Top Banner
5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR 5.1 Beban Pencemaran Perairan Pantai Kota Makassar Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Pencemaran air atau polusi air mempunyai pemahaman yang berbeda beda antara satu dengan lainnya mengingat begitu banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang- undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen- komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001). . Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
27

5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

Mar 09, 2019

Download

Documents

lethuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR

5.1 Beban Pencemaran Perairan Pantai Kota Makassar

Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting

bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Dengan perannya yang sangat

penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya.

Pencemaran air atau polusi air mempunyai pemahaman yang berbeda beda antara

satu dengan lainnya mengingat begitu banyak pustaka acuan yang merumuskan

definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian

pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan

dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-

undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak

pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-

komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut,

pencemaran air tanah dan pencemaran udara.

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air,

pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau

dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air

oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1,

angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna

pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau

pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).

. Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran

dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam

air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut

dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa

buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek

pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.

Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi

Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek

akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.

Page 2: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

76

Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang

menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas)

dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas)

Adanya berbagai aktivitas di pantai Kota Makassar saat ini menyebabkan

terjadinya penurunan kualitas lingkungan berupa pencemaran dan kerusakan

terumbu karang dan perubahan morfologi pantai. Penelitian mengenai

pencemaran pantai Kota di juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti

diantaranya yang dilakukan di Teluk Jakarta dimana ditemukan perbedaan tingkat

pencemaran berbeda dan yang menetukan perbedaan tersebut adalah industri

(Rochyatun dan Rozak, 2007). Berdasarkan hasil penelitian Monoarfa (2002),

penyebab menurunnya kualitas perairan Kota Makassar diduga berasal dari tiga

sumber yang dominan yaitu adanya pemusatan penduduk di Kota, kegiatan

industri di sekitar Kota Makassar dan kegiatan pertanian di hulu sungai

Jeneberang serta sungai Tallo. Terpusatnya penduduk kota menghasilkan limbah

yang cukup besar, baik limbah padat maupun limbah cair. limbah tersebut masuk

ke Wilayah perairan pantai Makassar dan mengakibatkan pendangkalan pantai

serta perubahan parameter kualitas air seperti kandungan DO, nilai BOD, nilai

COD dan munculnya senyawa-senyawa beracun dan eutrofikasi.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, sumber pencemar yang

terjadi di pantai Kota Makassar bersumber pada aktivitas penduduk, industri,

wisata dan perhotelan. Sumber-sumber pencemaran tersebut masuk melalui aliran

sungai Tallo dan Jenneberang serta beberapa kanal yang ada seperti Kanal

Panampu, Benteng, H Bau dan Jongaya. Bahan-bahan pencemar yang berasal

dari aktivitas rumah tangga berupa air buangan rumah tangga serta padatan berupa

sampah yang langsung dibuang ke sungai dan laut. Hal ini juga terjadi pada

limbah bahan pencemar yang berasal dari aktivitas industri, wisata dan perhotelan

dapat berupa limbah organik maupun anorganik.

Perhitungan beban pencemaran ditujukan untuk mengetahui sumber

pencemaran, jenis bahan pencemar dan besarnya beban pencemaran yang masuk

ke dalam perairan pantai Kota Makassar. Namun sumber pencemaran tidak

dibedakan apakah berasal dari non-point source atau point source. Sumber

Page 3: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

77

pencemaran yang dimaksud adalah berasal dari aliran beban pencemara Sungai

Jenneberang dan Sungai Tallo serta kanal yang masuk ke perairan pantai Kota

Makassar. Perhitungan beban pencemaran berupa limbah organik (BOD5

dan

COD) dan hara (nitrat dan fosfat) diperoleh dari perkalian bulanan debit sungai

(m3

Stasiun

/bulan) dengan konsentrasi parameter di sungai yang telah diukur. Perhitungan

Beban Pencemaran Pantai yang berasal dari Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo

dapat dilihat pada Tabel 12 .

Tabel 12. Beban pencemaran bulanan dari sungai dan kanal di pantai Kota Makassar

Konsentrasi Beban Limbah (ton/bln) BOD COD 5 NO PO3 4

S Jenneberang 18.127,93 95.971,39 159,95 1.199,64 S Tallo 7.037,15 23.122,07 20,11 281,49 K Panampu 253,72 15.629,22 30,75 38,26 K Benteng 9,29 379,52 1,61 1,68 KHaji Bau 13,30 482,58 2,22 1,38 K Jongaya 155,03 10.593,62 13,18 42,83 Total 25.596,42 146.178,40 227,82 1.565,28

Sumber : Hasil olahan Data Primer dan Sekunder 2010

Beban limbah yang bermuara di pantai kota Makassar berasal dari

berbagai sumber. Sumbangan terbesar dari limbah yang ada berasal dari aliran

masuk Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo, kemudian berbagai kanal yang ada

yakni kanal Panampu, Jongaya, H Bau dan Benteng. Perbedaan loading beban

limbah yang terjadi umumnya kerena pebedaan debit aliran.

Gambar 7 komposisi beban limbah BOD5 dan COD berdasarkan aliran sungai

dan Kanal

Page 4: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

78

Komposisi aliran beban limbah BOD pada total beban limbah terlihat

bahwa, beban limbah pada aliran sungai Jennebarang memberikan kontribusi

terbesar dengan 70,82%, kemudian Sungai Tallo, Kanal Jongaya, Kanal

Panampu, Kanal Haji Bau serta Kanal Benteng dengan nilai kontribusi berturut-

turut 72,45%, 0,99%, 0,61%, 0,05% serta 0,04%. Adapun komposisi beban

limbah COD adalah Sungai Jenneberang terbanyak dengan 65,7%, kemudian

berturut adalah Sungai Tallo 15,8%, Kanal Panampu 10,7%, Kanal Jongaya 7,2%,

serta Kanal Haji Bau dan dan Kanal Benteng 0,3%.

Gambar 8 komposisi beban limbah NO3 dan PO4

Total beban limbah NO

berdasarkan aliran sungai dan kanal

3 yang bermuara di kawasan pesisir Kota makassar

adalah 227.82 ton/bln, dengan komposisi penyumbang terbesar dari aliran beban

pada Sungai Jenneberang sebesar 70%, kemudian Kanal panampu dengan

kontribusi 13%, sungai Tallo 9%, Kanal Jongaya 6%, serta Kanal Benteng dan

Haji Bau masing-masing 1%. Ada sedikit perbedaan dalam kontribusi beban

limbah untuk parameter NO3, walaupun dengan debit aliran yang sedikit lebih

kecil Kanal Panampu menyumbang beban limbah yang lebih besar dibandingkan

dengan Sungai Tallo. Hasil perhitungan beban limbah PO4 di perairan pesisisr

Kota Makassar adalah 1.565,28 ton/bln. Penyumbang beban limbah terbesar

adalah sungai Jenneberang, Sungai Tallo, Kanal Jongaya, Kanal Panampu, kanal

Benteng serta Kanal Haji Bau dengan masing-masing nilai beban adalah 76,6%,

18,0%, 2, 7%, 2,4% serta 1%. Nilai PO4 pada Sungai Jenneberang ralatif sangat

tinggi dibandingkan dengan prosentase sumbangan limbah untuk parameter

lainnya.

