Top Banner
Pengertian Ketrampilan Bertanya Posted by maspurnomo on Oktober 31, 2011 Ketrampilan Bertanya 1. a. Pengertian Ketrampilan Bertanya Ketrampilan bertanya merupakan salah satu ketrampilan dasar pembelajaran yang harus dikuasai guru. Ketrampilan bertanya mengandung makna ketrampilan dalam mengajukan pertanyaan atau bertanya. Bertanya sebagai suatu istilah tidaklah mudah didefinisikan. Brown (dalam Hasibuan dkk, 1988:19) mengartikan bertanya sebagai “ . . . any statement which tests or creates knowledge in the leaner” (setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri pembelajar). Sehubungan dengan definisi Brown di atas, maka ketrampilan bertanya merupakan pernyataan guru yang mendorong siswa untuk berpikir sehingga menemukan atau merumuskan konsep suatu ilmu pengetahuan. Berdasarkan definisi ini, ada dua hal yang dipermasalahkan yaitu pernyataan yang mendorong siswa berpikir dan berpikir untuk menemukan ilmu pengetahuan. Pernyataan yang mendorong siswa berpikir dibedakan menjadi dua, yaitu pernyataan yang berupa kalimat tanya dan pernyataan yang berupa kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut. (1) Siapa tokoh utama dalam cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”? (2) Sebutkan nama tokoh utama dalam cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”! (3) Bagaimana watak tokoh Bawang Putih? (4) Sebutkan watak tokoh Bawang Putih! (5) Mengapa Bawang Merah selalu berbuat jahat kepada Bawang Putih?
34
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: aku

Pengertian Ketrampilan BertanyaPosted by maspurnomo on Oktober 31, 2011

Ketrampilan Bertanya

1. a.      Pengertian Ketrampilan Bertanya

Ketrampilan bertanya merupakan salah satu ketrampilan dasar pembelajaran yang harus dikuasai guru. Ketrampilan bertanya mengandung makna ketrampilan dalam mengajukan pertanyaan atau bertanya. Bertanya sebagai suatu istilah tidaklah mudah didefinisikan. Brown (dalam Hasibuan dkk, 1988:19) mengartikan bertanya sebagai        “ . . . any statement which tests or creates knowledge in the leaner” (setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri pembelajar).

Sehubungan dengan definisi Brown di atas, maka ketrampilan bertanya merupakan pernyataan guru yang mendorong siswa untuk berpikir sehingga menemukan atau merumuskan konsep suatu ilmu pengetahuan. Berdasarkan definisi ini, ada dua hal yang dipermasalahkan yaitu pernyataan yang mendorong siswa berpikir dan berpikir untuk menemukan ilmu pengetahuan.

Pernyataan yang mendorong siswa berpikir dibedakan menjadi dua, yaitu pernyataan yang berupa kalimat tanya dan pernyataan yang berupa kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.

(1)   Siapa tokoh utama dalam cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”?

(2)   Sebutkan nama tokoh utama dalam cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”!

(3)   Bagaimana watak tokoh Bawang Putih?

(4)   Sebutkan watak tokoh Bawang Putih!

(5)   Mengapa Bawang Merah selalu berbuat jahat kepada Bawang Putih?

(6)   Sebutkan alasan Bawang Merah selalu berbuat jahat kepada Bawang Putih!

(7)   Bagaimana komentar kalian terhadap sikap yang ditunjukkan oleh Bawang Merah?

(8)   Berikan komentar kalian terhadap sikap yang ditunjukkan oleh Bawang Merah?

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa pernyataan yang mendorong siswa berpikir dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya atau kalimat perintah. Secara lebih cermat lagi, pernyataan pada contoh-contoh di atas mendorong atau menuntut proses berpikir yang berbeda. Contoh (a) dan (b) menuntut aktivitas mengingat; contoh (c) dan (d)  menuntut aktivitas analisis; sedangkan contoh (g) dan (h) menuntut aktivitas evaluasi atau penilaian. Dengan kata lain, proses berpikir dalam penemuan suatu ilmu pengetahuan dapat dapat berupa aktivitas mengingat

Page 2: aku

kembali hal-hal yang telah dipelajari, menghubungkan atau membandingkan beberapa materi, menganalisis, mensintesiskan, mengaplikasikan, dan mengevaluasi atau mengomentari suatu hal.

1. b.      Tujuan Bertanya

Mengapa bertanya termasuk dalam ketrampilan dasar pembelajaran? Ada dua tujuan penggunaan pertanyaan dalam proses pembelajaran. Pertama, untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari. Setelah akhir pembelajaran, guru akan memberikan seperangkat pertanyaan kepada siswa. Jawaban siswa menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi yang baru saja dipelajarinya. Dalam hal ini, pertanyaan digunakan sebagai alat evaluasi.

Kedua, untuk membantu siswa berpikir dan bernalar. Hal ini seperti penjelasan sebelumnya yang mengatakan bahwa pertanyaan guru dapat mendorong siswa berpikir dan bernalar. Pemberian pertanyaan yang baik dan tepat berpotensi menciptakan situasi yang mendorong bahkan meningkatkan proses berpikir dan bernalar siswa. Adapun dampak positif pemberian pertanyaan yang baik dan tepat adalah sebagai berikut.

1)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah.

2)      Memusatkan perhatian siswa pada masalah tertentu.

3)      Mengembangkan sikap aktif siswa.

4)      Merangsang siswa untuk bertanya kepada diri sendiri atau orang lain.

5)      Memberi kesempatan siswa untuk mengasimilasikan informasi.

