Top Banner

of 9

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    1/9

    Jurnal Sains dan Teknologi 7 (2), September 2008: 45-53

    TRANSFORMASI MAKNA DALAM TAMPILAN VISUALARSITEKTUR THEME PARK

    Ratna AmanatiProgram Studi Teknik Arsitek, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

    Kampus Bina Widya Panam, Pekanbaru, IndonesiaABSTRACT

    Architecture can be a text. The meaning of architecture can be understand or can be lesson asreading the text by people who observer the object through the visual appearance. So, architec-ture just not to use or to settle, but also to be consumed. With their own interpretation, observ-ers can read and experience the meaning that would be present at architecture work through thevisual appearance. Therefore architecture is made to be consumed, like the present of themepark architecture.Depending on the target desired, the giving meaning in the theme park visual appearance needmodes or transformation channels which are suitable to the theme, appearance or devices.From this amount of transformation channels, the potensial of each channel need to be studiedin order to be able to articulate the meaning in the visual appearance. The big difference ofpotentials which happen make the existence of meaning transformation degree.Because of that, this paper studies the possibilities of articulating meaning through the existingtransformation channels. This study is done by using literature study method by taking litera-ture from books and intemets. This paper uses architecture object of theme park which exist inDunia Fantasi Jakarta and Arena Fantasi Puncak. Field observation method is used to study theobject with visual appearance standards by Bentley and Ching. The reading of visual appear-ance meaning of the objects studied, to be relate to transformation possibilities passed throughis used Architecture Semiotic device by Juan Bonta.Key words: meaning transformation, visual appearance, theme park.

    PENDAHULUANLATAR

    Setiap desain dalam setiap lingkungan binaanadalah sumber potensi untuk mengirimkan pesan(Lang, 1994). Sekali waktu pesan-pesan itu begitubanyak memberi rasa tentang suatu tempat pada se-seorang, positif atau negatif. Orang menggambarkanmakna-makna dari pengalaman mereka sendiri. Per-ancang mungkin tidak membuat interpretasi yangberhubungan dengan ini secara eksplisit atau akurat,namun perancang dapat mengarahkan para penga-mat untuk berbuat demikian.

    Orang banyak mengenal bahwa arsitekturadalah konfigurasi sistem perlambang. Arsitekturjuga dipandang membawa pesan atau makna ter-tentu (sengaja atau tidak, sebagai tujuan utama ataubukan). Arsitektur juga dapat menarik minat, meng-gerakkan hati ke tingkat estetik, dan melalui itumendekatkan dengan keyakinan ekspresi psikis. Se-hingga wujud arsitektur dapat diterima dan diakuisebagai pengej awantahan suatu gagasan, harapanatau sikap hidup pada ruang dan waktu tertentu. Se-hingga dapat merupakan wac ana atau teks.

    Penyampaian makna dalam arsitektur, dapatdituangkan pada banyak tampilan, banyak tema,

    banyak alat, sehingga membutuhkan banyak trans-formasi. Tergantung pada sasaran yang ingin dicapai.Untuk itu dibutuhkan moda ataupun saluran trans for-masi yang sesuai baik terhadap tampilan, tema, atau-pun alatnya.

    Walaupun proses menuju hasil akhir rancangansemuanya masih tergantung pada kinerja kreativitasindividu perancang, namun kreativitas ini dapat dis-alurkan melalui suatu cara atau moda transformasitertentu, karena suatu cara atau moda transformasiyang sesuai untuk makna dan sasarannya belumtentu sesuai untuk makna dan sasaran yang lain.Demikian juga dengan suatu makna dan sasaranyang dapat disampaikan melalui saluran transformasitertentu belum tentu dapat disampaikan melalui salu-ran transformasi yang lain.

    Bahasa bentuk arsitektural dapat dikembangkanketika bentuk tersebut memiliki kekuatan pada sentu-han emosi. Bentuk arsitektural tersebut merupakanteks yang bukan sekadar dapat dibaca namun lebihuntuk disimak. Sehingga bentuk-bentuk tampilanarsitektural ini akan mampu mengungkapkan maknayang terkandung dalam tema sesuai dengan tema danmakna yang ingin disampaikan melalui tampilankarya tersebut.

    45

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    2/9

    Jurnal Sains dan Teknologi 7 (2), September 2008: 45-53

    Berkaitan dengan ungkapan tema dan maknapada arsitektur tersebut maka tidak menutup ke-mungkinan bahwa arsitektur pun dibuat untuk tujuanitu. Dahulu, Martin Heidegger mengatakan bahwamanusia membangun karena adanya kebutuhan un-tuk tinggal atau bermukim (Klassen, 1990), namunkini ada kemungkinan manusia membangun karenauntuk dikonsumsi (Michl, 1995). Hal ini dapatdibuktikan pada kehadiran banyak theme park de-wasa mi.

