Top Banner
ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN PELARANGAN EKSPOR ROTAN Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Jakarta – 2013
30

ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

Mar 03, 2019

Download

Documents

duongnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR :

EVALUASI KEBIJAKANPELARANGAN EKSPOR ROTAN

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Jakarta – 2013

Page 2: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

Pusat Kebijakan Perdagangan Luar NegeriBadan Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan PerdaganganKementerian Perdagangan RI

Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 JakartaGedung Utama Lt. 16Telp. +62 21 2352 8683 Fax. +62 21 2352 8693

Page 3: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

i

KATA PENGANTAR

Kajian ini merupakan kajian jangka pendek dan menjadi salah satu kegiatan Analisis

Kebijakan Ekspor pada Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri. Fokus kajian ini adalah

menganalisis dampak kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah terhadap industri dalam

negeri dan perdagangan rotan internasional. Usulan analisis tersebut dilatarbelakangi

anggapan bahwa kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah belum dapat meningkatkan

industri hilir rotan dalam negeri dan belum dapat meningkatkan nilai ekspor rotan

Indonesia.

Dari indikasi di atas, perlu dianalisis permasalahan-permasalahan yang muncul

sebagai dampak dari kebijakan pelarangan ekspor rotan, baik bagi perindustrian rotan

dalam negeri maupun kinerja perdagangan internasionalnya. Analisis mengenai kendala

atau hambatan dalam mewujudkan program hilirisasi rotan juga dilakukan dalam kajian

ini sehingga dapat dihasilkan usulan kebijakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran sangat diharapkan dari semua pihak untuk tahap pengembangan dan

penyempurnaan kajian ini di masa akan datang. Besar harapan penulis bahwa informasi

sekecil apapun yang terdapat dalam kajian ini dapat memberikan manfaat dan

menambah wawasan bagi para pembaca.

Jakarta, Maret 2013

Tim Peneliti

Page 4: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Tujuan Kajian 2

BAB II GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN INDONESIA 3

2.1. Kondisi Industri Rotan Indonesia 3

2.2. Klasifikasi Industri Rotan Indonesia 4

2.3. Kerajinan Rotan Indonesia 5

2.4. Perolehan Bahan Baku Rotan 6

2.5. Peluang Pasar Rotan Indonesia 6

BAB III KINERJA PERDAGANGAN ROTAN INDONESIA 8

3.1. Kinerja Ekspor Rotan Indonesia 8

3.2. Posisi Rotan Indonesia di Dunia 12

BAB IV ISU DAN PERMASALAHAN PERDAGANGAN ROTAN INDONESIA 15

4.1. Isu Dalam Negeri Perdagangan Rotan Indonesia 15

4.1.1. Kelangkaan Bahan Baku Rotan 15

4.1.2. Rendahnya Daya Saing Rotan Indonesia 16

4.1.3. Gap Catatan Ekspor Pemerintah dengan Permintaan bagi

Pelaku Usaha

4.2. Isu Luar Negeri Perdagangan Rotan Indonesia

4.3. Usulan Pelaku Usaha Rotan Dalam Negeri

17

17

20

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 21

5.1. Kesimpulan 21

5.2. Rekomendasi 16

Page 5: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Negara Pengekspor Rotan di Dunia 8

Tabel 2 Kinerja Ekspor Rotan Indonesia 9

Tabel 3 Kinerja Volume Ekspor Rotan Indonesia 10

Tabel 4 Posisi Indonesia di Pasar Rotan Mentah Dunia 13

Tabel 5 Posisi Indonesia di Pasar Kerajinan Rotan Dunia 14

Tabel 6 Posisi Indonesia di Pasar Furniture Rotan Dunia 14

Tabel 7 Negara Asal Impor Rotan Mentah Cina 18

Tabel 8 Negara Asal Impor Rotan Mentah Singapura 18

Tabel 9 Negara Asal Impor Rotan Mentah Thailand 19

Tabel 10 Negara Asal Impor Rotan Mentah Malaysia 19

Page 6: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kinerja Struktur Ekspor Rotan Indonesia (USD Juta) 10

Gambar 2 Kinerja Volume Struktur Ekspor Rotan Indonesia (Ribu Ton) 11

Gambar 3 Negara Tujuan Ekspor Rotan Indonesia 2008 10

Gambar 4 Negara Tujuan Ekspor Rotan Indonesia 2012 11

Page 7: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Rotan sudah sejak lama dikenal sebagai komoditi hasil hutan non-kayu yang

penting dan sangat potensial di Indonesia, dan diperkirakan melibatkan 4 hingga 5 juta

orang pada industri dasar rotan. Tercatat sebanyak 516 spesies rotan (dari sejumlah 600

spesies di dunia) yang terdiri dari 9 genus (ITTO 2007) telah ditemukan di Asia Tenggara.

Sebanyak 350 spesies diketahui dapat ditemukan di Indonesia, namun demikian baru 53

spesies yang diketahui telah diperjualbelikan di pasar lokal maupun internasional. Potensi

Indonesia menghasilkan rotan menurut data dari Departemen Kehutanan adalah 696.900

ton/tahun (AAC).

Namun sangat disayangkan potensi rotan yang besar tersebut tidak membuat

usaha produk rotan berkembang dengan baik di Indonesia. Saat ini dunia usaha rotan

Indonesia menghadapi kondisi kritis, diindikasikan dengan volume dan nilai ekspor

produk rotan yang terus menurun. Pengusaha mebel dan kerajinan rotan menuduh

penurunan tersebut sebagai akibat dari kekurangan bahan baku. Di sisi lain, petani

pemungut rotan merasa kecewa karena merasa penghasilan dari usaha ini tidak bisa lagi

mencukupi penghidupan mereka. Pengusaha rotan menuduh telah terjadi oversupply

sehingga harga jatuh dan petani pemungut enggan berusaha rotan lagi. Situasi sunset ini

semakin diperparah dengan munculnya produk substitusi rotan imitasi yang berbahan

dasar plastik.

Bila dirunut ke belakang, kondisi yang memprihatinkan ini adalah akibat dari

kebijakan pemerintah yang tidak strategis. Kebijakan yang telah diambil hanyalah

menutup dan membuka kran ekspor rotan asalan atau rotan setengah jadi tanpa

memasukkan pertimbangan dan analisis yang komprehensif. Pemerintah beranggapan

bahwa dengan mengatur pasokan bahan baku, seluruh industri rotan bisa dikontrol

sesuai yang dikehendaki, padahal komponen bahan baku yang diakomadasikan dalam

kebijakan-kebijakan tersebut hanyalah salah satu dari 5 kondisi lingkungan industri

menurut Michael Porter (1980).