Page 5: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

79

5.2 Tingkat Pencemaran Pantai Kota Makassar

Sumitomo dan Nemerow (1970) dalam Kepmen LH No 115 tahun 2003,

telah mengusulkan suatu indeks yang berkaitan dengan senyawa pencemar yang

bermakna untuk suatu peruntukan. Indeks ini dinyatakan sebagai Indeks

Pencemaran (Pollution Index) yang digunakan untuk menentukan tingkat

pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Indeks ini

memiliki konsep yang berlainan dengan Indeks Kualitas Air (Water Quality

Index). Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian

dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air

atau sebagian dari suatu sungai. Pengelolaan kualitas air atas dasar Indeks

Pencemaran (IP) ini dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar

dapat menilai kualitas badan air untuk suatu peruntukan serta melakukan

tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan kualitas akibat

kehadiran senyawa pencemar. IP mencakup berbagai kelompok parameter

kualitas yang independent dan bermakna.

Hasil perhitungan indeks pencemaran di kawasan pantai Kota Makassar

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13 Tingkat pencemaran di lingkungan pantai dan kanal Kota Makassar

Nama Lokasi Stasiun

IP Rata-rata

IP Maks

IP

Kategori Pencemaran

Sungai Jenneberang 1,65 5,38 3,98 Tercemar ringan Muara S Jenneberang 1,68 6,26 4,58 Tercemar ringan Tanjung Bunga 2,18 9,94 7,20 Tercemar sedang Pantai losari 2,42 11,11 8,04 Tercemar sedang Pelabuhan 1,42 5,38 3,94 Tercemar ringan Potere 2,29 10,95 7,91 Tercemar sedang Muara S Tallo 2,51 11,37 8,23 Tercemar sedang S Tallo 1,22 2,99 2,28 Tercemar ringan K Panampu 2,56 8,90 6,55 Tercemar sedang K Benteng 2,52 9,59 7,01 Tercemar sedang K H Bau 2,47 9,76 7,12 Tercemar sedang K Jongaya 2,68 8,03 5,98 Tercemar sedang

Sumber : Data Primer yang Diolah 2010

Beberapa parameter yang dijadikan perhitungan dalam indeks

pencemaran pantai Kota Makassar adalah pH, BOD, COD, DO, PO4 dan NO3.

Page 6: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

80

Nilai dari enam parameter tersebut ditrasformasikan dalam suatu nilai tunggal

yakni indeks pencemaran. Tujuan perhitungan Indeks adalah untuk

menyederhanakan informasi sehingga dalam menyajikan kualitas suatu perairan

cukup disajikan dalam suatu nilai tunggal, sehingga dapat dibandingkan antara

kualitas suatu perairan dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengelolaan pantai. Jadi status lingkungan hidup dengan melihat indeks

pencemaran yang ada akan memberikan informasi secara keseluruhan status

ketercemaran lingkungan perairan dengan lebih sederhana dan cepat. Namun bila

mengukur secara akurat status lingkungan tersebut dapat dilakukan dengan

melihat kondisi perairan dengan standar baku mutu yang diperuntukkan, baik

untuk kegiatan budidaya, wisata ataupun peruntukkan lainnya. Dengan demikian

akan berbeda penilaian status lingkungan bergantung pada peruntukkan

pengukurannya

Dari nilai indeks pada tabel 13, terlihat bahwa secara umum lingkungan

pantai kota Makassar telah mengalami pencemaran. Indeks pencemaran dengan

kategori sedang terdapat pada semua kanal yang ada serta Pantai Losari ,Tanjung

Bunga dan Potere. Kanal-kanal yang ada di Kota Makassar umumnya memiliki

tingkat indeks pencemaran cukup tinggi karena umumnya melintasi daerah

perkotaan dengan populasi yang tinggi sehingga tentu akan membawa beban

limbah yang besar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari masih kurangnya tingkat

kesadaran penduduk yang membuang sampah atau mengalirkan limbah langsung

ke aliran kanal. Walaupun demikian untuk beberapa stasiun pengukuran terdapat

nilai indeks pencemaran dengan taraf tercemar ringan yakni Sungai Jenneberang,

Sungai Tallo dan perairan sekitar pelabuhan.

5.3 Kapasitas Asimilasi Perairan Pantai Kota Makassar

Nilai kapasitas asimilasi di perairan pantai Makassar dalam penilitian ini

dihitung secara tidak langsung sesuai yang disarankan oleh Dahuri (1999) bahwa

Pendugaan kapasitas asimilasi perairan pantai dalam menampung limbah

menggunakan metode hubungan antara konsentrasi limbah pada muara dan beban

limbah. Nilai kapasitas asimilasi didapatkan dengan cara membuat grafik

hubungan antara konsentrasi masing-masing parameter limbah di perairan pantai

Page 7: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

81

dengan limbah parameter tersebut di muara sungai dan selanjutnya dianalisis

dengan cara memotongkan dengan garis baku mutu air laut

Nilai hasil pengukuran parameter kualitas perairan pantai Kota Makassar

kemudian dibandingkan dengan nilai baku mutu air laut menurut KepMen LH

No. 51. Tahun 2003. Apabila kapasitas asimilasi telah terlampaui, berarti beban

yang masuk ke perairan pantai tergolong tinggi. Hal ini ditandai oleh konsentrasi

parameter pada saat pengukuran yang telah melebihi nilai ambang baku mutu air

laut. Sebaliknya apabila kapasitas asimilasi belum terlampaui, berarti beban

limbah masih rendah dan bahan-bahan yang masuk ke perairan pantai telah

mengalami proses-proses difusi. Nilai pengukuran kapasitas asimilasi perairan

sekitar pantai Kota Makassar dapat dilihat pada gambar 9 dan 10.