    Theme park adalah tatanan arsitektur yang me-muat suatu sirkuit lingkungan tema (atau sederetantema) dalam suatu ekologi fantasi yang nyata sepertiyang diungkapkan oleh Lang (1994). Pertama kalidibangun, theme park menggelar fantasi tentangdunia kartun karya-karya Walt Disney di Disney-land, Los Angeles tahun 1954. Semua kartun terlihathidup dalam sebuah lingkungan kota sebagaimanayang digambarkan dalam film-film Disney. Seluruhpengunjung dibuat berfantasi dengan hidup bersamapara tokoh kartun. Di Indonesia, theme park munculketika dibangun Dunia Fantasi di Jakarta tahun 1985.Fantasi yang banyak digelar adalah fantasi mengenaietnik-etnik daerah di Nusantara ataupun di seluruhdunia. Pengunjung diharapkan merasa berada didaerah yang dimaksudkan.

    Oleh karena itu theme park mempunyai tampi-Ian bangunan yang cukup unik dan khas berkaitandengan makna yang diembannya. Hal ini banyakdikarenakan oleh arsitektur theme park yang dengansengaja memuat dan mewadahi makna dalam suatusirkuit lingkungan tema tertentu. Theme park diran-cang menjadi fungsional dalam beberapa dimensipengalaman pada masyarakat yang mampu memberi-kan kontribusi. Karena tujuan theme park adalah un-tuk memberi kesenangan dan kadangkala pendidi-kan, tetapi ada beberapa fungsi terpadu yang harusdipenuhi (Lang, 1994).

    Namun begitu seringkali suatu tampilan visualarsitektur akan diinterpretasikan keliru atau berbedaantara perancang dengan sebagian atau bahkan selu-ruh pengamat. Hal ini kemungkinan disebabkan olehketidaksesuaian tampilan visual dengan makna yangingin dikomunikasikannya, atau suatu tampilan vis-ual tersebut kurang mampu untuk dibaca dan kurangmampu untuk mengarahkan kemudahan pembacaanmengenai makna yang ingin dikomunikasikan olehpara pengamat.

    Untuk menghasilkan image potensi dunia yangbaru, theme park memuat campuran pemikiran regre-sif (seperti lingkungan kampung) dengan terminologi

    progresif dan perbandingan-perbandingan (Lang,1994). Sehingga dari bentuk tampilan visualnyatentu mempunyai karakteristik unik mengenai temayang ingin disampaikan pada pengguna atau penik-mat.

    Karena kesengajaan pemuatan tema tersebutmaka ada suatu moda-moda dan saluran-salurantansformasi tertentu yang mengantarkan tindakankreativitas rancangannya. Dengan daya kreativitasperancang maka akan didapat moda dan salurantransformasi yang tepat dalam membuat wujud dantampilan visual arsitektur theme park sehingga akanmenghasilkan karya yang berapresiasi tinggi.

    Untuk itu perlu diketahui tentang kemungkinan-kemunginan moda dan saluaran transformasi untukmenyampaikan makna dalam proses perancanganarsitektur theme park. Perlu juga dipahami men-genai tampilan-tampilan visual yang mampu untukdibaca dan yang memudahkan para pengamat untukmembaca makna yang akan dikomunikasikan. Se-hingga dengan demikian akan didapat kesesuaianantara moda dan saluran transformasi dalam men-yampaikan suatu makna terhadap tampilan visualarsitektur theme park tersebut.

    PERMASALAHAN1. Dengan adanya berbagai transformasi dalam

    usaha untuk menciptakan bentukan arsitekturalmaka transformasi apa sajakah yang memung-kinkan untuk menyampaikan makna pada tampi-Ian visual arsitektur theme park?

    2. Pada objek kajian, tentu telah ada usaha-usahauntuk menyampaikan makna dalam tampilanvisualnya. Bagaimanakah wujud tampilan-tampilan visual arsitektur theme park tersebut?

    3. Untuk menyampaikan makna pada tampilan-tampilan visual tersebut, seberapakah potensipenyampaian makna dari masing-masing salurantransformasi tersebut?

    4. Melalui besar potensi-potensi yang ada, bagai-manakah derajat transformasi penyampaianmakna pada arsitekur theme park?