Page 8: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

2

Konsep yang dikemukakan oleh Michael Porter dalam “Porter’s five forces” dapat

digunakan untuk analisis industri dan perkembangan strategi perusahaan untuk melihat

kemenarikan pasar. Kemenarikan pasar dalam konteks ini merujuk pada profitability

keseluruhan industri. Industri menjadi tak “menarik” bila kombinasi kekuatan bergerak

menurunkan keseluruhan profitability, sedangkan bila kondisi pasar industri bergerak

menuju “kompetisi murni” maka industri dianggap benar-benar tidak menarik.

Pemikiran ini awalnya dikemukakan oleh Bob Hasan pada 1979. Pemikiran ini

sangat masuk akal, mengingat Indonesia mempunyai banyak bahan baku rotan, tapi

semuanya diekspor untuk industri furniture di luar negeri. Bob Hasan mempertanyakan

mengapa rotan tidak diolah di dalam negeri, sehingga pemain industri dalam negeri akan

mendapatkan manfaat dari hulu sampai hilir, artinya added value dari pengolahan rotan

mentah menjadi furniture bisa menjadi milik bangsa ini dan tidak diambil oleh orang lain.

Atas dasar pemikiran seperti itu, maka ditutuplah ekspor rotan bulat asalan dan setengah

jadi. Namun, setelah ekspor rotan bulat asalan dan setengah jadi dilarang, ternyata

belum berhasil meningkatkan produksi industri hilir rotan dalam negeri dan belum bisa

meningkatkan nilai ekspor rotan Indonesia. Dari indikasi tersebut perlu dianalisis

permasalahan-permasalahan yang muncul sebagai dampak dari kebijakan pelarangan

ekspor rotan, baik bagi perindustrian rotan dalam negeri maupun kinerja perdagangan

internasionalnya.

1.2. Tujuan Kajian

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka tujuan dari kajian ini adalah :

1. Melakukan analisis dampak kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah terhadap

industri rotan dalam negeri dan perdagangan rotan internasional.

2. Menganalisis kendala atau hambatan dalam mewujudkan program hilirisasi rotan dan

mengusulkan kebijakan untuk mengatasinya.

Page 9: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

3

BAB II

GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN INDONESIA

2.1. Kondisi Industri Rotan Indonesia

Perkembangan peradaban manusia pada saat ini dicirikan dengan kemajuan di

bidang teknologi termasuk industri. Walaupun demikian, pertumbuhan kerajinan relatif

tidak banyak dipengaruhi oleh teknologi industri saja sehingga industri pengolahan

seperti barang jadi dari rotan masih terbatas pada industri rakyat seperti furniture,

kerajinan dan lain-lainnya. Sebagai industri yang mengolah salah satu hasil hutan, industri

barang jadi rotan termasuk dalam kategori agroindustri.

Di Indonesia, industri rotan terbagi dalam dua daerah utama, pemasok bahan

baku dan produsen kerajinan rotan. Saat ini, sentra daerah pemasok bahan baku berada

di Kalimantan dan Sulawesi. Di Kalimantan, salah satu provinsi pemasok bahan baku

terbesar adalah Kalimantan Tengah. Di provinsi itu, terdapat daerah bernama Katingan di

mana hampir 90 persen wilayahnya dipenuhi hutan rotan. Sedangkan di Sulawesi,

terminal pengiriman rotan berada di Palu, Sulawesi Tengah, dan Kendari, Sulawesi

Tenggara. Kedua kota ini berfungsi sebagai terminal akhir pengiriman bahan baku di

kedua provinsi yang didatangkan dari berbagai daerah penghasil rotan di daerah

pegunungan.

Industri yang bersifat mekanis masih sangat terbatas dan umumnya penghasil

barang setengah jadi. Industri yang bersifat mekanis ini antara lain terdapat di Padang,

Jambi, Banjarmasin, Ujung Pandang dan Surabaya. Sedangkan di kota lainnya, misalnya

Medan, Palembang, Jakarta, Semarang, dan Bandung terbatas pada industri non mekanis

seperti peralatan rumah tangga. Dalam kaitannya dengan upaya pemerintah dalam

meningkatkan ekspor non- migas, maka industri rotan ini sangat potensial dalam

menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak

tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan ekspor rotan mentah (dalam bentuk asalan dan

belahan bulat) pada tahun 1986 dan rotan setengah jadi (dalam bentuk rotan poles, hati

rotan) pada tahun 1988 dari seluruh wilayah Indonesia.

Page 10: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

4

2.2. Klasifikasi Industri Rotan Indonesia

Industri rotan pada saat ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

berdasarkan hasil produksinya, yaitu:

1. Industri yang menghasilkan rotan bahan baku, yaitu kelompok yang menghasilkan

rotan bahan baku berupa rotan bulat W/S (washed and sufurized), rotan belahan

(split), dan rotan poles kasar.

2. Industri yang menghasilkan bahan baku siap pakai atau barang setengah jadi.

Kelompok ini mengolah rotan bulat menjadi bentuk barang-barang setengah jadi

yang disesuaikan dengan sifat-sifat keluarannya.

3. Industri yang menghasilkan barang jadi dan barang-barang kerajinan. Kelompok ini

mengolah bahan baku siap pakai atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi dan

barang-barang kerajinan.

Pengolahan rotan merupakan industri yang padat karya dan tidak memerlukan

tenaga pendidikan serta investasinya relatif murah. Berdasarkan proses produksinya,

mebel dan rotan (rattan furniture) di Indonesia secara umum dibagi menjadi dua jenis,

yaitu :

1. Mebel/furniture rotan yang merupakan hasil industri, dengan ciri-ciri :

Proses produksi mempergunakan peralatan mekanis yang relatif modern.

Ukuran komponen-komponen mebel rotan yang sama, sehingga produksinya

seragam.

Skala produksinya relatif massal dan padat modal.

2. Mebel/furniture rotan yang merupakan hasil kerajinan, dengan ciri-ciri :

Proses produksinya menggunakan alat manual atau semi mekanis.

Ukuran komponen-komponen mebel rotan kadang-kadang tidak sama, sehingga

produksinya tidak seragam.

Aspek lain dari mebel rotan yang nampak adalah desain (design). Umumnya

mebel rotan dapat dikelompokkan kedalam lima kelompok, yaitu :

1. Antique design, yaitu desain-desain yang nampak secara fisik sudah lama walaupun

sebenarnya adalah hasil reproduksi.

Page 11: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

5

2. Modern design, yaitu desain-desain yang sifatnya praktis dan biasanya ada tambahan

komponen, sehingga praktis penggunaannya.

3. Country style, yaitu desain-desain yang sudah dikenal sejak jaman dahulu.

4. Contemporary style, yaitu desain-desain yang berhubungan erat dengan kreasi seni

perancangnya.

