kritis dalam penelitian ini menggunakan kriteria dari Ennis yang terdiri dari Focus,

Reason, Inference, Clarity and Overview. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang sebanyak empat

orang siswa yaitu dua orang siswa laki-laki dan dua orang siswa perempuan. Instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen utama yaitu peneliti sendiri dan instrumen

pendukung berupa tes pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data

yaitu teknik tes dan teknik non tes. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu tahap

reduksi data, tahap penyajian data dan tahap penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pada subjek laki-laki memenuhi lima kriteria berpikir kritis yaitu Focus, Reason, Inference,

Situation, Clarity, sementara kriteria overview tidak terpenuhi. Sedangkan pada subjek perempuan

memenuhi semua kriteria berpikir kritis yaitu Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity dan

Overview. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih baik

dari laki-laki dalam hal keterampilan berpikir kritis karena perempuan melakukan pengecekan

kembali secara menyeluruh yaitu pada indikator overview dan terdapat perbedaan dalam

prosesnya.

Kata kunci: Kemampuan Berpikir kritis, Gender

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

viii

KATA PENGANTAR

Ku awali tulisan ini dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha

penyayang. Tiada kalimat yang paling menggetarkan jiwa selain puji syukur atas rahmat Allah

SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menentukan segala sesuatu berada ditangan-Nya,

sehingga tidak ada seekor semut dan segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan

ketetapan-Nya. Pegetahuan-Nya meliputi langit dan bumi, Dia-lah yang menciptakan bebatuan

dan pertama yang tersembunyi di dalamnya, Ia telah menghiasi langit berkilauan dengan bintang-

bintang. Ia telah memberikan jiwa kepada setiap manusia dan telah menyalakan jiwa itu dengan

obor yang diberi nama akal pikiran, sehingga setiap manusia yang diciptakan-Nya senantiasa

memperoleh penyelamatan.

Salam dan sholawat senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW yang ditinggikan

maqomnya, yang memberikan suri tauladan yang baik bagi ummatnya, Nabi sekaligus Rasul yang

menjadi panutan bagi seluruh umat manusia, mengajarkan keselamatan kepada kita semua dan

memberikan contoh akhlatul kharimah bagi seluruh muslim dipenjuru dunia.

Selesainya skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Program

Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah makassar, dengan judul “Analisis

Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari

Perbedaan Gender pada Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang”.

Penyusun menyadari jika dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan, mengingat

keterbatasan penyusun dalam hal pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan juga waktu. Namun,

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

ix

karya inilah yang terbaik yang dapat penyusun persembahkan. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak terkhususnya untuk penyusun sendiri sebagai bahan pembelajaran

yang lebih baik kedepannya.

Dalam menyusun skripsi ini penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan, saran,

semangat dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkan penyusun

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dengan segala kerendahan hati karya ini

penyusun persembahkan kepada Kedua Orang Tua, terkhusus dan teristimewa Ayahanda dan

Ibunda tercinta, sebagai wujud rasa terima kasih karena telah melahirkan, membesarkan dan

mendidik penuh kasih sayang serta senantiasa mendoakan penyusun disepertiga malam meski

mata masih kantuk dan wajah yang lelah tidak menghalangi beliau untuk senantiasa memberikan

yang terbaik untuk anaknya. Ya Allah apa yang penyusun persembahkan belumlah bernilai apa-

apa dibandingkan dengan pengorbanan orang tua penyusun.

Penyusun sangat berterima kasih kepada Bapak Dr. Alimuddin, M.Si. selaku dosen

pembimbing I dan Pak Andi Alim Syahri,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing II, terima kasih

atas kesabaran, segala kebaikan dan pengetahuan yang diberikan kepada penyusun dalam proses

penyusunan skripsi ini, semoga suatu saat nanti penyusun dapat membalas jasa yang telah

diberikan dan semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Ucapan terima kasih

penyusun juga kepada Dr. H.Rahman Rahim, SE.,MM. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar. Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Mukhlis,

S.Pd., M. Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unismuh Makassar.

Terima kasih pula penulis sampaikan kepada sahabat-sahabatku tercinta atas segala

bantuan dan kebersamannya dalam melewati masa perkuliahan yang tidak singkat dan seluruh

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

x

teman-teman angkatan 2015 jurusan Pendidikan Matematika khususnya kelas C yang tidak

sempat penulis sebutkan satu persatu.

Makassar, September 2019

Penyusun

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .............................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 8

A. Analisis .......................................................................................................... 8

B. Berpikir .......................................................................................................... 9

C. Berpikir Kritis ................................................................................................ 10

D. Pemecahan Masalah Matematika ................................................................... 13

E. Perbedaan Gender .......................................................................................... 22

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

xii

F. Hubungan Antara Gender dan Berpikir Kritis dalam Memecahkan

Masalah Matematika ..................................................................................... 24

G. Kajian Materi Terkait Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) .... 25

H. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 30

A. Jenis Penelitian............................................................................................... 30

B. Subjek Penelitian ........................................................................................... 30

C. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 31

D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 36

F. Teknik Analisis Data...................................................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 40

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 82

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 85

A. Simpulan ........................................................................................................ 85

B. Saran .............................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis .................................................................. 12

3.1 Subjek Penelitian ................................................................................................. 31

3.2 Pedoman Wawancara ........................................................................................... 36

4.1 Transkrip Hasil Wawancara untuk Subjek LK1 Pada Focus............................... 47

4.2 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Focus ......................................... 49

4.3 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Focus ................................................. 50

4.4 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Focus ................................................ 51

4.5 Transkrip Hasil Wawancara Untuk Subjek PR1 pada Focus .............................. 52

4.6 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 Padap Focus ....................................... 53

4.7 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Focus ................................................... 54

4.8 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Focus ................................................ 54

4.9 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Reason dan Inference ................ 56

4.10 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 Pada Reason dan Inference .............. 57

4.11 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Reason dan Inference ....................... 59

4.12 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Reason dan Inference ..................... 60

4.13 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Reason dan Inference .............. 61

4.14 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Reason dan Inference .............. 63

4.15 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Reason dan Inference ........................ 64

4.16 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Reason dan Inference...................... 65

4.17 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Situation .................................. 65

4.18 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Situation .................................. 66

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

xiv

4.19 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Situation ........................................... 66

4.20 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Situation ......................................... 67

4.21 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Situation ................................... 67

4.22 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Situation ................................... 68

4.23 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Situation ............................................ 69

4.24 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Situation .......................................... 69

4.25 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Clarity ..................................... 70

4.26 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Clarity ..................................... 71

4.27 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Clarity............................................... 72

4.28 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Clarity ............................................ 72

4.29 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Clarity ...................................... 73

4.30 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Clarity ...................................... 74

4.31 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Clarity ............................................... 75

4.32 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR2 pada Clarity ........................................... 75

4.33 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Overview ................................. 76

4.34 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Overview ................................. 77

4.35 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Overview........................................... 77

4.36 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Overview ........................................ 78

4.37 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Overview .................................. 79

4.38 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Overview .................................. 79

4.39 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Overview ........................................... 80

4.40 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Overview ......................................... 80

4.41 Deskripsi Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Masalah

Matematika Berdasarkan Gender ....................................................................... 81

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Alat Penyusunan Draft Soal Pemecahan Masalah ............................................... 33

3.2 Alur Pengembangan Pedoman Wawancara ........................................................ 35

3.3 Analisis Data ....................................................................................................... 39

4.1 Hasil Pekerjaan LK1 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................... 41

4.2 Hasil Pekerjaan LK2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................... 42

4.3 Hasil Pekerjaan PR1 Terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ........................ 44

4.1 Hasil Pekerjaan PR2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................... 46

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Tes Pemecahan Masalah (TPM) .................................................................... 91

B. Solusi Tes Pemecahan Masalah (TPM) ......................................................... 93

C. Biodata Subjek Penelitian .............................................................................. 96

D. Pedoman Wawancara ..................................................................................... 101

E. Transkrip Wawancara TPM Subjek Laki-laki dan Perempuan ..................... 103

F. Jawaban TPM Oleh Subjek Laki-Laki dan Perempuan ................................. 116

G. Dokumentasi .................................................................................................. 124

H. Lembar validasi.............................................................................................. 129

I. Lembar persuratan ......................................................................................... 131

J. Powerpoint (PPT) .......................................................................................... 134

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen kurikulum pendidikan nasional yang diajarkan pada

jenjang pendidikan sekolah adalah matematika. Matematika adalah suatu ilmu

yang mengajarkan pola berpikir logis yang ketat dan konsep matematika memiliki

keterkaitan erat antara satu konsep dengan konsep lainnya. Pola pikir logis

matematika akan membekali kemampuan siswa untuk menganalisis dan membuat

kesimpulan terhadap apa yang dipikirkan, baik ketika siswa berpikir untuk

menyelesaikan masalah yang terkait konsep-konsep matematika atau masalah

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika merupakan pengetahuan yang abstrak, sehingga untuk

memahaminya diperlukan kemampuan berpikir logis. Untuk mencapai ini, guru

matematika harus memperhatikan skema pembelajaran yang terkait satu dengan

yang lain. Hal ini dimaksudkan agar konsep matematika antara satu dengan yang

lain nampak keterkaitannya.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa untuk menjadi negara maju dan

sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya, dibutuhkan sumber daya manusia

yang kritis. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis dimasukkan ke dalam

tujuan pendidikan nasional. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang penting

bagi siswa, sehingga berpikir kritis hendaknya menjadi salah satu aktivitas yang

harus dikembangkan dan diajarkan disetiap mata pelajaran, karena kemampuan

berpikir kritis bukan bawaan sejak lahir dan tidak berkembang secara alami.

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

2

Kemampuan berpikir kritis adalah potensi intelektual yang dapat dikembangkan

melalui proses pembelajaran.

Baker (Shalsabila, 2017:2) menjelaskan berpikir kritis digunakan

seseorang dalam proses kegiatan mental seperti mengidentifikasi pusat masalah

dan asumsi dalam sebuah argumen, membuat simpulan yang benar dari data,

membuat simpulan dari informasi atau data yang diberikan, menafsirkan apakah

kesimpulan dijamin berdasarkan data yang diberikan dan mengevaluasi bukti atau

otoritas. Sedangkan Ennis (Rohmatin, 2012:27) mengatakan bahwa berpikir kritis

merupakan berpikir logis dan masuk akal yang difokuskan pada pengambilan

keputusan tentang apa yang dipercaya dan dilakukan. Selanjutnya untuk menilai

berpikir kritis seseorang, Ennis memperkenalkan enam kriteria berpikir kritis

(yang disingkat FRISCO) meliputi: (1) Focus, (2) Reason, (3) Inference, (4)

Situation, (5) Clarity dan (6) Overview.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis

penting untuk dimiliki oleh setiap individu yang dapat dilatih melalui

pembelajaran di sekolah, khususnya melalui pembelajaran matematika. Dengan

demikian seseorang dikatakan berpikir kritis apabila dalam memecahkan suatu

masalah mampu menganalisa masalah, kemudian membandingkan dengan

masalah yang pernah diperoleh sebelumnya dan mengevaluasi setiap langkah-

langkah pemecahan masalah yang dijelaskan secara logis dan sesuai dengan

konsep yang dimiliki. Untuk membuat sebuah rancangan pembelajaran yang

sesuai dalam mengembangkan dan mengajarkan berpikir kritis, hal yang dapat

dilakukan oleh guru salah satunya adalah melihat profil berpikir kritis yang

dimiliki siswa. Hal ini dimaksudkan agar setiap pembelajaran matematika yang

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

3

dilakukan selalu memperhatikan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk melihat

profil berpikir kritis siswa, peneliti dapat melihat dari aktivitas siswa dalam

menyelesaikan masalah.

Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan

kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi

situasi yang baru. Pemecahan masalah bukan sekedar kemampuan-kemampuan

menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan belajar terdahulu,

melainkan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih

tinggi. Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan

yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka

ia tidak hanya memecahkan suatu masalah melainkan juga berhasil menemukan

suatu yang baru yaitu perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan

seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir, Gagne (Dewanti,

2018:13).

Menurut Polya (Rohmatin, 2012:28) yang membagi langkah pemecahan

masalah menjadi empat tahap, yaitu (1) memahami masalah, (2) membuat

rencana, (3) melaksanakan rencana dan (4) memeriksa kembali. Sedangkan

menurut Kaur (Mardiyana, 2014:985) menunjukkan bahwa pemecahan masalah

dalam matematika adalah proses secara kompleks untuk mengkoordinasi secara

spesifik atau umum dari pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, menurut Kaur

suatu pemecahan masalah dilihat sesuai proses yang melibatkan visualisasi,

asosiasi, abstraksi, pemahaman, manipulasi, penalaran, analisis, sintesis,

generalisasi, dan mengkoordinasi hal-hal tersebut.

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

4

Dalam menyelesaikan masalah, siswa akan menggunakan berbagai macam

strategi. Strategi pemecahan masalah ternyata dapat dipengaruhi oleh perbedaan

gender sehingga berpengaruh juga terhadap proses berfikir kritis. Perbedaan

gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender ini menarik

minat para ahli dalam melakukan penelitian. Khususnya yang terkait dengan

kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitianpun sangat beragam. Menurut Leach

dan Branata (Mardiyana, 2014:987) menyatakan bahwa perempuan pada

umumnya lebih baik dalam mengingat, sedangkan laki-laki lebih baik dalam

berpikir logis. Sedangkan penelitian Rubin (Cahyono, 2017:51) yang

menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan

perempuan dalam aspek intelegensi secara umum, meskipun dalam aspek-aspek

tertentu dapat dijumpai adanya perbedaan antara anak laki-laki dan anak

perempuan.

Menurut Gallagher dan De Lisi (Anggoro, 2016:154) perbedaan gender

memiliki peran dalam pola-pola kesuksesan dan penggunaan strategi dalam

pemecahan masalah kenvensional dan non konvensional atau modern. Secara

spesifik Gallagher dan De Lisi menyatakan bahwa siswa perempuan lebih sukses

dari pada siswa laki-laki untuk memecahkan masalah konvensional dengan

menggunakan strategi algoritma, sedangkan siswa laki-laki lebih sukses dari pada

siswa perempuan untuk memecahkan masalah non konvensional atau modern

dengan menggunakan estimasi logis atau wawasan.

Menurut Maccoby (Anggoro, 2016:155) menjelaskan bahwa anak

perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih tinggi dari pada anak laki-laki.

Anak laki-laki lebih baik dalam kemampuan visual spasial (penglihatan

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

5

keruangan) dan matematika daripada anak perempuan. Meskipun rata-rata anak

perempuan melebihi skor yang dicapai anak laki-laki dalam berbagai pengukuran

kemampuan verbal, jumlah kosakata, pemahaman bahan tertulis yang sulit, dan

kelancaran verbal, siswa laki-laki rata-rata cenderung lebih unggul daripada siswa

perempuan. Anak laki-laki mempunyai kemampuan yang lebih baik sedangkan

anak perempuan lebih mahir dalam mengerjakan tugas-tugas membaca dan

menulis.

Berdasarkan observasi awal yang telah peneliti lakukan di sekolah tersebut,

sebenarnya sebagian besar siswa sudah menampakkan kemampuan berpikir

kritisnya meskipun masih rendah. Hal ini diketahui saat peneliti memberikan tes

pemecahan masalah kepada siswa. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana

perbedaan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Hal ini disebabkan karena guru belum memperhatikan faktor tersebut

sehingga menganggap siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap

pelajaran dan memecahkan masalah matematika, kemudian pembelajaran yang

dilakukan masih terfokus pada hasil sementara atau aspek-aspek pengembangan

proses berpikir kritis siswa tidak dikembangkan. Hal lain yang ditemukan,

terkadang siswa yang mempunyai kemampuan matematis yang tinggi tidak

mampu menyelesaikan persoalan yang non rutin.

Oleh karena itu, analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam

memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender penting diteliti,

karena dapat dijadikan acuan dalam menciptakan model, strategi, pendekatan dan

metode pembelajaran kritis yang dapat diimplementasikan oleh guru untuk

melahirkan siswa-siswa yang kritis, juga dapat menjadi acuan dalam pembelajaran

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

6

di kelas yang heterogen dalam jenis kelamin, sehingga tujuan pendidikan nasional

terkait berpikir kritis dapat terwujud. Maka dalam penelitian ini akan diteliti “

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Memecahkan Masalah Matematika

Ditinjau Dari Perbedaan Gender Pada Siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2

Labakkang”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang

diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan berpikir kritis

dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender pada

siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah

matematika ditinjau dari perbedaan gender pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2

Labakkang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Sebagai bahan pertimbangan guru matematika dalam merancang dan

mengelola proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan berpikir

kritis siswa serta melatih siswa dalam memecahkan masalah berdasarkan

gender.

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

7

2. Memperluas wawasan tentang berpikir kritis, proses berpikir kritis,

kaitan proses berpikir kritis dengan pemecahan masalah matematika dan

kaitan antara berpikir kritis dengan gender.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain sekaligus referensi untuk

penelitian tentang profil berpikir kritis siswa dalam memecahkan

masalah matematika berdasarkan gender.

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Analisis

Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar yang

masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategori atau

pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari

seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data

tersebut mudah diatur.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Arifin, 2007:30) analisis adalah

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

serta hubugan antar bagian unrtuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan menurut Wiradi (Mukanuddin dan

Sasongko, 2006:40) analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan

seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkandan

dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kegiatannya

dan ditafsir maknanya.

