Top Banner
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan TEDDY TAKAENDENGAN 35312005 TUGAS ANALISIS KEBIJAKAN TRANSPORTASI DOSEN : Ir IDWAN SANTOSO, Ph.D ANALISIS KEBIJAKAN DALAM MASALAH TRANSPORTASI PERSAMPAHAN OLEH : TEDDY TAKAENDENGAN 35312005 SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013
20

Analisis Kebijakan Transportasi

Nov 30, 2015

Download

Documents

Analisis Kebijakan Transportasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

TUGAS ANALISIS KEBIJAKAN TRANSPORTASI DOSEN : Ir IDWAN SANTOSO, Ph.D

ANALISIS KEBIJAKAN DALAM MASALAH TRANSPORTASI PERSAMPAHAN

OLEH : TEDDY TAKAENDENGAN

35312005

SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2013

Page 2: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

LATAR BELAKANG

Sampah perkotaan dari hari ke hari semakin meningkat produksinya sejalan dengan pertumbuhan

penduduk perkotaan yang meningkat. Pemerintah kota dalam hal ini telah menyiapkan TPS yang

mendekati masyarakat, maupun gerobak atau mobil yang beroperasional dari rumah kerumah

untuk mengambil sampah yang selanjutnya sampah dibawa ke TPA. Namun demikian sistem

yang sedang berjalan tersebut masih belum mampu menyelesaikan permasalah sampah dengan

baik dan tuntas. Pengolahan sampah di Indonesia belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Sekitar 6.500 ton sampah dibuang setiap hari, tetapi yang diolah hanya sekitar 5 persen. Sekitar

20 persen sampah mengalir ke sungai atau laut dan sisanya ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Diperkirakan, dari seluruh jumlah sampah yang ada pada tahun 2006, hanya sekitar 60-70%

yang dapat diamgkut dan dibuang ke TPA oleh institusi yang bersangkutan ( Damanhuri et.al,

2010)

Sistem yang ada saat ini yaitu Sumber sampah (SS) – Tempat pembuangan Sementara (TPS) –

Truk Angkut sampah(TAS) – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dirasakan tidak efisien dan

efektif, karena : (I) sering terjadi keterlambatan angkutan sampah, sehingga timbul aroma kurang

sedap di sekitar TPS; (2) kapasitas sarana angkut (truk pengangkut) dan kualitas pengelola

sampah (sumberdaya manusia) kurang, sehingga sampah tercecer sepanjang jalan dari TPS

menuju TPA; (3) dibutuhkan lokasi dan area pembuangan sampah khusus, sehingga biaya

pengelolaannya makin tidak ekonomis; (4) terkondisikan lingkungan TPA yang kumuh, tidak

hygienis; (5) penumpukan dan proses pembusukan sampah yang lama (~ 30 hari), sehingga

terjadi polusi udara (aroma yang tidak sedap, dan asap pembakaran sampah tidak sempurna oleh

incinerator); (6) adanya kontaminasi bahan beracun dan berbahaya (B3) ke lingkungan sekitar,

sehingga terjadi degradasi kualitas lingkungan hidup.

Dalam perencanaan yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah, harus melihat juga

dari banyak pihak yang berkepentingan (stake holder). Stake holder yang sangat berperan dalam

hal ini adalah pihak Dinas Kebersihan Kota Bandung dan Tentunya Masyarakat. Dalam

menentukan keinginan tersebut maka haruslah ditentukan dahulu Performance Indicator (PI)

Page 3: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, ditetapkan lokasi yang akan menjadi target adalah kota Bandung,

Stake holdernya adalah PD Kebersihan Kota Bandung dan masyarakat.