5. Another design, desain ini adalah yang tidak termasuk pada poin 1 sampai 4 atau

merupakan campuran dari keempat desain tersebut diatas sehingga dihasilkan suatu

desain baru.

2.3. Kerajinan Rotan Indonesia

Usaha kerajinan bagi masyarakat Indonesia umumnya merupakan usaha yang

telah lama ditekuni dan merupakan usaha turun-temurun dari generasi sebelumnya.

Rotan banyak dimanfaatkan secara komersial karena mempunyai sifat yang lentur, kuat

serta relatif seragam bentuknya. Barang-barang kerajinan rotan yang umumnya banyak

diperdagangkan di tingkat lokal adalah keranjang, mebel, tangkai sapu, kurungan burung,

tirai, perangkap binatang, pemukul kasur.

Sedangkan untuk keperluan ekspor umumnya adalah keranjang dan furniture

dalam berbagai bentuk/model. Peluang usaha industri berbahan baku rotan dapat dilihat

antara lain dari meningkatnya volume produksi dan ekspor (untuk pasar luar negeri).

Dalam kondisi ekonomi di dalam negeri yang masih lesu dimana daya beli masyarakat

turun, pasar ekspor merupakan pilihan penting. Disamping itu, industri berbahan baku

rotan ini memiliki kandungan lokal (local content) yang sangat tinggi sehingga tidak

terlalu tergantung pada impor bahan baku.

Manfaat industri kerajinan rotan bagi daerah setempat umumnya berupa :

1. Peningkatan pendapatan daerah/retribusi.

2. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat.

3. Peningkatan pengembangan usaha di bagian hulu dan hilir sebagai multiplier effect

yang positif terhadap pengembangan industri pariwisata dan pemanfaatan limbah

rotan.

4. Peningkatan pendapatan para pengusaha kerajinan rotan.

5. Peningkatan pembangunan daerah.

Page 12: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

6

Kerajinan rotan memerlukan polesan halus dengan tangan-tangan trampil mulai

dari membelah rotan, menghaluskan/meraut sesuai ukuran/ keperluan hingga

menganyam sesuai dengan barang yang akan dibuat. (Dinas Kehutanan Propinsi

Sumatera Utara, 2003).

2.4. Perolehan Bahan Baku Rotan

Bahan baku rotan banyak terdapat di Pulau Sumatera, Pulau kalimantan, dan

pulau-pulau lain. Rotan diperoleh dari hutan alam dan sebagian besar berasal dari

tanaman budidaya. Untuk Pulau Sumatera rotan dapat ditemukan di Desa Asahan,

kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara, dan di Pulau Kalimantan ada

disekitar sungai Barito, Sungai Kapuas dan Sungai kahayan.

Pemanenan rotan dihutan alam dilakukan oleh 3-5 orang petani rotan yang

menerobos sampai cukup jauh ke dalam hutan untuk mengumpulkan rotan.

Pengumpulan rotan sangat berbahaya karena sering jatuhnya dahan yang mati dalam

proses penarikan rotan. Batang rotan yang telah diambil kemudian dipotong-potong

menjadi 2-3 m untuk rotan diameter besar dan 5-7 m untuk rotan diameter kecil.

Kemudian potongan batang tadi diangkut keluar dari hutan untuk dibawa ke pedangang

pengumpul pertama. Bahan baku mentah ini diterima pedagang pengumpul pertama dari

petani rotan dan kemudian mengolah bahan baku tersebut menjadi bahan setengah jadi

yang dimasak dan dikuliti. Bahan baku yang sudah diolah juga dapat diterima langsung

oleh pengrajin (produsen) besar tergantung dari pola distribusi yang dijalankan

dilapangan, bahan baku rotan setengah jadi yang sudah diterima kemudian diolah

menjadi barang jadi dan dibentuk sesuai fungsi serta kebutuhannya dan dapat langsung

dipasarkan kepada konsumen.

2.5. Peluang Pasar Rotan Indonesia

Rotan menempati nilai perdagangan Internasional yang masih berkembang dalam

perabot, lampit dan barang-barang manufaktur lainnya. Perdagangan luar negeri ini

ditaksir sekitar US$ 4 setiap tahunnya. Suatu perkiraan yang sangat konservatif mengenai

perdagangan dalam negeri ini mencakup nilai barang-barang dalam pasar perkotaan dan

perdagangan pedesaan dari bahan dan hasil produk rotan. Dengan satu atau lain cara 0,7

Page 13: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

7

milyar dari 5 milyar manusia di dunia menggunakan atau terlibat dalam perdagangan

rotan dan produk rotannya.

Berkurangnya kawasan hutan mengakibatkan menyusutnya sumber daya dalam

beberapa negara penghasil. Basis sumberdaya dalam beberapa negeri penghasil utama

sebagian dilindungi oleh pelanggaran ekpor barang mentah, ini juga mendorong

perluasan industri manufaktur domestik. Meningkatnya populasi dunia, yang diharapkan

mencapai 8,2 milyar menjelang tahun 2025 diharapkan mendorong kebutuhan yang

meningkat akan sumberdaya ini dan barang jadinya.

Kegiatan penelitian dan pengembangan teristimewa dalam budidaya telah

meningkat secara mencolok selama 1 (satu) dasawarsa terakhir dan kemungkinan besar

akan terus meningkat lebih lanjut. Niaga rotan tampaknya siap berkelanjutan untuk

berkembang baik secara domestik di dalam negeri penghasil maupun global. Indonesia

merupakan salah satu negara yang mempunyai wilayah hutan penghasil rotan yang

cukup luas. Hasil produksi hutan Indonesia merupakan produk unggulan komparatif

dimana hasil produksi rotan dalam segala bentuknya diekspor ke mancanegara, serta

merupakan penghasil devisa yang penting dari sektor non migas. Disamping itu rotan

juga telah dibudidayakan di Kalimantan Timur, Sumatera, Jawa dan daerah lain

Page 14: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

8

BAB III

KINERJA PERDAGANGAN ROTAN INDONESIA

3.1. Kinerja Ekspor Rotan Indonesia

Setiap tahun, Indonesia menyuplai sekitar 80% kebutuhan rotan dunia. Dari

jumlah itu, sekitar 90% rotan dihasilkan dari hutan tropis di pulau Sumatra, Kalimantan,

dan Sulawesi. Sedangkan, sisanya dihasilkan dari budidaya rotan. Tanaman ini telah lama

digunakan sebagai bahan baku berbagai kerajinan tangan dan mebel di Indonesia dan

berbagai negara lain seperti Cina, Korea Selatan, dan Eropa. Bahkan, hasil kerajinan rotan

berbagai pengrajin tanah air dihargai cukup mahal berkisar ratusan hingga ribuan dolar

AS meski harga bahan baku semula hanya berkisar Rp 50-80 per kg.