6)      Mendorong siswa untuk mengemukakan pandangan-pandangannya.

7)      Memberi kesempatan siswa untuk belajar mandiri.

8)      Mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa.

1. c.       Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1)      Prinsip-prinsip ketrampilan bertanya

            Ada prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan guru ketika menggunakan ketrampilan bertanya. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a)      Kehangatan dan keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan ketika guru mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban siswa. Kehangatan pada saat menanggapi jawaban siswa dan keantusiasan dalam menerima jawaban siswa sangat menentukan kelangsungan peran siswa dalam

Page 3: aku

pembelajaran. Kehangatan dan keantusiasan guru terpancar melalui sikap, cara, suara, ekspresi wajah, gerakan, gaya, dan posisi badan. Pertanyaan yang disampaikan dengan volume suara yang dapat didengar oleh seluruh siswa, dirumuskan dengan kalimat yang runtut dan teratur, dan diucapkan tidak terlalu cepat dapat meningkatkan perhatian siswa.

b)      Kebervariasian

Apabila jawaban yang diberikan siswa adalah jawaban yang salah atau kurang sempurna, maka guru tidak perlu langsung mengkritik. Dalam hal ini guru dapat mengubah pertanyaan dengan struktur kalimat yang lebih sederhana, tuntutan kedalaman materi yang lebih sederhana, atau memberi pertanyaan yang bersifat arahan. Inilah yang dimaksud dengan kebervariasian, yaitu memberikan pertanyaan secara bervariasi.

2)      Hal-hal yang harus dihindari

Di samping memahami prinsip-prinsip bertanya, sebaiknya guru/penanya menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut ini.

a)      Mengulangi pertanyaan sendiri

Jangan mengulang-ulang pertanyaan sendiri bila siswa tidak mampu menjawab. Hal ini dapat menurunkan perhatian dan partisipasi siswa. Jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan, sebaiknya guru mengubah pertanyaan dengan yang lebih sederhana baik segi struktur kalimat maupun dari segi tuntutan materinya.

b)      Mengulang jawaban siswa.

Biasanya guru mengulang jawaban siswa dengan maksud lebih menekankan bahwa jawaban itulah yang diharapkan dan semua siswa dapat lebih memahaminya. Tetapi hal ini dapat pula berdampak negatif karena siswa akan selalu menunggu pengulangan jawaban yang diberikan guru dan tidak memperhatikan jawaban temannya.

c)      Menjawab pertanyaan sendiri.

Apabila guru menjawab pertanyaan sendiri sebelum memberi kesempatan siswa untuk menjawab, maka menyebabkan siswa frustasi bahkan tidak bersemangat mengikuti pembelajaran. Akibat lebih lanjut adalah siswa enggan memikirkan jawaban pertanyaan selanjutnya karena berharap guru akan menjawabnya sendiri.

d)      Mengajukan pertanyaan yang menimbulkan jawaban serempak

Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab siswa secara serentak tidak dapat memberikan gambaran apa-apa bagi guru. Guru tidak dapat mengetahui siapa yang menjawab benar, siapa yang menjawab salah, serta menutup kemungkinan terjadinya interaksi lebih lanjut. Karena itu, pertanyaan semacamnya hendaknya dihindari.

Page 4: aku

e)      Memberikan pertanyaan ganda

Yang dimaksud pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mempunyai tuntutan lebih dari satu. Misalnya: Apa penyebab terjadinya turun hujan dan bagaimana akibatnya bila turun hujan. Pertanyaan semacam ini akan mempersulit siswa. Mungkin siswa mengerti dan dapat menjawab salah satu pertanyaan saja, tetapi siswa tidak segera menyampaikan jawabannya kepada guru karena ada pertanyaan lain yang masih dipikirkan jawabannya. Dengan demikian guru tidak mengetahui yang sudah dipahami siswa dan bagian yang belum dipahami.

Pertanyaan ganda dapat dihindari dengan cara mengajukan pertanyaan dalam dua tahap. Guru mengajukan pertanyaan pertama “Apa penyebab terjadinya hujan?” dan memberi kesempatan siswa berpikir dan menjawab. Setelah pertanyaan pertama terjawab, guru melanjutkan dengan pertanyaan kedua “Bagaimana akibatnya bila turun hujan?”. Dengan cara demikian guru akan mengetahui siswa belum dapat menjawab pertanyaan pertama atau kedua.

f)       Menyebutkan nama siswa sebelum mengajukan pertanyaan

Jika guru sudah menentukan siswa yang harus menjawab pertanyaan sebelum mengajukan pertanyaan, maka siswa yang lain akan mengabaikan pertanyaan. Selain itu, secara psikologis siswa yang namanya disebutkan merasa gugup, tegang atau bahkan stres karena pertanyaan jelas-jelas ditujukan kepadanya. Perasaan yang demikian berpotensi menjadi penyebab kesulitan siswa dalam memahami pertanyaan sehingga secara otomatis siswa kesulitan menemukan jawabannya. Karena itulah pertanyaan ditujukan kepada seluruh kelas dahulu, kemudian guru menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.

1. d.      Jenis-jenis Pertanyaan

1)      Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya

a)      Pertanyaan permintaan (compliance question) yaitu pertanyaan yang mengharapkan siswa melakukan sesuai perintah guru yang diucapkan dalam kalimat tanya.

Contoh:

Dapatkah kalian mencari cerita rakyat yang berkembang di daerah kalian, kemudian mengklipingnya?

b)      Pertanyaan Retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban siswa, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Pertanyaan ini digunakan sebagai teknik pemberian infomasi.