Gambar 9 Kapasitas asimilasi BO5

Berdasarkan hasil pengukuran parameter-paramater limbah cair yang

masuk ke parairan pantai Kota Makassar diperolah hasil bahwa secara umum

bervariasi antara berbagai parameter. Parameter limbah belum melampaui

kapasitas asimilasi karena mempunyai nilai konsentrasi yang belum melewati

batas baku mutu air yang diperkenankan adalah BOD

dan COD di pantai Kota Makassar

5. Hasil perhitungan regresi

antara loading beban limbah pada aliran sungai dan kanal dengan konsntrasi

BOD5 di muara ditemukan bahwa nilai daya tampung beban asimilasi adalah

83.269,32 ton/bln. Hasil perhitungan regresi antara loading beban limbah pada

Page 8: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

82

aliran sungai dan kanal dengan konsentrasi COD di daerah muara didapatkan

kapasitas asimilasi beban limbah adalah 142.718 ton/bulan. Hal ini

mengindikasikan bahwa loading beban COD di perairan pantai kota Makassar

telah melewati batas kemampuan

Hasil pengukuran kapasitas asimilasi beban limbah NO3 di perairan pesisir

Kota Makassar dengan metode regresi, adalah 234,4 ton/bln. Berdasarkan hasil

tersebut maka loading beban NO3 untuk peraiaran pantai Kota Makassar telah

melewati kemampuan kapasitas asimilasi perairan. Kondisi perairan pantai kota

Makassar juga telah melewati batas baku mutu dan kemampuan asimilasinya

untuk beban pencemaran parameter PO4, hal ini berdasarkan perhitungan regresi

kaspasitas asimilasi PO4

Gambar 10 Kapasitas asimilasi NO

yang didapatkan 503,6 ton/bln

3 dan PO4

Berdasarkan kondisi pantai kota Makassar, terlihat bahwa letak Pantai

berhubungan langsung dengan perairan laut terbuka yakni Selat Makassar.

Kondisi ini pada dasarnya dapat mengurangi efek pencemaran yang ditimbulkan

oleh limbah yang masuk ke parairan pantai, yakni dengan terjadinya pergerakan

massa air kearah laut lepas, akan tetapi posisi Tanjung Bunga, Pulau Lae-lae dan

Barrier yang berada tepat di depan Pelabuhan Soekarno-Hatta memposisikan

pantai ini dalam keadaan semi tertutup sehingga sirkulasi air ke laut lepas tidak

berlangsung cepat. Jadi secara tdk langsung juga dapat memperlambat flushing

di pantai Kota Makassar

Page 9: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

83

time dari perairan pantai. Kondisi yang sama di jumpai juga pada daerah pantai

losari dimana terdapat laguna akibat reklamasi pantai Losari.

Dampak pencemaran dapat berkurang karena adanya proses alami yakni

proses asimilasi selain itu tingkat pencemaran dapat dikurangi dengan intervensi

manusia seperti pembuatan instalasi pengolahan limbah. Hal ini tengah

diupayakan oleh pemerintah Kota Makassar dengan membangun sistem instalasi

pengolahan limbah terpadu yang mampu menampung aliran beban limbah dari

penduduk kota Makassar. Sistem IPAL rencananya akan dibangun saat ini

dengan insvestasi sebesar 407 milyar. IPAL ini diharapkan dapat mengurangi

dampak pencemaran, sebab semua beban limbah akan ditampung dan diproses

untuk selenjutnya akan dibuang diperairan pantai apabila sudah memenuhi

estándar baku mutu dan tidak berbahaya bagi lingkungan (Pemkot Makassar,

2011). Efektifitas kerja dari IPAL Menurut Marsono (1998) unit pengolah limbah

mampu menurunkan bahan pencemar organik antara 30 – 85%. Septik tank

dengan waktu detensi 2 hari akan mampu menurunkan pencemar organik (BOD)

sekitar 43 – 47%. IPAL dengan sistem activated sludge convensional akan

mampu menurunkan pencemar organik (BOD) sebesar 80 – 85%. Kolam dapat

berfungsi sebagai primary sedimentation tank akan mampu menurunkan

pencemar organik (BOD) sebesar 30 – 40%.

5.4 Hubungan Pencemaran Perairan dan Perikanan

Berdasarkan analisis kesesuai lahan dan daya dukung, di perairan pantai

kota Makassar terdapat beberapa area yang dipat dijadikan lokasi perikanan.

Untuk itu perlu diketahui bagaimana pengaruh dar berbagai parameter kualitas air

terhadap aktivitas perikanan, terutama budidaya KJA dan rumput laut. Gambaran

tentang kondisi beberapa parameter kualitas air di perairan pantai Kota Makassar

adalah sebagai berikut:

5.4.1 Suhu

Hasil pengukuran suhu pada tiap stasiun pengamatan menunjukkan bahwa

suhu di perairan Pantai Kota Makassar berkisar antara 28,6-31,30C. Suhu terendah

terdapat pada perairan sekitar Pelabuhan Soekarno-Hata dan tertinggi terdapat

pada beberapa stasiun diantaranya Tanjung Bungan dan Muara Sungai Tallo,

Page 10: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

84

sedangkan suhu perairan rata-rata pada stasiun pengukuran adalah 30,44 0C.

Fluktuasi dan variasi suhu perairan dipengaruhi berbagai faktor terutama oleh

intensitas sinar matahari

Gambar 11 Sebaran suhu pada berbagai stasiun pengamatan

Kisaran nilai paramater suhu pada stasiun-stasiun pengukuran masih

berada dalam toleransi untuk mendukung kehidupan biota (ikan/rumput laut).

Berdasarkan acuan baku mutu (Kepmen LH No 51 Tahun 2004 lampiran III)

untuk kehidupan biota/ kegiatan budidaya laut kisaran suhu air masih

diperbolehkan < 20C dari suhu alami. Suhu Nybakken (1988) menjelaskan bahwa

suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses

kehidupan dan penyebaran organisme. Kaidah umum menyebutkan bahwa reaksi

kimia dan biologi air (proses fisiologis) akan meningkat 2 kali lipat pada kenaikan

temperatur 100 C, selain itu suhu juga berpengaruh terhadap penyebaran dan

komposisi organisme. Kisaran suhu yang baik bagi kehidupan organisme perairan

adalah antara 18-30 oC. Selain itu di dukung oleh pernyataan Nontji (1984) Tiap

organisme perairan mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap perubahan

suhu perairan bagi kehidupan dan pertumbuhan organisme perairan. Oleh karena

itu suhu merupakan salah satu faktor fisika perairan yang sangat penting bagi

kehidupan organisme atau biota perairan. Secara umum suhu berpengaruh

langsung terhadap biota perairan berupa reaksi enzimatik pada organisme dan

tidak berpengaruh langsung terhadap struktur dan disperse hewan air.

Berdasarkan hal tersebut maka suhu perairan di Pantai Kota Makassar dapat

Page 11: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

85

mendukung dan memungkinkan untuk kegiatan budidaya termasuk KJA dan

rumput laut

5.4.2 pH

pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe

dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air. Selain itu, ikan dan

makhlukmakhluk lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan

diketahuinya nilai pH, kita dapat mengetahui apakah air tersebut sesuai atau tidak

untuk menunjang kehidupan mereka. Nilai pH suatu perairan memiliki ciri yang

khusus, adanya keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan yang diukur

adalah konsentrasi ion hidrogen. Dengan adanya asam-asam mineral bebas dan

asam karbonat menaikkan pH, sementara adanya karbonat, hidroksida dan

bikarbonat dapat menaikkan kebasaan air.