Ekspor rotan Indonesia mencapai USD 193,8 juta di tahun 2011, menempati posisi

pertama sebagai negara pengekspor rotan dengan kontribusi sebesar 33,9% terhadap

total ekspor rotan dunia, diikuti oleh Cina dengan kontribusi yang hampir sama yaitu

33,5% dan Vietnam (7,3%). Ekspor tersebut mencakup produk rotan mentah dan

turunannya (kerajinan dan furniture rotan). Kontribusi ekspor rotan Indonesia dan Cina

mencapai lebih dari separo ekspor rotan dunia, hal tersebut menunjukkan bahwa pasar

rotan di dunia didominasi oleh kedua negara tersebut dan Cina merupakan pesaing berat

yang harus dihadapi Indonesia dalam merebut pasar rotan di dunia (Tabel 3.1.).

Tabel 3.1. Negara Pengekspor Rotan di Dunia

Page 15: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

9

No. ExportersEkspor 2011(USD Juta)

Share (%)2011

World 572.2 100.001 Indonesia 193.8 33.872 China 191.6 33.483 Viet Nam 41.6 7.274 Italy 21.4 3.735 Spain 16.2 2.826 Singapore 14.7 2.567 Belgium 11.9 2.088 Germany 11.6 2.039 Netherlands 10.2 1.7810 Thailand 6.7 1.17Sumber : Trademap (diolah Puska Daglu)

Ekspor rotan dibagi menjadi tiga produk, yaitu rotan mentah, kerajinan rotan, dan

furniture rotan dimana kerajinan rotan antara lain terdiri dari tikar dan keranjang,

sedangkan furniture rotan terdiri dari perkakas rumah tangga yang meliputi meja, kursi

dan furniture lainnya. Dalam perkembangannya, ekspor rotan Indonesia mengalami

penurunan selama lima tahun terakhir dengan penurunan rata-rata 13,4% per tahun.

Dari sebesar USD 298,2 juta menjadi hanya USD 158,6 juta di tahun 2012. Jika

dibandingkan dengan tahun 2011, ekspor rotan Indonesia tahun 2012 juga mengalami

penurunan yaitu sebesar 13,3%. Penurunan disebabkan turunnya nilai ekspor rotan

mentah yang memang sudah dilarang ekspornya di tahun 2012. Namun penurunan nilai

ekspor furniture rotan juga menjadi salah satu penyebab turunnya ekspor rotan

Indonesia, apalagi jika dilihat dari kontribusinya yang mencapai 70,9% terhadap ekspor

rotan Indonesia (Tabel 3.2.).

Tabel 3.2. Kinerja Ekspor Rotan Indonesia

2008 2012

EKSPOR ROTAN 298.2 158.6 (13.39) (13.25) 100.00

ROTAN MENTAH 27.9 0.0 (84.45) (99.99) 0.001401200000 Rattans, used primarily for plaiting 27.9 0.0 (84.45) (99.99) 0.00

-

KERAJINAN ROTAN 21.6 46.2 15.81 205.55 29.114601220000 Mats, matting and screens of vegetable materials of rattan 2.3 3.1 8.32 18.89 1.924601939000 Other products of rattan 0.1 0.0 (35.21) (78.01) 0.024602120000 Basketwork, wickerwork & other articles, of vegetable material of rattan19.2 43.1 16.60 246.92 27.17

-

FURNITURE ROTAN 248.7 112.4 (17.29) (12.24) 70.899401510010 Seats of rattan 106.1 74.4 (11.66) 58.39 46.949401510090 Other seats of rattan 21.5 0.8 (47.02) (95.71) 0.489403810010 Bedroom, dining room/living room sets of rattan 47.1 35.4 (8.17) 83.22 22.329403810090 Other furniture of bamboo or rattan 73.9 1.8 (53.51) (95.86) 1.15

Share (%)2012

USD Juta Trend (%)2008-2012

Growth (%)12/11

HS URAIAN

Page 16: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

10

Sumber : BPS

Selama 2008-2012, ekspor rotan selalu didominasi oleh produk furniture rotan.

Namun, nilainya terus mengalami penurunan rata-rata 17,3% tiap tahun. Pada tahun

2008-2011, produk rotan yang memberikan kontribusi terbesar setelah furniture rotan

adalah rotan mentah dengan rata-rata kontribusi sebesar 36,7% dan meningkat rata-rata

23,5% tiap tahun. Di tahun 2012, ekspor rotan mentah hamper mendekati 0, dengan

penurunan mencapai 99,99% dibanding tahun 2011. Sementara ekspor kerajinan mentah

mengalami peningkatan sebesar 15,8% tiap tahun selama 2008-2012 dan melonjak tinggi

sampai 205,6% di tahun 2012 dibanding tahun sebelumnya. Kontribusinya terhadap

ekspor rotan selama 2008-2011 hanya sekitar 5%, namun naik menjadi 29,7% terhadap

ekspor rotan Indonesia tahun 2012 (Grafik 3.1.).

Grafik 3.1. Kinerja Struktur Ekspor Rotan Indonesia (USD Juta)

27.9 26.9 32.3 39.6

0.021.6 15.9 16.0 15.1

46.2

248.7

174.8156.1

128.1112.4

2008 2009 2010 2011 2012

Rotan Mentah Kerajinan Rotan Furniture Rotan

Sumber : BPS

Dilihat dari sisi volumenya, penurunan volume ekspor rotan Indonesia lebih besar

dibanding penurunan nilai ekspornya. Selama lima tahun terakhir, volume ekspor rotan

turun rata-rata 19,6% tiap tahun dan turun 47,1% di tahun 2012 dibanding tag=hun

sebelumnya. Begitu juga dengan penurunan volume ekspor furniture rotan, jauh lebih

besar dibanding dengan penurunan nilai ekspornya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

harga rotan olahan masih mengalami peningkatan (Tabel 3.3.).

