Top Banner

of 34

ACARA 2 FIX

Mar 09, 2016

Download

Documents

rikananda

laporan acara 2 ilmu pengetahuan bahan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

DRAFT LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN BAHANACARA IIDENSITAS DAN BOBOT JENIS

Nama Kelompok 9 :1. Imas Nitisari ( H3113051 )2. Lintang Sawitri( H3113059 )3. Nurfi Ikhsani( H3113070 )4. Palguna Dio( H3113074 )5. Rika Nanda DJ( H3113079 )6. Sidiq Dwi A( H3113086 )

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2014

ACARA IIDENSITAS DAN BOBOT JENISA. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum acara II Densitas dan Bobot Jenis adalah :1. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cairan.2. Menentukan bulk densirty dan obot jenis biji-bijian dan tepung-tepungan.3. Mengetahui pengaruh tingkat kematangan terhadap densitas dan bobot jenis bahan panganB. Tinjauan PustakaKerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume.jika kerapatan dinyatakan dalam satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan bilangan abstrak. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Bobot jenis adalah rasio rasio suatu zat terhadap obot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal (Prince, 2006).Karakteristik kepadatan dipengaruhi oleh metode dan laju pengeringan, dimana lambat hasil pengeringan produk sepenuhnya konsolidasi dan hasil pengeringan dipercepat dalam padat terdiri dari celah dan lubang dengan kepadatan rendah. Pada tahap awal pengeringan kepadatan meningkat kadar air menurun dan setelah mencapai maksimum, menurun dengan penurunan lebih lanjut dalam kadar air. Kepadatan pada kadar air tertentu, juga ditemukan menurun dengan meningkatnya suhu pengeringan. Mengusulkan gelar hubungan polinomial keempat untuk memprediksi kepadatan partikel pati jagung sebagai fungsi kadar air. Sebuah hubungan kuasa hukum juga didirikan untuk menandai data bulk density pati jagung (Al Muhtaseb et al, 2004). Definisi rapat suatu zat adalah nisbah massa m zat itu terhadap volume V. Rumus densitas adalah Rapat adalah sifat khas suatu zat, takgayut pada volume atau massanya. Rapat sering diberikan dlam gram per sentimeter kubik yang merupakan satuan cgs. Satuan untuk rapat adalah kilogram per meter kubik. Adalah mudah untuk mengubah dari satu satuan ke satuan yang lain karena 1 kg= 103 g dan 1m=102 cm (Cromer, 1994).Sifat fisik yang diukur meliputi dimensi buah, massa, volume, luas permukaan, kepadatan benar, bulk density, porositas dan kebulatan. Sifat fisik bahan makanan mempengaruhi penanganan atau penyampaian karakteristik dan memperkirakan pendinginan dan beban pemanasan. Selanjutnya atribut fisik seperti ukuran, bentuk, densitas dan porositas massal pertimbangan utama dalam merancang hopper, pengeringan dan sistem aerasi, karena sifat ini mempengaruhi ketahanan terhadap aliran udara massa disimpan. (Keshvadi et al, 2011). Kerapatan (density) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dapat dinyatakan dalam massa per satuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nisbah (ratio) massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volumebagian tersebut. Bagian ini tidak boleh terlalu kecil tetapi juga tidak boleh terlalu besar sehingga moncong sebuah rudal kecepatan tinggi, misalnya, konsentrasi zat di suatu bagian yang terpisah kurang dari 1 cm dengan bagian di sebelahnya mungkin berbeda sampai sepuluh kali lipat. Oleh sebab itulah bagian atau daerah yang kerapatannya hendak diukur tidak boleh terlalu besar. Namun kalau terlalu kecil, jumlah molekul di daerah sama dalam waktu yang berbeda mungkin tidak sama (Oslon, 1993).Pengetahuan tentang rata-rata ukuran partikel dan distribusi memfasilitasi pemilihan diinginkan proses densifikasi. Tergantung pada keberadaan jumlah ukuran partikel yang berbeda densifikasi sabut empulur dapat dilakukan seperti tanpa pengurangan ukuran lebih lanjut untuk membentuk briket stabil. Analisis saringan adalah metode yang paling umum digunakan untuk menganalisis ukuran partikel dalam kisaran 0,075 sampai 3.00 mm kira-kira. Karena ukuran partikel sabut empulur terletak dalam kisaran ini analisis saringan diferensial, asumsi yang dibuat bahwa semua partikel dalam fraksi tunggal sama dalam ukuran dan bahwa ukuran adalah mean aritmatika dari dimensi mesh dua layar yang menentukan fraksi. Sebuah jenis getaran mekanik saringan shaker digunakan untuk menentukan coir empulur ukuran partikel. Jumlah sabut empulur tertentu ditempatkan di atas saringan dan dikocok selama 20 menit. Pada saat itu empulur sabut pada saringan terkecil mencapai kesetimbangan. Fraksi ditahan pada semua saringan ditimbang (Manickam, 2011).Proses pembuatan tepung ubi kayu dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu melalui proses pengupasan, perendaman, pemarutan, pengepresan, kemudian dikeringkan sehingga menjadi tepung ubi kayu. Proses pembuatan tepung ubi kayu secara tradisional diawali dengan pengupasan dan pencucian sampai penggilingan, pengeringan dan pengayakan. Pengolahan ubi kayu dengan cara tradisional dalam proses pembuatan tepung, lebih praktis dan hemat biaya untuk penyajian tepung ubi kayu. Dengan cara baru, proses pembuatan tepung ubi kayu dilakukan melalui tahap pengeringan dengan alat pengering (kabinet), proses pengeringan lebih cepat dan mengurangi tingkat kerusakan pada tepung yang dihasilkan. Proses fermentasi yang dilanjutkan dengan proses pengeringan dapat membantu dalam penurunan atau penghapusan senyawa-senyawa beracun (Rasulu dkk, 2012).Densitas secara teoritis merupakan massa per satuan volume, ini berarti pada spesimen dengan massa yang sama tetapi mempunyai volume yang lebih kecil akan menghasilkan densitas yang lebih besar. Faktor yang mempengaruhi sifat fisik dan mekanik suatu material, maka diperlukan penelitian tentang pengaruh suhu. Pencampuran serbuk bertujuan untuk menghasilkan distribusi komposisi material dan ukuran serbuk yang seragam. Hal ini dikarenakan pada saat penyimpanan atau proses transportasi serbuk bisa mengalami getaran yang memungkinkan terjadinya segregasi. Segregasi dapat terjadi karena perbedaan bentuk, densitas dan ukuran partikel serbuk (Sukanto, 2009).