BATASAN MASALAH

Masalah yang dihadapi cukup banyak dan kompleks, untuk itu akan dibatasi masalah ini hanya

pada timbulan sampah yang ada pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

.BATASAN SISTEM

Sistem pengumpulan pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan system pengangkutan

yang menjadi batasan untuk system, tetapi juga dengan melihat kemungkinan adanya system

pembiayaan

PENENTUAN PERFORMANCE INDICATOR (PI)

SKENARIO A

Keterangan :

1 = Penentuan Tujuan dan Sasaran 2 = Permasalahan 3 = Analisis Kebijakan 4 = Analisis Dampak 5 = Evaluasi

Skenario A; Tujuan dan sasaran ditentukan oleh Owner sendiri, setelah itu ditentukan

Performance Indicator (PI), data-data didapat dari kondisi eksis. (1)

Dilanjutkan dengan menentukan gap yang terjadi pada masing-masing periode untuk mengetahui

permasalahan yang ada, dan dianalisis permasalahan tersebut. (2)

2 3 4 5 1

Page 4: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

Skenario A

1. Penetapan Tujuan dan sasaran

A. PD Kebersihan

Visi atau tujuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung melalui PD. Kebersihan adalah :

“Terwujudnya Kota Bandung Bersih dari Sampah Melalui Pengembangan Sistem

Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.”

Sasaran :

Tahun 2014 -2018 : 90 % sampah dapat dikelola : 3R 30 % : TPA 60 % (teknologi 35 %, landfill 25 %).

B. Masyarakat

Tujuan yang diharapkan oleh masyarakat adalah : Memiliki lingkungan yang bersih, nyaman,

sehat

Sasaran : Tahun 2014 -2018

- pengangkutan sampah di TPS dilakukan 3 kali seminggu

- Volume sampah yang tersisa atau tidak terangkut minimal 10 % dari total

volume

- Sampah tidak dibiarkan meluber keluar TPS sejauh 1 meter

Data-data yang didapat pada TPS adalah :

Lebar : 1,2 meter

Panjang : 2 meter

Tinggi : 1,5 meter

Volume : 3,6 meter3

Jadwal pengangkatan : setiap 2 minggu atau 2 kali dalam sebulan

Petugas : 2 orang dari pihak kelurahan

Gambar 1. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Jl. Banda

Page 5: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

Forecast yang dilakukan dalam time frame.

Sasaran Kondisi Kondisi do nothing Kondisi yang diharapkan Gap

pengangkutan sampah di

TPS

2 minggu sekali dilakukan 6 kali / 2 minggu 5 kali / 2 minggu

Volume sampah yang

tersisa

> 50 % total volume < 10 % total volume 40 % total

volume

Luberan sampah 1 meter Tidak ada 1 meter

Rentang waktu 2014 2018

Page 6: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

Performance Indicator :

Volume Sampah Di TPS

InFlow

Lokasi TPS

Daerah layanan

Karakteristik

Mudah

dijangkau

Dimensi TPS

Jaringan

jalan

RTRW

Pemukiman

persekolahan

Perkantoran

Outflow

Sistem

Jaringan

Sistem

operasi

pengangkutan

Wilayah jangkauan

Rute

Jumlah angkutan

Jenis angkutan

Pemulung

Page 7: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

IDENTIFIKASI MASALAH

Untuk pelaksanaan 3R, belum maksimal karena masih banyaknya masyarakat yang

belum menyadari sehingga volume sampah yang ada di TPS masih banyak

Pengangkutan Sampah yang ada di TPS tidak menentu, sehingga masih banyak

sampah yang menumpuk dan meluber.

Sarana angkutan yang tidak memadai sehingga masih tersisa sampah di TPS

Timbul masalah bau yang menyengat

Mengganggu pemandangan menjadi kotor

2. PERMASALAHAN

Sosialisasi 3R belum sepenuhnya dilaksanakan dan dijalankan

Jumlah dan jenis armada pengangkutan masih sangat terbatas

Sektor Informal (pemulung) belum optimal dalam pemilahan sampah

3. ANALISIS KEBIJAKAN

Dari pohon masalah yang ada,

B. Volume sampah

Inflow

Outflow

No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan

1 Mudah dijangkau Dimensi TPS Kondisi finansial

2 Pengangkutan Jaringan jalan

3 Rute RTRW

4 Jumlah angkutan Pemukiman

5 Jenis angkutan Persekolahan

6 Pemulung Perkantoran

7 Wilayah jangkauan

Mudah

dijangkau

Dimensi TPS Jaringan Jalan RTRW Pemukiman

Persekolahan Perkantoran

Pengangkutan Wilayah

jangkauan Jenis angkutan

Rute

Jumlah Angkutan

Pemulung

Page 8: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

Dari table diatas, didapat beberapa alternatif kebijakan :