Tabel 3.3. Kinerja Volume Ekspor Rotan Indonesia

Page 17: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

11

2008 2012

EKSPOR ROTAN 117.7 41.7 (19.62) (47.07) 100.00

ROTAN MENTAH 30.9 0.0 (82.52) (99.99) 0.011401200000 Rattans, used primarily for plaiting 30.9 0.0 (82.52) (99.99) 0.01

-

KERAJINAN ROTAN 7.0 12.4 10.43 224.10 29.734601220000 Mats, matting and screens of vegetable materials of rattan 0.4 0.4 (0.07) (14.96) 0.884601939000 Other products of rattan 0.0 0.0 (33.53) (77.98) 0.024602120000 Basketwork, wickerwork & other articles, of vegetable material of rattan6.6 12.0 11.13 257.96 28.83

-

FURNITURE ROTAN 79.7 29.3 (21.60) (18.83) 70.269401510010 Seats of rattan 34.4 17.9 (18.61) 46.85 42.889401510090 Other seats of rattan 6.3 0.3 (42.33) (92.07) 0.829403810010 Bedroom, dining room/living room sets of rattan 15.1 10.5 (9.67) 68.73 25.239403810090 Other furniture of bamboo or rattan 24.0 0.6 (54.39) (95.87) 1.32

Share (%)2012

Ribu Ton Trend (%)2008-2012

Growth (%)12/11

HS URAIAN

Sumber : BPS

Ekspor turunan rotan memang memberikan nilai tambah yang lebih besar

dibanding dengan ekspor rotan mentah. Namun jika volume yang dieskpor mengalami

penurunan yang lebih signifikan, maka nilai ekspornya juga belum bisa ditingkatkan.

Pelarangan ekspor rotan mentah di tahun 2012 memang berhasil meningkatkan ekspor

kerajinan rotan, namun belum berhasil dalam meningkatkan ekspor furniture rotan

(Grafik 3.2.).

Grafik 3.2. Kinerja Volume Struktur Ekspor Rotan Indonesia (Ribu Ton)

30.9 27.933.0

38.9

0.07.0 4.4 4.3 3.8

12.4

79.7

55.646.1

36.129.3

2008 2009 2010 2011 2012

Rotan Mentah Kerajinan Rotan Furniture Rotan

Sumber : BPS

Negara tujuan ekspor kerajinan rotan Indonesia adalah Belanda, Amerika Serikat,

Jepang, Korea Selayan, dan Jerman. Pada tahun 2008, masing-masing memberikan

kontrisi terhadap total ekspor kerajinan rotan Indonesia sebesar 16%, 24%, 16%, 14,%,

dan 3%. Sementara sisanya 27% kerajinan rotan di eskpor ke negara-negara lain.

Page 18: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

12

Sementara negara tujuan ekspor furniture rotan Indonesia adalah Jepang, Amerika

Serikat, Jerman, Inggris, dan Rusia. Kelima negara tersebut memberikan kontribusi

terhadap total ekspor furniture rotan ke dunia di tahun 2008 sebesar 45%, sedangkan

sisanya 55% dieskpor ke negara-negara lain (Grafik 3.3.).

Grafik 3.3.Negara Tujuan Ekspor Rotan Indonesia 2008

BELANDA,3.53 , 16%

AMERIKASERIKAT, 5.11

, 24%

JEPANG, 3.60 ,16%

KOREASELATAN, 2.98

, 14%

JERMAN, 0.62, 3%

LAINNYA, 5.79, 27%

Kerajinan RotanJEPANG, 22.68

, 9%

AMERIKASERIKAT,

33.16 , 13%

JERMAN,36.16 , 15%

INGGRIS,14.55 , 6%

FEDERASIRUSIA, 4.79 ,

2%

LAINNYA,137.32 , 55%

Furniture Rotan

Sumber : BPS

Negara tujuan ekspor kerajinan rotan mengalami diversifikasi di tahun 2012,

terlihat dari kelima negara tujuan ekspornya yang memberikan kontribusi terhadap

ekspor kerajinan rotan mencapai 73% di tahun 2008, menurun menjadi 68% di tahun

2012. Namun, untuk ekspor furniture rotan justru desentralisasi pasar ekspor dimana

kontribusi ekspornya ke lima negara utama tujuanekspornya meningkat menjadi 60% di

tahun 2012 dari sebelumnya hanya 45% di tahun 2008 (Grafik 3.4.).

Grafik 3.4. Negara Tujuan Ekspor Rotan Indonesia 2012

Page 19: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

13

BELANDA,11.65 , 25%

AMERIKASERIKAT, 6.90

, 15%

JEPANG, 4.84 ,11%

KOREASELATAN, 4.26

, 9%

JERMAN, 3.66, 8%

LAINNYA,14.86 , 32%

Kerajinan Rotan

JEPANG, 25.16, 22%

AMERIKASERIKAT,

17.59 , 16%

JERMAN,13.40 , 12%INGGRIS, 6.51

, 6%

FEDERASIRUSIA, 4.99 ,

4%

LAINNYA,44.78 , 40%

Furniture Rotan

Sumber : BPS

3.2. Posisi Rotan Indonesia di Dunia

Sebagai negara pengkspor rotan terbesar di dunia, Indonesia menyupali 65%

kebutuhan rotan mentah dunia di tahun 2011, diikuti oleh Singapura dan Cina dengan

kontribusi masing-masing 19,4% dan 5,8%. Ekspor rotan mentah dunia mengalami

peningkatan 17,8% di tahun 2011, begitu pula ekspor dari Indonesia (22,5%),

Singapura(19,6%) dan Cina (5,8%). Namun, ekspor dari beberapa negara mengalami

penurunan, seperti Malaysia (17,6%), Hongkong (13,1%), Spanyol (6,3%), dan Taiwan

(7,5%) (Tabel 3.4.).

Tabel 3.4. Posisi Indonesia di Pasar Rotan Mentah Dunia

No. ExportersEkspor 2011(USD Juta)

Pertumbuhan(%) 2011

Share (%)2011

World 61.0 17.78 100.001 Indonesia 39.6 22.52 64.932 Singapore 11.8 19.56 19.363 China 3.5 10.51 5.774 Malaysia 1.8 (17.58) 3.035 Hong Kong, China 1.8 (13.12) 2.936 Germany 0.6 76.68 0.917 Myanmar 0.5 - 0.878 Belgium 0.2 153.41 0.379 Spain 0.2 (6.25) 0.2510 Chinese Taipei 0.1 (7.52) 0.20

Sumber : Trademap (diolah Puska Daglu)

Page 20: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

14

Ekspor kerajinan rotan dunia turun 0,8% menjadi USD 177,5 juta di tahun 2011.

Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara pengekspor kerajinan rotan denga

kontribusi 8,6% terhadap ekspor kerajinan rotan dunia 2011. Angka tersebut mengalami

penurunan 5,1% dibanding tahun 2010. Posisi pertama ditempati Cina dengan kontribusi

sebesar 66,8% dan di posisi kedua Vietnam dengan kontribusi 11,2%. Ekspor Cina juga

mengalami penurunan 3,3%, namun ekspor Vietnam justru naik 27% (Tabel 3.5.).