C. Metodologi1. Alata. Gelas beker 250 mlb. Gelas ukur 1000 ml dan 100 mlc. Jangka sorong d. Kuboid besar dan kecile. Laktodensitometerf. Hidrometer g. Petridishh. Termometeri. Timbangan Analitikj. Pengaduk 2. Bahana. Pisang matangb. Pisang mentahc. Pisang setengah matangd. Sari kacang hijaue. Sari kedelai f. Susu pasteurisasig. Susu UHTh. Tepung berasi. Tepung maizenaj. Tepung panirk. Tepung terigul. Tomat matangm. Tomat mentahn. Tomat setengah matang

3. Cara Kerjaa. Menentukan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cairan dengan sampel susu berbagai konsentrasi.

b. Menentukan bulk density dan BJ biji-bijian dan tepung-tepungan.

c. Mengetahui pengaruh tingkat kematangan terhadap densitas dan bobot jenis bahan pangan.

D. Hasil dan PembahasanTabel 2.1 Hasil pengamatan densitas dan bobot jenis bahan pangan bentuk cairanNoKel.BahanDensitas () kg/m3Suhu(0C)Bobot Jenis (BJ)

19,10Susu UHT1030331,036

211,12Susu Pasteurisasi1020291,024

313,14Sari Kedelai1020341,024

415,16Kacang Hijau1060321,065

Sumber: Laporan SementaraMassa jenis atau densitas adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara massa dengan volume suatu benda, sebagaimana yang dikemukakan bahwa massa jenis suatu benda adalah massa benda itu dibagi dengan volumenya (Nurlaili dan Haiyum, 2011). Densitas merupakan suatu perbandingan antar daerah massa suatu zat yang berisi partikel-partikel dengan suatu daerah volume tertentu dari zat tertentu. Pada zat yang berbeda jenisnya pasti memiliki massa jenis yang berbeda pula. Massa jenis zat tidak dipengaruhi oleh bentuk dan volume. Jadi, asalkan dibuat dari bahan yang sama, suatu benda akan memiliki massa jenis yang sama. Massa jenis zat dapat diukur. Secara matematis, massa jenis zat dinyatakan dengan rumus = m/V. Berdasarkan persamaan matematis tersebut. Besar massa jenis tidak selalu dinyatakan dalam satuan kg/m3 , tetapi ada kalanya dinyatakan dalam g/cm3 . Satuan kg/m3 dan g/cm3 biasa digunakan untuk menyatakan massa jenis zat padat. Sementara itu, massa jenis zat cair sering dinyatakan dalam kg/L (kilogram per liter) atau g/mL (gram per mililiter).Berat jenis susu biasanya ditentukan dengan menggunakan laktodensimeter atau laktometer. Laktodensimeter adalah hidrometer dimana skalanya sudah disesuaikan dengan berat jenis susu (Muchtadi dkk, 2010). Manfaat dari laktodensimeter yaitu dengan menggunakan alat tersebut kita dapat mengukur massa jenis benda cair yang belum diketahui berat jenisnya, terutama untuk benda cair susu, seperti susu sapi segar, susu UHT, dan sari kedelai. Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat jenis tidak bersatuan. Berat jenis susu rata-rata 1.032. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan tanpa lemak. Kadar padatan total susu diketahui jika diketahui berat jenis dan kadar lemaknya (Muchtadi dkk, 2010). Sedangkan pengertian bobot jenis, dalam Farmakope Indonesia Edisi III disebutkan bahwa bobot jenis suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan bobot zat terhadap air dengan volum yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama. Bilangan bobot jenis atau biasa disebut sebagai densiti merupakan perbandingan antara bobot jenis zat dengan bobot jenis air. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa densiti merupakan ukuran yang tidak mempunyai satuan. Dapat dikatakan bahwa densiti merupakan n kali kerapatan air yang artinya zat tersebut mempunyai n kali kerapatan air.Sebagai bahan pangan, susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu kesatuan, maupun dari bagian-bagiannya. Banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi dalam pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan air susu. Masalah-maslah tersebut dapat dipecahkan terutama ika kita mengetahui susunan kimia dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahannya (Muchtadi dkk, 2010), salah satunya adalah dengan mengetahui densitas dan bobot jenis susu tersebut. Pada tabel 2.1 akan dihitung densitas dan bobot jenis bahan pangan yang berbentuk cair yaitu susu. Pada penentuan densitas dan bobot jenis susu ini, digunakan susu UHT, susu pasteurisasi, sari kedelai, dan sari kacang hijau. Dengan menggunakan laktodensimeter, maka dapat diukur densitas dari bahan-bahan tersebut. Susu UHT kelompok 9 dan 10 memiliki densitas 1030 gr/cm3, susu Pasteurisasi kelompok 11 dan 12 memiliki densitas 1020 gr/cm3, susu kedelai kelompok 13 dan 14 memiliki densitas 1020 gr/cm3, dan sari kacang hijau kelompok 15 dan 16 memiliki densitas 1060 gr/cm3.Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu pada bahan, susu UHT kelompok 9 dan 10 memiliki suhu 330C, susu pasteurisasi kelompok 11 dan 12 memiliki suhu 290C, sari kedelai kelompok 13 dan 14 memiliki suhu 340C, dan sari kacang hijau kelompok 15 dan 16 memiliki suhu 320C. Setelah diketahui suhu dan densitas dari bahan-bahan tersebut, maka dapat dihitung bobot jenisnya. Berat jenis susu didapat dengan memperbandingkan densitas susu dan densitas air. Dengan menggunakan interpolasi pada suhu 400C dan 200C, sehingga didapat densitas air pada masing-masing suhu bahan. Susu UHT kelompok 9 dan 10 memiliki bobot jenis 1,036; susu Pasteurisasi kelompok 11 dan 12 memiliki bobot jenis 1,025; susu kedelai kelompok 13 dan 14 memiliki bobot jenis 1,025; dan sari kacang hijau kelompok 15 dan 16 memiliki bobot jenis 1,065. Dari hasil yang diperoleh hampir sama dengan teori karena berat jenis susu rata-rata 1.032. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan tanpa lemak (Muchtadi dkk, 2010). Jadi hasil praktikum dapat dikatakan sesuai dengan teori karena perolehan hasil tidak terlalu jauh.Pada hasil praktikum densitas dan bobot jenis tersebut didapat densitas bahan yang terkecil adalah susu pasteurisasi dan sari kedelai yaitu 1020 gr/cm3, dan bobot jenis terkecil adalah susu pasteurisasi dan sari kedelai yaitu 1,024. Sedangkan densitas terbesar adalah sari kacang hijau yaitu 1060 gr/cm3. Sedangkan dengan bobot jenis terbesar adalah sari kacang hijau yaitu 1,094.Massa jenis atau densitas adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara massa dengan volume suatu benda (Nurlaili dan haiyum, 2011), sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi densitas adalah massa dan volume bahan. Pengukuran massa dan volume yang tidak teliti akan menyebabkan bias. Selain itu juga perbedaan bahan akan mempengaruhi perbedaan dari massa jenis suatu benda. Sedangkan faktor yang mempengaruhi berat jenis atau bobot jenis adalah suhu, karena dimana semakin naik suhu maka molekul-molekul zat akan bergerak, mengembang dan akan menguap, sehingga densiti akan berkurang. Namun apabila suhu turun, jarak antar molekulnya semakin rapat, sehingga zat akan mengkerut yang menyebabkan densiti akan bertambah atau semakin kental.Banyak sekali manfaat dari menghitung densitas dan berat jenis benda cair, seperti dalam bidang pertambangan dan bidang pangan. Dalam bidang pertambangan yaitu untuk mengetahui densitas dari bahan bakar cair seperti minyak tungku. Pengetahuan mengenai densitas ini berguna untuk penghitungan kuantitatif dan pengkajian kualitas penyalaan. Satuan densitas adalah kg/m3. Sedangkan dalam bidang pangan seperti contoh pembuatan susu rekombinasi, adalah produk susu cair yang diperoleh dari campuran komponen susu (susu skim, krim) dan air atau susu, atau keduanya yang dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT.Pada praktikum densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk cairan, kelompok menggunakan bahan susu UHT, susu asteurisasi, sari kedelai dan sari kacang hijau. Hasil yang diperoleh yaitu berat jenis sebesar 1,036; 1,025; 1,025; 1,065. Sedangkan berdasarkan teori menurut Muchtadi dkk (2010) berat jenis susu rata-rata 1,032, sehingga berat jenis semua sampel diasumsikan tidak jauh beda dengan densitas susu tersebut. Maka jika dibandingkan berat jenis antara teori dan hasil berat jenis sari kacang hijau, maka sudah sesuai atau ekivalen.