1. Sektor Informal (Pemulung) dikembangkan untuk membantu dalam program 3R (reduce,

reuse dan recycle)

2. Dimensi TPS diperbesar untuk menampung volume sampah, dan dibuat tertutup.

3. Pengangkutan dilakukan minimal 3 x seminggu

4. Rute pengangkutan dengan mempetimbangkan RTRW, Karakteristik wilayah jangkauan

5. Jumlah angkutan ditambah untuk dapat memaksimalkan ritasi pengangkutan

6. Jenis angkutan yang sesuai dengan kondisi sampah dengan melihat kemampuan finansial

untuk pengadaan

4. Analisis Dampak

Dari Alternatif yang ada, dievaluasi dampak yang yang akan berpengaruh :

1. Sektor Informal (Pemulung) dikembangkan untuk membantu dalam program 3R (reduce,

reuse dan recycle)

2. Kegiatan 3R (reduce, reuse dan recycle) berjalan baik, volume yang ke TPA akan

berkurang

Untuk alternatif kebijakan yang diambil diatas, dampak yang diakibatkan adalah

- Jika pemilahan dilakukan di sumber (Rumah Tangga) maka tempat penampungan sampah

akan bertambah, yang satu untuk sampah organik, yang lain untuk sampah kering (kertas,

kardus, botol, kaleng dll)

- Di TPS juga akan mengalami penambahan ruang untuk sampah organic dan sampah kering

- Pada proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan secara terpisah antara

sampah organic dan sampah kering.

- Volume sampah yang masuk ke TPS dan TPA akan semakin berkurang.

- Biaya untuk pengumpulan dan pengangkutan akan bertambah.

- Penggunaan tekonologi yang tepat untuk pengolahan kompos serta proses pemilahan dan

pengolahan sampah plastic, kertas, kardus, besi, logam (Kegiatan Recycle) akan mempunyai

nilai tambah yang sangat besar, khususnya untuk sector Informal

Page 9: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

3. Dimensi TPS diperbesar untuk menampung volume sampah, dan dibuat tertutup.

4. Pengangkutan dilakukan minimal 3 x seminggu

5. Rute pengangkutan dengan mempetimbangkan RTRW, Karakteristik wilayah jangkauan

6. Jumlah angkutan ditambah untuk dapat memaksimalkan ritasi pengangkutan

7. Jenis angkutan yang sesuai dengan kondisi sampah dengan melihat kemampuan finansial

untuk pengadaan

Untuk Alternatif diatas, dampaknya adalah :

- TPS sudah tidak bisa diperbesar, karena tidak ada lahan yang cukup

- Diperlukan angkutan yang memadai dan jumlah operator yang cukup banyak untuk proses

pengumpulan dan pengangkutan

- Harus dilakukan analisis rute untuk mendapatkan rute yang optimal

- Jumlah angkutan dan kapasitas angkutan disesuaikan untuk memaksimalkan ritasi

- Dengan menggunakan angkutan bermotor atau truk yang sesuai

- Penambahan biaya operasional kendaraan dan biaya pengelolaan sampah.

5. EVALUASI

- Untuk alternative kebijakan No. 1,2,3 harus dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan

pemahaman yang benar mengenai program 3 R

- Alternatif no. 4-8, dengan melihat kondisi dan kemampuan keuangan yang ada, maka

alternative yang diambil diatas dapat dilakukan secara bertahap.

- Goodwill dari pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan

sehat.