Tabel 3.5. Posisi Indonesia di Pasar Kerajinan Rotan Dunia

No. ExportersEkspor 2011(USD Juta)

Pertumbuhan(%) 2011

Share (%)2011

World 177.5 (0.77) 100.001 China 118.5 (3.32) 66.772 Viet Nam 19.9 26.96 11.213 Indonesia 15.3 (5.11) 8.604 Germany 3.2 (59.99) 1.815 Belgium 2.5 36.15 1.426 Myanmar 2.2 - 1.237 Sweden 2.1 54.77 1.198 Netherlands 1.8 (31.47) 0.999 Hong Kong, China 1.6 6.92 0.8910 United States of America 1.5 (20.81) 0.83Sumber : Trademap (diolah Puska Daglu)

Ekspor furniture rotan dunia juga mengalami penurunan sebesar 7,4% di tahun

2011 menjadi USD 333,8 juta. Meskipun juga mengalami penurunan, Indonesia masih

mejadi negara pengekspor furniture rotan terbesar di dunia dengan kontribusi sebesar

41,6%. Negara-negara pengekspor furniture rotan lainnya adalah Cina (20,8%), Vietnam

Page 21: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

15

(6,5%), Italia (6,2%), dan Spanyol (4,6%). Diantara sepuluh negara pengekspor furniture

terbesar di dunia mengalami penurunan kecuali Cina (naik 27,6%), Vietnam (45,7%), Italia

(0,9%), dan Thailand (38,6%) (Tabel 3.6.).

Tabel 3.6. Posisi Indonesia di Pasar Furniture Rotan Dunia

No. ExportersEkspor 2011(USD Juta)

Pertumbuhan(%) 2011

Share (%)2011

World 333.8 (7.44) 100.001 Indonesia 139.0 (19.46) 41.642 China 69.6 27.58 20.843 Viet Nam 21.6 45.71 6.474 Italy 20.5 0.92 6.155 Spain 15.4 (1.56) 4.626 Belgium 9.2 (21.56) 2.757 Netherlands 8.4 (9.34) 2.528 Germany 7.9 (49.17) 2.369 Thailand 5.6 38.62 1.6810 United States of America 5.1 (8.67) 1.53

Sumber : Trademap (diolah Puska Daglu)

Page 22: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

16

BAB IV

ISU DAN PERMASALAHAN

PERDAGANGAN ROTAN INDONESIA

4.1. Isu Dalam Negeri Perdagangan Rotan Indonesia

Melihat kinerja ekspor rotan yang mengalami penurunan, maka perlu

diperhatikan hal-hal yang menjadi penyebabnya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan

adalah industri di dalam negeri. Saat ini, persaingan perdagangan kerajinan dan mebel

rotan tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tapi juga internasional. Hal itu karena sejak

10 tahun terakhir banyak negara mulai menyadari nilai ekonomis tinggi yang bisa

diperoleh melalui berbagai kerajinan dan furniture berbahan baku rotan. Saat ini kini

perdagangan rotan dunia tidak hanya didominasi pengusaha Indonesia, tapi juga

pengusaha asal negara Cina, Eropa seperti Italia, dan Korea Selatan. Beberapa hal yang

menjadi masalah dalam industri rotan dalam negeri antara lain adalah kelangkaan bahan

baku, lemahnya daya saing, dan perbedaan pencatatan ekspor oleh pemerintah dengan

pelaku usaha.

4.1.1. Kelangkaan Bahan Baku Rotan

Sebagaimana diketahui bahwa sejak diterapkan kebijakan larangan ekspor bahan

baku rotan, harga rotan semakin tinggi dan sulit mendapatkan bahan baku rotan dengan

kualitas tinggi. Menurut salah seorang pengusaha rotan di Surabaya yang ditemui,

kelangkaan ini disebabkan oleh adanya ekspor besar-besaran di bulan November dan

Desember 2011 yaitu sampai tiga kali dari ekspor normal di bulan-bulan sebelumnya.

Peningkatan ekspor bahan baku rotan ini dipicu oleh isu yang beredar mengenai

pelarangan ekspor bahan baku rotan yang mulai diberlakukan pada Januari 2012.

Sementara itu, industri furniture rotan menyatakan tidak mengetahui mengenai isu

pelarangan ekspor rotan mentah/asalan sebelum kebijakan tersebut diberlakukan. China

yang impor bahan baku berasal dari Indonesia diduga antisipasi untuk musim hujan dan

perayaan imlek juga menjadi penyebab tingginya ekspor bahan baku rotan. Selain itu,

Page 23: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

17

kelangkaan beberapa jenis rotan di pasaran tersebut, diperkirakan karena para petani

enggan mencari rotan ke hutan karena pedagang khawatir rotan tidak banyak diserap

oleh industri.

Pada akhirnya perusahaan terpaksa mengambil bahan baku dengan kualitas lebih

rendah. Akan tetapi harga jual produk furniture cenderung stagnan, sehingga

keuntungan yang didapatkan perusahaan penghasil furniture rotan cenderung

berkurang. Selain itu, daya saing yang rendah (variasi model sedikit), upah tenaga kerja

yang mahal disamping masih banyaknya pilihan pekerjaan yang lebih menguntungkan,

infrastuktur dan jalinan distribusi menjadi kendala bagi rotan olahan luar Jawa untuk bisa

bersaing dengan rotan dari Jawa. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab tetap

turunnya kinerja ekspor produk rotan, khususnya furniture rotan meski ekspor rotan

mentah sudah dilarang.

4.1.2. Rendahnya Daya Saing Rotan Indonesia

Menurut perusahaan pengimpor rotan dari Indonesia di Jepang, dalam

perkembangannya, produk/furniture rotan asal Indonesia mengalami penurunan

kualitas, desain kurang kreatif dan supply lambat. Saat ini hanya Hazama Co.Ltd yang

masih mampu memproduksi rotan di Indonesia dengan kualitas yang bisa diterima oleh

Department store di Jepang. Dengan kondisi ini diharapkan pihak Indonesia dapat segera

mengantisipasinya karena furniture rotan merupakan produk khas Indonesia dengan

bahan baku yang berlimpah. Terkait dengan hal tersebut perlu ada kebijakan untuk

menjaga agar bahan baku rotan tidak sampai keluar, sehingga bisa diantisipasi

munculnya produk/furniture rotan dari negara lain. Namun, hal tersebut harus diikuti

oleh peningkatan kreatifitas industri rotan itu sendiri.