Menurut Syahrul dan Nizar (Santong, 2017) analisis berarti melakukan

evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan

akutansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah

kegiatan evaluasi terhadap suatu pokok seperti mengurai, membedakan, memilah

untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

8

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

9

B. Berpikir

Istilah berpikir sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu untuk menjelaskan

maksud dari kata berpikir, banyak ahli yang mengemukakan pendapat mengenai

defenisi dari kata berpikir, pendapat-pendapat tersebut beraneka ragam

diantaranya adalah Vincent Ruggierro (Jhonson, 2002:187) mengartikan berpikir

sebagai segala aktifitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan

masalah, membuat keputusan dan memenuhi keinginan untuk memahami,

Menurut Suryabrata (Farida, 2018:9) bahwa proses atau jalannya berpikir

itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu: pembentukan pengertian, pembentukan

pendapat dan penarikan kesimpulan. Berpikir adalah tingkah laku yang

menggunakan ide, yaitu suatu simbol simbolis (Fauzi, 2004:47), sementara

menurut Sudarman (Yani, 2016:44) menyatakan bahwa proses berpikir adalah

aktivitas yang terjadi didalam otak manusia.

Menurut Krulik dan Rudnick (Fatmawati, 2014:912) secara umum,

keterampilan berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu: menghafal (recall

thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative

thinking). Sedangkan Sumanto (Tisngati, 2015:117) mengungkapkan bahwa

proses berpikir merupakan aktivitas psikis yang intensional dan terjadi apabila

seseorang menjumpai masalah yang harus dipecahkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir

adalah aktivitas mental yang menggunakan ide untuk merumuskan atau

memecahkan masalah apabila seseorang menghadapi kesulitan.

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

10

C. Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu bagian penting dalam

segala aspek kehidupan seseorang. Berpikir kritis digunakan dalam berbagai

situasi dan kesempatan dalam upaya memecahkan persoalan kehidupan. Oleh

karena itu menjadi penting pula seseorang belajar tentang bagaimana berpikir

kritis, karena seseorang tidak serta merta mampu berpikir kritis tanpa melalui

proses belajar. Berfikir kritis merupakan kemampuan yang penting bagi siswa,

sehingga berpikir kritis hendaknya menjadi salah satu aktivitas yang harus

dikembangkan dan diajarkan disetiap mata pelajaran, karena kemampuan berpikir

kritis bukan bawaan sejak lahir dan tidak berkembang secara alami.

Menurut Maulana (2017:5) Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap

orang untuk menyikapi permasalahan dalam realita kehidupan yang tak bisa

dihindari. Dengan berpikir kritis seseorang dapat mengatur, menyesuaikan,

mengubah atau memperbaiki pikirannya sehingga ia dapat mengambil keputusan

untuk bertindak lebih tepat. Sedangkan menurut Neolaka (2019:75) Berpikir kritis

melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, menganalisis

masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, memuat kesimpulan

dan memperhitungkan data yang relevan.

Menurut Krulik dan Rudnick (Suharto, 2017:53) berpikir kritis merupakan

salah satu jenis berpikir tingkat tinggi, sedangkan Berpikir kritis menurut Amir

(Damayanti dan Khabibah, 2018:558) menyediakan keterampilan untuk

menganalisis permasalahan, membedakan argumentasi logis dan tidak logis,

mampu menggambarkan nonklusi valid dari data yang tersedia, sehingga berpikir

kritis digunakan dalam penyelesaian soal dengan kategori higher order thinking.

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

11

Menurut Desmita (Alexandra & Ratu, 2018;104) kemampuan berpikir

kritis adalah kemampuan merefleksikan permasalahan secara mendalam,

mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan

perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang

datang dari berbagai sumber (lisan atau tulisan), serta berpikir secara reflektif

ketimbang hanya menerima ide-ide dari luar tanpa adanya pemahaman dan

evaluasi yang signifikan, sementara menurut Hassoubah (Mahardiningrum dan

Ratu, 2018:76) berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan

menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau

dilakukan.

Menurut Ennis (Cahyono, 2017:52) kriteria atau elemen dasar yang harus

dimiliki oleh pemikir kritis dalam memecahkan masalah adalah disingkat dengan

Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, and Overview yang dapat disingkat

dengan istilah FRISCO. Focus yang berkaitan dengan Identifikasi fokus atau

perhatian utama, Reason yang berkaitan dengan Identifikasi dan menilai

akseptabilitas alasannya, Inference yang berkaitan dengan menilai kualitas

kesimpulan, dengan asumsi alasan untuk dapat diterima, Situation yang berkaitan

dengan situasi dengan seksama Clarity yang berkaitan dengan kejelasan, Periksa

untuk memastikan bahasanya jelas dan Overview yang berkaitan dengan

mengecek kembali atau Langkah mundur dan lihat semuanya secara keseluruhan,

uraian tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

12

Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis

Kritria Berpikir

kritis

Indikator

F (Focus) Identifikasi fokus atau perhatian utama atau Siswa

memahami permasalahan pada soal yang diberikan.

R (Reason)

-Identifikasi dan menilai akseptabilitas alasannya atau Siswa

memberikan alasan berdasarkan fakta/bukti yang relevan

pada setiap langkah dalam membuat keputusan maupun

kesimpulan.

I (Inference)

Menilai kualitas kesimpulan, dengan asumsi alasan untuk

dapat diterima atau Siswa membuat kesimpulan dengan

tepat dan Siswa memilih reason (R) yang tepat untuk

mendukung kesimpulan yang dibuat.

S (Situation)

Perhatikan situasi dengan seksama atau Siswa menggunakan

semua informasi yang sesuai dengan permasalahan.

C (Clarity)

Kejelasan, Periksa untuk memastikan bahasanya jelas atau

Siswa memberikan penjelasan yang lebih lanjut tentang apa

yang dimaksudkan dalam kesimpulan yang dibuat, siswa

dapat menjelaskan istilah dalam soal jika ada dan siswa

dapat memberikan contoh kasus yang mirip dengan soal

tersebut.

O (Overview)

Mengecek kembali atau Langkah mundur dan lihat

semuanya secara keseluruhan atau Siswa

meneliti/mengecek kembali secara menyeluruh mulai

dari awal sampai akhir (yang dihasilkan pada FRISC).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka berpikir kritis yang dimaksud

peneliti adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mampu menganalisis

permasalahan dan argumentasi secara mendalam, tidak mempercayai begitu saja

informasi yang datang dari berbagai sumber dan mampu membuat keputusan

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

13

tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan berdasarkan kriteria FRISCO

(Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity and Overview) dalam memecahkan

masalah yang diberikan.

D. Pemecahan Masalah Matematika

1. Matematika

Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik,

penalaran yang jelas, sistematis dan struktur atau keterkaitan antar konsep

yang kuat. Matematika merupakan salah satu bidang yang ada pada semua

jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Pada

dasarnya, matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang

berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Ketiga hal ini berkaitan

dengan berbagai aspek kehidupan manusia, karena banyak masalah dalam

kehidupan kita yang dapat diselesaikan dengan matematika, misalnya

menghitung, mengukur dan sebagainya.

Menurut Anasha (Alexandra dan Ratu, 2018:104) matematika

merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan disemua jenjang

pendidikan. Matematika memiliki peran penting dalam meningkatkan

kemampuan berpikir. Sedangkan Menurut Uno (Mahardiningrum dan Ratu,

2018:76) matematika adalah suatu bidang ilmu yang berfungsi sebagai alat

pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis,

yang unsur-unsurnya logis dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan

individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

geometri dan analisis.

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

14

Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang

bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya. Sedangkan

karakteristik matematika dapat dipahami melalui hakikat matematika.

Karakteristik matematika menurut Muharti (2019) adalah sebagai berikut.

a. Memiliki objek kajian yang abstrak

Objek matematika adalah objek mental atau pikiran. Oleh karena

itu bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang dipelajari di sekolah

adalah fakta, konsep, operasi (skill) dan prinsip. Fakta adalah sebarang

permufakatan atau kesepakatan atau konvensi dalam matematika. Fakta

matematika meliputi istilah (nama) dan simbol atau notasi atau lambang.

Konsep adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan

seseorang untuk mengelompokkan atau menggolongkan suatu objek,

sehingga objek itu termasuk contoh konsep atau bukan konsep. Operasi

adalah aturan pengerjaan (hitung, aljabar, matematika dan lain-lain)

untuk tunggal dari satu elemen atau lebih elemen yang diketahui. Prinsip

adalah hubungan antara beberapa objek dasar matematika sehingga

terdiri dari beberapa fakta, konsep dan dikaitkan dengan suatu operasi.

b. Mengacu pada kesepakatan

Fakta merupakan kesepakatan atau permufakatan atau konvensi.

Kesepakatan itu menjadikan pembahasan matematika mudah

dikomunikasikan. Pembahasan matematika berrumpu pada kesepakatan-

kesepakatan. Contoh: lambang bilangan 1,2,3,... adalah salah satu bentuk

kesepakatan dalam matematika.

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

15

c. Berpola pikir deduktif

Matematika mempunyai pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif

didasarkan pada urutan kronologis dari pengertian pangkal, aksioma

(postulat), defenisi, sifat-sifat, dalil-dalil (rumus-rumus) dan

penerapannya dalam matematika sendiri atau dalam bidang lain dan

kehidupan sehari-hari. Pola pikir deduktif adalah pola pikir yang

didasarkan pada suatu pernyataan yang sebelumnya telah diakui

kebenarannya.

d. Konsisten dalam Sistemnya

Matematika memiliki berbagai macam sistem. Sistem dibentuk

dari prinsip-prinsip matematika. Tiap sistem dapat saling berkaitan

namun dapat pula dipandang lepas (tidak berkaitan). Sistem yang

dipandang lepas misalnya sistem yang terdapat dalam aljabar dan sistem

yang terdapat dalam geometri. Dalam suatu sistem matematika berlaku

hukum konsistensi, artinya tidak boleh terjadi kontradiksi didalamnya.

Konsistensi ini mencakup dalam hal makna maupun nilai kebenaran.

e. Memiliki Simbol yang Kosong dalam Arti

Matematika memiliki banyak simbol. Rangkaian simbol-simbol

dapat membentuk kalimat matematika yang dinamai model matematika.

Secara umum simbol dan model matematika sebenarnya kosong dalam

arti, artinya suatu simbol atau model matematika tidak ada artinya bila

tidak dikaitkan dengan konteks tertentu.

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

16

f. Memperhatikan Semesta Pembicaraan

Konsep simbol dan model matematika kosong dari arti dan akan

bermakna bila dikaitkan dengan konteks tertentu maka perlu adanya

lingkup atau semesta dari konteks yang dibicarakan. Lingkup atau

semesta dari konteks yang dibicarakan sering diistilahkan dengan nama

semesta pembicaraan.

2. Masalah Matematika

Pengertian tentang masalah telah dikemukakan oleh beberapa ahli

pendidikan. Hudojo mengemukakan bahwa masalah sebagai pernyataan

kepada seseorang dimana orang tersebut tidak mempunyai aturan/hukum

tertentu yang segera dapat digunakan untuk menemukan jawaban dari

pertanyaan tersebut (Faizalnisbah, 2013). Sedangkan menurut Sugiyono

(2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpanan antara yang seharusnya

dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara

aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dan pelaksana.

Suatu soal dapat dipandang sebagai masalah, marupakan hal yang

sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi

orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan

demikian, guru perlu berhati-hati dalam menentukan soal yang akan disajikan

sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru, untuk memperoleh

atau menyusun soal yang benar-benar bukan merupakan masalah yang rutin

bagi siswa termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini dapat diatasi

antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi baik

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

17

bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan serta tuntutan kemampuan intelektual

yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa.

Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam

bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran fenomena atau

kejadian, ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut

masalah matematika karena mengandung konsep matematika. Terdapat

beberapa jenis masalah matematika menurut Hudoyo (Asfar, 2018:97)

sebagai berikut.

a. Masalah transalasi, merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk

menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk verbal ke bentuk

matematika.

b. Masalah aplikasi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai macam-macam

keterampilan dan proseur matematika.

c. Masalah proses, biasanya untuk menyusun langkah-langkah, merumuskan

pola-pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah.

d. Masalah teka-teki, sering kali digunakan untuk rekreasi dan kesenangan

sebagai alat yang bermanfaat untuk tujuan yang efektif dalam

pembelajaran matematika.

Menurut Polya (Tisngati, 2015:116) menjelaskan ada dua macam

masalah dalam matematika, yaitu masalah menemukan dan masalah

membuktikan. sementara menurut Polya (Riffanti dan Setiawan, 2017: 115)

yaitu: (1) masalah rutin adalah suatu masalah yang semata-mata hanya

merupakan latihan yang dapat dipecahkan dengan menggunakan beberapa

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

18

perintah atau algoritma. Contohnya: 2x + 4 =___ . Ini adalah masalah rutin

untuk semua siswa sekolah menengah karena apa yang hendak dilakukan

sudah jelas dan secara umum siswa tahu bagaimana menghitungnya. (2)

Masalah non rutin adalah masalah yang cara penyelesaiannya diperlukan

pemikiran lebih lanjut karena prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama

dengan prosedur yang dipelajari, masalah non rutin lebih menantang dan

diperlukan kemampuan kreativitas dari pemecah masalah. Contoh soal

masalah non rutin, yaitu salah satu sudut sebuah segitiga ukurannya lima kali

sudut pertama. Sedangkan sudut ketiga besarnya 2° kurang dari sudut

pertama. Berapakah besar masing-masing sudut segita tersebut?.

Jadi, masalah matematika dalam penelitian ini adalah suatu pertanyaan

matematika yang solusinya tidak dapat ditemukan segera hanya dengan

menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Masalah

matematika ini termasuk jenis masalah menemukan.

3. Pemecahan Masalah Matematika

Kemampan pemecahan masalah merupakan tujuan umum

pembelajaran matematika. Pandangan pemecahan masalah sebagai proses inti

dan utama dalam kurikulum matematika berarti bahwa pembelajaran

pemecahan masalah mengutamakan proses dan strategi yang dilakukan siswa

dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Adanya suatu masalah umumnya

mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan segera namun

tidak tahu secara langsung bagaimana menyelesaikannya. Pemecahan

masalah memang sangat penting dan membutuhkan tingkat berpikir yang

tinggi, namun sebenarnya dapat dipelajari.

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

19

Terdapat banyak interpretasi tentang pemecahan masalah dalam

matematika. Nugent dan Vitale (Fatmawati, 2014:914-915) menjelaskan

dalam pemecahan masalah melibatkan mengidentifikasi masalah,

mengeksplorasi alternatif solusi, melaksanakan alternatif atau solusi yang

dipilih dan mendatangkan suatu hasil yang disebut kesimpulan, sementara

menurut Ormrod (Widyastuti, 2015:184) pemecahan masalah adalah

menggunakan (yaitu mentransfer) pengetahuan dan keterampilan yang sudah

ada untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit.

Branca (Netriwati, 2016:182) mengemukakan bahwa pemecahan

masalah memiliki tiga interpretasi yaitu: (1) pemecahan masalah sebagai

suatu tujuan utama, (2) pemecahan masalah sebagai sebuah proses dan (3)

pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar. Ketiga hal itu mempunyai

implikasi dalam pembelajaran matematika. Pertama, jika pemecahan masalah

merupakan suatu tujuan maka ia terlepas dari masalah atau prosedur yang

spesifik, juga terlepas dari materi matematika, yang terpenting adalah

bagaimana cara memecahkan masalah sampai berhasil. Kedua, jika

pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses maka penekanannya

bukan semata-mata pada hasil, melainkan bagaimana metode, prosedur,

strategi dan langkah-langkah tersebut dikembangkan melalui penalaran dan

komunikasi untuk memecahkan masalah. Ketiga, pemecahan masalah sebagai

keterampilan dasar atau kecakapan hidup (life skill), karena setiap manusi

harus mampu memecahkan masalahnya sendiri. Jadi pemecahan masalah

merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap siswa.