Contoh:

Benarkah kerusakan hutan disebabkan oleh ulah manusia? Kerusakan hutan sebagian besar disebabkan oleh penebangan yang dilakukan secara liar oleh manusia . . . . .

Page 5: aku

c)      Pertanyaan mengarah atau menuntun (prompting question), yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arahan agar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

d)     Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang bersifat mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya pada pertanyaan pertama. Siswa didorong agar meningkatkan kualitas jawaban pada pertanyaan pertama.

2)      Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom

a)      Pertanyaan pengetahuan

Pertanyaan pengetahuan atau pertanyaan ingatan adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk mengenal atau mengingat kembali materi telah dipelajari. Kata-kata tanya yang dapat digunakan dalam pertanyaan ingatan antara lain: siapa, apa, di mana, kapan, dan sebutkan.

Contoh:

(1)   Kapan Candi Borobudur dibangun?

(2)   Siapa nama raja yang memerintahkan pembangunan Candi Borobudur?

b)      Pertanyaan pemahaman

Pertanyaan pemahaman adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk membuktikan bahwa mereka telah mempunyai pemahaman yang cukup untuk mengorganisasikan dan menyusun materi yang telah dipelajarinya. Kata-kata yang biasa dipakai dalam pertanyaan pemahaman antara lain: uraikan, gambarkan, deskripsikan, bandingkan, sebutkan perbedaan, jelaskan dengan bahasamu sendiri. Contoh:

(1)   Sebutkan perbedaan bahasa yang digunakan dalam surat resmi dan surat pribadi!

(2)   Ceritakan kembali dongeng yang baru kalian dengar dengan bahasamu sendiri !

c)      Pertanyaan aplikasi

Pertanyaan aplikasi atau penerapan adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa penerapan teori yang pernah dipelajari. Pertanyaan aplikasi tidak hanya menuntut kemampuan mengingat teori, hukum, atau dalil yang pernah dipelajari, tetapi lebih menuntut kemampuan menerapkan/memanfaatkan teori, hukum, atau dalil tersebut dalam penyelesaian suatu masalah.

Contoh:

Tulislah kalimat di bawah ini dengan menggunakan huruf kapital secara benar!

d)      Pertanyaan analisis

Page 6: aku

Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menghendaki siswa berpikir kritis dan mendalam. Ada tiga macam proses berpikir yang dirakit siswa dalam merespon pertanyaan analisis, yaitu: (a) mengidentifikasi motif, alasan, atau penyebab khusus; (b) mempertim-bangkan informasi yang diperlukan untuk mencapai kesimpulan atau generalisasi; dan (c) mendapatkan bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menolak atau menerima suatu kesimpulan atau generalisasi. Contoh:

Bagaimana karakter tokoh utama dalam cerita ”Si Kancil dan Anjing yang Tamak”?

e)      Pertanyaan sintesis

Pertanyaan sintesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa untuk menampilkan pikiran yang murni dan kreatif. Pertanyaan ini menuntut siswa berpikir kreatif dari apa yang ditanyakan oleh guru. Jawaban benar pertanyaan sintesis tidak tunggal, tetapi dari satu dan menuntut siswa membuat ramalan atau memecahkan masalah.

Contoh:

(1)   Apa judul yang tepat untuk bacaan berikut ini!

(2)   Tulislah kelanjutan ceritanya! (guru memberikan cerita yang belum selesai kemudian meminta melanjutkan cerita tersebut)

f)       Pertanyaan evaluasi

Seperti halnya pertanyaan analisis dan sintesis, pertanyaan evaluasi menuntut proses berpikir yang lebih tinggi. Pertanyaan evaluasi tidak memiliki satu jawaban yang benar. Siswa dituntut memberikan penilaian atau tanggapan terhadap suatu persoalan yang ditampilkan.

Contoh:

(1)   Bagaimana pendapatmu dengan adanya program “Malang Ijo Royo-Royo”?

(2)   Apa pendapatmu ketika melihat temanmu membuang sampah sembarangan?

3)      Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Sistem Guilford

a)      Ingatan

Pertanyaan ingatan adalah pertanyaan yang meminta ingatan akan fakta, kejadian, dan jenis ingatan lain. Pertanyaan ini membutuhkan tingkat intelektual yang paling rendah.

b)      Berpikir Konvergen

            Pertanyaan yang meminta proses berpikir konvergen adalah pertanyaan yang menuntut proses analisis dan integrasi beberapa data dan fakta yang diberikan atau diingat. Proses berpikir

Page 7: aku

konvergen tampak pada kegiatan penyelesaian masalah atau penalaran. Dalam hal ini, jawaban mungkin sudah dapat diramalkan tetapi menuntut aplikasi dari dua fakta atau lebih

c)      Berpikir Divergen

Pertanyaan yang meminta proses berpikir divergen menuntut jawaban yang bersifat kreatif, imajinatif, dan mungkin tidak memerlukan bukti empiris. Pertanyaan semacam ini mempunyai banyak jawaban benar.