Hasil pengukuran nilai derajat keasaman (pH) perairan Pantai dan sungai

di sekitar Kota Makassar berkisar antara 6,93 – 8,4 dengan nilai rata-rata 7,58.

Hal ini menunjukkan bahwa perairan pantai dan sungai cenderung bersifat basa.

Kondisi ini diperkirakan karena massa air yang dibawa oleh sungai Jenneberang

dan sungai Tallo banyak melewati pegunungan dan bukit kapur sebelum bermuara

ke pantai, terutama perairan sungai Tallo yang mana nilai pH tertinggi ditemukan

yakni 8,4.

Gambar 12 Sebaran pH pada berbagai stasiun pengamatan

Kisaran nilai paramater pH pada stasiun-stasiun pengukuran masih

berada dalam toleransi untuk mendukung kehidupan biota, kecuali pada stasiun

Page 12: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

86

kanal Panampu yang mepunyai nilai pH relatif rendah yakni 6,92 . Berdasarkan

acuan baku mutu (Kepmen LH No 51 Tahun 2004 lampiran III) untuk kehidupan

biota bahwa kisaran yang diperbolehkan antara 7-8,5 dan diperbolehkan terjadi

perubahan sampai dengan < 0,2 satuan pH. Kisaran nilai yang aman bagi biota

perairan juga dikemukakan oleh Novotny dan Olem dalam Effendi 2003 bahwa

sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH

dalam kisara 7-8,5

Ada 2 fungsi dari pH yaitu sebagai faktor pembatas, setiap organism

mempunyai toleransi yang berbeda terhadap pH maksimal, minimal serta optimal

dan sebagai indeks keadaan lingkungan. Batas toleransi organisme terhadap pH

bervariasi tergantung pada suhu air, oksigen terlarut, adanya berbagi anion dan

kation serta jenis organisme. Bengen et.al (1994) menyatakan bahwa pH pada

perairan laut selalu dalam keadaan keseimbangan, karena ekosistem laut

mempunyai kapasitas penyangga yang mampu mempertahankan kisaran nilai pH.

Dengan demikian dapat dikatakan pH perairan di lokasi penelitian masih dapat

mendukung aktivitas budidaya

Table 14 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan

Nilai pH Pengaruh Umum

6,0 – 6,5 Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tidak mengalami

perubahan

5,5 – 6,0 Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos semakin tampak

Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas belum mengalami perubahan yang berarti

Alga hijau berfilamen semakin banyak

5,0 – 5,5 Penurunan nilai keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton dan benthos semakin tampak

Terjadi penurunan Kelimpahan total, biomassa zooplankton dan benthos

Alga hijau berfilamen semakin banyak Proses nitrifikasi terhambat

Page 13: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

87

4,5 – 5,0 Penurunan nilai keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton dan benthos semakin besar

Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan benthos Alga berfilamen semakin banyak Proses nitrifikasi terhambat

Sumber : Modifikasi Baker et al., 1990 in effendi 2003

5.4.3 Salinitas

Salinitas merupakan gambaran jumlah garam dalam suatu perairan

(Dahuri, et al, 1996). Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis

(specific gravity), yaitu rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam

volume yang sama Sebaran salinitas di air laut dipengaruhi oleh berbagai faktor

seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai (Nontji, 1987).

Berdasarkan pengukuran salinitas didapatkan nilai yang bervariasi antara

stasiun ,salinitas yang terukur berada pada kisaran yang cukup lebar antara 2 – 35

ppm dengan nilai rata-rata 22,75 ppm (gambar 16). Kondisi ini bergantung pada

lokasi pengukuran, nilai terendah 2 ppm ditemukan pada stasiun kanal benteng

dan H Bau, sementara tertinggi di sekitar pelabuhan Makassar. Pengukuran nilai

salinitas pada perairan pantai selain sungai dan muara ditemukan nilai fariasi yang

kecil antara 30 – 35 ppm. Kondisi ini terkait dengan sifat dari suatu lingkungan

pesisir yang dinamis karena dipengaruhi oleh adanya pasang surut. Nybakken

(1992) menyatakan bahwa daerah pesisir (litoral) merupakan perairan yang

dinamis, yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu tinggi

Variasi salinitas selain dipengaruhi oleh aliran sungai yang masuk pada

perairan pantai juga dipearuhi oleh penguapan dan curah hujan. Organisme yang

hidup diperairan pesisir cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan

salinitas sampai dengan 15 ‰. Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki

ikatan erat dengan kehidupan organisme perairan termasuk ikan, dimana secara

fisiologis salinitas berkaitan erat dengan penyesuaian tekanan osmotik ikan

tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kadar salinitas pada lokasi

penelitian dapat mendukung kegiatan budidaya (mengacu pada standur baku mutu

Kepmen LH No 51 Tahun 2004)

Page 14: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

88

Gambar 13 Sebaran kadar salinitas pada berbagai stasiun pengamatan

5.4.4 Oksigen Terlarut (DO)

Dalam badan air oksigen ditemukan dalam bentuk oksigen terlarut dan

berbentuk gelembung yang berukuran mikroskopik diantara molekul-molekul air.

Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari proses fotosintesis oleh fitoplankton

dan tumbuhan air lainnya serta difusi dari udara (APHA 1989). Difusi oksigen

dari atmosfer ke perairan berlangsung relatif lambat walaupun terjadi pergolakan

massa air, sehingga sumber oksigen terlarut yang berasal dari difusi oksigen

hanya sekitar 35 % (Effendi 2003).

Peranan Oksigen terlarut ini sangat penting bagi kehidupan organisme

untuk pernapasan dan mengoksidasi bahan organik didalam tambak. Pencemaran

limbah organik dapat menyebabkan menurunnya kandungan oksigen terlarut

dalam perairan (Connel dan Miller 1995 in Efendi 2003). Peranan oksigen terlarut

juga diungkapkan oleh Salmin (2000) yang meyatakan bahwa (Oksigen terlarut

(Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,

proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi

untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan

untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber

utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara

bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.

Variasi nilai parameter DO juga ditentukan oleh suhu dan aktivitas fotosintesa

dalam perairan (Imam and El Baradei, 2009). Kadar oksigen juga berfluktuasi

secara harian (diurnal) dan musiman, bergantung pada pencampuran (mixing) dan

Page 15: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

89

pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah

(effluent) yang masuk ke badan air (Effendi, 2003). Hal ini mengindikasikan

bahwa kadar konsentrasi DO dalam perairan, termasuk di sungai-sungai dan

kanal-kanal yang ada di kota Makassar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor

penentu

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi DO pada perairan di sekitar

pantai Kota Makassar, ditemukan nila konsentrasi dengan rentang yang cukup

lebar yakni 2,4 – 7,8 mg/l, dengan nilai rata-rata 5,27 mg/l. Nilai DO terendah

didapatkan di perairan kanal Jongaya dan tertinggi di sekitar sekitar perairan

pelabuhan. Nilai oksigen yang rendah sangat membahayakan karena Oksigen

terlarut merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan biota, karena

diperlukan untuk pernapasan dan proses metabolism. Dalam kondisi oksigen

yang rendah dapat mengakibatkan kematian bagi organism dan disisi lain bila

berada dalam kondidi optimum dapat meningkatkan rasio pertumbuhan dari ikan.