    TumAN1. Menunjuk berbagai saluran transformasi yang

    memungkinkan dalam penyampaian makna padatampilan visual arsitektur theme park.

    2. Mengidentifikasi tampilan-tampilan visual ar-sitektur theme park pada objek kajian.

    46

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    3/9

    Transformasi Makna dalam Tampilan Visual Arsitektur Theme Park (Amanati)3. Mengukur potensi penyampaian makna dari

    berbagai saluran transformasi.4. Menentukan derajat transformasi dalam pe-

    nyampaian makna pada arsitektur themepark.

    KONTRIBUSITerhadap subjek kajian, tulisan ini akan mem-

    beri sumbangan untuk memperkaya wawasanarsitektural dalam hal eksplorasi kreativitas me-lalui saluran-saluran transformasi pada prosesperaneangan arsitektur theme park.

    Terhadap objek kajian, tulisan ini akanmampu merangsang peningkatan variasi bentukvisual arsitektur yang berpotensi dalam menyam-paikan makna pada raneangannya.

    KAJIAN PUSTAKA DAN MET ODEKAJIAN PUSTAKA1. Transformasi Arsitektur

    Ditinjau dari segi bahasa transformasi dapatdiartikan sebagai perubahan bentuk. Apabila di-Indonesia-kan kata transformasi dapatdisepadankan dengan kata "pemalihan" (JosefProjotomo, 1992), yaitu perubahan dari bendaasal menjadi benda jadiannya. Baik perubahanyang sudah tidak memiliki atau memperlihatkankesamaan atau keserupaan dengan benda asalnya,maupun perubahan yang benda jadiannya masihmenunjukkan petunjuk-petunjuk benda asalnya.

    Dalam "Poetic of Architecture, Theory ofDesign", Antoniades (1990) menerangkan dalamsuatu saluran kreativitas desain, bahwa trans for-masi didefinisikan sebagai perubahan bentuk dimana sebuah bentuk dapat meneapai tingkattertinggi dengan jalan menanggapi banyaknyapengaruh-pengaruh eksternal dan internal. Dalampengertian tersebut disiratkan bahwa transformasihanyalah merupakan perubahan sebuah bentukkepada bentuk lain.

    Dalam buku yang sarna Antoniades (1990)juga mengungkapkan mengenai arsitektur sebagaiwadah kehidupan. Arsitektur atau suatu bangunanakan mempunyai penentuan pengaruh bagi pen-ghuninya setelah bangunan dibangun dan padawaktu-waktu yang akan datang, walaupun ban-gunan itu diubah dan diadaptasi dalam maksud

    dalam maksud untuk menggairahkan imajinasi ar-sitektural, mengkaji bentuk-bentuk nyata atau untukmembuat pemikiran-pemikiran wadah dan strukturarsitektur. Untuk itu dalam masa sebelum kon-struksi, mas a-mas a desain, selama itu bangunanakan menerima transformasi besarnya. Mulai dariide atau konsep, hingga akan memberikan gambarandan makna kelangsungan hidup komunikasi, ban-gunan itu akan berubah dan berubah, dimodifikasioleh seluruh faktor-faktor dan alasan yang selektifyang pada finalnya dikristalkan ke dalam"kenyataan yang membatu' .

    Kajian ini lebih banyak mengambil pengertiandari Antoniades mengenai transformasi besar dalamsuatu desain bangunan dan difokuskan pada periodedalam desain. J adi transformasi yang dimaksuddalam kajian ini adalah berupa transformasi dari ideatau konsep desain yang mengandung makna untukdikomunikasikan ke dalam hasil raneangan.

    Transformasi ini telah dengan tegas diru-muskan oleh Broadbent (1980). Ide atau konsep me-rupakan makna yang ingin ditampilkan yang dapatdikaji pada struktur-dalamnya (deep structure). Bu-kan sekedar yang terlihat pada permukaan tampi-lannya. Sehingga maksud transformasi ini adalahperubahan dari makna pada struktur-dalam (deepstructure) tersebut ke dalam tampilan struktur per-mukaan (suiface-structure) yang oleh Broadbenttelah dirumuskan dalam empat jenis moda trans for-masi, yaitu:1. Desain Pragmatic

    Suatu desain akan mengalami transformasi prag-matik ketika desain tersebut mengunakan bahanmaterial sebagai dasar pengolahan bentuk atausebagai raw material-nya. Contohnya adalahshelter-shelter dari kulit Mammoth di Rusia Sela-tan pada 40.000 SM hingga plastic air house danstruktur suspension. Moda ini dapat meliputisaluran:Material, bertema material, transformasi yangdigunakan adalah penggunaan teknologi eksploi-tasi sifat bahan, alat yang digunakan adalahbidang permukaan, tampak, dan massa, tampilanyang dihasilkan berupa penonj olan tekstur bahan,penonjolan system konstruksi, dan penampilanfisik bahan.