Pengembangan industri rotan dalam negeri seharusnya juga menjadi perhatian

khusus dari pemerintah apabila ingin sukses dalam mengembangkan hilirisasi rotan

Indonesia. Turunnya daya saing produk rotan Indonesia disebabkan oleh kurangnya

kreatifitas pengrajin rotan dalam negeri. Terdapat lebih dari 300 jenis rotan yang tumbuh

di hutan Indonesia. Namun, jenis rotan yang menjadi bahan baku industri hanya sekitar

20-an. Dari jumlah itu, hanya enam jenis rotan yang biasa menjadi komoditas ekspor ke

berbagai negara. Dari pengakuan pengepul rotan besar asal Sulawesi Tenggara, mereka

biasanya melakukan pengiriman ekspor lima jenis rotan ke Cina dan Korea Selatan. Rotan

Page 24: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

18

tersebut adalah rotan jenis Lambang, Batang, Tohiti, Karompu, dan Jermasi. Selain itu,

rotan lain yang juga bisa diekspor adalah jenis Sega. Sedangkan, rotan jenis lain yang

sering digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan nasional adalah Manau, Tabu-

Tabu, Suti, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, dan Pulut.

4.1.3. Gap Catatan Ekspor Pemerintah dengan Permintaan bagi Pelaku Usaha

Jika dilihat dari ekspor produk kerajinan rotan, memang mengalami peningkatan,

namun merupakan hal yang sangat dilematis jika kenyataannya antara kondisi lapang

dengan catatan ekspor di pemerintahan tidak sesuai. Nilai ekspor yang disampaikan

dalam publikasi pemerintah Indonesia dengan nilai yang tingi sangat jelas bukan hanya

furniture rotan, tetapi segala jenis furniture asalkan di dalamnya mengandung unsur

rotan tanpa melihat berapa besar komposisi rotan yang digunakan dalam furniture

tersebut.

Menanggapi ekspor funiture rotan yang dikabarkan meningkat pada beberapa

surat kabar menjadi pertanyaan bagi para pelaku usaha industri funiture rotan di

Surabaya karena pelaku usaha justru merasakan sebaliknya, bahwa buyer mengurangi

permintaan terhadap produk rotan dan telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.

Sebagian pelaku usaha juga ada yang beralih pada funiture rotan sintetik dengan frame

berupa tembaga. Ada juga yang hanya menggunakan frame berupa tembaga dan

menggunakan rotan, enceng gondok, kulit, batu atau pandan untuk hiasannya. Hal yang

diperkirakan menjadi sebab adanya data peningkatan ekspor furniture rotan adalah

penentuan HS produk rotan dimana produk furniture yang hanya menggunakan bahan

baku rotan 10% juga dimasukkan ke dalam HS produk rotan. Hal ini menyebabkan terjadi

kesimpulan semu peningkatan ekspor furniture rotan. Seharusnya pemerintah harus

tegas dalam pengelompokan barang ekspor seperti furniture, apakah masuk ke olahan

kayu atau olahan rotan dengan memperhatikan komposisi bahan yang digunakan.

4.2. Isu Luar Negeri Perdagangan Rotan Indonesia

Larangan ekspor rotan mentah di tahun 2012 tidak hanya menimbulkan

permasalahan di dalam negeri, namun juga menimbulkan isu adanya ekspor ilegal.

Catatan ekpor rotan mentah Indonesia tahun 2012 mengalami penurunan drastis,

Page 25: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

19

bahkan hampir nol. Namun berbeda dengan catatan impor negara utama tujuan ekspor

rotan mentah Indonesia, yaitu Cina, Singapura, Thailand, India, dan Malaysia.

Tahun 2012, Cina masing menerima rotan mentah dari Indonesia sebesar USD

12,6 juta atau 68% dari total impornya. Meskipun mengalami penurunan, namun nilai

tersebut masih menunjukkan angka yang tinggi, padahal catatan pemerintah Indonesia

menunjukkan bahwa tidak ada ekspor rotan mentah ke Cina selama 2012 (Tabel 4.1.).

Tabel 4.1. Negara Asal Impor Rotan Mentah Cina

% Change2010 2011 2012 2010 2011 2012 2012/2011

World 32.21 37.02 18.55 100.00   100.00   100.00  - 49.881 Indonesia 29.73 35.30 12.62 92.30   95.34   68.02  - 64.242 Malaysia 0.77 0.50 2.93   2.39   1.35   15.81   488.633 Philippines 0.72 0.56 1.06   2.24   1.52   5.73   89.094 Myanmar 0.80 0.43 0.97   2.49   1.15   5.25   127.715 Singapore 0.15 0.18 0.68   0.47   0.48   3.65   280.18

Rank Negara Pemasok % ShareUSD Juta

Sumber : GTIS (diolah)

Singapura mencatat adanya impor rotan mentah dari Indonesia sebesar USD 3,8

juta atau 36,8% dari total impor rotannya di tahun 2012. Kekurangan kebutuhan rotan

mentahnya dipenuhi dari Malaysia yang meningkat 171% di tahun 2012. Sementara

catatan Indonesia menunjukan tidak ada ekspor rotan ke Singapura (Tabel 4.2.).

Tabel 4.2. Negara Asal Impor Rotan Mentah Singapura

% Change2010 2011 2012 2010 2011 2012 2012/2011

World 7.16 10.60 10.20   100.00   100.00   100.00  - 3.741 Malaysia 1.81 2.28 6.17   25.26   21.50   60.52   170.952 Indonesia 5.09 7.78 3.75   71.11   73.37   36.78  - 51.743 China 0.20 0.49 0.19   2.85   4.63   1.84  - 61.824 Vietnam - - 0.03   0.00   0.00   0.33   0.005 India 0.01 - 0.02   0.17   0.00   0.24   0.00

Rank Partner Country % ShareUSD Juta

Sumber : GTIS (diolah)

Data impor rotan mentah Thailand memperlihatkan bahwa Indonesia masih

menjadi negara pemasok terbesarnya meskipun mengalami penurunan. Impor rotan

mentah Thailand dari Indonesia tahun 2012 mencapai USD 0,6 juta dengan kontribusi

37,1%. Seperti halnya Singapura, kekurangan pemenuhan kebutuhan impor rotan

Page 26: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

20

mentah Thailand dari Indonesia, disuplai dari Malaysia, sehingga angka impornya naik

lebih dari 8 kali lipatnya di tahun 2012 (Tabel 4.3.).

Tabel 4.3. Negara Asal Impor Rotan Mentah Thailand

% Change2010 2011 2012 2010 2011 2012 2012/2011

World 2.25 2.18 1.68   100.00   100.00   100.00  - 22.851 Indonesia 1.50 1.32 0.62   66.84   60.72   37.09  - 52.872 Cambodia 0.18 0.25 0.34   8.18   11.55   20.26   35.383 Malaysia - 0.03 0.25   0.00   1.45   15.14   704.604 Singapore 0.19 0.13 0.19   8.53   6.13   11.14   40.225 China 0.18 0.21 0.14   7.93   9.83   8.43  - 33.85

Rank USD JutaPartner Country % Share

Sumber : GTIS (diolah)

Beberapa negara seperti Singapura dan Thailand mengalihkan permintaan suplai

rotan mentah mereka dari Indonesia ke Malaysia. Sementara itu, Malaysia sendiri juga

mengimpor rotan mentah dari Indonesia. Nilai impornya di tahun 2012 sebesar USD 0,07

juta atau 10% dari impor rotan mentahnya dari dunia (Tabel 4.4.).