Gambar 14 Sebaran kadar DO pada berbagai stasiun pengamatan

Secara umum level oksigen terlarut yang direkomendasikan dalam

perairan minimal 5 mg/l, karena dibawah level tersebut dapat mengakibatkan

stress bahkan kematian. Huguenin and colt (1989) merekomendasikan untuk ikan

laut kadar oksigen terlarut >6 mg/l. Linsley dan Franzini (1995) menyatakan

bahwa keseimbangan oksigen terlarut juga akan berpengaruh pada biota dalam

air. Organisme tingkat tinggi pada badan air selalu membutuhkan terpeliharanya

kondisi aerob. Ikan dan biota air lainnya hanya dapat hidup pada kondisi kadar

Page 16: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

90

oksigen terlarut (DO = dissolved oxygen) dalam air di atas 3-4 mg/lt. Variasi level

oksigen dalam perairan dikelompokkan Menurut Lee et al. (1978) bahwa

kandungan oksigen terlarut pada suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator

kualitas perairan dan terbagi dalam empat kategori, yaitu: 1) kadar oskigen

terlarut > 6 mg/l kategori tidak tercemar sampai tercemar sangat ringan; 2) kadar

oskigen terlarut antara 4.5 – 6.4 termasuk kategori tercemar ringan; 3) kadar

oksigen terlarut 2.0 – 4.4 mg/l termasuk kategori tercemar sedang; dan 4) kadar

oksigen terlarut < 2.0 termasuk kategori tercemar berat. Jadi dengan melihat nilai

parameter DO yang terukur, dapat dikatakan bahwa perairan sekitar Pantai

Makassar dapat mendukung kegiatan budidaya perikanan, kecuali pada stasiun

Sungai Tallo dan semua kanal, terkecuali untuk beberapa jenis ikan tertentu yang

mempunyai kemampuan toleransi DO yang rendah

5.4.5 BOD (Biological Oxygen Demand)

Kebutuhan oksigen biokimia (BOD) adalah parameter yang

menunjukkkan besarnya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk

menguraikan bahan organik dalam proses dekomposisi secara kimia Boyd (1982)

in Adnan (2008). Selain itu nilai BOD dapat digunakan sebagai indikator adanya

Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya

oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik,

pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik

ini digunakan oleh organism sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari

proses oksidasi (Pescod,1973). Parameter BOD, secara umum banyak dipakai

untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD sangat

penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara.

Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang

menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme

selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu

perairan, pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di alam.

Parameter ini merupakan salah satu parameter kunci dalam pemantauan

pencemaran laut, khususnya pencemaran bahan organik mudah urai (Samawi,

2007),

Page 17: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

91

pencemaran dalam suatu perairan. Tingkat pencemaran suatu perairan dapat

dilihat berdasarkan nilai BOD5 dan terbagi dalam 4 (empat) kategori (Lee et

al.1978) : (1). Nilai BOD5 < 2.9 mg/l termasuk kategori tidak tercemar; (2) nilai

BOD5 antara 3,0 – 5.0 mg/l termasuk kategori tercemar ringan; (3) nilai BOD5

antara 5.1 – 14.9 mg/l termasuk kategori tercemar sedang; dan (5) nilai BOD5 >

15 mg/l termasuk kategori tercemar berat

Gambar 15 Sebaran kadar BOD5

5.4.6 COD (Chemical Oxygen Demand)

pada berbagai stasiun pengamatan

Nilai BOD perairan dipengaruhi oleh suhu, densitas plankton, keberadaan

mikroba, serta jenis dan kandungan bahan organik (Effendi, 2003). Berdasarkan

pengukuran nilai BOD didapatkan nilai yang bervariasi antara stasiun dan berada

pada kisaran antara 2,4 – 9,0 mg/l dengan rata-rata 5,55 mg/l. Menurut Jeffries

dan Mills, 1996 dalam Effendi 2003, Pada perairan alami yang berperan sebagai

sumber bahan organik adalah pembusukan tanaman dan memiliki nilai BOD

antara 0,5 – 7,0 mg/liter. Perairan yang memiliki nilai BOD lebih dari 10 mg/liter

dianggap telah mengalami pencemaran. Mengacu pada nilai baku mutu yang

dipersyaratkan untuk kegiatan budidaya, BOD pada perairan pantai Kota

Makassar masih belum mengalami pencemaran karena masih berada di bawah 20

mg/l. Jadi dapat simpulkan bahwa kondisi perairan Kota Makassar dapat

mendukung kegiatan budidaya KJA dan rumput laut.

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang

ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi

Page 18: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

92

secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organik tersebut

akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen

(oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom.

Gambar 16 Sebaran kadar COD pada berbagai stasiun pengamatan

Jika pada perairan terdapat bahan organik yang resisten terhadap degradasi

biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dan sebagainya, maka lebih cocok

dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat

organik dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat dalam

suasana asam,diperkirakan 95% - 100% bahan organik dapat dioksidasi. Seperti

pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan

perikanan dan pertanian.

Parameter COD menunjukkan banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi seluruh bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang sulit

terurai. Bahan organik mudah urai umumnya berasal dari limbah domestik atau

pemukiman, sedangkan yang sukar terurai umumnya berasal dari dari limbah

industri, pertambangan dan pertanian Berdasarkan hasil pengukuran pada stasiun

pengamatan,didapatkan nilai COD antara 22 – 164 mg/l, dengan rata-rata 60,48

mg/l. Dalam baku mutu air laut menurut Kep. MenLH No.2 Th 1988 nilai COD <

30 mg/l. Selain itu menurut acuan dari (UNESCO/WHO/UNEP, 1992) nilai COD

pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/liter, sedangkan

pada perairan tercemar dapat lebih 200 mg/liter. Jadi sebaran nilai COD di sekitar

perairan pantai Kota Makassar menggambarkan perairan tersebut telah tercemar,

Page 19: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

93

selain itu tidak dimungkinkan untuk melakukan aktivitas budidaya kerena nilainya

telah melewati baku mutu yang dipersyaratkan

5.4.7 Nitrat (NO3

Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan juga

sebagai sumber pertumbuhan tanaman air dan algae. Nitrat (NO

)

3-N) mudah larut

dalam air dan bersifat stabil (Effendi 2003). Senyawa amoniak yang terdapat

pada air laut merupakan hasil reduksi senyawa nitrat oleh mikroorganisme.