    2. Desain TypologieSuatu desain akan mengalami transformasi ty-pologie ketika desain terse but memiliki kaitanbudaya suatu daerah, memberikan image tentang

    47

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    4/9

    Jurnal Sains dan Teknologi 7 (2), September 2008: 45-53

    daerah atau budaya tertentu. Seperti bangunanigloo bagi orang Eskimo atau tepee bagi orangIndian. Moda ini meliputi saluran:a. Pemalihan, bertema fungsi dan bentuk, trans-

    formasi yang digunakan evolusi tradisionalseperti pemecahan (break), pengirisan (cut),pembagian (segment), penambahan (addition),penggeseran (friction), pengumpulan(accumulation), penumpukan (stacking),penembusan (penetration), pelapisan(superimposition), penjalinan (interlacking),pertautan (meshing) begitu juga denganpeminjaman, pemindahan rupa, dan dekon-struksi. Alat yang digunakan adalah massa,bentuk permukaan, detil. Sedang tampilanfisik yang dihasilkan berupa simetri - asimetri,regular - irregular.

    b. Exotik dan Multikultural, bertema keganjilanfenomena, pertautan budaya dan sejarah, trans-formasinya berupa peniruan atau perpaduan,alat yang digunakan adalah site, material, de-tail. Tampilan visual yang dihasilkan adalahsuasana dan simbol.

    c. Kompleksitas dan Kontradiksi, bertema ele-men bangunan sejarah atau seni popular, trans-formasinya berupa pembauran atau pengi-ronian. Alat yang digunakan adalah elemen-elemen bangunan konvensional atau elemen-elemen yang telah biasa dikenal. Tampilanvisual yang dihasilkan adalah simbolik.

    3. Desain AnalogicalSuatu desain akan mengalami transformasi ana-logical ketika desain tersebut memiliki kriteriapenggambaran tentang sesuatu hal, baik itu benda,watak, atau kejadian. Desain ini memerlukan be-berapa medium sebagai sebuah gambaran untukmenerjemahkan keaslian ke dalam bentuk-bentukbarunya, baik gambaran personal maupun konsepabstract philosophical. Beberapa desain sepertigambar, model, dan program komputer akan men-gambil alih dari desainer dan mempengaruhi jalandesainnya. Moda ini meliputi saluran:a. Historicism dan Pres eden, bertema bangunan

    sejarah atau artefak, transformasinya evolusi.Alat yang digunakan adalah denah, tampakdan suasana. Tampilan visualnya berupa ek-lektik, kontekstual, dan primordial.

    b. Imagery, Mimesis, dan Literality, bertema ele-men morfologi, atau style, transformasinyapeniruan, peminjaman, atau derivasi. Alatyang digunakan adalah massa dan tampak.Tampilan visualnya adalah kemiripan visual

    dan penonjolan makna harfiah.c. Metaphor, dapat bertema apa saja, trans for-

    masinya pengkiasan (metaphora). Alat yangdigunakan berkemungkinan tidak dapat diraba(ide, konsep, kondisi manusia), yang dapatdiraba berupa tampilan visual dan materialatau dapat kombinasi keduanya. Tampilan vis-ual yang dihasilkan adalah kemiripan visualdan simbolik.

    d. Paradoks, bertema pemikiran atau prasangka,transformasinya berupa pembalikan, pembelo-kan, atau dekonstruksi. Alat yang digunakanadalah massa, tampak, dan denah. Tampilanvisual yang dihasilkan di luar pandanganumum manusia.

    e. Poetry dan Literatur, bertema cerita, struktur,bahasa suatu poetry atau literature, trans for-masinya berupa penggambaran dan pengki-asan. Alat yang digunakan tampak, massa,situasi. Tampilan visual yang dihasilkanadalah penekanan wujud dan bentuk.

    4. Desain CanonicSuatu desain akan mengalami transformasi ca-nonic ketika desain tersebut menggunakanpendekatan geometrical sebagai raw materialnyabaik itu dalam system konvensional ataupun sys-tem komputasi. Moda ini adalah Geometri. Den-gan bertema bentuk-bentuk geometri, trans for-masinya berupa peningkatan dimensi, pemej alan,pengosongan. Alat yang digunakan adalahmassa. Tampilan visual yang dihasilkan berupagrid monotonic, blank box, bidang dan volume,"arbiterary romantis".