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Bulk Bensity dan Bobot Jenis Tepung-Tepungan dan Kacang-KacanganKel.BahanJenis WadahBerat (gr)Ukuran wadah (dm)Volume wadah (L)BD(gr/L)

Sampel+wadahsampelWadahp/dlt

9,13Tepung TeriguKuboit besarKuboit kecilPetri disk61,89430,525106,24047,98922,38253,03313,9058,14353,2076538874938-37,542190,1190,0600,112403,268373,033473,508

11,15Tepung MaizenaKuboit besarKuboit kecilPetri disk74,29335,496101,907-27,39859,66113,6968,09842,24663,538,196,137,738,1-55,950,929,20,1750,0730,211346,268375,315282,753

10,14Tepung BerasKuboit besarKuboit kecilPetri disk69,37032,953106,75755,55525,08653,62313,8157,86753,73783,736,288,4536,836,2-4240,9200,0530,1290,123468,897430,658431,081

12,16Tepung PanirKuboit besarKuboit kecilPetri disk62,54228,11079,16748,52420,3228,27714,0187,79044,89082,0536,189,936,0536,1-40,039,113,050,1180,0510,082410,108398,413341,926

Sumber: Laporan Sementara

Densitas merupakan suatu perbandingan antar daerah massa suatu zat yang berisi partikel-partikel dengan suatu daerah volume tertentu dari zat tertentu. Densitas secara teoritis merupakan massa per satuan volume, ini berarti pada spesimen dengan massa yang sama tetapi mempunyai volume yang lebih kecil akan menghasilkan densitas yang lebih besar. Massa jenis adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara massa dengan volume suatu benda, sebagaimana yang dikemukakan bahwa massa jenis suatu benda adalah massa benda itu dibagi dengan volumenya (Nurlaili dan haiyum, 2011).Cara mengukur densitas bahan padatan yaitu dengan mencari perbandingan antara masa dengan volume wadah. Pada praktikum wadah yang digunakan adalah kuboid kecil, kuboid besar, dan petridish. Kuboid kecil dan kuboid besar berbentuk balok, wadah diasumsikan seperti balok karena memiliki panjang yang berbeda-beda, sehingga memiliki volume p (panjang) x l (lebar) x t (tinggi). Setelah itu mencari massa bahan dengan menimbangnya. Maka diperolehlah densitas dan bobot jenis bahan padatan.Urutan hasil penghitungan volume pada wadah dari yang terkecil hingga terbesar yaitu volume wadah kuboid kecil tepung panir 0,051 L, kuboit besar tepung beras 0,053 L, kuboit kecil tepung terigu 0,060 L, kuboit kecil tepung maizena 0,073 L, petridisk tepung panir 0,082 L, petridisk tepung terigu 0,112 L, kuboit besar tepung panir 0,118 L, kuboit besar tepung terigu 0,119 L, petridisk tepung beras 0,123 L, kuboit kecil tepung beras 0,129 L, kuoit besar tepung maizena 0,175 L, dan yang paling besar yaitu petridisk tepung maizena 0,211 L.Sedangkan urutan bulk density dari yang terkecil hingga yang terbesar yaitu bulk density petridisk tepung maizena 282,753, petridisk tepung panir 341,926, kuboid besar tepung maizena 346,268, kuboit kecil tepung terigu 373,033, kuboit kecil tepung maizena 375,315, kuboit kecil tepung panir 398,413, kuboit besar tepung maizena 403,268, kuboit besar tepung panir 410,108, kuboit kecil tepung beras 430,658, petridisk tepung beras 431,081, kuboit besar tepung beras 468,897, dan pertidisk tepung terigu 473,508.Pada hasil perhitungan volume wadah dan bulk density tersebut, volume wadah yang terkecil adalah volume wadah kuboit kecil tepung panir yaitu 0,051 L, dan volume wadah terbesar adalah volume petridisk tepung maizena yaitu 0,211 L. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori menurut Pujiati dan Sigit (2009), bahwa volume wadah semakin besar jika sisi-sisi wadah semakin besar pula, karena panjang sisi-sisi wadah berbanding lurus dengan volume wadah. Untuk hasil bulk density nilai yang terkecil adalah bulk density pada tepung maizena yang berada pada wadah petridish yaitu 282,753 gr/L. Dan nilai yang terbesar adalah bulk density pada tepung terigu yang berada pada wadah petridish yaitu 473,508 gr/L. Menurut Agustina (2008), bahwa bulk density merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume ruang yang ditempatinya, hasil praktikum tersebut sudah sesuai.Sebagaimana pengertian bulk density yaitu perbandingan antara berat bahan dengan volume ruang yang ditempatinya (Agustina, 2008), maka faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density tepung tersebut adalah pengukuran berat bahan dan volume wadah. Manfaat dari penghitungan bulk density salah satunya dalam bidang pangan yaitu untuk memisahkan tepung. Tepung yang memiliki bulk density lebih besar akan lebih baik kualitasnya.