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

20

Menurut Polya (Anwar dan Amin, 2013:2-3) terdapat empat langkah

dalam memecahkan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan

pemecahan masalah, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali. Kempat

langkah tersebut akan dijelaskan sebai berikut.

a. Memahami masalah

Pada langkah ini, siswa dianjurkan memahami masalah dengan

kata-kata (pemikiran) mereka sendiri. Memahami soal merupakan

langkah yang penting dalam mnyelesaikan soal. Tanpa pemahaman yang

baik, seorang siswa tidak akan bisa mneyelesaikan soal yang

dihadapinya. Kekeliruan memahami soal juga dapat berdampak terhadap

tidak terselesaikannya pekerjaan soal cerita secara tepat. Adapun

kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

• Menentukan hal yang diketahui

• Menentukan hal yang ditanyakan

• Menentukan apakah informasi yang diperlukan sudah cukup

• Menentukan kondisi (syarat) harus dipenuhi

Apabila siswa melakukan kegiatan-kegiatan diatas menunjukkan

bahwa siswa telah memahami soal yang telah diberikan.

b. Merencanakan pemecahan masalah

Pada langkah ini diperlukan kemampuan untuk melihat hubungan

antara data dan kondisi apa yang ada dengan data yang dicari. Untuk

sampai pada perencanaan yang baik diperlukan pemikiran yang

mendalam. Hal ini dihasilkan oleh kerja analisis dan sintesis terhadap

data yang ada dan memiliki pengetahuan yang diperlukan. Hasil analisis

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

21

dan sintesis ini dapat berupa alternatif-alternatif atau dugaan-dugaan

menyelesaikan masalah atau langkah yang perlu dilalui untuk

memperoleh jawaban. Untuk menjawab masalah yang ditanyakan, siswa

harus membuat rencana untuk menyelesaikan masalah, mengumpulkan

informasi-informasi atau data-data yang ada dan yang sudah pernah

dipelajari sebelumnya. Guru memotivasi siswa dengan meminta siswa

memperhatikan hal yang ditanyakan dan mencoba untuk memikirkan

penyelesaian soal tersebut.

c. Melaksanakan rencana

Rencana yang telah dikembangkan melalui penguasaan konsep

dan berbagai strategi, selanjutnya diimplementasikan selangkah demi

selangkah sehingga mencapai apa yang diharapkan. Pengalaman

memecahkan masalah dan pola yang ada dari proses pemecahan

masalahnya sangat membantu kelancaran siswa dalam menjalankan

rencana pemecahan masalah.

d. Memeriksa kembali

Penyelesaian yang telah diperoleh dikaji ulang sehingga benar-

benar merupakan jawaban yang dicari. Siswa sering menganggap bahwa

hasil implementasi rencana yang telah ditetapkan pasti merupakan

jawaban dari permasalahan mereka. Mereka tidak menyadari bahwa

sangat dimungkinkan jwabannya tidak masuk akal, tidak hanya satu,

mungkin masih ada proses pemerolehan jawaban yang lain dan

sebagainya. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan tabel dibawah ini.

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

22

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah

matematika adalah keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam

mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi alternatif solusi untuk menjawab

pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit.

E. Perbedaan Gender

Hakikatnya, semua makhluk hidup diciptakan berpasangan. Pada manusia

misalnya, ada laki-laki dan perempuan. Keduanya diciptakan dalam derajat,

harkat dan martabat yang sama. Kalaupun memiliki bentuk dan fungsi yang

berbeda itu semua agar keduanya saling melengkapi. Namun, dalam perjalanan

kehidupan manusia banyak terjadi perubahan peran dan status atas keduanya,

terutama dalam masyarakat. Proses tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan

dan membudaya yang memungkinkan berdampak pada terjadinya diskriminasi

terhadap salah satu jenis kelamin di masyarakat.

Istilah ‘gender’ dikemukakan oleh para ilmuan sosial dengan maksud

untuk menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan yang mempunyai sifat

bawaan (ciptaan Tuhan). Gender adalah pembeda genetality dan bukan bentukan

budaya (konstruksi sosial). Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri manusia

yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender)

yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan gender ini juga menjadikan orang

berpikir kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada

laki-laki maupun perempuan.

Broverman, dkk. (Walgito, 2011:123) menemukan bahwa laki-laki dan

perempuan kedua-duanya memiliki stereotip gender. Pada laki-laki sifatnya lebih

independen, agresif, ambisius, kuat dan kasar (blunt), sedangkan pada perempuan

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

23

lebih pasif,emosional, mudah dipengaruhi, aktif bicara (talkaktive) dan bijaksana

(tactful). Crane dan Markus (Walgito, 2011:125) berpendapat bahwa berdasarkan

pada identitas seksual yang berkaitan dengan skema diri, individu yang berbeda

akan memproses tipe informasi yang berbeda dengan tingkatan yang bervariasi.

Misalnya, orang dengan identitas seksual laki-laki akan memproses informasi

yang relevan dengan skema dirinya lebih efesien daripada informasi mengenai

identitas seksual perempuan.

Heddy Shri Ahimsha Putra (Fibrianto, 2016:12-13) menegaskan bahwa

istilah gender dapat dibedakan kedalam beberapa pengertian, yaitu: gender

sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu,gender sebagai suatu fenomena

sosial budaya, gender sebagai suatu kesadaran sosial, gender sebagai suatu

persoalan sosial budaya, gender sebagai sebuah konsep untuk analisis, gender

sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.

Menurut Paramita (2014:52) Gender adalah perbedaan perbedaan peran,

fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dihasilkan dari

konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Dalam

Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa jender adalah suatu konsep

kultural, berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan

karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam

masyarakat (Fibrianto, 2016:13). Gender berpengaruh juga dalam proses belajar

mengajar. Pandangan yang bersifat bias gender seringkali mempengaruhi interaksi

dan motivasi siswa laki-laki dan perempuan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan gender

adalah perbedaan proses berpikir laki-laki dan perempuan.

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

24

F. Hubungan Antara Gender dan Berpikir Kritis dalam Memecahkan

Masalah Matematika

Berpikir merupakan aktivitas manusia yang intensional dan terjadi apabila

seseorang menjumpai suatu problema (masalah) yang harus dipecahkan. Dalam

proses berpikir tersebut, seseorang menghubungkan pengertian yang satu dengan

yang lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan dari masalah yang sedang

dihadapi.

Proses berpikir adalah aktivitas yang terjadi dalam otak manusia. Dalam

berpikir tersebut orang menyusun hubungan antara bagian pengetahuan yang telah

direkam, kemudian hasil rekaman-rekaman tersebut dianggap sebagai pengertian-

pengertian, yang selanjutnya digunakan untuk dapat menyelesaiakan masalah

yang dihadapinya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan siswa

maupun proses pembelajaran, guru perlu mengadakan penilaian tentang

kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan. Penilaian kemampuan

berpikir kritis dapat dilakukan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan indikator berpikir kritis yang telah disiapkan sebelumnya.

Selain itu, diperlukan suatu kriteria tentang berpikir kritis siswa. Kriteria tersebut

dapat digunakan sebagai pedoman guru untuk mengetahui proses berpikir kritis

siswa laki-laki dan perempuan pada saat memecahkan masalah matematika.

Perbedaan kemampuan dan potensi yang dimiliki laki-laki dan perempuan

tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan proses berpikir antara laki-laki dan

perempuan dalam memecahkan masalah matematika. Dalam penelitian Ningsih

(Cahyono, 2017:53) siswa perempuan kurang dapat berpiir kritis dengan baik

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

25

dalam memecahkan masalah matematika dibandingkan dengan siswa laki-laki

berdasarkan gaya kognitif.

Berdasarkan pendapat diatas, maka perbedaan gender dapat menyebabkan

terjadinya perbedaan siswa dalam berpikir kritis untuk mengkonstruk pengetahuan

mereka dalam memahami, menalar dan menganalisis dalam memecahkan masalah

matematika.

G. Kajian Materi Terkait Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

1. Bentuk Umum SPLDV

Dua buah persamaan linear dengan dua variabel (PLDV) yang

memiliki penyelesaian disebut Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV).

Bentuk umum yaitu:

ax + by = c ...........(persamaan 1)

px + qy = r ...........(persamaan 2)

Contoh:

3x + 5y = 7

2x - 3y = 11

SPLDV di atas memiliki himpunan penyelesaian �(�, �)� = �(4, −1)�

2. Teknik Penyelesaian

SPLDV dapat diselesaikan dengan tiga cara, yaitu:

a. Metode Subtitusi

Contoh:

3x + y = 7 ...(1) dan 2x – 5y = 33 ....(2)

Jawab:

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

26

3x + y = 7 → y = 7 – 3x .....(3)

Persamaan (3) disubtitusikan ke persamaan (2)

2x – 5y = 33

→ 2x – 5(7x-3x) = 33

→ 2x – 35 + 15x = 33

→ 2x + 15x – 35 = 33

→ 17x = 68

→ x = 4 ....(4)

Persamaan (4) disubtitusikan ke persamaan (3)

y = 7 – 3x

y = 7 – 3(4)

y = -5

Jadi, himpunan penyelesaian adalah �(4, −5)�

b. Metode Eliminasi

Mengeliminasi salah satu dari dua variabel misal mengeliminasi x untuk

mendapatkan nilai dari variabel y.

3x + y = 7 (x5) → 15x + 5y = 35

2x – 5y = 33 (x1) → 2x – 5y = 33 +

17x = 68

x = 4

3x + y = 7 (x2) → 6x + 2y = 14

2x – 5y = 33 (x3) → 6x – 15y = 99 -

17x = -85

x = -5

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

27

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah �(4, −5)�

c. Metode Campuran

Eliminasi:

3x + y = 7 (x5) → 15x + 5y = 35

2x – 5y = 33 (x1) → 2x – 5y = 33 +

17x = 68

x = 4

Subtitusi: x = 4 ke 3x + y = 7

→ 3x + y = 7

→ 3(4) + y = 7

→ 12 + y = 7

→ y = -5

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah �(4, −5)�

H. Hasil–hasil Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang khusus mengkaji proses berpikir kritis dalam

memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender tidak didapatkan

penulis. Tetapi beberapa penelitian yang berkaitan dijelaskan sebagai berikut.

1. Hasil penelitian Shinta (2017) profil berpikir kritis siswa smp dalam

memecahkan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif dan jenis

kelamin menunjukkan bahwa profil berpikir kritis keempat subjek pada

langkah memahami masalah relative sama. Pada kategori klarifikasi,

keempat subjek menganalisis ruang lingkup permasalahan,

mengidentifikasi asumsi pokok dari permasalahan, mendefinisikan istilah-

istilah yang relevan, mengidentifikasi hubungan bagian permasalahan.

Pada langkah menyusun rencana, keempat subjek melaksanakan semua

indikator kategori asesmen. Siswa laki-laki reflektif melaksanakan semua

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

28

indikator pada kategori strategi, sedangkan siswa perempuan reflektif tidak

mendiskusikan langkah yang mungkin, siswa laki-laki dan perempuan

impulsive tidak mendiskusikan langkah yang mungkin dan tidak

memprediksi hasil dari langkah yang dibuat. Pada langkah melaksanakan

rencana, keempat subjek menyusun hubungan antara bagian berbeda dari

permasalahan, membuat kesimpulan sesuai hasil diskusi, memikirkan

kesimpulan dengan benar. Pada langkah memeriksa kembali, subjek laki-

laki dan perempuan reflektif mengevaluasi langkah penyelesaian yang

telah dilakukan, sedangkan subjek laki-laki dan perempuan impulsive

tidak mengevaluasi langkah penyelesaian yang telah dilakukan.

2. Hasil penelitian Pradnyo (2012) proses berpikir kritis siswa dalam

memecahkan masalah matematika open ended ditinjau dari kemampuan

matematika siswa pada materi kubus dan balok sebagai berikut.

a. Proses berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika

open ended, siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan

kemampuan matematika tinggi menunjukkan bahwa melalui seluruh

tahapan berpikir kritis pada setiap nomor soal.

b. Proses berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika

open ended, siswa dengan berjenis kelamin laki-laki dengan

kemampuan matematika sedang menunjukkan bahwa dapat melalui

tahap berpikir kritis pada setiap nomor soal. Sedangkan siswa berjenis

kelamin perempuan melalui tahap kalrifikasi dan strategi pada setiap

nomor soal.

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

29

c. Proses berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika

open ended, siswa berjenis kelamin laki-laki dengan kemampuan

matematika rendah menunjukkan bahwa tidak dapat melalui tahap

pada setiap nomor soal. Sedangkan siswa berjenis kelamin perempuan

melalui tahap klarifikasi pada setiap nomor soal.

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, difokuskan pada analisis

kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari

perbedaan gender berdasarkan indikator FRISCO dari Ennis.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Labakkang yaitu pada kelas

VIII.1. Subjek penelitian ini sebanyak 4 orang siswa yaitu dua orang siswa laki-

laki dan dua orang siswa perempuan. Siswa yang diambil sebagai subjek

penelitian adalah siswa yang mempuanyai nilai rapor yang sama-sama tinggi.

Selanjutnya, untuk menentukan subjek dalam penelitian ini dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan kelas penelitian, yaitu siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2

Labakkang.

2. Mengelompokkan siswa berdasarkan gender

3. Memilih siswa yang mempuanyai nilai rapor yang cenderung sama

4. Pada tahapan ketiga diatas terdiri dari dua subjek laki-laki dengan inisial LK1

dan LK2 dan dua subjek perempuan dengan inisial PR1 dan PR2.

5. Meminta kesediaan subjek untuk berpartisipasi dalam pengambilan data

selama penelitian.

30

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

31

Setelah diperoleh dua orang siswa laki-laki dan dua orang siswa

perempuan yang memiliki kemampuan setara, kemudian peneliti meminta

kesediaan siswa untuk diwawancarai. Subjek penelitian disajikan pada tabel 3.1

berikut.

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No. Gender Kode Nilai Rapor Matematika

1 Laki-laki LK1 91

2 Laki-laki LK2 90

3 Perempuan PR1 90

4 Perempuan PR2 91

C. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti terdiri

empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan

tahap pembuatan laporan.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mengumpulkan referensi terkait berpikir kritis.

b. Melakukan observasi di lapangan.

c. Merancang instrumen penelitian.

d. Melakukan validasi terehadap instrumen penelitian.

e. Menganalisis hasil validasi instrumen penelitian kemudian merevisi

instrumen tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

32

a. Menentukan subjek penelitian berdasarkan gender. Siswa dikelompokkan

menjadi dua, yaitu memilih 2 (dua) orang siswa yang berjenis kelamin

laki-laki dan 2 (dua) orang siswa berjenis kelamin perempuan yang

memiliki kemampuan matematika yang setara dan bersedia untuk

diwawancarai.

b. Memberikan tes pemecahan masalah kepada subjek penelitian, kemudian

subjek tersebut diwawancarai.

c. Tahap Analisis data

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Menganalisis hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara.

b. Mendeskripsikan hasil analisis data.

3. Tahap Pembuatan Laporan

Pada tahap ini, peneliti membuat laporan hasil penelitian mengenai analisis

kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari

perbedaan gender pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini adalah:

1. Instrumen utama

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi instrumen utama adalah

peneliti sendiri. Hal ini disebabkan karena peneliti langsung yang

berhubungan dengan subjek penelitian dan hanya peneliti yang mampu

memahami kenyataan dilapangan melalui observasi dan melakukan

wawancara serta tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

33

2. Instrumen pendukung

a. Tes pemecahan masalah (TPM) tentang kemampuan berpikir kritis

Tes soal pemecahan masalah matematika yang diberikan adalah

berhubungan dengan materi kelas VIII SMP yang digunakan sebagai alat

untuk mengungkap berpikir kritis siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2

Labakkang dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan gender

sesuai indikator FRISCO. Sebelum tes soal pemecahan masalah diberikan

kepada subjek, soal tersebut akan divalidasi terlebih dahulu untuk menilai

apakah materi, konstruksi dan bahasa yang digunakan dalam soal

pemecahan masalah telah memenuhi kriteria valid atau tidak.

Secara sistematis, langkah pembuatan soal pemecahan masalah

disajikan dalam gambar 3.1 berikut.

Tidak

Ya

Gambar 3.1 Alat penyusunan draft soal pemecahan masalah

Penyusunan soal pemecahan

masalah

Validasi oleh ahli

Keterangan

: Arah proses

: Kegiatan

: Pertanyaan

: hasil Soal dapat digunakan

Valid

Draft Revisi

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

34

Berikut ini disajikan TPM yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mengungkap berpikir kritis siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang

dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan gender.

(Terlampir)

Sebelum digunakan, instrumen TPM divalidasi oleh dua orang

dosen yang termasuk dalam tim validasi dan konsultasi dengan

pembimbing. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa

instrumen instrumen TPM yang peneliti rancang layak digunakan tanpa

revisi.

b. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara berfungsi sebagai acuan atau pedoman bagi

peneliti sehingga wawancara menjadi terarah. Subjek diwawancarai

berdasarkan hasil pekerjaan yang mereka tulis ketika menjawab soal

pemecahan masalah. Pedoman wawancara dibuat sedemikian rupa agar

dapat mengetahui lebih dalam tentang kemampuan berpikir kritis siswa

kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Labakkang sesuai indikator FRISCO dalam

memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender.

Secara umum, proses pengembangan pedoman wawancara dapat

dilihat pada gambar 3.2 berikut.

Tes Pemecahan Masalah (TPM)

Harga dua baju dan satu kaos Rp 170.000,00, sedangkan harga satu baju

dan tiga kaos Rp 185.000,00. Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

35

Tidak

Ya

Gambar 3.2 Alur pengembangan pedoman wawancara

Pedoman wawancara ini merupakan pedoman umum, pertanyaan

yang spesifik berkembang berdasarkan temuan-temuan pada tes

pemecahan masalah matematika.

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara semi struktur dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi

yang valid dan akurat, maka proses wawancara dilakukan setelah subjek

menyelesaikan tes soal pemecahan masalah matematika yang diberikan.

Sebelum digunakan, pedoman wawancara divalidasi oleh dua

orang dosen yang termasuk dalam tim validasi dan konsultasi dengan

pembimbing. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa

pedoman wawancara yang peneliti rancang layak digunakan tanpa revisi.

Berikut ini disajikan pedoman wawancara yang telah divalidasi dan

digunakan ketika wawancara berlangsung.