Meningkatnya konsentrasi amoniak dalam air laut erat kaitannya dengan

masukknya bahan organik yang mudah urai (Samawi, 2007). Nitrogen sebagai

nitrat dibutuhkan phytoplankton untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya

(Nybakken, 1988). Nitrogen dalam bentuk anorganik yang berguna bagi tumbuh-

tumbuhan adalah nitrat.

Terbentuknya senyawa-senyawa nitrat disebabkan oleh proses

perombakan material yang mengandung nitrogen dalam batuan mikroorganisme

(Raymont,1993) Senyawa ammonia (NH3-N) merupakan senyawa beracun bagi

kehidupan biota laut. Bersama dengan nitrit dapat menjadi indikator adanya

pencemaran terutama yang disebabkan oleh bahan organik. Salah satu yang

menyebabkan adanya kedua senyawa ini di dalam air laut adalah terhambatnya

proses dekomposisi bahan organik. Keberadannya sering berfluktuasi tergantung

kadar oksigen terlarut selain itu juga pH dan suhu mempengaruhi. Nitrat terbentuk

dari proses nitrifikasi, proses oksidasi dari NO2 ke NO3

Pengukuran kadar nitrat pada lokasi penilitian didapatkan nilai yang

bervariasi antara 0,002 – 0,950 mg/l, dengan rata-rata 0,390 mg/l. Bila mengacu

pada standar baku mutu kualitas air menurut Kepmen LH No 51 Tahun 2004

di dilakukan oleh bakteri.

Dalam sistem tropic, proses denitrifikasi terjadi secara intensif pada area:(a)

tempat terjadinya akumulasi detritus; (b) di dalam badan air tempat terjadinya

loading nutrient dari proses pencemaran; (c) dalam badan air yang dengan

residence time yang lama; dan (d) dalam ekosistem lahan basah yang dikeringkan

secara periodic, yang mana masukan oksigen secara peridik menstimulasi

mineralisasi-nitrifikasi-denitrifikasi bersama sedimen yang kaya bahan organik

(Furnas, 1992)

Page 20: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

94

bahwa nilai nitrat yang diperbolehkan 0,008 mg/l, maka perairan pantai Kota

Makassar telah mengalami pencemaran. Nilai nitrat di lokasi yang lebih tinggi

dari baku mutu yang ada dapat disebabkan oleh oksidasi ammonia yang tidak

sempurna. Kandungan nitrat (NO3-N) yang terdapat dalam suatu perairan, dapat

dikelompokkan berdasarkan tingkat kesuburannya, yaitu perairan oligotrofik

mempunyai kandungan nitrat (NO3-N) antara 0 – 1 mg/l, perairan mesotrofik

mempunyai kandungan nitrat (NO3-N) antara 1 – 5 mg/l, dan perairan eutrofik

mempunyai kandungan nitrat (NO3-N) antara 5 – 50 mg/l (Volenweider dan

Wetzel 1975 diacu dalam Effendi 2003).

Gambar 17 Sebaran kadar NO3

Nitrat merupakan salah satu senyawa hasil senyawa hasil sampingan dari

proses perombakan bahan organik yang bersifat racun bagi udang. Tingkat

keracunannya semakin meningkat jika nilai pH nya ≥ 9 (Asbar, 2007) . Apabila

pada berbagai stasiun pengamatan

Menurut Kristianto (2002), tumbuhan dan hewan yang telah mati akan

diuraikan proteinnya oleh organisme pembusuk menjadi amoniak dan senyawa

amonium. Nitrogen dalam kotoran dan air seni akan berakhir menjadi amonia

juga. Jika amonia diubah menjadi nitrat maka akan terdapat nitrit dalam air. Hal

ini terjadi jika air tidak mengalir, khususnya di bagian dasar. Nitrit amat beracun

di dalam air, tetapi tidak bertahan lama.Kandungan nitrogen di dalam air

sebaiknya di bawah 0,3 ppm. Kandungan nitrogen diatas jumlah tersebut

mengakibatkan ganggang tumbuh dengan subur. Jika kandungan nitrat di dalam

air mencapai 45 ppm maka berbahaya untuk diminum

Page 21: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

95

suatu perairan menunjukkan kadar nitrat lebih dari 5 mg/l ( > 5 mg/l), maka

perairan tersebut mengalami pencemaran limbah antropogenik yang berasal dari

aktivitas manusia dan sisa kotoran hewan. Kadar nitrat (NO3

5.4.8 Fosfat (PO4)

-N) yang lebih dari 2

mg/l dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan, yang

selanjutnya dapat menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat

(blooming). Pada perairan yang menerima limpasan air dari daerah pertanian yang

banyak mengandung pupuk, maka kadar nitrat dapat mencapai 1.000 mg/l (Davis

dan Cornwell, 1991 diacu dalam Effendi 2003).

Keberadaan fosfor di laut dalam bentuk yang beragam dan terutama

sebagai ortofosfat anorganik (PO4

) yang secara sederhana disebut fosfat. Fosfor

sebagai fosfat dibutuhkan oleh phytoplankton untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakannya (Nybakken, 1988). Fosfor yang telah diserap oleh sel

merupakan bagian dari komponen struktural sel dan berperan pula dalam proses

pengalihan energi dalam sel. Senyawa fosfat adalah suatu zat hara yang dapat

menunjukkan kesuburan perairan dan dibutuhkan dalam pertumbuhan dan

perkembangan hidup biota perairan. Fosfat dalam air atau air limbah ditemukan

dalam bentuk senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organik. Fosfor tidak

ditemukan dalam keadaan bebas di alam dan hamper selalu terjadi dalam kesatuan

yang telah dioksidasi sepenehnya sebagai fosfat (Rilley and Skirow, 1975)

Gambar 18 Sebaran kadar PO4 pada berbagai stasiun pengamatan

Page 22: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

96

Pengukuran kadar fosfat pada lokasi penelitian didapatkan nilai yang

bervariasi antara 0,21 – 0,663 mg/l, dengan rata-rata 0,33 mg/l. Berdasarkan

kadar fosfat, perairan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : perairan oligrotofik

yang mempunyai kadar fosfat 0.003 – 0.01 mg/l, perairan mesotrofik mempunyai

kadar fosfat 0.011 – 0.031 mg/l dan perairan eutrofik mempunyai kadar fosfat

0.031 – 0.1 mg/l (Wetzel 1975 in Effendi 2003). Nilai fosfat yang diperkenankan

dalam standar baku mutu hanya 0,015 mg/l. Jadi perairan disekitar pantai kota

Makassar telah melewati batas baku mutu. Dari kadar fosfat yang ditemukan

diperairan yang kondisi rata-rata berada diatas baku mutu perairan, maka potensi

untuk terjadinya blooming plankton dapat terjadi. Hal ini dimungkinkan karena

kadar fosfat sangat dibutuhkan oleh phytoplankton untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakannya.