1. e.       Komponen-Komponen Ketrampilan Bertanya Dasar

1)      Penggunaan Pertanyaan Secara Jelas dan singkat

Pertanyaan harus disampaikan dengan menggunakan kalimat tanya yang jelas. Artinya,  pertanyaan disusun dengan menggunakan kata-kata dan struktur kalimat yang sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan siswa. Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa penguasaan kosakata siswa sekolah dasar cenderung lebih sedikit daripada siswa sekolah menengah. Karena itu, pemilihan kata/kosakata yang kurang tepat akan mempengaruhi pemahaman siswa terhadap maksud pertanyaan. Sebagai contoh guru memberikan pertanyaan dengan menggunakan kosakata yang maknanya belum dipahami siswa, maka ada dua jenis kesulitan yang dihadapi siswa. Pertama, siswa tidak mengerti maksud pertanyaan atau siswa tidak mengetahui apa yang ditanyakan. Dengan tidak memahami maksud pertanyaan, timbul kesulitan kedua yaitu siswa tidak mengetahui jawaban yang harus diberikan.

Selain kejelasan, unsur singkat juga perlu mendapat perhatian dalam mengajukan pertanyaan. Apabila pertanyaan disampaikan dengan kalimat tanya yang panjang atau berbelit-belit, maka inti atau maksud pertanyaan tidak langsung dipahami siswa sehingga menambah beban siswa. Secara tidak langsung, siswa harus mampu menyimpulkan maksud pertanyaan terlebih dahulu sebelum memikirkan jawaban pertanyaan. Dengan demikian, ada dua kemungkinan bagi siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, siswa mengerti maksud pertanyaan tetapi tidak mengetahui jawabannya. Kedua, siswa tidak mengerti maksud pertanyaan sehingga tidak mengetahui jawabannya.

2)      Pemberian acuan

            Yang dimaksud pemberian acuan adalah guru memberikan pernyataan atau penjelasan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan dimaksudkan untuk menghindari jawaban yang terlalu luas atau mengingatkan materi tertentu yang menjadi sasaran pertanyaan.

Contoh: Karakter Si Kancil adalah cerdik. Hal ini diketahui dari tindakan Si Kancil ketika berusaha melepaskan gigitan buaya pada kakinya. Sebutkan karakter Si Buaya lain?

3)      Pemberian waktu berpikir

Page 8: aku

Setelah memberikan suatu pertanyaan, guru harus memberikan waktu untuk berpikir sebelum menunjuk atau menyebutkan nama siswa yang harus menjawab pertanyaan. Pemberian waktu berpikir sangat diperlukan karena siswa harus memahami maksud pertanyaan terlebih dahulu, kemudian memikirkan jawabannya. Jawaban suatu pertanyaan mungkin diperoleh siswa dari hasil mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya, memahami materi yang telah dipelajari kemudian mencari contoh aplikasinya, atau menganalisis beberapa materi tertentu.

4)      Pindah Gilir

            Yang dimaksud pindah gilir adalah guru membacakan pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh siswa. Setelah memberi kesempatan siswa untuk berpikir, guru menunjuk atau menyebutkan nama siswa yang diharapkan menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban siswa belum memadai, maka guru dapat meminta siswa lain melengkapi jawaban sebelumnya. Ada kemungkinan jawaban sempurna diperoleh setelah beberapa siswa menjawab pertanyaan tersebut.

Pelaksanaan pindah gilir memberi kesempatan siswa lain ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, saling bekerja sama, dan menghindarkan tekanan pada siswa tertentu. Dengan memindahkan giliran, siswa yang belum dapat memberikan jawaban memadai tidak tertekan karena dituntut untuk menjawab secara sempurna. Jawaban yang belum memadai juga memberi gambaran seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari sehingga guru benar-benar mengetahui siswa yang sudah benar-benar menguasai materi, menguasai sebagian materi, atau belum menguasai materi.

5)      Penyebaran

            Giliran untuk menjawab pertanyaan harus disebar merata kepada seluruh siswa. Baik siswa yang duduk di depan maupun di belakang, baik siswa yang duduk di tengah maupun di pojok, hendaknya mendapat giliran menjawab pertanyaan.

Penyebaran giliran menjawab pertanyaan yang kurang merata menyebabkan siswa tertentu merasa tersisih sehingga mengabaikan pertanyaan dan mencari kesibukan sendiri. Selain itu, siswa tertentu memanfaatkan kondisi ini untuk menghindari giliran menjawab. Misalnya, guru sering mengajukan pertanyaan kepada siswa yang duduk di depan, maka siswa yang malas terlibat dalam kegiatan ini atau mempunyai kegiatan lain (menyelesaikan tugas dari guru lain) akan memilih duduk di belakang. Tentunya kedua hal di atas akan merugikan siswa dan mengganggu kelancaran kegiatan pembelajaran.

6)      Pemberian tuntunan

            Adakalanya jawaban siswa kurang sesuai (tidak sempurna) atau tidak sesuai dengan maksud pertanyaan (salah). Jawaban salah mungkin disebabkan oleh tiga hal, yaitu: (1) pertanyaan memiliki cakupan masalah yang terlalu luas sehingga siswa tidak mengetahui arah pertanyaan atau jawaban yang diharapkan, (2) siswa tidak memahami maksud pertanyaan, dan (3) siswa kurang/tidak memahami materi yang menjadi jawaban yang diharapkan. Bila guru dihadapkan pada keadaan yang demikian, maka guru hendaknya memberikan bimbingan atau

Page 9: aku

tuntunan. Tuntunan yang dimaksud dapat berupa penyederhanaan pertanyaan atau pemberian pertanyaan yang lebih spesifik sehingga siswa mengetahui arah pertanyaan. Selain itu, tuntunan dapat berupa pengubahan struktur pertanyaan sehingga siswa memahami maksud pertanyaanca atau guru memberi pertanyaan tambahan yang berfungsi sebagai perantara untuk mengarahkan siswa pada jawaban yang diharapkan.   