Tabel 2.3 Hasil pengamatan pengaruh tingkat kematangan terhadap densitas dan bobot jenisKel.Jenis BahanMassa (gram)Volume (liter)Air Bahan( gr/l )BJ Bahan( gr/l )

Suhu (C)

9,13Tomat mentahTomat setengah matangTomat matang21,42652,86868,57820 x 10-350 x 10-370 x 10-3353535994,02994,02994,021071,31057,36979,6861,0781,640,986

10,14Pisang mentahPisang setengah matangPisang matang34,24932,39234,26830 x 10-340 x 10-335 x 10-3353535994,02994,02994,021141,633809,80979,851,1480,8140,984

11,15Tomat mentahTomat setengah matangTomat matang18,3648,19477,18520 x 10-350 x 10-325 x 10-3353535994,02994,02994,02901,8963,883087,40,9070,9693,105

12,16Pisang mentahPisang setengah matangPisang matang29,34034,48335,56530 x 10-340 x 10-340 x 10-3353535994,02994,02994,02978862,0751185,50,9840,8671,193

Sumber: Laporan Sementara

Pengukuran bobot jenis yaitu dengan perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama (Muchtadi dkk, 2010). Urutan hasil dari percobaan bobot jenis dari yang terkecil hingga yang terbesar yaitu bobot pisang setengah matang kelompok 10 dan 14 adalah 0,814 gr/l,pisang setengah matang kelompok 12 dan 16 adalah 0,867 gr/l, tomat mentah kelompok 11 dan 15 adalah 0,907 gr/l, tomat setengah matang kelompok 11 dan 15 adalah 0,969 gr/l, pisang mentah kelompok 12 dan 16 adalah 0,984 gr/l, pisang matang kelompok 10 dan 14 adalah 0,984 gr/l, tomat matang kelompok 9 dan 13 adalah 0,986 gr/l, tomat mentah kelompok 9 dan 13 adalah 1,078 gr/l, pisang mentah kelompok 10 dan 14 adalah 1,148 gr/l, pisang matang kelompok 12 dan 16 adalah 1,193 gr/l, tomat setengah matang kelompok 9 dan 13 adalah 1,640 gr/l, tomat matang kelompok 11 dan 15 adalah 3,105 gr/l.Pada hasil praktikum 2.3 tersebut didapat bobot jenis terkecil adalah pisang setengah matang kelompok 10 dan 14 yaitu 0,969 gr/l, dan bobot jenis terbesar adalah pada tomat matang kelompok 11 dan 15 yaitu 3,105 gr/l. Pada percobaan tersebut terjadi penyimpangan pada bobot jenis kelompok 9 dan 13 serta kelompok 10 dan 14. Menurut Giovani et al, (2004), bahwa pada buah yang semakin matang maka zat padatan terlarut pada buah semakin tinggi sehingga menyebabkan massa juga semakin tinggi yang mengakibatkan densitas dan bobot jenis semakin tinggi pula. Penyimpangan tersebut dapat disebabkan oleh ketidakseragaman besar dan ukuran sehingga dapat mempengaruhi berat dari sampel. Selain itu juga dapat disebabkan oleh pengukuran volume pisang yang kurang teliti sehingga mendapatkan hasil yang bias. Faktor-faktor yang mempengaruhi densitas dan bobot jenis berdasarkan tingkat pematangan ini adalah tingkat kematangan buah itu sendiri. Semakin matang bahan maka semakin besar pula bobot jenisnya. Sebaliknya semakin mentah bahan makan akan semakin kecil bobot jenisnya. Karena pada proses pematangan buah melibatkan perubahan dramatis secara fisik maupun kimawi yaitu meliputi warna, tekstur, rasa, aroma, pH, zat padatan terlarut buah dewasa (Barry et al., 2005).Manfaat dari perhitungan densitas dan berat jenis berdasarkan tingkat kematangan bahan yaitu contohnya digunakan untuk menentukan tingkat kematangan pada buah pisang. Apabila buah pisang yang matang dicelupkan ke air mengapung itu tandanya buah masih mentah karena memiliki densitas yang lebih kecil dari air. Begitu pula sebaliknya, buah yang matang maka saat dicelupkan ke dalam air akan tenggelam, karena memiliki densitas yang lebih besar dari pada air.

E. KesimpulanBerdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:1. Massa jenis atau densitas adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara massa dengan volume suatu benda.2. Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama.3. Faktor yang mempengaruhi densitas dan bobot jenis diantaranya massa dan volume bahan, khusus untuk bobot jenis dipengaruhi juga oleh suhu air.4. Faktor yang mempengaruhi volume wadah yaitu pengukuran panjang sisi-sisi dari wadah tersebut5. Faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density adalah pengukuran berat bahan dan volume wadah.6. Bulk density nilai yang terkecil adalah bulk density pada tepung maizena yang berada pada wadah petridish yaitu 282,753 gr/L. Dan nilai yang terbesar adalah bulk density pada tepung terigu yang berada pada wadah petridish yaitu 473,508 gr/L.7. Bobot jenis terkecil adalah pisang setengah matang kelompok 10 dan 14 yaitu 0,969 gr/l, dan bobot jenis terbesar adalah pada tomat matang kelompok 11 dan 15 yaitu 3,105 gr/l.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi densitas dan berat jenis berdasarkan tingkat kematangan adalah proses pematangan buah itu sensdiri dan khusus untuk bobot jenis dipengaruhi oleh suhu juga.

DAFTAR PUSTAKA

Al Muhtaseb, A H.; McMinn, W A M.; Magee, T R A.. 2004. Shrinkage, Density and Porosity Variations During the Convective Drying of Potato Starch Gel. Vol. C, Pg. 1604-1611.Cromer, Alan H. 1994. Fisika untuk Ilmu-Ilmu Hayati Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Keshvadi, Afshin; Endan, Johari Bin; Harun, Haniff; Ahmad, Desa; Saleena, Farah. 2011. The Relationship between Palm Oil Quality Index Development and Physical Properties of Fresh Fruit Bunches in the Ripening Process. Journal of Food Science and Tecnology. Vol. 3, No. 1, Pg. 50-68.Manickam, Neethi. 2011. Effect of Moisture Content and Particle Size on Bulk Density, Coefficient of Friction of Coir Pith. ISSN : 0975-5462. Vol. 3, No. 4.Nurlaili; Haiyum, Muh.. 2011. Mengukur Massa Jenis Air dan Minyak Tanah dengan Menggunakan Hukum Archimedes. No. 331-336.Oslon, Reuben M dan Steven J. Wright. 1993. Dasar- Dasar Mekanika Fluida Teknik Edisi Kelima. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Prince, Shelly J; Howard C Ansel. 2006. Kalkulasi Farmasetik. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.Rasulu, Hamidin; Yuwono, Sudarminto S.; Kusnadi, Joni. 2012. Karakteristik Tepung Ubi Kayu Terfermentasi sebagai Bahan Pembuatan Sagukasbi. Jurnal Teknilogi Pertanian. Vol. 13, No. 1. Sukanto, Heru. 2009. Pengaruh Suhu Sintering terhadap Densitas dan Kekuatan Komposit Plasti Karet. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 3, No. 1.

LAMPIRAN

Perhtungan tabel 2.1 hasil pengamatan densitas dan bobot jenis bahan pangan bentuk cairan Perhitungan kelompok 9 dan 10 Interpolasi

3x 2994,6 = - 12 3x = 2982,6 x = 994,2 air = 994,2 Bobot Jenis Bobot jenis= = = 1,036

Perhitungan kelompok 11 dan 12 Interpolasi

2x 1996,4 = - 6 2x = 1990,4 x = 995,2 air = 995,2 Bobot Jenis Bobot jenis= = = 1,024

Perhitungan kelompok 13 dan 14 Interpolasi

2x 1990,4 = - 6 2x = 2982,6 x = 995,2 air = 995,2 Bobot Jenis Bobot jenis= = = 1,024

Perhitungan kelompok 15 dan 16 Interpolasi

2x 1996,4 = - 6 2x = 1990,4 x = 995,2 air = 995,2 Bobot Jenis Bobot jenis= = = 1,065