Penyusunan pedoman

wawancara

Keterangan :

: arah proses

: kegiatan

: pertanyaan

: hasil

Validasi oleh ahli

Valid

Pedoman

wawancara dapat

digunakan

Diskusi dengan pakar revisi

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

36

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

Kriteria

Berpikir

Kritis

Indikator Pertanyaan

F

• Menentukan pokok

permasalahan pada soal

• Memutuskan strategi yang

akan digunakan untuk

memecahkan masalah

• Menyimpulkan jawaban

yang ditemukan

• Apa pokok permasalahan yang

anda temukan pada soal?

• Strategi apa yang anda gunakan

dalam memecahkan masalah?

• Menurut anda apakah jawaban

yang anda temukan benar?

R

Memberikan alasan logis

berdasarkan fakta/bukti yang

relevan pada setiap langkah

dalam membuat keputusan

maupun proses penarikan

kesimpulan.

Alasan-alasan apa saja yang

mendasari setiap langkah yang

anda gunakan dalam memecahkan

masalah?

I

Membuat proses penarikan

kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat.

Apa kesimpulan yang anda

peroleh?

S

Menggunakan semua

informasi yang sesuai dengan

permasalahan.

Informasi apa saja yang anda

gunakan dalam memecahkan

masalah?

C

Menjelaskan istilah-istilah

yang digunakan dalam

memecahkan masalah.

• Apa penjelasan anda tentang

istilah yang anda gunakan

dalam soal?

• Berikan contoh kasus yang

mirip dengan soal tersebut!

O

Mengecek kembali secara

menyeluruh mulai dari awal

sampai akhir (yang dihasilkan

pada FRISCO).

Bagaimana cara anda mengecek

kembali pemecahan masalah yang

anda temukan?

(Terlampir)

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan instrumen tes. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan

teknik non tes. Teknik tes digunakan untuk menentukan tes pemecahan masalah

matematika untuk mendapatkan hasil pekerjaan siswa dalam memecahkan

masalah matematika dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

37

laki-laki dan perempuan, sedangkan teknik non tes digunakan untuk

menggunakan metode wawancara untuk memperoleh kredibilitas data.

1. Teknik Tes

Teknik tes yang dimaksud berupa tes pemecahan masalah matematika

berbentuk uraian (essay test) yang berupa masalah matematika (soal rutin dan

non rutin) yang akan diberikan kepada subjek penelitian yang telah dipilih

berdasarkan pertimbangan yang telah diungkap sebelumnya, yakni untuk

melihat pemecahan masalah matematika siswa. Tes ini digunakan untuk

mengukur pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan langkah-

langkah penyelesaian yang telah ditetapkan dan mengetahui tingkat

kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan

2. Teknik Non Tes

Teknik non tes yang dimaksud disini adalah data wawancara.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu, menurut Esterbeg (Cahyono, 2017:54).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara pada penelitian ini

adalah objektivitas. Objektivitas merujuk pada hubungan pewawancara dan

terwawancara. Wawancara ini dilakukan untuk mengungkap secara kualitatif

kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan dalam memecahkan

masalah matematika. Pewawancara memberi kebebasan kepada terwawancara,

apa saja yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan. Tujuannya adalah

untuk meminimalkan pengaruh pewawancara terhadap subjek.

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

38

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan yang dilakukan

peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu

membandingkan data subjek satu dengan data subjek yang lain. Dari hasil

triangulasi yang sama merupakan data subjek yang valid.

F. Teknik Analisis Data

Data dari hasil tes dan hasil wawancara kemudian dianalisis dengan

pendekatan kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada tahapan

analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Cahyono, 2017:55) sebagai

berikut.

1. Tahap Reduksi data

Data-data yang diperoleh dari tes pemecahan masalah dan wawancara

kemudian direduksi. Reduksi data ini dimaksudkan untuk menyeleksi dan

memfokuskan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Dari proses reduksi ini,

data-data dipilih kemudian dikelompokkan dengan data-data yang sesuai dengan

kebutuhan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

2. Tahap penyajian data

Pada tahap ini, peneliti menyajikan data yang merupakan hasil tahap

reduksi. Data yang diperoleh peneliti akan dituliskan kembali dan dianalisis untuk

menarik kesimpulan dari data tersebut.

3. Tahap penarikan kesimpulan

Verifikasi data dan penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan

analisis berlangsung sehingga diperoleh suatu kesimpulan akhir. Penarikan

kesimpulan dilakukan berdasarkan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

39

baik melalui tes maupun wawancara terhadap siswa. Hal ini dilakukan dengan

cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dengan hasil wawancara dengan

siswa, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar tentang kemampuan berpikir

kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan

gender berdasarkan indikator FRISCO dalam pemecahan maalah menurut Polya.

Skema analisis data dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini.

Gambar 3.3 Analisis data

Telaah data

Reduksi data

Penyajian data

Verifikasi data

Penarikan kesimpulan

penelitian

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijawab pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab I,

yaitu Bagaimana kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah

matematika ditinjau dari perbedaan gender pada siswa kelas VIII. 1 SMP Negeri 2

Labakkang?

A. Hasil Penelitian

Hasil dari Tes Pemecahan Masalah (TPM) dan wawancara yang telah

diperoleh dari setiap subjek kemudian ditranskripkan dan dipaparkan guna

mengetahui kemampuan berpikir kritis subjek dalam memecahkan masalah yang

diberikan. Berikut adalah hasil pekerjaan LK1, LK2, PR1dan PR2 terhadap tes

pemecahan masalah (TPM).

40

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

41

Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan LK1 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

42

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

43

Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan LK2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

44

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

45

Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan PR1 Terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

46

Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan PR2 terhadap Tes Pemecahan Masalah (TPM)

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

47

Selanjutnya dilakukan wawancara berkaitan dengan hasil pekerjaan yang

terdapat pada gambar diatas. Adapun yang diamati dari hasil pekerjaan tersebut

adalah kriteria berpikir kritis FRISCO yang meliputi focus, Reason, Inference,

Situation, Clarity and Overview.

a. F (Focus)

Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang focus

terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara semi

struktur.

1) Subjek Laki-laki (LK)

a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)

Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek

penelitian.

Tabel 4.1 Transkrip Hasil Wawancara untuk Subjek LK1 Pada Focus

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (membaca soal) sudah kak

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Menurut adek dalam soal apa saja yang diketahui?

S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos Rp

170.000,00, sedangkan harga satu baju dan tiga kaos Rp 185.000,00

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S

(berpikir) teknik apa di kak yang digunakan dalam memecahkan

masalah ini sedangkan soal ini berupa soal cerita saja tidak berbentuk

soal matematika.

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa

yang adek lakukan?

S Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,

kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

48

selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.

P Adek menggunakan pemisalan apa?

S Saya menggunkan pemisalan a dan b kak. Baju a dan kaos b.

P Kalo model matematikanya bagaimana?

S 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu

benar?

S (berpikir) yakin kak

Dari tabel 4.1 Transkrip hasil wawancara untuk subjek laki-laki 1

pada focus, terungkap bahwa dalam focus, subjek laki-laki 1:

• Menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada

soal

• Mengemukakan pokok masalah yang terdapat pada soal yaitu pokok

permasalahan yang paling besar dalam memecahkan masalah

matematika, mencari solusi dan menarik kesimpulan

• Memutuskan strategi yang digunakan yaitu pertama-tama saya

memisalkan baju a dan kaos b, kemudian membuat model matematika

dari soal dengan berpatokan pada apa-apa saja yang diketahi pada soal

• Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar. Pada

kesempatan ini peneliti belum menyatakan alasan kesimpulan yang

dibuat. Tentang hal ini akan dijelaskan pada bagian berikut.

b) Subjek Laki-laki 2 (LK2)

Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek

penelitian.

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

49

Tabel 4.2 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Focus

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (membaca soal) sudah kak

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Menurut adek dalam soal?

S (membaca soal) harga dua baju dan satu kaos Rp.170.000,00, dan

harga satu baju dan kaos Rp.185.000,00

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S

(berpikir) cara apa yang bisa saya gunakan dalam menjawab

pertanyaan dari masalah ini kak sebab soal ini berbentuk soal cerita

saja kak. (kening sedikit berkerut)

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa

yang adek lakukan?

S

Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,

kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan

selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.

P Adek menggunakan pemisalan apa?

S Saya menggunkan pemisalan x dan y kak. Buku tulis x dan pensil y.

P Setelah pemisalan apa lagi yang adek lakukan

S Membuat model matematikanya kak

P Bagaimana bentuk model matematikanya ?

S 2x + 1y = 170.000, 1x + 3y = 185.000

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu

benar?

S (berpikir) yakin kak

Dari tabel 4.2 transkrip hasil wawancara LK2 pada focus, terungkap bahwa

dalam focus subjek LK2 :

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

50

• Menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada

soal.

• Mengemukakan pokok masalah yang ada pada soal yaitu pokok

permasalahannya itu kak cara apa yang bisa saya gunakan dalam

menjawab pertanyaan dari masalah ini kak sebab soal ini berbentuk soal

cerita saja kak.

• Memutuskan strategi yang akan digunakan yaitu Pertama-tama

menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal, kemudian

memisalkan dan membuat model matematika dan selanjutnya

menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.

• Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar. Pada

kesempatan ini peneliti belum menanyakan alasan kesimpulan yang dibuat

c) Uji Kredibilitas Data pada Focus

Uji kredibilitas dilakukan pada focus subjek LK1 dan subjek LK2

berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.1 dan 4.2 dapat disajikan

sebagai berikut.

Tabel 4.3 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada focus

Data LK1 pada focus Data LK2 pada focus

Menuliskan dan menyebutkan apa

yang diketahui dan ditanyakan pada

soal.

Menuliskan dan menyebutkan apa yang

diketahui pada soal.

Mengemukakan pokok masalah yang

ada pada soal.

Mengemukakan pokok masalah yang

ada pada soal.

Memutuskan strategi yang akan

digunakan yaitu membuat pemisalan

pada barang yaitu baju a dan kaos b

dan membuat model matematika.

Memutuskan strategi yaitu membuat

pemisalan dan model matematika dan

selanjutnya menggunakan cara

eliminasi dan subtitusi

Mengemukakan kesimpulan jawaban

yang diperoleh benar berdasarkan

strategi yang dia buat.

Mengemukakan kesimpulan jawaban

yang diperoleh adalah benar

berdasarkan strategi yang dia buat.

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

51

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.3, data LK1 dan LK2 valid.

d) Simpulan Data Berpikir Kritis LK pada Focus

Setelah dilakukan uji kredibilitas antara data LK1 dan LK2

disimpulkan data tersebut valid. Oleh karena itu data focus pada LK1 dan Lk2

selanjutnya dianalisis dan hasilnya sebagai berikut.

Subjek LK pada focus menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan

dalam soal. Subjek juga mengemukakan pokok permasalahan yang terdapat

pada soal. Adapun strategi yang akan digunakan subjek LK untuk

memecahkan masalah berdasarkan apa yang ditanyaan pada soal sehingga

subjek LK menyimpulkan yang dia temukan benar.

Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek LK pada

focus, berikut ini disajikan tabel 4.4 tentang deskripsi berpikir kritis subjek

LK beserta indikator berpikir kritis pada focus.

Tabel 4.4 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Focus

Focus

Indikator Deskripsi

• Menentukan pokok permasalahan

pada soal

• Siswa menuliskan dan menyebutan

apa yang diketahui dan ditanyakan

pada soal.

• Siswa mengemukakan pokok

permasalahan yang ada pada soal.

• Menentukan strategi yang akan

digunakan untuk memecahkan

masalah

Siswa memutuskan strategi yang akan

digunakan bedasarkan pokok

permasalahan yang ada pada soal.

• Menyimpulkan jawaban yang

ditemukan

Siswa mengemukakan kesimpulan

jawaban yang diperoleh adalah benar

berdasarkan strategi yang dia buat.

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

52

Berdasarkan Tabel 4.4, ternyata subjek LK memenuhi semua indikator

berpikir kritis pada focus.

2) Subjek Perempuan (PR)

a) Subjek Perempuan 1 (PR1)

Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek

penelitian.

Tabel 4.5 Transkrip Hasil Wawancara Untuk Subjek PR1 pada Focus

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (membaca soal) sudah kak

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Menurut

adek dala soal nomor 3 apa saja yang diketahui?

S Harga dua baju dan kaos yaitu Rp 170.000 dan harga satu baju dan tiga

kaos Rp.185.000

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S (berpikir) banyak kak mulai darimembuat model matematika dari soal,

mencari solusinya dan mengambil kesimpulannya kak.

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa yang

adek lakukan?

S Hmm... memisalkan dan membuat model matematika

P Adek menggunakan pemisalan?

S Saya menggunakan pemisalan x dan y kak. Baju x dan kaos y.

P Kalo model matematikanya bagaimana?

S 2x +1y = 170.000 dan 1x + 3y = 185.000

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?

S Iye kak, Insya Allah benar (senyum sambil mengangguk)

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

53

Dari tabel 4.5 Transkrip hasil wawancara untuk subjek PR1 pada

focus, terungkap bahwa dalam focus, subjek PR1:

• Menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada

soal.

• Mengemukakan pokok masalah yang terdapat pada soal memisalkan dan

membuat model matematika

• Memutuskan strategi yang digunakan.

• Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar. Pada

kesempatan ini peneliti belum menyatakan alasan kesimpulan yang

dibuat PR1. Tentang hal ini akan dijelaskan pada bagian berikut.

b) Subjek Perempuan 2 (PR2)

Berikut adalah transkrip hasil wawancara peneliti dengan subjek penelitian.

Tabel 4.6 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 Padap Focus

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (setelah membaca beberapa menit) oke kak sudah.

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Menurut adek dalam apa saja yang diketahui?

S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos yaitu

RP.170.000. harga satu baju dan tiga kaos yaitu Rp.185.000

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S (berpikir) pertama-tama itu kak, masalah ini sedikit berbeda dengan

soal-soal yang pernah saya dapat.

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa

yang adek lakukan?

S

Pertama-tama membuat pemisalan dari jenis barang tersbut, kemudian

membuat model matematika dari soal dengan berpatokan pada apa-apa

saja yang diketaui pada soal

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

54

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?

S (berpikir) yakin kak

Dari tabel 4.6 transkrip hasil wawancara PR2 pada focus, terungkap bahwa

dalam focus subjek PR2 :

• Mengemukakan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.

• Mengemukakan pokok masalah yang ada pada soal.

• Memutuskan strategi yang akan digunakan yaitu pertama-tama membuat

pemisalan dari jenis barang tersbut, kemudian membuat model

matematika dari soal dengan berpatokan pada apa-apa saja yang diketaui

pada soal Mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah

benar.

c) Uji Kredibilitas Data pada Focus

Uji kredibilitas dilakukan pada focus subjek PR1 dan subjek PR2 berdasarkan

transkrip hasil wawancara pada tabel 4.5 dan 4.6 dapat disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.7 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada focus

Data PR1 pada focus Data PR2 pada focus

Menuliskan dan menyebutkan apa

yang diketahui dan ditanyakan pada

soal.

Menuliskan dan menyebutkan apa yang

diketahui pada soal.

Mengemukakan pokok masalah yang

ada pada soal.

Mengemukakan pokokmasalah yang

ada pada soal.

Memutuskan strategi yang akan

digunakan.

Memutuskan strategi yang akan

digunakan yaitu pertama-tama

menuliskan apa-apa yang diketahui, apa

yang ditanyakan kemudian memisalkan

dan membuat model matemattikanya.

Mengemukakan kesimpulan jawaban

yang diperoleh benar berdasarkan

strategi yang dia buat.

Mengemukakan kesimpulan jawaban

yang diperoleh adalah benar

berdasarkan strategi yang dia buat.

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

55

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.7, data PR1 dan PR2 valid.

d) Simpulan Data Berpikir Kritis LK pada Focus

Setelah dilakukan uji kredibilitas antara data PR1 dan PR2 disimpulkan data

tersebut valid. Oleh karena itu data focus pada PR1 dan PR2 selanjutnya dianalisis

dan hasilnya sebagai berikut.

Subjek PR pada focus menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam

soal. Subjek juga mengemukakan pokok permasalahan yang terdapat pada soal.

Adapun strategi yang akan digunakan subjek PR untuk memecahkan masalah

berdasarkan apa yang ditanyaan pada soal sehingga subjek PR menyimpulkan

yang dia temukan benar.

Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek PR pada focus,

berikut ini disajikan tabel 4.8 tentang deskripsi berpikir kritis subjek PR beserta

indikator berpikir kritis pada focus.

Tabel 4.8 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Focus

Focus

Indikator Deskripsi

• Menentukan pokok permasalahan

pada soal

• Siswa menuliskan dan menyebutan

apa yang diketahui dan ditanyakan

pada soal.

• Siswa mengemukakan pokok

permasalahan yang ada pada soal.

• Menentukan strategi yang akan

digunakan untuk memecahkan

masalah

Siswa memutuskan strategi yang akan

digunakan bedasarkan pokok

permasalahan yang ada pada soal.

• Menyimpulkan jawaban yang

ditemukan

Siswa mengemukakan kesimpulan

jawaban yang diperoleh adalah benar

berdasarkan strategi yang dia buat.

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

56

Berdasarkan Tabel 4.8, ternyata subjek PR memenuhi semua indikator

berpikir kritis pada focus.

b. R (Reason) dan I (Inference)

Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang reason

dan inference terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik

wawancara semi struktur.

1) Subjek laki-laki (LK)

a) Subjek laki-laki 1 (LK1)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1.