    2. Tampilan Visual ArsitekturTampilan visual dapat merupakan suatu ban-

    gunan yang memperlihatkan sisi muka bangunantersebut. Namun tampilan visual dapat juga meru-pakan tampang sebuah bangunan atau lingkunganyang mampu menghadirkan elemen-elemen yangterkomposisi dengan pola tertentu untuk menghasil-kan ekspresi tersendiri.

    Dalam kajian ini tampilan visual yang dimak-sud adalah tampilan seluruh permukaan bangunandan lingkungan yang mampu dinikmati denganindera penglihatan. Hal ini diambil berdasarkan tuli-san Bentley (1985) bahwa rancangan suatu tempatakan mempengaruhi detil-detil tampilan temp attersebut dengan membuat orang sadar akan pilihanyang didapatnya, yaitu kualitas visual yang cocok.Karena orang akan menginterpertasi suatu tempat

    48

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    5/9

    Transformasi Makna dalam Tampilan Visual Arsitektur Theme Park (Amanati)sebagaimana yang terkandung dalam tempat yang Theme park dapat diartikan sebagai "realitasdilihatnya, baik dia menginginkannya atau tidak. pengganti realitas", yaitu suatu usaha untuk mewu-

    Untuk mendukung tercapainya makna dari judkan impian. Sebagaimana Yasraf A. Pilianginterpretasi pengamat maka harus ada ciri-ciri (2000) yang memaknai bahwa Theme Park adalahyang mudah dikenali secara visual dari bentukan suatu temp at yang mewujudkan kesemuannya, tem-fisik yang ada. Dalam isyarat kontekstual ciri - ciri pat suatu simulasi tanpa akhir. Begitu juga denganvisual menurut Bentley (1985) adalah ritme verti- Stanley Mathews (1993) yang menyatakan bahwakal dan horizontal, skylines, detail dinding arsitektur theme park adalah "temp at" otentik yang(bahan, wama, pola, dsb), jendela, pintu, lantai. menggantikan kekuatan hyperspace yang abstrakHal ini mengacu pada kualitas lingkungan pe- dan ageographical Cyburbs dan secara imagisticalrumahan dan permukiman. dari kenyataan yang lebih dari yang nyata.

    Ciri visual yang lebih mengacu pada kualitastipologi arsitektural secara umum adalah yangberdasar Ching (1979), yaitu: wujud, wama,tekstur, pola, posisi, orientasi, dan inertia visual.Semua ciri visual tersebut pada kenyataannyadipengaruhi oleh keadaan bagaimana pengamatmemandangnya. Keadaan tersebut sesuai dengan:perspektif atau sudut pandang pengamat, j a rakpengamat terhadap bentuk, keadaan cahaya yangada, dan bidang pandangan yang mengelilingibenda tersebut.3. Semiotika Arsitektur

    Secara umum tanda-tanda arsitektural adalahsebagai sebuah sistem dalam menghasilkan objekdan membatasi ruang-ruang yang mengomunika-sikan fungsi-fungsi dalam dasar system konvensi.Tanda-tanda tersebut terangkum dalam kompo-nen-komponen makna yang meliputi indikatif,komunikatif, dan komponen ekspresif (Bonta,1973).

    Potensi makna yang terkandung dalam kom-ponen tersebut adalah pertama signal apabila sen-gaja mengkomunikasikan makna dan dikenalioleh interpreter. Kedua intentional indicator apa-bila sengaja dikomunikasikan tetapi tidak dikenalioleh interpreter. Ketiga pseudo signal apabia ti-dak sengaja dikomunikasikan tetapi dikenali olehinterpreter. Keempat indicator apabila tidak sen-gaja dikomunikasikan dan tidak dikenali oleh in-terpreter.

    Kinerja dari signal adalah mengomunikasi-kan makna. Kinerja dari intentional indicator danpseudo signal adalah mengekspresikan makna.Sedangkan kinerja dari indicator adalah mengin-dikasikan makna.4. Arsitektur Theme Park

    Namun pengertian Theme Park yang dimaksuddalam hal ini bukanlah pengertian yang jauh yangmencakup tentang konsep asal usul adanya ThemePark seperti tersebut. Theme park yang dimaksudadalah tatanan arsitektur yang memuat suatu sirkuitlingkungan tema (atau sederetan tema) dalam suatuekologi fantasi yang nyata sejauh seperti yang di-ungkapkan Lang (1994). Yang diperbincangkan disini bukan lagi manusia seperti masa-masa lalu, me-lainkan fungsi kepemilikan dan penggunaan benda-benda dan pesan-pesan. Karena kini yang dikon-sumsi bukan lagi fungsi benda semata, tetapi lebihpenting makna-maknanya.