1. f.       Kompon-Komponen Ketrampilan Bertanya Lanjutan

1)      Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

            Pertanyaan yang diajukan guru mengandung proses mental yang berbeda-beda,  dari yang rendah (misalnya, pertanyaan ingatan) ke yang tinggi (misalnya, pertanyaan analisis, sintesis, atau evaluasi). Dalam mengajukan pertanyaan, guru hendaknya mengubah tuntutan tingkat kognitif. Misalnya, guru mengajukan pertanyaan ingatan, kemudian mengajukan pertanyaan yang mempunyai tingkat kognitif lebih tinggi, misalnya pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi.

2)      Pengaturan urutan pertanyaan

Jika guru memberikan serangkaian pertanyaan, maka urutan pertanyaan perlu diperhatikan. Pertanyaan hendaknya diurutkan dari yang mempunyai tingkat kognitif rendah ke tingkat kognitif tinggi, dari pertanyaan ingatan ke pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, kemudian evaluasi. Hindari pemberian pertanyaan yang tidak beraturan, misalnya, pertanyaan ingatan, kemudian pertanyaan sintesis, lalu pertanyaan pemahaman. Hal ini akan membingungkan siswa.

3)      Penggunaan pertanyaan pelacak

            Apabila siswa menjawab pertanyaan dengan benar, tetapi jawaban siswa masih dapat lebih disempurnakan, maka guru dapat memberikan pertanyaan pelacak. Berikut ini dipaparkan beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan.

a)      Meminta siswa menjawab dengan kata-kata lain apabila jawaban siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat.

b)      Meminta siswa memberi alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran pandangannya.

c)      Meminta siswa lain menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap jawaban yang dikemukakan siswa tertentu.

d)     Meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikan yang dianggap kurang tepat.

e)      Meminta jawaban yang lebih relevan dari siswa.

Page 10: aku

f)       Meminta contoh, jika jawaban siswa masih samar atau kurang jelas.

g)      Meminta siswa memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikan menjadi lebih kompleks. .

4)      Peningkatan terjadinya interaksi

Dalam suatu diskusi, guru hendaknya mencegah terjadinya pertanyaan hanya dijawab oleh seorang siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa lain terlibat dan bertanggung jawab dalam interaksi tanya jawab yang sedang terjadi. Demikian juga jika ada siswa lain yang bertanya, maka guru tidak perlu segera menjawab tetapi melontarkannya kembali kepada siswa lainnya.

Pembelajaran aktif adalah belajar yang meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Silberman, 2007: 1). Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan (Suyatno, 2009: 107).

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan

semua potensi yang dimiliki oleh siswa, disini siswa dituntut untuk mengunakan otak dalam

berfikir sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan

karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning)

juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Active learning  mulai digunakan dalam dunia pendidikan diawali oleh seorang filosofi Cina

yang bernama Confucius yang menyatakan: 

 “ Apa yang saya dengar, saya lupa”

 “Apa yang saya lihat, saya ingat”

 “Apa yang saya lakukan saya paham”

   (Silbermen, 2007: 1)

Tiga peryataan diatas menjadi dasar dari munculnya belajar aktif, kemudian menurut

Silbermen (2007: 2) belajar aktif itu memuat hal-hal berikut :

            “Apa yang saya dengar, saya lupa”

            “Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit”

“Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan dengan beberapa teman, saya mulai paham”

“Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya  memperoleh pengetahuan dan

keterampilan”

“Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya”

Page 11: aku

Pernyataan di atas menyatakan dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya

mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau

teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga

mereka menguasai materi pembelajaran. Di dalam pembelajaran aktif siswa mendapatkan

tantangan-tantangan yang mengharuskan kerja keras karena harus lebih aktif dan mandiri untuk

mengugkapakn, menjelaskan, dan bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan.

Menurut John Holt dalam Silberman (2007: 5) belajar semakin baik jika siswa diminta

untuk melakukan hal-hal berikut:

a.       Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri

b.      Memberikan contoh-contoh

c.       Mengenalnya dalam berbagai samaran dan kondisi

d.      Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain

e.       Menggunakannya dengan berbagai cara

f.       Memperkirakannya berapa konsekuensinya

g.      Mengungkapkan lawan atau kebalikannya 

Pembelajaran aktif  yang dimaksud adalah langkah-langkah atau rencana yang

mengajak siswa untuk belajar secara aktif dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan

otak/pikiran, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan

atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam

kehidupan nyata.

A.    Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team

Salah satu upaya untuk membangkitkan siswa belajar aktif pada mata pelajaran biologi

yaitu dengan penggunaan tipe belajar aktif tipe quiz team.

Dalvi (2006:53) menyatakan bahwa “Tipe quiz team dapat menghidupkan suasana dan

mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab”.

Tipe quiz team ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu

siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari

materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi

Page 12: aku

arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah

selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan

akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha

belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam

pertandingan.

 Apabila dalam proses pembelajaran biologi menggunakan metode belajar yang tepat

maka proses belajar yang dilaksanakan dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

Adapun Alternatif prosedur pembelajaran ”belajar aktif” untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran di kelas dapat dikembangkan ke dalam 8 tahap, sebagai

berikut:

1.      Orientasi: Guru mendeskripsikan ruang lingkup materi, mengemukakan tujuan, menyampaikan

prosedur pembelajaran, dan menyampaikan alternatif bahan sumber belajar.

2.      Pembentukan kelompok: Guru mengidentifikasi karakteristik siswa, menetapkan jumlah

kelompok dan jumlah anggotanya, serta menetapkan dan menginformasikan keanggotaan

kelompok.