Dalam air limbah, senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk,

industri dan pertanian yang masuk ke laut melalui sungai. Fosfat (PO4

Daya dukung lingkungan sangat erat kaitannya dengan kapasitas asimilasi

dari lingkungan yang menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang ke

dalam lingkungan tanpa menyebabkan polusi (UNEP, 1993). Jadi terdapat

hubungan antara pencemaran dan fluktuasi daya dukung. Menurut PPLKPL-

KLH/FPIK IPB (2002) konsep daya dukung didasarkan pada pemikiran bahwa

lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu

pertumbuhan organisme. Mengacu pada konsep ini, maka daya dukung

merupakan tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara

berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan.

Dengan demikian jumlah maksimum pemanfaatan suatu sumberdaya atau

ekosistem yang dapat diabsorpsi oleh suatu kawasan atau zona tanpa

)

merupakan faktor pembatas produktivitas plankton dan pertumbuhan tanaman air.

Dampak dari fosfat pada perairan salah satunya adalah dapat mengakibatkan

blooming alga (Muller and Helsel, 1999). Secara umum pengaruh posfat tidak

tidak mengakibatkan racun bagi hewan maupun manusia, tapi dapat mengganggu

pencernaan bila berada dalam konsentrasi yang sangat tinggi

5.5 Pencemaran dan Daya Dukung Lingkungan Pantai Kota Makassar

Page 23: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

97

menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas fisik dan tingkat

kenyamanan dan apresiasi pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem

terhadap suatu kawasan atau zona akibat adanya pengguna lain dalam waktu

bersamaan.

Konsep daya dukung ini dikembangkan terutama untuk mencegah

kerusakan atau degradasi dari suatu sumberdaya alam dan lingkungan sehingga

kelestarian, keberadaan, dan fungsinya dapat tetap terwujud dan pada saat yang

bersamaan, masyarakat atau pengguna sumberdaya tersebut akan tetap berada

dalam kondisi sejahtera dan atau tidak dirugikan (Intergenerational Welfare).

Konsep dan penghitungan terhadap daya dukung sumberdaya alam dan

lingkungan juga awalnyadigunakan untuk mempelajari pertumbuhan populasi

dalam suatu unit ekologis (ekosistem). Sebagai contoh dari beberapa penilaian

yang umum dilakukan terhadap penghitungan daya dukung ini adalah : (1)

penghitungan terhadap ecological capacity atau daya dukung ekologis yaitu

jumlah individu yang yang dapat didukung oleh sutau habitat dan; (2)

penghitungan terhadap grazing capacity yaitu jumlah individu (biota) dalam

keadaan sehat dan kuat yang dapat didukung oleh ketersediaan pakannya dalam

suatu areal tertentu

Kota Makassar mengalami perkembangan pembangunan yang cukup

pesat. Salah satu kawasan yang mengalami pertumbuhan pembangunan yang

pesat adalah kawasan pnatai Kota Makassar. Pembangunan dan pemanfaatan di

kawasan Pantai Kota Makassar tentunya harus mempertimbangkan daya dukung

lingkungan yang ada sehingga manfaat yg diperoleh bukan hanya merupakan

keuntungan sesaat tetapi kelestariannya akan tetap terjaga. Menurut Nurfarida

(2009) berdasarkan pertimbangan manfaat dan biaya lingkungan, kesesuaian

lahan, aspek keindahan, kenyamanan, dan daya dukung, kawasan menurut pantai

Kota Makassar memiliki potensi dikembangkan sebagai waterfront city dengan

prioritas utama pengembangan sebagai kawasan rekreasi. Rekomendasi

pengembangan dan pengelolaan dilakukan dengan strategi the responsible city

atau kota berwawasan bijak

Page 24: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

98

5.5.1 Daya Dukung Budidaya KJA

Keberhasilan dari usaha budidaya keramba jarang apung sangat ditentuk

oleh lingkungan ekologis tempat budidaya itu dilakukan. Ukuran lingkungan

ekologis yang tepat bagi organism yang dibudidayakan bergantung dari daya

dukung lingkungan tersebut. Selanjutnya Turner (1988) menyebutkan bahwa

daya dukung merupakan populasi organisme akuatik yang ditunjang oleh suatu

kawasan/areal atau volume perairan yang ditentukan tanpa mengalami penurunan

mutu (destorasi). Sementara, Kechington dan Hudson (1984) mendefinisikan daya

dukung sebagai kuantitas maksimum ikan yang dapat didukung oleh suatu badan

air selama jangka waktu yang panjang

Berdasarkan pada hasil analisis pemetaan luasan area yang sesuai untuk

peuntukkan budidaya KJA adalah 490, 39 ha sementara yang sangat sesuai 120,5

ha. Besarnya kapasitas lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya dengan

KJA adalah luas unit budidaya yang digunakan secara umum di perairan

Indonesia (Sunyoto, 2000), yaitu dengan luas (12 x 12) m2 = 144 m2 = 0,00014

km2., sementara itu luasan unit KJA dengan ukuran karamba (3x3x3) m3

Lokasi perairan tempat kegiatan budidaya dalam keramba jaring apung

terdapat di beberapa lokasi seperti pulau Barrang Lompo, Barrang Caddi, dan

Bone Tambung. Pada lokasi tersebut KJA yang dibuat oleh masyaralat nelayan

.

Mengacu pada formulasi dari Yulianda (2007) maka daya dukung lahan untuk

KJA 8,796 ha, sementara jumlah unit KJA yang dapat di dukung adalah 3.258 unit

Secara umum kegiatan budidaya KJA di kawasan pesisir pantai Kota

Makassar belum berkembang secara baik, hal terindikasi dari jumlah kegiatan

budidaya dalam karamba jarang apung yang relatif masih sedikit jumlahnya.

Selain itu kegiatan budidaya KJA yang dilakukan bukan merupakan murni

kegiatan budidaya, tetapi hanya berupa kegiatan penangkaran sementara atau

pembesaran. Hasil tangkapan nelayan berupa ikan-ikan karang dalam ukuran

yang kecil dimasukkan ke dalam keramba untuk dibesarkan sampai pada ukuran

ekonomis yang dapat dijual dengan harga yang menguntungkan. Selain

menungggu sampai ukuran yang ideal untuk dijual, pembesaran pada KJA juga

berguna untuk mengumpulkan sampai pada jumlah yang diinginkan.

Page 25: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

99

terletak pada daerah yang mempunyai kedalaman yang cukup yakni >5 m, hal ini

di dukung oleh kondisi topografi pantai pada lokasi-lokasi tersebut banyak titik

lokasi yang mempunyai kedalaman yang sesuai. Selain daripada itu lokasi tempat

kegiatan budidaya pembesaran pada KJA mempunyai jarak yang relatif dekat

dengan daratan utama Kota Makassar sehingga mudah untuk dipasarkan.