Tabel 4.4. Negara Asal Impor Rotan Mentah Malaysia

% Change2010 2011 2012 2010 2011 2012 2012/2011

World 0.74 0.75 0.66   100.00   100.00   100.00  - 12.691 Philippines 0.41 0.36 0.50   56.17   47.92   76.43   39.282 Indonesia 0.20 0.32 0.07   27.73   42.34   10.16  - 79.053 China 0.11 0.06 0.03   15.28   7.85   5.06  - 43.684 Myanmar - - 0.03   0.00   0.00   4.81   0.005 New Zealand - - 0.01   0.00   0.00   2.25   0.00

Rank USD JutaPartner Country % Share

Sumber : GTIS (diolah)

Salah satu hambatan yang dirasakan oleh pelaku usaha dalam negeri adalah

keharusan verifikasi distribusi rotan asalan dalam negeri dan verifikasi ekspor barang dari

rotan. Kebijakan ini menyebabkan pelaku usaha harus mengeluarkan biaya tambahan

(biaya lembur karyawan untuk menunggu dokumen LS, biaya inap di pelabuhan, biaya

dokumen) untuk mendapatkan dokumen laporan survey. Keterlambatan verifikator

(Sucofindo) untuk melakukan verifikasi barang juga akan mempengaruhi kualitas bahan

baku rotan karena terjadinya penurunan kadar air rotan dalam kontainer selama waktu

tunggu. Namun, verifikasi tersebut sangat penting untuk dilakukan, untuk mencegah

Page 27: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

21

terjadinya ekspor illegal. Dengan adanya verifikasi tersebut saja, masih terdapat ekspor

illegal, apalagi jika tidak dilakukan verifikasi. Sehingga salah seorang pelaku usaha rotan

di Surabaya menyatakan bahwa ekspor illegal bisa dicegah dengan mewaspadai ekspor

dari para pelaku ekspor rotan asalan yang dulu beroperasi dan meningkatkan kinerja

verifikator di lapang.

4.3. Usulan Pelaku Usaha Rotan Dalam Negeri

Para pelaku usaha rotan dalam negeri menyampaikan beberapa usulan dalam

rangka mengatasi permasalahan yang muncul terkait kebijakan larangan ekspor rotan

mentah dan usaha dalam meningkatkan ekspor rotan serta mengembangkan industri

rotan dalam negeri. Usulan tersebut adalah:

1. Adanya forum diskusi beberapa instansi terkait untuk menyatukan ide yang

melibatkan pemerintah Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,

Kementerian Kehutanan dengan 3 asosiasi ASMINDO, APRI dan AMKRI serta pemain

industri rotan yang full (100%) menggunakan bahan baku rotan di daerah sentra

industri rotan yaitu Jawa Timur, Solo, Cirebon dan Jepara.

2. Pemerintah dapat memfasilitasi dalam mencarikan pasar baru produk hasil rotan dan

kebijakan yang menguntungkan semua pihak, serta penegakan hukum terkait

penyelundupan rotan yang menyebabkan penurunan persediaan sehingga harga

cenderung meningkat.

3. ASMINDO sebagai forum asosiasi mebel dan juga mengurus mebel rotan memiliki

daftar industri rotan yang lengkap dan terbaru. Demikian juga Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur memiliki data terbaru perusahaan yang masih

bergerak di bidang rotan dan yang telah tutup atau berganti ke sektor lain.

4. Wakil ASMINDO yang juga Direktur PT. Bintang Selatan mengusulkan adanya

kebijakan kredit modal pembelian bahan baku sebesar 50% dari total ekspor produk

rotan tahun sebelumnya dari dari pemerintah lewat perbankan dengan bunga lebih

rendah (6%). Tenor pinjaman sebaiknya dalam jangka waktu pendek optimum 4 bulan

dengan jaminan underlying asset sebesar jumlah pinjaman. Berdasarkan masukan

dari Direktur PT. Bintang Selatan dan Direktur PT. Surimas Raya Sentosa, kebijakan

kredit murah untuk pengusaha rotan ini yang meningkatkan pertumbuhan industri

Page 28: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

22

rotan di tanah air pada saat larangan ekpor bahan baku rotan diberlakukan pada

tahun 1986.

Page 29: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

23

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kajian mengenai

dampak kebijakan pelarangan ekspor rotan adalah:

1. Kebijakan larangan ekspor rotan mentah Indonesia yang bertujuan untuk menjaga

bahan baku rotan dalam negeri menimbulkan beberapa dampak negatif antara lain

langkanya bahan baku untuk industri rotan dalam negeri, rendahnya daya saing rotan

Indonesia, terjadinya perbedaan persepsi atau gap antara catatan ekspor pemerintah

dengan realisasi permintaan bagi pelaku usaha, dan adanya ekspor ilegal.

2. Pada dasarnya, kebijakan larangan ekspor rotan mentah mendapat dukungan dari

beberapa pihak terkait tujuannya dalam mengamankan bahan baku rotan dan

mengembangkan industri rotan dalam negeri. Namun pemerintah harus memberikan

dukungan lebih kepada para pengusaha rotan dalam negeri baik pengusaha di hilir

maupun di hulu antara lain dalam memperbaiki infrastruktur, pengamanan terhadap

adanya ekspor ilegal, dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung seperti

trade financing.

5.2. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi atau usulan kebijakan yang dapat disampaikan

berdasarkan hasil kajian adalah:

1. Dalam mengembangkan industri hilir dalam negeri, pemerintah sebaiknya juga

memperhatikan kesiapan para pengusaha di industri hilir, dan memberikan dukungan

penuh, baik dari segi fasilitasi, infrastruktur, perizinan, dan pengamanan perdagangan

untuk menghindari terjadinya ekspor impor illegal.

2. Untuk mendukung program hilirisasi, pemerintah sebaiknya memberikan dukungan

lebih kepada para pengusaha seperti memperbaiki infrastruktur, fasilitas, dan

Page 30: ANALISIS KEBIJAKAN EKSPOR : EVALUASI KEBIJAKAN … · menghasilkan devisa dari hasil ekspor. Industri pengolahan rotan berkembang pesat sejak tahun 1989, yaitu sejak adanya larangan

24

meningkatkan pengamanan perdagangan untuk mengurangi adanya ekspor impor

illegal.