3.      Penugasan: Guru menyampaikan kisi-kisi materi dan memberikan tugas (pertanyaan) sesuai

dengan topik dan indikator kompetensi yang harus dikuasai siswa; menugaskan setiap kelompok

siswa untuk mendiskusikan, mencari sumber guna menyelesaikan tugas (pertanyaan) yang

diberikan sesuai dengan topik yang dibahas masing-masing kelompok dan menyusunnya dalam

bentuk bahan presentasi.

4.      Eksplorasi: Siswa bersama kelompoknya mencari bahan sumber, mendiskusikan dan

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, mendukung dan membantu teman yang mengalami

kesulitan.

5.      Presentasi Materi dalam Kelas: Guru mengundi kelompok yang harus persentasi atau topik yang

harus dipresentasikan, mengundi satu orang yang harus mewakili kelompok untuk presentasi,

presentasi materi kelompok, menanyakan kepada seluruh siswa tentang kejelasan inti materi

yang telah dipresentasikan, memberi kesempatan pada anggota lain dari kelompok penyaji untuk

memperjelas penyajian materi.

6.      Pengecekan Pemahaman dan Pendalaman Materi: Guru menunjuk 2 - 4 orang secara acak di luar

kelompok penyaji untuk mempresentasikan ulang materi sesuai pemahamannya dengan

Page 13: aku

bergantian. Memonitor tingkat pemahaman siswa terhadap materi, memberi kesempatan setiap

siswa untuk berpendapat atau bertanya kepada kelompok penyaji.

7.      Refleksi dan Umpan Balik: Guru menjelaskan kembali beberapa pertanyaan yang belum

terjawab dengan benar dan jelas oleh kelompok penyaji, memberikan rangkuman materi untuk

mempertegas pemahaman siswa, memberi kesempatan setiap siswa untuk bertanya, menjawab

dan menanggapi pertanyaan siswa.

8.      Evaluasi Formatif: Guru memberikan beberapa pertanyaan singkat untuk dikerjakan setiap siswa

dengan cepat secara tertulis.

B.     Sintaks dan Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team

Silberman dalam Dalvi (2006:70) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan

menggunakan tipe Quiz Team adalah sebagai berikut:

1.      Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen.

2.      Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar.

3.      Guru menjelaskan skenario pembelajaran.

4.      Guru menyajikan materi pelajaran.

5.      Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B ,tim C

menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.

6.      Tim A memberikan kuis kepada tim B. jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan, tim C

segera menjawabnya.

7.      Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C, dan mengulang proses

tersebut.

8.      Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai

pemandu kuis.

9.      Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan

tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.

Akan tetapi, dari kelompok kami melakukan sedikit modifikasi sebagai berikut:

1.      Guru membuka pembelajaran.

2.      Guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi.

Page 14: aku

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa.

3.      Guru menyampaikan materi.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Materi yang diberikan juga bertujuan memberikan umpan kepada siswa untuk menggali

informasi yang lebih mendalam.

4.      Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Kelompok yang terbentuk

adalah Kelompok A, B, C.

Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja

yang sesuai dengan materi yang didapat kelompok tersebut. Mereka mendiskusikan materi

tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami

materi tersebut.

5.      Pertandingan Akademis

Guru meminta salah satu kelompok untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan

materi yang baru saja disampaikan. Kelompok lain memperhatikan.

a.       meminta kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok B. jika kelompok B

tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

b.      kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C. Jika kelompok C tidak bisa menjawab,

pertanyaan dilempar ke kelompok B.

c.       walaupun jawaban yang diberikan kelompok lain benar ataupun salah, kelompok A tetap

mengulas jawaban yang benar

d.      menunjuk kelompok B untuk memberi pertanyaan. Prosedur sama seperti pada point b, c dan d.

e.       menunjuk kelompok C untuk memberi pertanyaan. Prosedur sama seperti pada point b, c dan d.

6.      Akhiri pembelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman

siswa yang keliru.

7.      Memberikan Penghargaan

Setiap jawaban yang benar nantinya akan diberikan tanda bintang, kemudian selanjutnya akan

diakumulasi untuk mendapatkan kelompok yang memiliki score tertinggi.

8.      Guru menutup pembelajaran

Page 15: aku

C.    Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team

Dari pembahasan mengenai active learning di atas dapat ditemukan banyak kelebihan

dari konsep active learning itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:

1.      Berpusat pada peserta didik

2.       Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan

3.      Sangat menyenangkan

4.      Memberdayakan semua potensi dan indera peserta didik

5.      Menggunakan metode yang bervariasi

6.      Menggunakan banyak media

7.      Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada

Namun tidak sedikit pula ditemukan beberapa kelemahan dari pembelajaran active

learning diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh pendidik

2.      Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terfokus.

ngertian Hasil Belajar Tinjauan Pustaka kali ini akan membahas tentang Pengertian Hasil Belajar, sebagaimana di ketahui bahwa tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di rumah, sekolah atau belajar dimanapun adalah agar dapat memperoleh hasil belajar yang dianggap baik yaitu yang telah memenuhi standar hasil belajar yang telah ditetapkan atau melebihinya sehingga dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik.

Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kehidupan sehari-hari yang akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual, sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar di atas standar yang ada, selain metode ada juga yang menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. 

langsung deh simak Pengertian Hasil Belajar berikut Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil

belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang

peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan

peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Page 16: aku

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik

mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat

membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai

melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan

terjadinya hasil belajar yang baik.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar,

sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar

mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang

ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang

diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil

yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes

yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli - Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan

Page 17: aku

intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22).