Page 10: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri,E.,Handoko,W., Padmi,T. (2010) : Municipal Solid Waste Management in Indonesia,

95-112 dalam Agamuthu, P., Tanaka, M. Municipal Solid Waste Management, 261

p.,Society of Solid Waste Management Expert ini Asia and the Pacific Islands,

Bandung-Indonesia

Kementrian Pekerjaan Umum, (2011) : Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP,

Materi I Bidang Sampah, Jakarta

Lubis, H.A., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB –

Bandung

Santosa, I., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB – Bandung

Page 11: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

SKENARIO B

Keterangan :

2 = Permasalahan 1 = Penentuan Tujuan dan Sasaran 3 = Analisis Kebijakan 4 = Analisis Dampak 5 = Evaluasi

Skenario B ; Dari kondisi eksis , ditemui permasalahan. Dari permasalahan yang ada, ditetapkan

Performance Indicator (PI) yang jumlahnya lebih banyak. Setelah itu mem”forecast” keadaan

dalam time frame yang ditentukan. Dari banyak PI , ditetapkan 3 yang terburuk untuk

memfokuskan permasalahan yang paling urgen. Setelah itu di analisis permasalahan. (2)

Menentukan tujuan dan sasaran yang lebih “reasonable” untuk dijangkau. (1)

Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk contoh, diambil yang berlokasi di Jl. Banda Kota

Bandung, yang melayani warga sekitar RW 3.

Ditetapkan dalam kondisi Short Term ( tahun 2014 – tahun 2018)

Data-data yang didapat pada TPS adalah :

Lebar : 1,2 meter

Panjang : 2 meter

Tinggi : 1,5 meter

Volume : 3,6 meter3

Jadwal pengangkatan : setiap 2 minggu atau 2 kali dalam sebulan

Petugas : 2 orang dari pihak kelurahan

1 2 3 4 5

Gambar 1. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Jl. Banda

Page 12: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

1. PERMASALAHAN

Volume sampah di TPS semakin banyak sehingga meluber keluar

Waktu pengangkutan semakin tidak menentu

Bau yang ditimbulkan semakin menyengat

Banyaknya Lalat dan tikus.

IDENTIFIKASI MASALAH

Untuk pelaksanaan 3R, belum maksimal karena masih banyaknya masyarakat yang

belum menyadari sehingga volume sampah yang ada di TPS masih banyak

Sampah yang masuk ke TPA, belum sepenuhnya dikelola dengan menggunakan

teknologi.

Pengangkutan Sampah yang ada di TPS tidak menentu,

Sarana angkutan yang tidak memadai

Timbul masalah bau yang menyengat

Banyak bermunculan hewan dan serangga yang bisa membaa penyakit (tikus dan

lalat)

Mengganggu pemandangan.

PENENTUAN PERFORMANCE INDIKATOR

PI Volume sampah yang semakin banyak

Pengangkutan yang tidak menentu

Bau yang ditimbulkan

Lokasi : TPS Jl. Banda Waktu : Bulan Pebruari 2013

No PI Unit Value Standard Score Bobot Nilai Akhir

1 Volume M3 3,0 0 2,7 0,5 1,35

2 Angkutan ritasi /bulan 2 8 7,5 1 7,5

3 Bau Radius jarak (m) 25 1 7,5 0,3 2,25

4 Hewan dan

serangga

Ekor Banyak

berkeliaran dan

beterbangan

0 2 0,5 1

Page 13: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

2. PERUMUSAN TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan yang ingin dicapai : supaya lingkungan sekitar menjadi bersih, sehat, nyaman

Sasaran : - Volume sampah yang tidak terangkut dan tertahan minimal 10 %

- Pengangkutan Sampah di TPS minimal 3 x dalam seminggu

- Bau yang ditimbulkan tidak tercium dalam radius 1 m

- Hewan dan serangga tidak ada lagi.

Forecast yang dilakukan dalam time frame.