    Theme Park di Disneyland atau Disney Worlddijadikan sebagai kenyataan proses penangkapandunia nyata untuk diintegrasikan ke dalam alam se-mesta yang sintetik dalam bentuk "pertunjukan ken-yataan" tempat kenyataan itu sendiri menjadi sebuahtontonan (Jean Baudrillard, 1996). Dengan kata lainmerupakan khayalan sebagai "virtual reality".Segalanya adalah mungkin, dan segalanya dapatdiputar dalam alam virtuality.

    Karakteristik lain adalah adanya arsitektur iro-nis seperti kota-kota masa depan dan kecenderunganpada aliran budaya popular. Sehingga suasana yangterjadi akan terlihat pelik dan unik.

    Adanya "the architecture of assurance"menunjukkan dari betapa kecilnya kebutuhan ak-tual untuk menciptakan sebuah makna tempat, seba-gai sesuatu kenyataan yang rupanya hilang daripembuatan suburban (Vanderbilt, 1999). Salah satualtematifnya adalah dengan menggunakan banyakakal dalam penggunaan wama, cahaya, dan imaji-nasi sehingga akan lebih banyak menghasilkan yangtidak sekedar utilitas architecture" atau"entertainment architecture". Dalam hal ini puntaman Disneylah yang mencontohkan pertama kalitentang arsitektur yang mengekspresikan sebuahtema atau entertain. Hingga pada akhimya themepark mengkriteriakan faktor pengunjung yang bu-

    49

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    6/9

    Jurnal Sains dan Teknologi 7 (2), September 2008: 45-53

    kan sekedar sebagai penonton melainkan juga seba-. .gai pemam.Dengan cara demikian, pengunjung tidak hanya

    dapat menghayati pengalaman orang lain secara in-telektual, melainkan juga dapat menangkap denganpanca inderanya dan mengalaminya sendiri. Se-hingga pengunjung tidak hanya akan menjadi kon-sumen pasif, melainkan diikutsertakan sebagai orangyang bertindak.METODE

    Kajian ini dirancang dengan menggunakan me-tode deskriptifkualitatif eksploratif, karena bertujuanuntuk mendeskripsikan tampilan visual yang dihasil-kan dari setiap transformasi makna dengan berdasarpada teori-teori perancangan yang bersiat kualitatif,dan juga mengeksplorasi setiap saluran transformasitanpa hipotesa-hipotesa yang diformulasikan(Singarimbun dan Effendi, 1985). Digunakannyametode deskriptif kualitatif eksploratif ini adalahkarena metode ini dinilai tepat dalam kemampu-annya untuk mengungkapkan dan menjelaskan ke-luasan dan kedalaman kajian.

    Untuk memudahkan pengidentifikasian tampi-Ian visual pada objek-objek kajian, objek-objek ka-jian yang telah dipilih dirinci dalam beberapa golon-gan untuk dibagi secara bertahap, yaitu:1. Objek fisik, yaitu baik tunggal atau sekumpulan

    bentuk yang menjadi kesatuan bentukan fisikuntuk dapat lebih menjelaskan pengidentifikasianciri-ciri tampilan visual. Dapat berupa bangunan,furniture lingkungan, atau elemen kawasan.

    2. Ciri-ciri tampilan visual, yang diidentifikasi ber-dasar isyarat kontekstual dan isyarat kegunaan.Ciri-ciri visual dalam isyarat kegunaan adalahimage dan aspirasi kegunaan (Bentley,1985).Sedangkan isyarat kontekstual, ciri -ciri visualnyaberdasar Ching (1979) yang lebih bersifat umumuntuk berbagai typology arsitektural. Ciri terse-but yaitu wujud, wama, tekstur, pola, posisi, danorientasi.