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.

Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.

Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.

Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Page 18: aku

Tanya jawab adalah salah satu metode pengajaran yang paling sering dipakai dalam mengajarkan pelajaran Agama dan pelajaran non eksak lainnya. Hal ini mengingat pelaksanaannya yang sederhana, artinya tidak terlalu banyak biaya atau fasilitas yang diperlukan seperti metode proyek karyawisata, sosiodrama, dan lain sebagainya. Namun metode ini mempunyai banyak sekali manfaat, yaitu:

1. Untuk meninjau pelajaran yang lalu (melalui metode ceramah).

2. Melatih siswa untuk berani mengemukakan atau menanyakan sesuatu yang menurutnya tidak/kurang jelas

3. Untuk mengarahkan pemikiran siswa ke suatu kesimpulan (generalisasi).

4. Membangkitkan perasaan ingin tahu dan ingin bisa pada diri siswa.

Berdasarkan manfaat tersebut yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan kembali bahwa: Pertama, seorang guru ketika mengajar dapat melihat umpan balik dari siswa yang akan memudahkan baginya untuk mengevaluasi dan menentukan tindakan selanjutnya. Kedua, bagi siswa, di samping menjadi aktif dan berani mengemukakan buah pemikirannya, merekapun juga semakin bertambah kreatif.

Disamping itu, semua para ahli menggambarkan tentang pentingnya metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1. Bertanya dengan baik berarti mengajar dengan baik.

2. Seni/strategi mengajar adalah seni/strategi menuntun pertanyaan.

3. Berpikir itu sendiri adalah bertanya.

4. Pertanyaan yang sudah tersusun baik sebenarnya sudah sebagian terjawab.

Dan masih banyak manfaat lain dari metode tanya jawab tersebut. Namun yang menjadi permasalahan sekarang, bagaimana tanya jawab itu bisa berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan? Atau sejauh manakan efektivitas pertanyaan yang telah dilaksanakan?

Proses belajar yang efektif bisa ditimbulkan oleh pertanyaan yang efektif. Kenyataannya pun membuktikan demikian. Namun metode ini sering ditemukan berbagai hambatan dan kelemahan yang tidak diinginkan, baik dari segi pendidik, siswa dan efisiensi waktu. Untuk itu, kepada para pendidik diharapkan:

1. Adanya pengertian tentang eksistensinya di dalam kelas.

2. Memahami peranan pertanyaan saat proses belajar berlangsung.

Page 19: aku

3. Menguasai teknik mengajukan pertanyaan.

Agar pertanyaan yang diajukan menjadi efektif, dibutuhkan penguasaan keterampilan dasar sebagai berikut:

1. Phrasing

Phrasing adalah menyusun kalimat tanya yang jelas dan singkat. Dan hendaknya hindari pertanyaan yang bisa mengaburkan pikiran siswa. Juga kata-kata yang dipakai disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.

2. Focusing

Focusing adalah memusatkan perhatian siswa ke arah jawaban yang diminta oleh sang penanya (pendidik). Ini menyangkut tingkat scope pertanyaan dan aspek jumlah tugas dari pertanyaan. Yang diminta adalah respon tunggal, bukan respon ganda.

3. Pausing

Pausing adalah memberi kesempatan sejenak kepada siswa untuk menyusun jawabannya. Ini disebabkan adanya perbedaan siswa dalam kecepatan merespon dalam berpikirnya (persepsi). Sehingga cara ini memperhatikan perbedaan individual.

4. Reinforcement

Reinforcement yaitu teknik memberi hadiah atau dorongan yang dikehendaki siswa. Hadiah ini bisa berupa ucapan-ucapan atau pesan fissi seperti senyuman dan anggukan kepala, dan lain sebagainya.

5. Promting

Promting adalah memancing siswa dengan pertanyaan lain agar terbimbing dalam menemukan jawaban dari pertanyaan pertama. Cara ini dapat ditempuh dengan cara:

Menyusun pertanyaan baru, tapi maksudnya sama.

Menjelaskan pertanyaan tersebut dengan contoh-contoh konkrit.

Menyederhanakan pertanyaan.

Menurunkan tingkat kesukaran dari isi pertanyaan.

6. Probing (pelacakan)

Page 20: aku

Yaitu mengajukan pertanyaan yang bersifat melacak. Guru mengikuti respon siswa kemudian merangsang siswa untuk memikirkan jawaban yang telah mereka ajukan dengan maksud untuk mengembangkan jawaban pertama tadi agar lebih jelas, akurat dan original.

Apa yang disebutkan pada point-point diatas sebenarnya tidak begitu sulit untuk dilaksanakan, hanya saja tumbuhnya kesadaran dalam bertanya dan menjawab inilah yang kadang-kadang sulit. Namun dengan berangsur-angsur mencoba, Insya Allah akan berjalan secara otomatis pada diri kita. Semoga ada manfaatnya, bisa dicoba dan diterapkan.

Sumber: Majalah “Mimbar Pendidikan Agama”. Edisi 171, Oktober 1985.

MODEL PEMBELAJARANSep 2

Posted by NICO MATEMATIKA

Menurut Aunurrahman (2009: 146), “model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk tujuan belajar tertentu”. Aunurrahman (2009: 146) juga berpendapat bahwa “model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran”.