Sasaran Kondisi Kondisi do nothing Kondisi yang diharapkan Gap

pengangkutan sampah di

TPS

2 minggu sekali dilakukan 6 kali / 2 minggu 5 kali / 2 minggu

Volume sampah yang

tersisa

> 50 % total volume < 10 % total volume 40 % total

volume

Bau >5 meter < 1 meter 4 meter

Rentang waktu

2014 2018

Page 14: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

Analisis Masalah :

Dari PI yang didapat , maka focus terhadap 3 PI yang terjelek yaitu :

- Pengangkutan sampah

- Bau

- Volume

- Pengangkutan sampah:

Pengangkutan Sampah seharusnya dilakukan minimal 3 hari karena jika sampah yang

ada tertahan selama 3 hari,maka sampah tersebut akan mengalami proses pembusukan

yang disertai dengan adanya leachet (lindi)

- Bau; bau akan timbul dari hasil proses pembusukan dan lindi, semakin banyak sampah

organic maka akan semakin bau.

- Volume ; volume sampah yang masuk tidak terlalu berpengaruh jika pengangkutan

berjalan dengan lancar dan baik.

Pohon Masalah

Pengangkutan

Frekuensi pengangkutan

Rute pengangkutan

Jalur pengangkutan

Lalu lintas

Page 15: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

Volume sampah

Sumber sampah

Perumahan Non Perumahan Fasilitas umum

Teratur Tidak Teratur Kumuh Tempat/rumah makan tetap

Tempat/rumah makan Tidak tetap

Kantor Sekolah

Tempat pembuangan sementara (TPS)

Jumlah penduduk

Jumlah Timbulan Pengangkutan

Jumlah kendaraan Jenis kendaraan

Daerah pelayanan

Luas Wilayah

Bau

Waktu Tinggal

% organic

Komposisi

% kertas

% plastik

% logam

% kaca

Karakteristik

Kadar Air

Berat Jenis Frekuensi pengangkutan

Page 16: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

3. ANALISIS KEBIJAKAN.

A. Pengangkutan sampah

Ujung Pohon masalah :

No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan

1 Frekuensi Pengangkutan Lalu Lintas Kondisi Topografi

2 Jalur Pengangkutan

Alternatif Kebijakan :

- Optimasi Jalur untuk memaksimalkan system pengumpulan dan pengangkutan

- Frekuensi pengumpulan dan pengangkutan sampah ditambah dan ritasi dimaksimalkan

- Penempatan TPS yang memudahkan system pengumpulan dan pengangkutan

B. Bau

No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan

1 Frekuensi Pengangkutan Lalu Lintas Kondisi Topografi

2 % organic Berat Jenis Iklim/Cuaca

3 % Kertas Kadar Air Iklim/Cuaca

4 % Plastik

5 % Logam

6 % kaca

Alternatif Kebijakan :

- Sosialisasi pemilahan sampah organic dan sampah kering.

- Penyediaan tempat sampah organic dan sampah kering dengan warna yang berbeda

- Membuat TPS yang baik, mempunyai penutup untuk menghindari binatang, hujan

- Membuat bilik tersendiri di TPS untuk sampah organic dan sampah kering

- Frekuensi pengumpulan dan pengangkutan dilakukan 3 x seminggu untuk sampah organic

dan 1 x seminggu untuk sampah kering.

Frekuensi Pengangkutan Jalur Pengangkutan Lalu Lintas

Frekuensi Pengangkutan

% organik % kertas % plastik % logam % kaca Berat Jenis Kadar air

Page 17: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

C. Volume Sampah

No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan

1 Luas Lalu Lintas Topografi wilayah

2 Wilayah Jenis Perumahan Iklim/Cuaca

3 Jumlah Penduduk Kantor Kesadaran Masy.

4 Jumlah angkutan Sekolah

5 Jenis angkutan Rumah makan tetap

6 Rumah makan tdk

tetap

Alternatif Kebijakan

- Dibangun beberapa TPS untuk satu RW agar supaya buangan ke TPS bisa berkurang

- Penempatan dan dimensi TPS dilakukan dengan melihat kondisi kepadatan penduduk tiap

RW/RT

- Jumlah armada pengumpul dan pengangkut ditambah untuk mengantisipasi pertambahan

TPS dan memaksimalkan ritasi

- Jenis armada pengumpul dan pengangkut disesuaikan dengan kondisi topografi wilayah

layanan

- Setiap Fasilitas umum dan social harus mempunyai wadah/tempat penampungan yang baik

sesuai dengan standard yang ditentukan.