    3. Artikulasi makna, yaitu pemaknaan yang ingindiungkap oleh arsitektur objek kajian berdasartampilan visual. Alat yang digunakan adalahsemiotika arsitektur menurut Juan Bonta. Dalamsemiotika arsitektur ini ciri -ciri tampilan visualdinilai dan dimaknai sesuai dengan komponenmakna yang dihasilkan. Komponen makna akanterlihat sebagai berikut:

    hengaja diko- tidak sengajamunikasikan dikomunikasikan2dikenali oleh inte~ signal pseudo signalpreter

    tidak dikenali intentional indicatoroleh interpreter indicatorGambar 1.Kriteria komponen makna

    Adanya perbedaan kriteria kondisi menjadikanpemaknaan yang berbeda. Untuk itu dibuatpembobotan pada masing-masing komponenmakna untuk menunjukkan nilai yang berbeda.Selain itu juga karena tujuan kajian ini adalahuntuk mengukur derajat transformasi yangdigunakan dalam proses perancangan, makapenilaian terhadap metode yang sengajaditerapkan oleh suatu saluran transformasi padakarya rancangannya akan lebih menegaskanpenggunaan saluran transformasi tersebut.Metode yang senjaga diterapkan inilah yangdiharapkan mampu mengkomunikasikan maknadalam karya rancangan arsitektur theme park.Sehingga terhadap setiap komponen-komponentersebut diberlakukan pembobotan yangberbeda. Pembobotan tersebut adalah bobot 3(tiga) untuk signal karena memenuhi keduakriteria pemaknaan, bobot 2 (dua) untuk pseudosignal dan intentional indicator karena hanyamemenuhi satu kriteria pemaknaan, dan bobot 1(satu) untuk indicator karena tidak memenuhikedua kriteria.

    4. Transformasi makna, yang akan diketahui sete-lah makna dalam ciri -ciri visual terartikulasikan.Sehingga penelusuran tentang kemungkinanpenggunaan transformasi makna dalam rancan-gan objek kajian tersebut didasarkan pada kom-ponen makna dalam mengaertikulasikannya.Apapun kemungkinannya akan dipertimbangkanuntuk diukur lebih lanjut derajat transformasinyadengan berdasar pada pembobotan yang telahditentukan.Adapun kriteria arsitektur theme park yang

    digunakan dalam pemilihan objek kajian adalah: mengandung kreasi sensorik memonumentasi image memiliki bentuk arsitektur yang pelik dan unik,bahkan ironis mengandung makna kedaerahan

    50

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    7/9

    Transformasi Makna dalam Tampilan Visual Arsitektur Theme Park (Amanati)

    isyarat tampian visualmenurut Bentley

    eiri-ciri visual menurutChing

    semiotika arsitektur

    komponen makna: artikulasi signal makna intentionalindicator oseudo signal indicator

    Bobot:1 x cirri-ciri

    Bobot:3 x signal2 x international indicator2 x pseudo signal1 x indicator

    Gambar 2. Analisis kajian

    memiliki arsitektur yangmengekaspresikan tema dan entertain terdapat manipulasi dan simulasi danlingkungan dan teknologi

    mengandung sarana yang "fun" sebagai salahsatu atraksinya

    menjadikan pengujung bukan sekedarpenonton tapi lebih sebagai pemain.

    ANALISISDalam menganalisis kajian yang bersifat

    kualitatis ini dipergunakan metoda induktif.Pengumpulan data yang dilakukan bukanditujukan untuk membuktikan hipotesis,melainkan sebagai pembentukan abstraksiterhadap kenyataan objek-objek yang dikaji.

    Pelaksanaan analisis sebagai suatu prosesdimulai sejak pengumpulan data berlangsung,baik data fisik maupun data literatur. Awal prosesanalisis adalah dengan meninjau saluran-salurantransformasi yang memungkinkan untukarsitektur theme park yang kemudian dikaji satuper satu. Pengkajian yang dilakukan menyertakanpengidentifikasian elemen-elemen pembenarsetiap saluran transformasi tersebut terhadapsuatu proses dan hasil rancangan arsitektur.

    mampu

    transfonnasimakna

    Bobot transfor-masi rata-ata

    deraj at trans-formasi

    Dalam proses pengumpulan data fisik dan objek-objek kajian, pengamatan tampilan visual objekfisik telah dibarengi dengan tinjauan kemungkinanungkapan makna yang ditransforsikan dan tinjauanmengenai kemungkinan saluran transformasi yangdigunakan pada tampilan visual msing-masingtheme park.

    Metode analisis dilakukan berdasar padapembobotan yang telah ditentukan pada masing-masing objek fisiko Setelah itu dan masing-masingbobot transformasi dilakukan perhitungan rata-ratapada masing-masing saluran yang memungkinkan.Sehingga nantinya akan diperoleh bobot yangmencerminkan derajat masing-masing transformasi.HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kajian transformasi penyampaian makna yangtelah dilakukan terhadap objek-objek kajian, meru-pakan penelusuran proses penyampaian maknasuatu transformasi yang telah dilakukan dalam tam-pilan visual objek-objek kajian tersebut. Dan hasiltransformasi penyampaian makna, transformasi-transformasi yang cenderung berpotensi besar untukmenyampaikan makna adalah Exotic Multi Cultural,Historicism, Pres eden, Pemalihan, Imagery, Mime-sis, Literality, Metafor, Poetry dan Literatur. Se-

    51

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    8/9

    Jurnal Sains dan Teknologi 7 (2), September 2008: 45-53

    dangkan Kompleksitas, Material, dan Geometricenderung memiliki potensi penyampaian maknayang kecil.