Brady (dalam Aunurrahman, 2009: 146) mengemukakan bahwa “model pembelajaran dapat diartikan sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran”.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, model pembelajaran merupakan unsur yang penting untuk menjalankan kegiatan belajar siswa di sekolah. Karena dengan model pembelajaran yang baik, guru akan mudah untuk mengajar dan terjadi proses belajar pada diri siswa.

Aktivitas BelajarOPINI | 11 April 2010 | 08:30 Dibaca: 8910 Komentar: 0 Nihil

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi,

Page 21: aku

memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.

“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2001:93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

“Kegiatan belajar / aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik ”(Sudjana,2005:105)

Banyak macam- macam kegiatan (aktivitas belajar) yang dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau mencatat. Paul B. Diedrich (dalam Nasution,2004:9), Membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa), antara lain:

I. Visual activities (13) seperti membaca, memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

II. Oral activities (43) seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi dan sebagainya.

III. Listening activities (11) seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato dan sebagainya.

IV. Writing activities (22) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.

V. Drawing activities (8) seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya.

VI. Motor activities (47) seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

VII. Mental activities (23) seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

VIII. Emotional activities (23) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Page 22: aku

“Tentu saja kegiatan itu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam tiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan” (Nasution, 1982:94-95).

Laporkan Tanggapi

Siapa yang menilai tulisan ini?

Istilah aktivitas sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari yang bermakna kegiatan. dijelaskan

bahwa "Activity is being active or lively, when a man is over seventy last time of full us usually past," [1]

Artinya: Aktivitas mengerjakan sesuatu kegiatan dengan aktif, di mana seseorang mempergunakan

waktunya semuanya selalu berhasil, Sedangkan belajar atau learning dapat didefenisikan : "Learning Is a

relatively permanent change In behavioral tendency and is the result of reinforced practice,"[2] Yang

bermaksud: Belajar adalah perubahan yang relatif tetap dalam kecenderungan berpusat dan ia

membawa hasil kenyataan yang kuat. Pendapat lain tentang belajar berbunyi :"Belajar adalah suatu

perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian,"[3]

Bila pengertian aktivitas dikaitkan dengan pengertian belajar dapat dimaksudkan: Aktivitas

adalah melakukan suatu perbuatan yang dapat merubah kepribadian seseorang dengan aktif, dimana

seseorang mempergunakan waktunya, kecakapannya sehingga menghasilkan kecakapan baru yang

berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kapandaian dan pengertian. Dengan kata lain aktivitas belajar

adalah kegiatan yang aktif dilakukan oleh seseorang untuk membawanya pada perubahan tingkah laku

yang baru dan dicerminkan dalam kepribadiannya.

Page 23: aku

Di dalam ajaran Islam aktivitas belajar merupakan hal yang diwajibkan, hal ini sesuai

dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :

�ه� �ي ىالله ع�ل و�ل الله� صل س �ك� ق�ال� ر� �س� أبن� م�ال �ن ع�ن� ا�ل" مس�ل� )رواه ابن �ىك �ض�ة$ ع�ل � ف�ر�ي �م �ع�ل م� ط�ل�ب ال ل و�س�

ماجه(

Artinya : Dari Anas bin Malik telah bersabda Rasulullah SAW: Mencari ilmu itu wajib bagi tiap-tiap orang

Islam. (HR. Ibnu Majah).[4]

Hadits lain berbunyi :

: ق00ال رس00ول الل00ه عن� ابى هريراة رضىالله عنه ق00ال��م7ا ل �ه� ع� �م�س ف��ي �ت �ل �ق7اي لك� ط�ر�ي صلىالله عليه� وسل;م: م��ن� س�

ة� )رواه الترميدى( ن �ج� �لى� ال �ه ا ه ل� الله ل س�

Artinya : Dari Abu Hurairah ra. telah bersabda Rasulullah SAW: Barangsiapa yang melalui jalan yang ia mencari

ilmu pengetahuan padanya, maka Allah SWT, memudahkan baginya jalan ke Surga. ( HR. Turmudzi).

[5]

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Faktor yang mempengaruhi belajar pada pokoknya mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Faktor

yang mempengaruhi belajar adalah :

1) Faktor indogin, ialah faktor yang datang dari pelajar atau mahasiswa sendiri. faktor ini meliputi :

- Faktor bioiogis (faktor yang bersifat jasmaniah)

Page 24: aku

- Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)

2) Faktor exogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau mahasiswa Faktor ini meliputi :

- Faktor lingkungan keluarga

- Faktor lingkungan sekolah.

- Faktor lingkungan masyarakat.[6]

Faktor biologi dapat berupa kesehatan, pertumbuhan, perkembangan, kematangan, sedangkan faktor psikologis bisa berupa intelegensi, minat, motivasi, sikap, dan kepribadian seseorang, Faktor lingkungan keluarga dapat berupa per-hatian orang tua, ekonominya, keramaian anggota keluarga, ketenangan dalam keluarga, sedangkan faktor lingkungan sekolah dapat berupa guru dan cara mengajarnya, metode yang digunakan dalam mengajar, sarana dan prasara pendidikan lainnya Faktor lingkungan masyarakat bisa berupa, masmedia, bioskop, televisi, radio, teman bergaul, organisasi, lingkungan perjudian, atau lainnya yang dapat merusak keaktifan siswa belajar

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik.Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif , menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19)

Update : Silahkan download disini.

Page 25: aku

Adakah Model Pembelajaran yang Paling Efektif?

- Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi.- Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal:1. tujuan pembelajaran2. sifat materi pelajaran3. ketersediaan fasilitas4. kondisi peserta didik5. alokasi waktu yang tersedia