- Sosialisasi dari aparat pemerintah tentang pentingnya program 3R, kebersihan dan

kesehatan lingkungan.

- Penambahan jumlah armada yang sesuai dengan perencanaan dan melihat ketersediaan dana

- Penambahan jenis armada sesuai dengan peruntukannya dengan dana yang tesedia.

- Penambahan anggaran untuk gaji dan bahan bakar minyak

- Optimasi rute yang efisien dan efektif untuk pengangkutan sampah

- Ritasi pengangkutan sampah diperbanyak

Wilayah Luas Jumlah penduduk Jumlah angkutan Jenis angkutan

Perumahan teratur Perumahan tdk teratur Perumahan kumuh

Kantor Rumah makan tetap Sekolah Rumah makan tidak tetap

Page 18: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

4. ANALISIS DAMPAK

4.1. Pengangkutan Sampah

Analisis Dampak :

- Membuat peta spasial untuk menentukan jalur yang optimal

- Bertambahnya operator untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah

- Jam kerja bertambah

- Diperlukan lahan untuk penempatan TPS

- Biaya operasional operator bertambah

- Biaya pengelolaan bertambah

4.2. Bau

Analisis Dampak :

- Membuat peta spasial untuk menentukan jalur yang optimal

- Bertambahnya operator untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah

- Jam kerja bertambah

- Diperlukan lahan dan konstruksi yang tertutup untuk TPS

- Biaya operasional operator bertambah

- Biaya pengelolaan bertambah

4.3. Volume Sampah

Analisis Dampak :

- Perlu lahan untuk penempatan TPS

- Penambahan jenis dan jumlah armada, juga penambahan operator/crew.

- Diperlukan Peta Spasial untuk menetapkan rute yang paling optimal

- Didapatkannya suatu system pengumpulan dan pengangkutan sampah yang efisien dan

efektif

- Penambahan anggaran untuk pengelolaan sampah

- Masyarakat akan terbebani dengan biaya sampah.

Page 19: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

5. EVALUASI

Evaluasi dilakukan terhadap mengidentifikasi dampak serta membandingkan alternative yang

ada.

5.1 Pengangkutan

Dari hasil analisis dampak, dapat dikatakan bahwa untuk mendapatkan system pengangkutan

yang paling optimal, diperlukan suatu terobosan baru dalam pengaturan rute, penempatan

kembali TPS serta penambahan jumlah armada serta operator yang kesemuanya membutuhkan

biaya.

5.2. Bau

Diperlukan wadah untuk pengumpulan yang sesuai dengan standard, yaitu kedap air, tahan, tidak

mudah dibongkar oleh binatang. Juga untuk TPS, diperlukan yang tertutup agar tidak mudah

kena hujan yang dapat mengakibatkan kadar air meningkat, sampah organic akan mengalami

degradasi secara cepat. Pengangkutan dilakukan 3 x seminggu sehingga sampah organic belum

mengalami proses pembusukan yang dapat menyebabkan bau. Penambahan biaya operasional

5.3. Volume Sampah

Untuk mengurangi sampah yang dibuang ke TPS dan TPA, dilakukan sosialisasi 3R, melakukan

pemilahan dari sumber, menempatkan sampah organic dalam wadah yang tertutup yang sesuai

dengan standard. Menambah biaya operasional dan pengelolaan sampah.

Page 20: Analisis Kebijakan Transportasi

SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan

TEDDY TAKAENDENGAN 35312005

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri,E.,Handoko,W., Padmi,T. (2010) : Municipal Solid Waste Management in Indonesia,

95-112 dalam Agamuthu, P., Tanaka, M. Municipal Solid Waste Management, 261

p.,Society of Solid Waste Management Expert ini Asia and the Pacific Islands,

Bandung-Indonesia

Kementrian Pekerjaan Umum, (2011) : Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP,

Materi I Bidang Sampah, Jakarta

Lubis, H.A., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB –

Bandung

Santosa, I., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB – Bandung