Berikut transkripnya.

Tabel 4.9 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Reason dan

Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan

subtitusi

P Apa itu metode eliminasi?

S Metode eliminasi itu adalah menghilangkan salah satu variabelnya

kak supaya kita bisa dapat nilai salah satu variabelnya.

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena lebih mudah aja kak.

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?

S

mm... (berpikir) caranya itu kak, pertama-tama kita lihat koefesien

dari variabelnya. Kita bisa memilih salah satunya yang kita akan

eliminasi.

P Coba adek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,

dengan soal

S

Caranya kak, 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000, kita bisa lihat

koefesien dari a yaitu 2 dan 1 jadi kita kalikan persamaan 1 dengan 1

dan persamaan 2 dengan 2 jadi hasilnya persamaan 1 itu 2a + b =

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

57

170.000 dan persamaan 2 itu 2a + 6b = 370.000. setelah itu kedua

persamaan kita kurangkan dan hasilnya -5 b = -200.000. selanjutnya

keduanya kita bagi dengan -5 dan hasilnya b = 40.000.

P Kalo nilai b nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai a nya?

S Kalo itu kak tinggal menggunkan metode subtitusi. Dapat deh

nilainya.

P Coba adek kerjakan.

S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S Menurut saya kak, jawaban saya benar.

Dari tabel 4.9 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,

terungkap bahwa subjek LK2:

• Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi dan subtitusi

• Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan subtitusi

• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya

b) Subjek laki-laki 2 (LK2)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.10 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 Pada Reason dan

Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan

subtitusi

P Apa itu metode subtitusi?

S Metode subtirusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga

diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja.

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

58

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena lebih mudah aja kak.

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode Subtitusi?

S

mm... (berpikir) caranya itu kak, pilih salah satu persamaan,

kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x.

Kemudian subritusikan nilai x atau y yang diperoleh dari

sebelumnya ke persamaan yang lain.

P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi.

S

Caranya kak, misal kita pilih persamaan kedua yaitu 1x + 3y =

185.000. kita akan nyatakan dalam bentuk x maka x = 185.000 – 3y.

Selanjutnya nilai x yang diperoleh kita subtitusikan ke dalam

persamaan 4x + 2y = 13.000. sehingga akan diperoleh nilai x dan y.

P Apa adek bisa mengerjakannya kembali?

S Bisa kak.

P Coba adek kerjakan.

S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S Menurut saya kak, jawaban saya benar.

Dari tabel 4.10 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,

terungkap bahwa subjek LK2:

• Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi dan subtitusi

• Mengetahui langkah-langkah metode subtitusi

• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya

c) Uji Kredibilitas data pada reason dan inference

Uji kredibilitas dilakukan pada reason dan inference subjek LK1 dan subjek

LK2 berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.9 dan 4.10 dapat

disajikan sebagai berikut.

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

59

Tabel 4.11 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Reason dan Inference

Data LK1 pada reason dan

inference

Data LK2 pada reason dan inferences

Megemukakan alasan menggunakan

metode eliminasi dan subtitusi

Megemukakan alasan menggunakan

metode eliminasi dan subtitusi

Mengetahui langkah-langkah metode

eliminasi dan subtitusi

Mengetahui langkah-langkah metode

subtitusi

Memutuskan jawaban yang ditemukan

serta alasannya

Memutuskan jawaban yang ditemukan

serta alasannya

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.11, data LK1 dan LK2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada reason dan inference

Data reason dan inference pada TPM selanjutnya dapat dianalisis dan

hasilnya subjek LK memberikan alasan berdasarkan bukti yang relevan pada

setiap langkah dalam membuat keputusan maupun kesimpulan. Subjek LK dalam

membuat proses kesimpulan yang benar sesuai apa yang dinyatakan dalam soal

serta alasan yang digunakan untuk membuat proses kesimpulan berasarkan fakta

yang relevan pada setiap langkah.

Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek LK pada

reason dan inference, berikut ini disajikan tabel 4.12 tentang deskripsi berpikir

kritis subjek LK beserta indikator berpikir kritis pada reason dan inference.

Tabel 4.12 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Reason dan Inference

Reason Dan Inference

Indikator Deskripsi

• Memberikan alasan logis

berdasarkan fakta/bukti yang

relevan pada setiap langkah dalam

membuat keputusan maupun

proses penarikan kesimpulan,

a. Mengemukakan alasan

menggunakan metode eliminasi

dan subtitusi

b. Mengetahui langkah-langkah

metode eliminasi dan subtitusi

c. Memutuskan jawaban yang

ditemukan serta alasannya

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

60

• Membuat proses penarikan

kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat

a. Siswa menentukan metode

eliminasi dan subtitusi dalam

penyelesaian masalah

b. Siswa mengemukakan tahapan

penyelesaian, memutuskan

jawaban yang ditemukan serta

alasannya.

c. Siswa membuat proses penarikan

kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat dan sesuai dengan apa

yang ditanyakan dalam soal.

Berdasrkan tabel 4.12, ternyata subjek LK memenuhi semua indikator berpikir

kritis pada Reason dan Inference.

2) Subjek Perempuan (PR)

a) Subjek Perempuan 1 (PR1)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan PR1. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.13 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Reason dan

Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan

subtitusi

P Apa itu metode eliminasi?

S

(berpikir) metode eliminasi adalah sebuah cara menyelesaikan

persamaan dengan cara menghilangkan salah satu dari variabel yang

ada.

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena ituji saya tahu kak. Hehhe (sambil tersenyum).

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?

S Itu kak (sambil berpikir) kita bisa memilih salah satu koefisiennya

kak.

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

61

P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,

dengan soal.

S (mengerjakan di kertas lain) ini kak

P Kalo nilai x nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai y nya?

S Itu kak kita bisa gunakan subtitusi

P Coba adek kerjakan.

S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

Hasil kerja......

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S Insya Allah benar.

Dari tabel 4.13 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,

terungkap bahwa subjek PR1:

• Menjelaskan metode eliminasi.

• Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan subtitusi.

• Menjelaskan penarikan kesimpulan melalui metode subtitusi.

• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya.

b) Subjek Perempuan 2 (PR2)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan PR2. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.14 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Reason dan

Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

S Metode eliminasi dan subtitusi kak.

P Tapi kakak lihat dijawabanmu, kenapa tidak tulis metodenya?

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

62

S Lupa kak heheh (sambil ketawa)

P Apa itu metode subtitusi?

S Metode subtitusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga

diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja

P Kenapa jawabannya sama dengan temannya yang lain?

S Karena itu kak yang ditanyakanki dulu sama gurunya. Jadi pasti

sama kak sama yang lain yang masih ingat.

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena tidak ribet kak.

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode subtitusi?

S

caranya itu kak, pilih salah satu persamaan, kemudian nyatakan x

sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x. Kemudian subritusikan nilai

x atau y yang diperoleh dari sebelumnya ke persamaan yang lain.

(sambil mengingat)

P apa adek bisa kerja kembali

S Bisa kak.

P Coba adek kerjakan.

S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

Hasil kerja......

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S (tersenyum) benar kak.

Dari tabel 4.14 transkrip hasil wawancara pada reason dan inference,

terungkap bahwa subjek PR2:

• Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi dan subtitusi.

• Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan subtitusi.

• Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya.

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

63

c) Uji Kredibilitas data pada reason dan inference

Uji kredibilitas dilakukan pada reason dan inference subjek PR1 dan subjek

PR2 berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.13 dan 4.14 dapat

disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.15 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Reason dan Inference

Data PR1 pada reason dan inference Data PR2 reason dan inference

Menjelaskan metode eliminasi Mengemukakan alasan menggunakan

metode eliminasi dan subtitusi

Mengetahui langkah-langkah metode

eliminasi dan subtitusi

Mengetahui langkah-langkah metode

eliminasi dan subtitusi

Memutuskan jawaban yang ditemukan

serta alasannya

Memutuskan jawaban yang ditemukan

serta alasannya

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.15, data PR1 dan PR2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada reason dan inference

Oleh karena itu data reason dan inference pada TPM selanjutnya dapat

dianalisis dan hasilnya Subjek PR memberikan alasan berdasarkan bukti yang

relevan pada setiap langkah dalam membuat keputusan maupun kesimpulan.

Subjek PR dalam membuat proses kesimpulan yang benar sesuai apa yang

dinyatakan dalam soal serta alasan yang digunakan untuk membuat proses

kesimpulan berasarkan fakta yang relevan pada setiap langkah.

Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek PR pada

reason dan inference, berikut ini disajikan tabel 4.16 tentang deskripsi berpikir

kritis subjek PR beserta indikator berpikir kritis pada reason dan inference.

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

64

Tabel 4.16 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Reason dan Inference

Reason dan Inference

Indikator Deskripsi

• Memberikan alasan logis

berdasarkan fakta/bukti yang

relevan pada setiap langkah dalam

membuat keputusan maupun proses

penarikan kesimpulan,

a. Mengemukakan alasan

menggunakan metode eliminasi

dan subtitusi

b. Mengetahui langkah-langkah

metode eliminasi dan subtitusi

c. Memutuskan jawaban yang

ditemukan serta alasannya

• Membuat proses penarikan

kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat

a. Siswa menentukan metode

eliminasi dan subtitusi dalam

penyelesaian masalah

b. Siswa mengemukakan tahapan

penyelesaian, memutuskan jawaban

yang ditemukan serta alasannya.

c. Siswa membuat proses penarikan

kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat dan sesuai dengan apa

yang ditanyakan dalam soal.

Berdasrkan tabel 4.16, ternyata subjek PR memenuhi semua indikator

berpikir kritis pada Reason dan Inference.

c. Situation

Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang situation

terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara semi

struktur.

1) Subjek laki-laki (LK)

a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1. Berikut

transkripnya.

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

65

Tabel 4.17 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui dan ditanyakan pada

soal kak.

Dari tabel 4.17 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa

subjek LK1:

• Mengemukakan bahwa semua informasi yang terdapat pada soal

digunakan

• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan

b) Subjek laki-laki 2 (LK2)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.18 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui pada soal kak.

Dari tabel 4.18 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa

subjek LK2:

• Mengemukakan bahwa semua informasi yang terdapat pada soal

digunakan.

• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan.

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

66

c) Uji Kredibilitas data pada situation

Uji kredibilitas dilakukan pada situation subjek LK1 dan subjek LK2

berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.17 dan 4.18 dapat disajikan

sebagai berikut.

Tabel 4.19 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada situation

Data LK1 pada situation Data LK2 pada situation

Mengemukakan bahwa semua

informasi yang terdapat pada soal

digunakan.

Mengemukakan bahwa semua

informasi yang terdapat pada soal

digunakan.

Mengemukakan alasan mengapa

mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan

Mengemukakan alasan mengapa

mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.19, data LK1 dan LK2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada situation

Data situation pada TPM dianalisis dan hasilnya subjek LK mengetahui

bahwa semua informasi yang terdapat pada soal digunakan dalam tahapan

penyelesaian soal. Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek

LK pada situation, berikut ini disajikan tabel 4.20 tentang deskripsi berpikir kritis

subjek LK beserta indikator berpikir kritis pada situation.

Tabel 4.20 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Situation

Situation

Indikator Deskripsi

Menggunakan semua informasi yang

sesuai dengan permasalahan.

Siswa menggunakan semua informasi

yang penting dalam memecahkan

masalah

Berdasarkan tabel 4.20, ternyata subjek LK memenuhi indikator berpikir kritis

pada situation

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

67

2) Subjek Perempuan (PR)

a) Subjek Perempuan 1 (PR1)

Untuk memastikan apakah PR1 paham dengan situasi yang terdapat pada

TPM, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.21 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Semua kak yang diketahui pada soal kak.

P Apa adek yakin

S Yakin kak.

Dari tabel 4.21 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa

subjek PR1:

• Mengemukakan bahwa semua informasi yang terdapat pada soal

digunakan.

• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan.

b) Subjek Perempuan 2 (PR2)

Untuk memastikan apakah PR2 paham dengan situasi yang terdapat pada

TPM, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.22 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Semua informasi saya gunakan kak

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

68

Dari tabel 4.22 transkrip hasil wawancara pada situation, terungkap bahwa

subjek PR2:

• Mengemukakan menggunakan semua informasi yang ada.

• Mengemukakan alasan mengapa mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan.

c) Uji Kredibilitas data pada reason dan inference

Uji kredibilitas dilakukan pada reason dan inference subjek PR1 dan subjek

PR2 berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.21 dan 4.22 dapat

disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.23 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada situation

Data PR1 pada situation Data PR2 pada situation

Mengemukakan bahwa semua

informasi yang terdapat pada soal

digunakan

Mengemukakan menggunakan semua

informasi yang ada

Mengemukakan alasan mengapa

mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan

Mengemukakan alasan mengapa

mengatakan semua informasi yang

terdapat pada soal digunakan.

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.23, data PR1 dan PR2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada situation

Oleh karena itu data situation pada TPM dianalisis dan hasilnya subjek PR

mengetahui bahwa semua informasi yang terdapat pada soal digunakan dalam

tahapan penyelesaian soal. Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis

subjek PR pada situation, berikut ini disajikan tabel 4.24 tentang deskripsi

berpikir kritis subjek PR beserta indikator berpikir kritis pada situation.

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

69

Tabel 4.24 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Situation

Situation

Indikator Deskripsi

Menggunakan semua informasi yang

sesuai dengan permasalahan.

Siswa menggunakan semua informasi

yang penting dalam memecahkan

masalah

Berdasarkan tabel 4.24, ternyata subjek PR memenuhi indikator berpikir

kritis pada situation

d. Clarity

Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang reason

dan inference terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik

wawancara semi struktur.

1) Subjek laki-laki (LK)

a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.25 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

S (Melihat kembali soal) iya kak saya mengerti

P Coba Rp itu apa dek?

S Rp itu kak Rupiah

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

S Bisa dong kak

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

70

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir) harga tiga sepatu dan lima sandal adalah Rp.300.000,00.

Dua sepatu dan empat sandal adalah Rp.250.000,00. Berapakah

harga satu sepatu dan satu sandal?

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

S Sama aja kak dengan sebelumnya, kan yang beda cuma angkanya aja

ehehhhe

Dari tabel 4.25 transkrip hasil wawancara dengan subjek LK1 pada clarity,

terungkap bahwa dalam clarity subjek LK1:

• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik

• Mampu membuat soal seperti pada TPM, namun cenderung sama, hanya

mengubah angkanya saja

b) Subjek laki-laki 2 (LK2)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.26 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

S (sambil melihat kembali soal) iya kak saya mengerti

P Coba kakak tanya, Rp itu apa?

S Rupiah kak

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

S Insya Allah bisa kak.

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 88 cm. Jika lebarnya

8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari

persegi panjang tersebut adalah...heheh

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

71

S Iya kak sama.

Dari tabel 4.26 transkrip hasil wawancara dengan subjek LK2 pada clarity,

terungkap bahwa dalam clarity subjek LK2:

• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik.

• Mampu membuat soal seperti pada TPM.

c) Uji Kredibilitas data pada clarity

Uji kredibilitas dilakukan pada clarity subjek LK1 dan subjek LK2

berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.25 dan 4.26 dapat disajikan

sebagai berikut.

Tabel 4.27 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada clarity

Data LK1 pada clarity Data LK2 padaclarity

Mampu menjelaskan istilah-istilah

pada TPM dengan baik

Mampu menjelaskan istilah-istilah pada

TPM dengan baik.

Mampu membuat soal seperti pada

TPM, namun cenderung sama, hanya

mengubah angkanya saja

Mampu membuat soal seperti pada

TPM

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.27, data LK1 dan LK2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada clarity

Setelah dianalisis subjek LK menjelaskan istilah-istilah yang ada pada soal

dengan benar serta mampu membuat contoh soal yang mirip dengan kasus yang

ada pada soal, hanya mengubah angkanya saja.

Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek LK pada clarity

berikut disajikan tabel 4.28 tentang deskripsi berpikir kritis subjek LK beserta

indikator berpikir kritis pada clarity.

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

72

Tabel 4.28 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Clarity

Clarity

Indikator Deskripsi

Menjelaskan istilah-istilah yang

digunakan dalam memecahkan

masalah

Siswa menjelaskan istilah yang

terdapat pada soal dengan benar, serta

mampu membuat contoh soal yang

sesuai dengan kasus yang ada pada soal

namun hampir sama hanya mengubah

angkanya.

Berdasarkan tabel 4.28 ternyata subjek LK memenuhi indikator berpikir kritis

pada clarity.

2) Subjek Perempuan (PR)

a) Subjek Perempuan 1 (PR1)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan PR1. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.29 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

S (Melihat kembali soal) iya kak

P Coba Rp itu apa dek?

S Rupiah kak

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

S Hehhe insya Allah

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir dengan kening berkerut) untuk acara pesta ibu membeli 3

kg terigu dan 2 kg gula dengan harga Rp.25.000,00 kemudian

menambah lagi 2 kg terigu dan 5 kg gula dengan harga Rp.40.000,00.

Berapakah harga masing-masing?

Page 89: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

73

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

S Saya tetap pakai cara yang sama kak. Karena lebih mudah

Dari tabel 4.29 transkrip hasil wawancara dengan subjek PR1 pada clarity,

terungkap bahwa dalam clarity subjek PR1:

• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik.