Karakteristik lain yang ditemui adalah bahwa pelaku dari usaha KJA adalah para

ponggawa atau juragan yang mendiami pulau-pulau tersebut. Jenis-jenis ikan

yang dibesarkan dalam keramba jarring apung umumnya adalah dari jenis ikan

karang seperti kerapu dan juga dari jenis ikan hias.

Berbagai jenis Ikan Kerapu sering ditangkap oleh nelayan sebelum

dibudidayakan atau dibesarkan dalam keramba. Nelayan setempat biasanya

menggunakan berbagai jenis alat tangkap untuk menangkap kerapu diantaranya

pancing (kedo kedo), bubu, racun bahkan dengan menggunakan bom. Dari 43

jenis ikan karang yang ditemukan di Sulawesi Selatan, kerapu bebek atau tikus

(Cromoliptis altivelis), kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), kerapu lumpur

(E. tauvina), kerapu sunu (Plectropomus leopardus) dan ikan Napoleon (Cheilinus

undulatus) memiliki nilai ekonomi yang tergolong sangat tinggi (BPPT 2002).

Selanjutnya Kasnir et al. (2004), bahwa ada tiga alasan ikan kerapu di

perioritaskan sebagai komoditas unggulan yakni (1) kerapu hidup merupakan

peluang ekspor yang sangat menarik yang selama ini belum dimanfaatkan secara

optimal, (2) pertumbuhan bisnis ikan kerapu secara keseluruhan dapat membawa

dampak peningkatan kesejahteraan lapisan bawah masyarakat yang hidup dari

kegiatan perikanan, (3) modernisasi penangkapan ikan kerapu akan mengurangi

dampak negatif terhadap lingkungan laut khususnya terumbu karang.

5.5.2 Daya Dukung Budidaya Rumput Laut

Daya dukung budidaya rumput laut dihitung berdasarkan luasan area yang

sesuai bagi kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan,

diperoleh luasan lahan yang mendukung untuk kegiatan budidaya rumput laut

adalah adalah 1108,5 ha. Dengan menggunakan metode budidaya sistem long

line dengan ukuran 40 x 60 m dan kapasitas lahan yang memungkinkan 50% dari

kapasitas lahan, maka diperoleh 231 unit pada kawasan seluas 554,25 ha. Dengan

Page 26: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

100

metode ini maka dapat diperoleh hasil budidaya rumput laut 1.000 sampai 1.500

kg/ha/panen atau 6-9 ton/ha/tahun bila di lakukan pemeliharaan dengan metode

yang baik Aggadireja et al. (2004) dalam Kasnir (2010)

Keanekaragaman jenis Sea Weed (rumput laut) di perairan Indonesia

cukup tinggi tetapi pada saat ini baru dikenal lima jenis yang bernilai ekspor

tinggi, yakni Gelidium, Gelidiella, Hypnea, Eucheuma, dan Gracilaria. Dua jenis

terakhir sudah dibudidayakan dan berkembang di masyarakat pesisir Kota

Makassar, yaitu Eucheuma dan Gracilaria. Jenis-jenis rumput laut secara

ekonomi menjadi penting karena mengandung senyawa polisakarida. Rumput laut

penghasil karaginan (karaginofit) dan penghasil agar (agarofit) termasuk kelas

alga merah (Rhodophyceae) dan penghasil alginat (alginofit) termasuk kelas algae

coklat (Phaeophyceae).

5.5.3 Daya Dukung Wisata Pantai

Daya dukung ekowisata adalah jumlah maksimum pengunjung yang

secara fisik ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa

menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Batasan daya dukung untuk

populasi manusia dinyatakan juga oleh Soerianegara (1977), yaitu merupakan

jumlah individu yang dapat didukung oleh satuan luas sumberdaya dan

lingkungan dalam keadaan sejahtera. Daya dukung mempunyai dua komponen

utama yang harus diperhatikan, yakni besarnya atau jumlah populasi mahluk

hidup yang akan menggunakan sumberdaya tersebut pada tingkat kesejahteraan

yang baik serta ukuran atau luas sumberdaya alam dan lingkungan yang dapat

memberikan kesejahteraan kepada populasi manusia pada tingkat yang lestari

Mengacu Pada analisis GIS yang telah dilakukan maka lokasi dan luasan

daerah di Pantai Kota Makassar yang sesuai untuk wisata pantai adalah 10373,7

m, yang terdapat di pantai pulau Kayangan, Lae-lae, Tanjung Bayam, Tanjung

Bunga dan Akkarena, Pantai Losari serta Pantai Barombong, sedangkan yang

tidak sesuai terdapat di pantai Kecamatan Biringkanayya dan Tamalanrea.

Selanjutnya dilakukan perhitungan daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata

pantai.. Daya dukung masing-masing kawasan untuk wisata pantai dengan asumsi

50 meter garis pantai diperuntukkan untuk 1 orang, waktu yang disediakan

Page 27: 5. PENCEMARAN PANTAI KOTA MAKASSAR pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktekoperasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

101

kawasan untuk kegiatan wisata rekreasi adalah 6 jam/hari dan waktu yang

dihabiskan oleh setiap pengunjung 3 jam/hari (Julianda 2007) maka daya

dukungnya adalah sebagai berikut: Pulau kayangan 15 orang;Pulau Lae-lae 53

orang; Tanjung Bayam, Tanjung Bunga dan Akarena 162 orang; pantai Losari 137

orang; Pantai Barombong 47 orang. Daya dukung untuk wisata pantai dapat

dilihat pada tabel 18:

Selain dari sisi ekologis dari lingkungan pantai, akatifitas dari wisata

pantai juga mestinya ditinjau dari tingkat kenyamanan dari wisata atau wisatawan

itu sendiri terhadap lingkungan Somerville et al. (2003) dalam Laapo (2010)

menyatakan bahwa selain karakteristik fisik pantai berpasir, kesesuaian wisata

pantai juga memerlukan pengukuran terhadap estetika kebersihan (kesehatan)

pantai dari sisi unsur yang dapat menyebabkan penyakit bagi turis. Terkait dengan

kesehatan pantai tersebut, diperlukan 7 (tujuh) parameter khusus yakni sisa-sisa

kotoran rumah tangga, sampah dengan zat berbahaya (ada unsur melukai,

misalnya pecahan kaca), sampah ukuran besar (pohon), sampah umum (kertas,

botol dan lainnya), sampah berbahan bakar minyak, feces, dan sampah bentuk

lain. Lokasi dan kemampuan daya dukung wisata dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15 Lokasi dan daya dukung untuk wisata pantai

No Lokasi Panjang Pantai (m)

Daya dukung (orang/hari)

1 Pulau Kahyangan 373,38 15 2 Pulau Lae-lae 1.325,32 53 3 Pantai Tg Bayam, Tg bunga dan Akarena 4.058,28 162 4 Pantai Losari 3.434,75 137 5 Pantai Barombong 1.181,97 47

Sumber : Data sekunder yang diolah 2010