Perhtungan tabel 2.2 hasil pengamatan bulk density dan bobot jenis tepung-tepungan dan kacang-kacangan1. Perhitungan kelompok 9 dan 13 Volume Volume kuboit besarV= p x l x tV= 65 x 49 x V= 0,119 L Volume kuboit kecilV= p x l x tV= 38 x 38 x V= 0,060 L Volume PetridiskV= r2 tV= 3,14 x (43,5)2 x V= 0,112 L Bulk Density Bulk density kuboit besarBD= BD= Bulk density kuboit kecilBD= BD= Bulk density petridiskBD= BD= 2. Perhitungan kelompok 11 dan 15 Volume Volume kuboit besarV= p x l x tV= 63,5 x 37,7 x V= 0,175 L Volume kuboit kecilV= p x l x tV= 38,1 x 38,1 x V= 0,073 L Volume PetridiskV= r2 tV= 3,14 x (48,05)2 x V= 0,211 L Bulk Density Bulk density kuboit besarBD= BD= Bulk density kuboit kecilBD= BD= Bulk density petridiskBD= BD=

3. Perhitungan kelompok 10 dan 14 Volume Volume kuboit besarV= p x l x tV= 83,7 x 36,8 x V= 0,053 L Volume kuboit kecilV= p x l x tV= 36,2 x 36,2 x V= 0,129 L Volume PetridiskV= r2 tV= 3,14 x (44,225)2 x V= 0,123 L Bulk Density Bulk density kuboit besarBD= BD= Bulk density kuboit kecilBD= BD= Bulk density petridiskBD= BD=

4. Perhitungan kelompok 12 dan 16 Volume Volume kuboit besarV= p x l x tV= 82,05 x 36,05 x V= 0,118 L Volume kuboit kecilV= p x l x tV= 36,1 x 36,1 x V= 0,051 L Volume PetridiskV= r2 tV= 3,14 x (44,95)2 x V= 0,082 L Bulk Density Bulk density kuboit besarBD= BD= Bulk density kuboit kecilBD= BD= Bulk density petridiskBD= BD=

Perhtungan tabel 2.3 hasil pengamatan pengaruh tingkat kematangan terhadap densitas dan bobot jenis1. Perhitungan kelompok 9 dan 13 Densitas Tomat MentahBD= BD= Tomat Setengah MatangBD= BD= Tomat MatangBD= BD= Berat Jenis Tomat MentahBJ= = = 1,078 Tomat Setengah MatangBJ= = = 1,064 Tomat MatangBJ= = = 0,986

2. Perhitungan kelompok 10 dan 14 Densitas Tomat MentahBD= BD= Tomat Setengah MatangBD= BD= Tomat MatangBD= BD= Berat Jenis Tomat MentahBJ= = = 1,148 Tomat Setengah MatangBJ= = = 0,814 Tomat MatangBJ= = = 0,984

3. Perhitungan kelompok 11 dan 15 Densitas Tomat MentahBD= BD= Tomat Setengah MatangBD= BD= Tomat MatangBD= BD= Berat Jenis Tomat MentahBJ= = = 0,907 Tomat Setengah MatangBJ= = = 0,969 Tomat MatangBJ= = = 3,105

4. Perhitungan kelompok 12 dan 16 Densitas Tomat MentahBD= BD= Tomat Setengah MatangBD= BD= Tomat MatangBD= BD= Berat Jenis Tomat MentahBJ= = = 0,984 Tomat Setengah MatangBJ= = = 0,867 Tomat MatangBJ= = = 1,193

Kuboid besar, kuboid kecil, petridish

Ditentukan berat wadah dan volume

Diisi sampel sampai penuh

Ditimbang wadah +sampel

Ditentukan bulk density dan BJ-nya

Kuboid besar, kuboid kecil, petridish

bahan

Ditimbang

Dimasukkan dalam gelas ukur 1000 ml yang berisi air dengan volume tertentu

Dicatat perubahan volume air

Ditentukan densitas dan BJ-nya

Dibandingkan antara buah mentah, setengah masak dan masak

Susu UHT, Susu Pasteurisasi, Sari Kacang Hijau, Sari Kedelai

Dimasukkan dalam gelas ukur

Ditera dengan laktodensitometer

Ditentukan densitas dan BJ-nya