• Mampu membuat soal seperti pada TPM.

b) Subjek Perempuan 2 (PR2)

Untuk mengecek kejelasan clarity subjek PR2 berikut adalah transkrip hasil

wawancaranya.

Tabel 4.30 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

S Iya

P Coba kakak tanya, Rp itu apa?

S Rupiah kak

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

S Insya Allah bisa kak.

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 20 cm. Jika lebarnya

8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari

persegi panjang tersebut adalah....

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

S Sama aja kak

Dari tabel 4.30 transkrip hasil wawancara dengan subjek PR2 pada clarity,

terungkap bahwa dalam clarity subjek PR2:

Page 90: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

74

• Mampu menjelaskan istilah-istilah pada TPM dengan baik.

• Mampu membuat soal seperti pada TPM.

c) Uji Kredibilitas data pada clarity

Uji kredibilitas dilakukan pada clarity subjek PR1 dan subjek PR2

berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.29 dan 4.30 dapat disajikan

sebagai berikut.

Tabel 4.31 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Clarity

Data PR1 pada Clarity Data PR2 pada Clarity

Mampu menjelaskan istilah-istilah

pada TPM dengan baik.

Mampu menjelaskan istilah-istilah pada

TPM dengan baik.

Mampu membuat soal seperti pada

TPM.

Mampu membuat soal seperti pada

TPM.

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.31, data LK1 dan LK2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada clarity

Setelah dianalisis subjek PR menjelaskan istilah-istilah yang ada pada soal

dengan benar serta mampu membuat contoh soal yang mirip dengan kasus yang

ada pada soal.

Untuk memudahkan dalam analisis data berpikir kritis subjek PR pada clarity

berikut disajikan tabel 4.32 tentang deskripsi berpikir kritis subjek PR beserta

indikator berpikir kritis pada clarity.

Page 91: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

75

Tabel 4.32 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR2 pada Clarity

Clarity

Indikator Deskripsi

Menjelaskan istilah-istilah yang

digunakan dalam memecahkan

masalah

Siswa menjelaskan istilah yang

terdapat pada soal dengan benar, serta

mampu membuat contoh soal yang

sesuai dengan kasus yang ada pada

soal.

Berdasarkan tabel 4.32 ternyata subjek PR memenuhi indikator berpikir kritis

pada clarity.

e) Overview

Untuk mengetahui informasi dari LK1, LK2, PR1 dan PR2 tentang overview

terhadap tes yang diberikan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara semi

struktur.

1) Subjek laki-laki (LK)

a) Subjek Laki-laki 1 (LK1)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK1.

Berikut transkripnya

Tabel 4.33 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK1 pada Overview

P Jadi ini, jawaban akhir adek temukan?

S Iya kak

P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?

S Iya kak, saya yakin

P Kenapa bisa yakin?

Page 92: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

76

S Karena saya sudah cek hasilnya kak

P Itu saja?

S

Oh iya kak, saya juga udah mencoba memasukkan nilai a dan b yang

saya peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin

dong kak.

P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya

S Iya kak, sama-sama.

Dari tabel 4.33 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa

dalam overview subjek LK1:

• Mengemukakan jawaban yang ditemukan

• Memeriksa kembali hanya hasil akhirnya saja

b) Subjek laki-laki 2 (LK2)

Peneliti melakukan wawancara terhadap hasil pekerjaan LK2. Berikut

transkripnya.

Tabel 4.34 Transkrip Hasil Wawancara Subjek LK2 pada Overview

P Apa ini jawaban akhir yang adek temukan?

S Iya kak

P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?

S Insya Allah, sangat yakin kak.

P Kenapa bisa yakin?

S Hehhe karena kalo diliat-liat hasil akhirnya kak ya sudah benar.

Dari tabel 4.34 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa

dalam overview subjek LK2:

Page 93: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

77

• Memeriksa kembali jawaban yang diperoleh

• Melakukan pengecekan kembali hanya hasil akhirnya saja tidak secara

menyeluruh.

• Mengemukakan alasan mengenai hasil akhir yang diperoleh.

c) Uji Kredibilitas data pada overview

Uji kredibilitas dilakukan pada overview subjek LK1 dan subjek LK2

berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.33 dan 4.34 dapat disajikan

sebagai berikut.

Tabel 4.35 Uji Kredibilitas data LK1 dan LK2 pada Overview

Data LK1 pada Overview Data LK2 pada Overview

Mengemukakan jawaban yang

ditemukan

Memeriksa kembali jawaban yang

diperoleh

Memeriksa kembali hanya hasil

akhirnya saja

Melakukan pengecekan kembali hanya

hasil akhirnya saja tidak secara

menyeluruh

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.35, data LK1 dan LK2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek LK pada overview

Subjek LK pada overview hanya melakukan pengecekan kembali terhadap

hasil akhirnya saja. Selanjutnya untuk memudahkan dalam analisis data berpikir

kritis subjek LK pada overview, berikut ini disajikan tabel 4.12 tentang deskripsi

berpikir kritis subjek LK beserta indikator berpikir kritis pada overview.

Tabel 4.36 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek LK pada Overview

Overview

Indikator Deskripsi

Mengecek kembali secara menyeluruh

mulai dari awal sampai akhir (yang

dihasilkan pada FRISC)

Siswa melakukan pengecekan kembali

hasil pekerjaannya namun tidak

seluruhnya hanya mengecek hasil akhir

saja.

Page 94: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

78

Berdasarkan tabel 4.36, ternyata subjek LK tidak memenuhi indikator

berpikir kritis pada overview karena hanya mengecek hasil akhir saja.

2) Subjek Perempuan (PR)

a) Subjek Perempuan 1 (PR1)

Untuk mengecek overview subjek PR1 berikut adalah transkrip hasil

wawancaranya.

Tabel 4.37 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR1 pada Overview

P Setelah adek menjawab semua soal, apakah adek sudah yakin dengan

jawaban yang adek temukan?

S Sudah kak

P Kenapa bisa yakin?

S Karena saya sudah cek kembali kak dari awal sampai akhir.

P Itu saja?

S saya juga udah mencoba memasukkan nilai x danyb yang saya peroleh

ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong kak.

P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya

S Iya kak, sama-sama.

Dari tabel 4.37 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa

dalam overview subjek PR1:

• Memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.

• Melakukan pengecekan kembali secara keseluruhan.

• Mengemukakan alasan mengenai hasil akhir yang diperoleh.

b) Subjek Perempuan 2 (PR2)

Untuk mengecek overview subjek PR2 berikut adalah transkrip hasil

wawancaranya.

Page 95: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

79

Tabel 4.38 Transkrip Hasil Wawancara Subjek PR2 pada Overview

P Tadi kakak liat adek kalau abis menulis jawaban pasti adek melihat

lagi jawaban adek,

S Iya kak

P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?

S sangat yakin kak.

P Kenapa bisa yakin?

S Sudah di cocokkan kembali kak

P Itu saja?

S

iya kak, saya sudah mencoba memasukkan nilai x dan y yang saya

peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong

kak. Coba deh kakak lihat lembar jawaban saya

P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya

S Iya kak, sama-sama.

Dari tabel 4.38 transkrip hasil wawancara pada overview terungkap bahwa

dalam overview subjek PR2:

• Memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.

• Melakukan pengecekan kembali secara keseluruhan.

• Mengemukakan alasan mengenai hasil akhir yang diperoleh.

c) Uji Kredibilitas data pada overview

Uji kredibilitas dilakukan pada overview subjek PR1 dan subjek PR2

berdasarkan transkrip hasil wawancara pada tabel 4.37 dan 4.38 dapat disajikan

sebagai berikut.

Page 96: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

80

Tabel 4.39 Uji Kredibilitas data PR1 dan PR2 pada Overview

Data PR1 pada Overview Data PR2 pada Overview

Memeriksa kembali jawaban yang

diperoleh.

Memeriksa kembali jawaban yang

diperoleh

Melakukan pengecekan kembali

secara keseluruhan

Melakukan pengecekan kembali secara

keseluruhan

Mengemukakan alasan mengenai hasil

akhir yang diperoleh.

Mengemukakan alasan mengenai hasil

akhir yang diperoleh

Berdasarkan uji kredibilitas pada tabel 4.39, data PR1 dan PR2 valid.

d) Simpulan data berpikir kritis subjek PR pada overview

Subjek PR pada overview melakukan pengecekan kembali terhadap hasil

akhirnya secara menyeluruh. Selanjutnya untuk memudahkan dalam analisis data

berpikir kritis subjek PR pada overview, berikut ini disajikan tabel 4.40 tentang

deskripsi berpikir kritis subjek PR beserta indikator berpikir kritis pada overview.

Tabel 4.40 Deskripsi Berpikir Kritis Subjek PR pada Overview

Overview

Indikator Deskripsi

Mengecek kembali secara menyeluruh

mulai dari awal sampai akhir (yang

dihasilkan pada FRISC)

Siswa melakukan pengecekan kembali

secara menyeluruh terhadap hasil

pekerjaannya

Berdasarkan tabel 4.40, ternyata subjek PR memenuhi indikator berpikir

kritis pada overview.

Untuk memudahkan dalam melihat simpulan data berpikir kritis siswa

laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah matematika, berikut ini

disajikan tabel 4.41 tentang deskripsi berpikir kritis siswa dalam memecahkan

masalah matematika berdasarkan gender.

Page 97: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

81

Tabel 4.41 Deskripsi Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Masalah

Matematika Berdasarkan Gender

Kriteria

Berpikir

Kritis

FRISCO

Laki-laki (LK)

Perempuan (PR)

F (Focus)

Siswa menuliskan dan

menyebutkan apa yang diketahui

dan ditanyakan pada soal,

mengemukakan pokok

permasalahan yang ada pada

soal dengan singkat, serta

memutuskan strategi yang akan

digunakan berdasarkan pokok

permasalahan yang ada pada

soal dan mengemukakan

kesimpulan jawaban yang

diperoleh sesuai dengan kunci

jawaban berdasarkan strategi

yang dibuat.

Siswa mengemukakan apa yang

diketahi dan ditanyakan dalam

soal, mengemukakan pokok

permasalahan yang ada pada

soal dengan menggunakan kata-

kata sendiri namun dalam

mengemukakan pokok

permasalahan subjek sangat

berhati-hati sehingga waktu

yang digunakan cenderung

lama, serta memutuskan strategi

yang akan digunakan

berdasrkan pokok permasalahan

yang ada pada soal dan

mengemukakan kesimpulan

jawaban yang diperoleh sesuai

dengan kunci jawaban dan

berdasarkan strategi yang

dibuat.

R

(Reason)

Siswa mampu Mengemukakan

alasan menggunakan metode

eliminasi dan subtitusi,

mengetahui langkah-langkah

metode eliminasi dan subtitusi

dan memutuskan jawaban yang

ditemukan serta alasannya.

Dalam setiap langkah

pengambilan keputusan maupun

kesimpulan didasari dengan

alasan (Reason) yang cenderung

terperinci, lengkap, jelas dan

relevan seperti siswa

mengemukakan alasan

menggunakan metode eliminasi

dan subtitusi Mengetahui

langkah-langkah metode

eliminasi dan subtitusi,

memutuskan jawaban yang

ditemukan serta alasannya

I

(Inference)

Siswa menentukan metode

eliminasi dan subtitusi dalam

penyelesaian masalah,

mengemukakan tahapan

penyelesaian, memutuskan

jawaban yang ditemukan serta

alasannya.

Siswa membuat proses

Siswa menentukan metode

eliminasi dan subtitusi dalam

penyelesaian masalah,

mengemukakan tahapan

penyelesaian, memutuskan

jawaban yang ditemukan serta

alasannya.

Siswa membuat proses

Page 98: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

82

penarikan kesimpulan

berdasarkan alasan yang tepat

dan sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal.

penarikan kesimpulan

berdasarkan alasan yang tepat

dan sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal.

S

(Situation)

Siswa menggunakan semua

informasi yang penting dalam

memecahkan masalah

Siswa mampu menggunakan

semua informasi yang penting

dengan baik dengan berhati-hati

sehingga waktu yang diperlukan

cenderung lama.

C (Clarity)

Siswa mampu menjelaskan

istilah yang terdapat pada soal

dengan benar, serta mampu

membuat contoh soal yang

sesuai dengan kasus yang ada

pada soal namun hampir sama

hanya mengubah angkanya.

Siswa mampu memberikan

penjelasan (membenarkan atau

mengklarifikasi) lebih lanjut

tentang kesimpulan akhir,

mampu menjelaskan istilah

yang terdapat pada soal serta

dapat membuat contoh kasus

seperti masalah soal yang

diberikan dengan baik

O

(Overview)

Siswa melakukan pengecekan

kembali hasil pekerjaannya

namun tidak seluruhnya hanya

mengecek hasil akhir saja.

Siswa mampu mengecek

kebenaran dari solusi, subjek

memeriksa kembali jawaban

pada setiap langkah yang

dikerjakannya. Selain itu, siswa

mengeceknya dengan

mengaitkannya pada konteks

situasi masalah yang diberikan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada indikator Focus dalam memecahkan masalah matematika subjek laki-

laki dan perempuan sama-sama mengemukakan pokok permasalahan pada soal,

serta memutuskan strategi yang akan digunakan berdasarkan pokok permasalahan

pada soal dan mengemukakan jawaban yang ditemukan sesuai dengan kunci

jawaban berdasarkan strategi yang dia buat. Namun perempuan dalam

mengemukakan pokok permasalahan tersebut sangat berhati-hati sehingga waktu

yang diperlukan cenderung lama, sedangkan laki-laki dalam mengemukakan

pokok permasalahan langsung pada inti permasalahan dalam soal, jadi waktu yang

diperlukan relatif singkat hal ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menuliskan

Page 99: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

83

unsur-unsur yang diketahui dari soal dan yang ditanyakan dalam soal dengan

tepat. Hal ini sejalan dengan Irwing Paul dan Richard Lynn (Tahir, 2015:141)

yang menyatakan bahwa dalam spesifik kemampuan kognitif seperti laki-laki

lebih baik dalam kuantitatif dibandingkan perempuan.

Pada tahap Reason, subjek perempuan dalam setiap langkah pengambilan

keputusan maupun kesimpulan didasari dengan alasan yang berupa kata-kata dan

cenderung terperinci, lengkap, jelas dan relevan. Berbeda dengan laki-laki dalam

setiap langkah pengambilan keputusan maupun kesimpulan didasari dengan

alasan yang cenderung singkat, jelas, namun masih relevan untuk memjelaskan

alasan tersebut. Namun waktu yang dibutuhkan subjek perempuan relative lebih

lama dari pada subjek laki-laki dalam memberikan alasan pada setiap keputusan

yang mereka ambil.

Pada tahap Inference, subjek laki-laki dan perempuan mampu menarik

kesimpulan (Inference) yang sesuai dengan apa yang diminta soal dan alasan yang

digunakan untuk membuat kesimpulan juga sudah tepat untuk mendukung

kesimpulan yang dibuat.

Pada tahap Situation subjek laki-laki dan perempuan dengan gaya kognitif

reflektif keduanya mampu menggunakan semua informasi yang penting dengan

baik dalam memecahkan masalah.

Pada tahap Clarity subjek laki-laki dan perempuan keduanya mampu

memberikan penjelasan (membenarkan atau mengklarifikasi) lebih lanjut tentang

kesimpulan akhir, mampu menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta

mampu membuat contoh soal sesuai dengan kasus yang ada pada soal.

Page 100: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

84

Pada tahap Overview subjek laki-laki dan perempuan sama-sama

memeriksa kembali pekerjaannya, namun laki-laki hanya memeriksa hasil

akhirnya saja. Sedangkan perempuan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh

setiap langkah yang ditemukan sampai dengan hasil akhir hal ini sejalan dengan

Guiller (Cahyono:2017:59) bahwa perempuan mempunyai kemampuan lebih

dalam menyampaikan pendapatnya ke orang lain. Perempuan juga dinilai lebih

tinggi dari laki-laki dalam membuat kesimpulan, yang berarti perempuan lebih

mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang dibutuhkan untuk menarik

kesimpulan, untuk menyusun hipotesis dan untuk mempertimbangkan informasi

yag relevan.

Berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan berpikir kritis dan

terdapat perbedaan dalam prosesnya. Laki-laki tidak memenuhi semua indikator

dari berpikir kritis yaitu pada overview, sedangkan perempuan memenuhi semua

indikator berpikir kritis.

Page 101: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

85

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Proses berpikir kritis subjek laki-laki dan subjek perempuan, pada tahap

Focus mampu mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan dalam soal secara

jelas, logis, ringkas, efektif dan efesien sehingga mampu mengidentifikasi adanya

permasalahan dan memahami pertanyaan dalam soal, hal tersebut dapat dilihat

dari kemampuan untuk menuliskan unsur-unsur yang diketahui dari soal dan yang

ditanyakan dalam soal dengan tepat dan relative singkat. Pada tahap Reason

subjek laki-laki maupun perempuan dalam setiap langkah pengambilan keputusan

maupun kesimpulan didasari dengan alasan yang cenderung singkat, jelas namun

masih relevan, tidak langsung menjawab dengan cepat namun berhati-hati

sehingga memperbesar keakuratan dan kesesuaian alasan. Pada tahap Inference

subjek laki-laki dan perempuan dalam penarikan kesimpulan, sudah sesuai dengan

apa yang diminta soal dan alasan yang digunakan untuk membuat kesimpulan

juga sudah tepat untuk mendukung kesimpulan yang dibuat relevan, singkat dan

jelas. Pada tahap Situation subjek laki-laki dan perempuan mampu menggunakan

semua informasi yang penting dengan baik dengan waktu yang dibutuhkan

relative singkat. Pada tahap Clarity subjek laki-laki mapun perempuan mampu

memberikan penjelasan (membenarkan atau mengklarifikasi) lebih lanjut tentang

kesimpulan akhir, mampu menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta dapat

membuat contoh kasus seperti masalah soal yang diberikan dengan baik meskipun

masih berpatokan dengan soal yang diberikan. Dan pada tahap Overview, subjek

85

Page 102: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

86

laki-laki tidak memenuhi untuk kriteria ini, karena subjek tidak memeriksa

jawaban secara menyeluruh, hanya memeriksa jawaban akhir saja. Sementara

subjek perempuan mampu mengecekan kebenaran dari solusi yang diperoleh

secara menyeluruh serta dalam memberikan keyakinan atas jawabannya yang

sudah diperoleh dengan tegas bahwa jawaban yang diperoleh adalah benar.

Sehingga perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan berpikir

kritis.

B. SARAN

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, peneliti

menemukan subjek laki-laki kurang teliti dalam memecahkan masalah yang

diberikan. Oleh karena itu diharapkan agar para pendidik senantiasa

membiasakan siswa untuk memeriksa kembali hasil pekerjaan siswa dalam

memecahkan masalah.

2. Agar diperoleh proses berpikir kritis yang lebih lengkap, perlu dilakukan

penelitian verifikasi dengan materi yang lain, misalnya aljabar dan instrumen

yang berbeda mialnya pengajuan masalah dan paduan dengan model-model

pembelajaran.

3. Penelitian ini hanya mengungkapkan berpikir kritis siswa dalam memecahkan

masalah matematika berdasarkan gender dengan kemampuan matematika

yang relatif setara, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar

dapat mengungkapkan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah

berdasarkan perbedaan kemampuan matematikanya.

Page 103: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

87

DAFTAR PUSTAKA

Alexandra, Gita & Novisita Ratu. 2018. Profil Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa SMP Dengan Graded Response Models. Jurnal

Mosharafa. Vol. 7, No. 1.

Anggoro, Bambang Sri. 2016. Analisis Peresepsi Siswa SMP Terhadap

Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Gender Dan

Disposisi Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika.

Vol. 7, No. 2.

Anwar, Saiful & Siti M Amin. 2013. Penggunaan Langkah Pemecahan Masalah

Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Perbandingan Di

Kelas VI MI Al- Ibrohim Galis Bangkalan. Jurnal Pendidikan

Matematika. Vol. 1, No. 1.

Arifin, Hohar. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial

Dan Non Finansial) Berbaris Komputer. Jakarta: PT Alex Media

Komputindo.

Asfar, Irfan Taufan. 2018. Model Pembelajaran Problem Posing & Solving.

Sukabumi: CV Jejak.

Cahyono, Budi. 2017. Analisis Keterampilan Berfikir Kritis Dalam Memecahkan

Masalah Ditinjau Perbedaan Gender. Jurnal matematika. Vol. 8, No. 1.

Damayanti, Dyah Putri & Siti Khabibah. 2018. Profil Berpikir Kritis Dalam

Memecahkan Soal Higher Order Thinking Ditinjau Dari Gaya Kognitif.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol. 7, no. 3.

Dewanti, Sintha Sih. 2018. Profil Berpikir Kritis Mahasiswa PGMI Dalam

Memecahkan Masalah Matematika Dasar. Jurnal Matematika dan

Pembelajaran. Vol. 6, No. 1.

Faizalnisbah. 2013. Pengertian masalah menurut para ahli, (Online),

(Https://Faizalnisbah.blogspot.com, diakses 17 Juni 2019).

Fatmawati, Herlinda, dkk. 2014. Analisis Berppikir Kritis Siswa Dalam

Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok

Bahasan Persamaan Kuadrat. Jurnal Elektronik Pembelajaran

Matematika. Vol.2, No.9.

Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Fibrianto, Alam Sigit. 2016. Kesetaraan Gender Dalam Lingkup Organisasi

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2016. Jurnal

Analisa Sosiologi. Vol. 5.

Jhonson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna. Bandung: MLC.

87

Page 104: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

88

Mahardiningrum, Anita Sri & Novisita Ratu. 2018. Profil Pemecahan Masalah

Matematika Siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Ditnjau Dari Berpikir

Kritis. Jurnal Mosharafa. Vol.7, No. 1.

Makinuddin & Tri Hadiyanto Sasongko. 2006. Analisis Sosial Beraksi Dalam

Advokasi Irigasi. Bandung: Yayasan Akatiga.

Mardiyana. 2014. Profil Proses Berpikir Kritis Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3

Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Pokok Bahasan Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (Spldv) Ditinjau Dari Kecerdasan

Majemuk Dan Gender. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika.

Vol. 2, No. 9.

Maulana. 2017. Konsep Dasar Matematika Dan Pengembangan Kemampuan

Berpikir Kritis-Kreatif. Sumedang: Upi Sumedang Press.

Muharti, Rina. 11 November 2010. Karakteristik Matematika,

(Online),(Muhartirina.blogspot.com , diakses 17 Juni 2019).

Neolaka, Amos. 2019. Isu-Isu Kritis Pendidikan Utama Dan Tetap Penting

Namun Terabaikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Netriwati. 2016. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Pengetahuan Awal Mahasiswa

IAIN Raden Intan Lampung. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 7, No.

2.

Paramita, Mahditia. 2014. Kota Layak Anak Indonesia. Yogyakarta: Hunian

Rakyat Caritra Yogya.

Rohmatin, Dian Novita. 2012. Profil Berpikir Kritis Siswa Smp dalam

Memecahkan Masalah Geometri Ditinjau Dari Tingkat IQ. Jurnal

Gamatika. Vol. III no. 1.

Santong. 12 Januari 2017. Media Belajar, (Online), (Mediabelajar.blogspot.com,

diakses 18 Juni 2019).

Shalsabila, Thilla. 2016. Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SDN

Tulangan dalam Memecahkan Masalah Soal Cerita Berdasarkan

Kemampuan Matematika. Tugas Mata kuliah Pengembangan

Pembelajaran Matematika. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Sugoyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R &D). Bandung: IKAPI.

Suharto, dkk. 2017.Proses Berpikir Kritis Siswa Kelas XII Man 3 Jmaber

Berdasarkan Perkembangan Usia Dalam Menyelesaikan Soal

Matematika Pokok Bahasan Peluang. Jurnal Pendidikan. Vol. 8, No. 1.

Susanto, Herry Agus. 2008. Mahasiswa Field Independent Dan Field Dependent

Dalam Memahami Konsep Grup. Jurnal Pendidikan : Universitas Negeri

Yogyakarta.

Page 105: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

89

Tahir, Sitti Rahmah. 2015. Profil Berpikir Kritis Dalam Memecahkan Masalah

Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Gender Pada Siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Tondong Tallasa. Tesis. Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Tisngati, Urip. 2015. Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa Dalam Pemecahan

Masalah Pada Materi Himpunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif

Berdasarkan Langkah Polya. Jurnal Beta. Vol. 8, No. 2.

Walgito, Bimo. 2011. Teori-teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Widyastuti, Rani. 2015. Proses Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan

Masalah Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity

Quotient Tipe Climber. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 6, No. 2.

Yani, Muhammad, dkk. 2016. Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama

Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-

Langkah Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan

Matematika. Vol. 10, No. 1.

Page 106: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

90

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 107: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

91

LAMPIRAN A

TES PEMECAHAN

MASALAH (TPM)

Page 108: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

92

Tes Pemecahan Masalah (TPM)

Harga dua baju dan satu kaos Rp 170.000,00, sedangkan harga satu

baju dan tiga kaos Rp 185.000,00. Berapakah harga tiga baju dan

dua kaos?

Page 109: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

93

LAMPIRAN B

SOLUSI TPM

Page 110: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

94

SOLUSI TES PEMECAHAN MASALAH (TPM)

Indikator

Berpikir

Kritis

Jawaban

Focus

Misal:

Baju = x

Kaos = y

Model matematika

Harga dua baju dan satu kaos Rp 170000

2x + y = 170000

Harga satu baju dan tiga kaos Rp 185000

x + 3y = 185000

Reason

Susun kedua persamaan:

2x + y = 170000 |× 3|

x + 3y = 185000 |× 1|

Menjadi

6x + 3y = 510000

x + 3y = 185000 ___________________ −

5x = 325000

x = 325000/5

= 65000

Substitusikan nilai x

x + 3y = 185000

65000 + 3y = 185000

3y = 185000 − 65000

3y = 120000

y = 120000/3

= 40000

Jadi harga satu baju adalah 65000

harga satu kaos adalah 400000

Page 111: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

95

Inference Untuk 3 baju dan 2 kaos

Harga = 3(65000) + 2(40000)

= 195000 + 80000

= 275000 rupiah

Situation

Dik : Harga dua baju dan satu kaos Rp 170000

Harga satu baju dan tiga kaos Rp 185000

Dit : Harga tiga baju dan dua ...?

Clarity Dapat dilihat pada saat wawancara

Overview Persamaan I

2x + y = 170000

2(65.000) + 40.000 = 170.000

130.000 + 40.000 = 170.000

170.000 = 170.000

Atau

x + 3y = 185000

65.000 + 3(40.000) = 185.000

65.000 + 120.000 = 185.000

185.000 = 185.000

Dan dapat juga dilihat pada saat wawancara.

Page 112: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

96

LAMPIRAN C

BIODATA SUBJEK

Page 113: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

97

SUBJEK LAKI-LAKI 1 (LK1)

Nama : Muh. Ariel Syahputra

Tempat Tanggal Lahir : Taraweang, 26 Oktober 2004

Alamat : kampung Cangkoe

Riwayat Pendidikan

Tk : TK Pertiwi Taraweang

SD : SDN 24 Taraweang

Nama Orang Tua

Ayah : Saparuddin

Ibu : Muliati

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Petani

Ibu : IRT

Nomor Hp : -

Page 114: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

98

SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)

Nama : Muh. Ibrahim

Tempat Tanggal Lahir : Pangkep, 14 Juni 2005

Alamat : Bungoro

Riwayat Pendidikan

Tk : TK Pertiwi Taraweang

SD : SDN 2 Lejang

Nama Orang Tua

Ayah : Bustan S.T

Ibu : Rosdiana, M.Pd.

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : PNS

Nomor Hp : 085 242 822 919

Page 115: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

99

SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)

Nama : Atira

Tempat Tanggal Lahir : Taraweang, 25 November 2004

Alamat : Bontoa

Riwayat Pendidikan

Tk : -

SD : SDN 24 Taraweang

Nama Orang Tua

Ayah : Bakri

Ibu : Hasmawati

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Petani

Ibu : IRT

Nomor Hp : 081342648045

Page 116: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

100

SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)

Nama : Nur Annisa Sri Septiani

Tempat Tanggal Lahir : Taraweang, 26 September 2005

Alamat : Kampung Batu-batu

Riwayat Pendidikan

Tk : TK Pertiwi Taraweang

SD : SDN 25 Taraweang

Nama Orang Tua

Ayah : Ansar Hamid

Ibu : Hj. Hasmawati Musa (Alm.)

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : PNS

Ibu : -

Nomor Hp : 085242243547

Page 117: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

101

LAMPIRAN D

PEDOMAN

WAWANCARA

Page 118: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

102

PEDOMAN WAWANCARA

Kriteria

Berpikir

Kritis

Indikator Pertanyaan

F

• Menentukan pokok

permasalahan pada soal

• Memutuskan strategi yang

akan digunakan untuk

memecahkan masalah

• Menyimpulkan jawaban

yang ditemukan

• Apa pokok permasalahan yang

anda temukan pada soal?

• Strategi apa yang anda gunakan

dalam memecahkan masalah?

• Menurut anda apakah jawaban

yang anda temukan benar?

R

Memberikan alasan logis

berdasarkan fakta/bukti yang

relevan pada setiap langkah

dalam membuat keputusan

maupun proses penarikan

kesimpulan.

Alasan-alasan apa saja yang

mendasari setiap langkah yang

anda gunakan dalam memecahkan

masalah?

I

Membuat proses penarikan

kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat.

Apa kesimpulan yang anda

peroleh?

S

Menggunakan semua

informasi yang sesuai dengan

permasalahan.

Informasi apa saja yang anda

gunakan dalam memecahkan

masalah?

C

Menjelaskan istilah-istilah

yang digunakan dalam

memecahkan masalah.

• Apa penjelasan anda tentang

istilah yang anda gunakan

dalam soal?

• Berikan contoh kasus yang

mirip dengan soal tersebut!

O

Mengecek kembali secara

menyeluruh mulai dari awal

sampai akhir (yang dihasilkan

pada FRISCO).

Bagaimana cara anda mengecek

kembali pemecahan masalah yang

anda temukan?

Page 119: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

103

LAMPIRAN E

TRANSKRIP

WAWANCARA TPM

SUBJEK LAKI-LAKI DAN

PEREMPUAN

Page 120: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

104

TRANSKIP WAWANCARA

SUBJEK LAKI-LAKI 1 (LK1)

FOCUS

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (membaca soal) sudah kak

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Menurut adek dalam soal apa saja yang diketahui?

S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos Rp

170.000,00, sedangkan harga satu baju dan tiga kaos Rp 185.000,00

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S

(berpikir) teknik apa di kak yang digunakan dalam memecahkan

masalah ini sedangkan soal ini berupa soal cerita saja tidak berbentuk

soal matematika.

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek nomor 1,

langkah apa yang adek lakukan?

S

Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,

kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan

selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.

P Adek menggunakan pemisalan apa?

S Saya menggunkan pemisalan a dan b kak. Baju a dan kaos b.

P Kalo model matematikanya bagaimana?

S 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu

benar?

S (berpikir) yakin kak

Reason dan Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

Page 121: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

105

S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan

subtitusi

P Apa itu metode eliminasi?

S Metode eliminasi itu adalah menghilangkan salah satu variabelnya

kak supaya kita bisa dapat nilai salah satu variabelnya.

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena lebih mudah aja kak.

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?

S

mm... (berpikir) caranya itu kak, pertama-tama kita lihat koefesien

dari variabelnya. Kita bisa memilih salah satunya yang kita akan

eliminasi.

P Coba adek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,

dengan soal

S

Caranya kak, 2a + b = 170.000 dan a + 3b = 185.000, kita bisa lihat

koefesien dari a yaitu 2 dan 1 jadi kita kalikan persamaan 1 dengan 1

dan persamaan 2 dengan 2 jadi hasilnya persamaan 1 itu 2a + b =

170.000 dan persamaan 2 itu 2a + 6b = 370.000. setelah itu kedua

persamaan kita kurangkan dan hasilnya -5 b = -200.000. selanjutnya

keduanya kita bagi dengan -5 dan hasilnya b = 40.000.

P Kalo nilai b nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai a nya?

S Kalo itu kak tinggal menggunkan metode subtitusi. Dapat deh

nilainya.

P Coba adek kerjakan.

S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S Menurut saya kak, jawaban saya benar.

Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui dan ditanyakan pada

soal kak.

Page 122: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

106

Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

S (Melihat kembali soal) iya kak saya mengerti

P Coba Rp itu apa dek?

S Rp itu kak Rupiah

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

S Bisa dong kak

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir) harga tiga sepatu dan lima sandal adalah Rp.300.000,00.

Dua sepatu dan empat sandal adalah Rp.250.000,00. Berapakah

harga satu sepatu dan satu sandal?

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

S Sama aja kak dengan sebelumnya, kan yang beda cuma angkanya aja

ehehhhe

Overview

P Jadi ini, jawaban akhir adek temukan?

S Iya kak

P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?

S Iya kak, saya yakin

P Kenapa bisa yakin?

S Karena saya sudah cek hasilnya kak

P Itu saja?

S

Oh iya kak, saya juga udah mencoba memasukkan nilai a dan b yang

saya peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin

dong kak.

P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya

S Iya kak, sama-sama.

Page 123: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

107

SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)

Focus

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (membaca soal) sudah kak

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Menurut adek dalam soal?

S (membaca soal) harga dua baju dan satu kaos Rp.170.000,00, dan

harga satu baju dan kaos Rp.185.000,00

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S

(berpikir) cara apa yang bisa saya gunakan dalam menjawab

pertanyaan dari masalah ini kak sebab soal ini berbentuk soal cerita

saja kak. (kening sedikit berkerut)

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa

yang adek lakukan?

S

Pertama-tama menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal,

kemudian memisalkan dan membuat model matematika dan

selanjutnya menggunakan cara eliminasi dan subtitusi kak.

P Adek menggunakan pemisalan apa?

S Saya menggunkan pemisalan x dan y kak. Buku tulis x dan pensil y.

P Setelah pemisalan apa lagi yang adek lakukan

S Membuat model matematikanya kak

P Bagaimana bentuk model matematikanya ?

S 2x + 1y = 170.000, 1x + 3y = 185.000

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu

benar?

S (berpikir) yakin kak

Page 124: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

108

Reason dan Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan

subtitusi

P Apa itu metode subtitusi?

S Metode subtirusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga

diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja.

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena lebih mudah aja kak.

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode Subtitusi?

S

mm... (berpikir) caranya itu kak, pilih salah satu persamaan,

kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x.

Kemudian subritusikan nilai x atau y yang diperoleh dari

sebelumnya ke persamaan yang lain.

P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi.

S

Caranya kak, misal kita pilih persamaan kedua yaitu 1x + 3y =

185.000. kita akan nyatakan dalam bentuk x maka x = 185.000 – 3y.

Selanjutnya nilai x yang diperoleh kita subtitusikan ke dalam

persamaan 4x + 2y = 13.000. sehingga akan diperoleh nilai x dan y.

P Apa adek bisa mengerjakannya kembali?

S Bisa kak.

P Coba adek kerjakan.

S Tunggu kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S Menurut saya kak, jawaban saya benar.

Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Yang saya gunakan kak semua yang diketahui pada soal kak.

Page 125: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

109

Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

S (sambil melihat kembali soal) iya kak saya mengerti

P Coba kakak tanya, Rp itu apa?

S Rupiah kak

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

S Insya Allah bisa kak.

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 88 cm. Jika lebarnya

8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari

persegi panjang tersebut adalah...heheh

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

S Iya kak sama.

Overview

P Apa ini jawaban akhir yang adek temukan?

S Iya kak

P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?

S Insya Allah, sangat yakin kak.

P Kenapa bisa yakin?

S Hehhe karena kalo diliat-liat hasil akhirnya kak ya sudah benar.

Page 126: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

110

SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)

Focus

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (membaca soal) sudah kak

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Menurut

adek dala soal nomor 3 apa saja yang diketahui?

S Harga dua baju dan kaos yaitu Rp 170.000 dan harga satu baju dan tiga

kaos Rp.185.000

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S (berpikir) banyak kak mulai darimembuat model matematika dari soal,

mencari solusinya dan mengambil kesimpulannya kak.

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa yang

adek lakukan?

S

Hmm... pertama-tama saya misalkan dulu kemudian membuat model

matematikanya dengan berpatokan pada apa-apa saja yang diketahui

pada soal.

P Adek menggunakan pemisalan?

S Saya menggunakan pemisalan x dan y kak. Baju x dan kaos y.

P Kalo model matematikanya bagaimana?

S 2x +1y = 170.000 dan 1x + 3y = 185.000

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?

S Iye kak, Insya Allah benar (senyum sambil mengangguk)

Reason dan Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

S Mmm... metode yang saya pilih adalah metode eliminasi dan

subtitusi

Page 127: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

111

P Apa itu metode eliminasi?

S

(berpikir) metode eliminasi adalah sebuah cara menyelesaikan

persamaan dengan cara menghilangkan salah satu dari variabel yang

ada.

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena ituji saya tahu kak. Hehhe (sambil tersenyum).

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode eliminasi?

S Itu kak (sambil berpikir) kita bisa memilih salah satu koefisiennya

kak.

P Coba edek tunjukan pada kakak cara yang adek sebutkan tadi,

dengan soal.

S (mengerjakan di kertas lain) ini kak

P Kalo nilai x nya sudah ditahu bagaimana dengan nilai y nya?

S Itu kak kita bisa gunakan subtitusi

P Coba adek kerjakan.

S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

Hasil kerja......

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S Insya Allah benar.

Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Semua kak yang diketahui pada soal kak.

P Apa adek yakin

S Yakin kak.

Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

Page 128: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

112

S (Melihat kembali soal) iya kak

P Coba Rp itu apa dek?

S Rupiah kak

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

S Hehhe insya Allah

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir dengan kening berkerut) untuk acara pesta ibu membeli 3

kg terigu dan 2 kg gula dengan harga Rp.25.000,00 kemudian

menambah lagi 2 kg terigu dan 5 kg gula dengan harga Rp.40.000,00.

Berapakah harga masing-masing?

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

S Saya tetap pakai cara yang sama kak. Karena lebih mudah

Overview

P Setelah adek menjawab semua soal, apakah adek sudah yakin dengan

jawaban yang adek temukan?

S Sudah kak

P Kenapa bisa yakin?

S Karena saya sudah cek kembali kak dari awal sampai akhir.

P Itu saja?

S saya juga udah mencoba memasukkan nilai x danyb yang saya peroleh

ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong kak.

P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya

S Iya kak, sama-sama.

Page 129: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

113

SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)

Focus

P Coba adek baca soal yang kakak berikan

S (setelah membaca beberapa menit) oke kak sudah.

P

Kalau kita ingin menyelesaikan suatu soal kan biasanya kita harus

menulis dulu apa-apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Menurut adek dalam apa saja yang diketahui?

S (membaca soal) yang diketahui itu harga dua baju dan satu kaos yaitu

RP.170.000. harga satu baju dan tiga kaos yaitu Rp.185.000

P Kalau yang ditanyakan apa?

S Berapakah harga tiga baju dan dua kaos?

P Menurut adek apakah pokok permasalahan yang adek temukan pada

soal?

S (berpikir) pertama-tama itu kak, masalah ini sedikit berbeda dengan

soal-soal yang pernah saya dapat.

P Sekarang kita lihat langkah pemecahan masalah adek, langkah apa

yang adek lakukan?

S

Pertama-tama menuliskan apa-apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan, kemudian kita misalkan dan membuat model

matematikanya.

P Sekarang kakak tanya apa adek yakin dengan jawaban adek itu benar?

S (berpikir) yakin kak

Reason dan Inference

P Sekarang kakak tanya lagi metode apa yang adek akan gunakan

dalam menyelesaikan soal ini?

S Metode eliminasi dan subtitusi kak.

P Tapi kakak lihat dijawabanmu, kenapa tidak tulis metodenya?

S Lupa kak heheh (sambil ketawa)

P Apa itu metode subtitusi?

S Metode subtitusi yaitu salah satu persamaan disubtitusikan sehingga

diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel saja

Page 130: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

114

P Kenapa jawabannya sama dengan temannya yang lain?

S Karena itu kak yang ditanyakanki dulu sama gurunya. Jadi pasti

sama kak sama yang lain yang masih ingat.

P Kenapa adek meggunakan metode eliminasi dan Subtitusi

S Karena tidak ribet kak.

P Oke.. bagaimana langkah-langkah metode subtitusi?

S

caranya itu kak, pilih salah satu persamaan, kemudian nyatakan x

sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x. Kemudian subritusikan nilai

x atau y yang diperoleh dari sebelumnya ke persamaan yang lain.

(sambil mengingat)

P apa adek bisa kerja kembali

S Bisa kak.

P Coba adek kerjakan.

S Iya kak. (sambil mengerjakan kembali dikertas lain)

Hasil kerja......

P Jadi bagaimana keputusan adek?

S (tersenyum) benar kak.

Situation

P Jadi dek informasi apa saja yang adek gunakan dalam menyelesaikan

masalah ini?

S Semua informasi saya gunakan kak

Clarity

P Sekarang apakah adek mengerti tentang istilah yang terdapat pada

soal?

S Iya

P Coba kakak tanya, Rp itu apa?

S Rupiah kak

P Kalo kakak minta adek memberikan contoh soal yang sama, adek

bisa?

Page 131: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

115

S Insya Allah bisa kak.

P Coba kalo bisa?

S

(berpikir) keliling persegi panjang sama dengan 20 cm. Jika lebarnya

8 cm lebih pendek dari panjangnya maka panjang dan lebar dari

persegi panjang tersebut adalah....

P Kalo cara penyelesaiannya bagaimana dek?

S Sama aja kak

Overview

P Tadi kakak liat adek kalau abis menulis jawaban pasti adek melihat

lagi jawaban adek,

S Iya kak

P Jadi apakah adek sudah yakin dengan jawaban yang adek temukan?

S sangat yakin kak.

P Kenapa bisa yakin?

S Sudah di cocokkan kembali kak

P Itu saja?

S

iya kak, saya sudah mencoba memasukkan nilai x dan y yang saya

peroleh ke dalam persamaan 1 dan hasilnya benar. Jadi yakin dong

kak. Coba deh kakak lihat lembar jawaban saya

P Oh begitu yah, ya udah makasih ya dek atas waktunya

S Iya kak, sama-sama.

Page 132: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

116

LAMPIRAN F

JAWABAN TPM OLEH

SUBJEK LAKI-LAKI

DAN PEREMPUAN

Page 133: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

117

HASIL PEKERJAAN SUBJEK LAKI-LAKI 1 (LK1)

Page 134: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

118

HASIL PEKERJAAN SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)

Page 135: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

119

Page 136: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

120

HASIL PEKERJAAN SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)

Page 137: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

121

Page 138: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

122

HASIL PEKERJAAN SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)

Page 139: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

123

Page 140: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

124

LAMPIRAN G

DOKUMENTASI

Page 141: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

125

Page 142: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

126

SUBJEK LAKI-LAKI 1(LK1)

SUBJEK LAKI-LAKI 2 (LK2)

Page 143: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

127

SUBJEK PEREMPUAN 1 (PR1)

SUBJEK PEREMPUAN 2 (PR2)

Page 144: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

128

Page 145: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

129

LAMPIRAN H

VALIDASI

Page 146: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

130

Page 147: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

131

LAMPIRAN I

LEMBAR

PERSURATAN

Page 148: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

132

Page 149: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

133

Page 150: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

134

Page 151: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

135

LAMPIRAN J

POWERPOINT

(PPT)

Page 152: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

136

Page 153: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

137

C. Berpikir Kritis

Berpikir Kritis adalah kemampuan berpikir tingkat

tinggi yang mampu menganalisis permasalahan

dan argumentasi secara mendalam, tidak

mempercayai begitu saja informasi yang datang

dari berbagai sumber dan mampu membuat

keputusan tentang apa yang dipercayai atau

dilakukan berdasarkan kriteria FRISCO (Focus,

Reason, Inference, Situation, Clarity and

Overview).

Kriteria Berpikir Kritis Indikator

F (Focus) Siswa memahami permasalahan pada soal yang diberikan

R (Reason) Siswa memberikan alasan berdasarkan fakta pada setiap langkah dalam membuat keputusan atau kesimpulan

I (Inference) Siswa membuat kesimpulan yang tepat

S (Situation) Siswa menggunakan semua informasiyang sesuai dengan permasalahan

C (Clarity) Siswa mampu menjelaskan istilah dalam soal jika ada dan mampu memberikan contoh kasus yang mirip

O (Overview) Siswa megecek kembali secara menyeluruh mulai dari awal sampai akhir

Page 154: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

138

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Focus

a) Subjek Laki-laki

1) Siswa menuliskan dan menyebutan apa yang diketahui dan ditanyakan pada

soal.

2) Siswa mengemukakan pokok permasalahan yang ada pada soal.

3) Siswa memutuskan strategi yang akan digunakan bedasarkan pokok

permasalahan yang ada pada soal.

4) Siswa mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar

berdasarkan strategi yang dia buat.

b) Subjek Perempuan

1) Siswa menuliskan dan menyebutan apa yang diketahui dan ditanyakan pada

soal.

2) Siswa mengemukakan pokok permasalahan yang ada pada soal

3) Siswa memutuskan strategi yang akan digunakan bedasarkan pokok

permasalahan yang ada pada soal.

4) Siswa mengemukakan kesimpulan jawaban yang diperoleh adalah benar

berdasarkan strategi yang dia buat.

Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan memenuhi

indikator focus.

Page 155: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

139

3. Inference

a) Subjek Laki-laki

1) Siswa menentukan metode eliminasi dan subtitusi dalam

penyelesaian masalah

2) Siswa mengemukakan tahapan penyelesaian, memutuskan jawaban

yang ditemukan serta alasannya.

3) Siswa membuat proses penarikan kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat dan sesuai dengan apa yang ditanyakan dalam soal.

b) Subjek Prempuan

1) Siswa menentukan metode eliminasi dan subtitusi dalam

penyelesaian masalah

2) Siswa mengemukakan tahapan penyelesaian, memutuskan jawaban

yang ditemukan serta alasannya.

3) Siswa membuat proses penarikan kesimpulan berdasarkan alasan

yang tepat dan sesuai dengan apa yang ditanyakan dalam soal.

Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan

memenuhi indikator inference.

2. Reason

a) Subjek Laki-laki

1) Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi

dan subtitusi

2) Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan

subtitusi

3) Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya

b) Subjek Perempuan

1) Mengemukakan alasan menggunakan metode eliminasi

dan subtitusi

2) Mengetahui langkah-langkah metode eliminasi dan

subtitusi

3) Memutuskan jawaban yang ditemukan serta alasannya

Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek

perempuan memenuhi indikator reason.

6. Overview

a) Subjek Laki-laki

Siswa melakukan pengecekan kembali hasil pekerjaannya namun

tidak seluruhnya hanya mengecek hasil akhir saja.

b) Subjek Perempuan

Siswa melakukan pengecekan kembali secara menyeluruh terhadap

hasil pekerjaannya

Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki tidak memenuhi indikator

overview sementara subjek perempuan memenuhi indikator Overview.

B. Pembahasan

Pada indikator Focus dalam memecahkan masalah matematika subjek

laki-laki dan perempuan sama-sama mengemukakan pokok permasalahan

pada soal, serta memutuskan strategi yang akan digunakan berdasarkan

pokok permasalahan pada soal dan mengemukakan jawaban yang

ditemukan sesuai dengan kunci jawaban berdasarkan strategi yang dia buat.

4. Situation

a) Subjek Laki-laki

Siswa menggunakan semua informasi yang penting dalam memecahkan

masalah

b) Subjek Perempuan

Siswa menggunakan semua informasi yang penting dalam memecahkan

masalah

Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan memenuhi

indikator situation.

5. Clarity

a) Subjek Laki-laki

Siswa menjelaskan istilah yang terdapat pada soal dengan benar, serta mampu

membuat contoh soal yang sesuai dengan kasus yang ada pada soal namun

hampir sama hanya mengubah angkanya.

b) Subjek Perempuan

Siswa menjelaskan istilah yang terdapat pada soal dengan benar, serta mampu

membuat contoh soal yang sesuai dengan kasus yang ada pada soal.

Berdasarkan deskripsi diatas, maka subjek laki-laki dan subjek perempuan memenuhi

indikator clarity

Page 156: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

140

Pada tahap Reason, subjek perempuan dalam setiap

langkah pengambilan keputusan maupun kesimpulan didasari

dengan alasan yang berupa kata-kata dan cenderung terperinci,

lengkap, jelas dan relevan.

Pada tahap Inference, subjek laki-laki dan perempuan

mampu menarik kesimpulan (Inference) yang sesuai dengan apa

yang diminta soal dan alasan yang digunakan untuk membuat

kesimpulan juga sudah tepat untuk mendukung kesimpulan

yang dibuat.

Pada tahap Situation subjek laki-laki dan perempuan

dengan gaya kognitif reflektif keduanya mampu menggunakan

semua informasi yang penting dengan baik dalam memecahkan

masalah.

Pada tahap Clarity subjek laki-laki dan perempuan keduanya

mampu memberikan penjelasan (membenarkan atau

mengklarifikasi) lebih lanjut tentang kesimpulan akhir, mampu

menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta mampu

membuat contoh soal sesuai dengan kasus yang ada pada soal.

Pada tahap Overview subjek laki-laki dan perempuan sama-

sama memeriksa kembali pekerjaannya, namun laki-laki hanya

memeriksa hasil akhirnya saja. Sedangkan perempuan memeriksa

kembali jawaban yang diperoleh setiap langkah yang ditemukan

sampai dengan hasil akhir

Berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan

berpikir kritis dan terdapat perbedaan dalam prosesnya. Laki-laki

tidak memenuhi semua indikator dari berpikir kritis yaitu pada

overview, sedangkan perempuan memenuhi semua indikator

berpikir kritis.

Pada tahap Clarity subjek laki-laki dan perempuan keduanya

mampu memberikan penjelasan (membenarkan atau

mengklarifikasi) lebih lanjut tentang kesimpulan akhir, mampu

menjelaskan istilah yang terdapat pada soal serta mampu

membuat contoh soal sesuai dengan kasus yang ada pada soal.

Pada tahap Overview subjek laki-laki dan perempuan sama-

sama memeriksa kembali pekerjaannya, namun laki-laki hanya

memeriksa hasil akhirnya saja. Sedangkan perempuan memeriksa

kembali jawaban yang diperoleh setiap langkah yang ditemukan

sampai dengan hasil akhir

Berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki dalam hal keterampilan

berpikir kritis dan terdapat perbedaan dalam prosesnya. Laki-laki

tidak memenuhi semua indikator dari berpikir kritis yaitu pada

overview, sedangkan perempuan memenuhi semua indikator

berpikir kritis.

Page 157: ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN ...

141

RIWAYAT HIDUP

Resky Hidayanti, lahir di Ulu Lembang pada tanggal 28

A Agustus 1996. Penulis adalah anak kedua dari empat

bersaudara bersaudara, buah hati dari pasangan Mansur dan Nurtati.

Penu Penulis mengawali pendidikan Sekolah dasar di SD 283

Ganting pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2008

penulis melanjutkan ke SMP Negeri 21 Bulukumba dan tamat pada tahun 2011,

pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menangah

Atas di SMA Negeri 13 Bulukumba dan tamat pada tahun 2014, kemudian pada

tahun 2015 penulis melanjtkan pendidikan disalah satu Perguruan Tinggi Swasta

yang ada di Makassar yaitu di Universitas Muhammadiyah Makassar dan menjadi

mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Matematika dan tamat pada tahun 2019.