    Melihat hasil tersebut maka dapat dibenarkanpendapat Broadbent (1973) bahwa moda trans for-masi dapat dilaksanakan untuk memenuhi maksudtujuan arsitektur dalam menyampaikan makna (deepstructure) kedalam tampilan karya arsitektur (surfacestructure) dengan melalui saluran-saluran kreativitastransformasi.

    Sebagaimana dengan yang dinyatakan olehBroadbent (1974) bahwa dari moda-moda trans for-masi Pragmatic, Typologie, Analogical, dan Ca-nonic, penyampaian makna cenderung dapat dilaku-kan melalui moda Typologie dan Analogic. Hal inidibuktikan dalam penelusuran transformasi pada ob-jek kajian bahwa transformasi yang kemungkinandigunakan dan memiliki potensi yang besar untukpenyampaian makna dalam tampilan visual arsitekturtheme park adalah transformasi-transformasi yangtergolong dalam moda Typologie dan Analogic.

    Penyampaian makna tersebut dapat terjadi karenadalam moda Typology dan Analogic bukan lagi ke-gatan trial and error sebagaimana yang dilakukandalam moda Pragmatic. Sedangkan moda Canonicdigunakan hanya cenderung untuk memudahkanpekerj aan perancang dengan system proporsi.

    Rancangan dengan moda Typologie dengan jelasmengabadikan serentetan nilai yang dapat dipahamioleh setiap keanggotaan budaya atau subbudaya yangmembangunnya. Sedangkan rancangan dengan modaAnalogic selalu menggunakan bahasa visual dalammemecahkan permasalahan, sehingga orang ataupengamat akan lebih mudah membaca karya arsitek-tur tersebut (Broadbent, 1974).

    Mengenai angka-angka bobot transformasi yangdiperoleh dalam kajian, bukanlah angka yang me-nentukan keberhasilan suatu penerapan transformasiuntuk menyampaikan makna pada suatu objek. Tapi,angka tersebut merupakan derajat penyampaianmakna yang telah dilakukan ke dalam tampilan vis-ual tersebut melalui suatu transformasi yang dimung-kinkan.

    Derajat penyampaian makna ini bukanlah hargamati bagi penerapan suatu transformasi dan bukanjuga harga mati dalam tampilan visual objek-objektersebut. Demikian juga sebaliknya, suatu trans for-masi tidak selalu menghasilkan derajat penyampaianmakna yang sama bila diterapkan dalam objek kasusserupa yang lain.

    Penerapan transformasi untuk menyampaikanmakna sangat bergantung pada kreativitas peran-cang dalam memanfaatkan kemungkinan-kemungkinan transformasi dan kreativitas peman-faatan peluang -peluang yang diberikan oleh trans-formasi tersebut. Sebagaimana Antoniades (1990)menyatakan bahwa untuk mendalami kreativitasperlu dipahami tentang konsep real dan unreal,imagination dan fantasy. Imajinasi dan fantasi me-rupakan persyaratan dalam kreativitas berarsitektur.Kedua hal tersebut dapat ditingkatkan melalui prak-tek, latihan dan disiplin arsitek dan bahkan kemam-puannya dapat melebihi bakatnya yang sudah ada.Hanya juga bila suatu rancangan tanpa didahuluioleh fantasi maka rancangan tersebut tidak akanmempunyai ciri khusus.

    Penerapan transformasi tidaklah selalu bergan-tung pada objek fisik yang ada pada setiap objekkajian. Dengan kata lain, derajat penyampaianmakna melalui suatu transformasi dalam hasil kajiantersebut, bukanlah dijadikan sebagai acuan peran-cangan arsitektur theme park.

    Namun derajat penyampaian makna melaluisuatu transformasi dalam hasil kajian dapat dijadi-kan sebagai referensi dalam perancangan arsitekturtheme park. Karena keberhasilan penyampaianmakna dalam suatu rancangan tampilan visual ber-gantung pada kreativitas dalam pengangkatan temadan pemanfaatan alat atau media yang dimung-kinkan oleh suatu transformasi, serta penerapannyadalam setiap ciri -ciri visual suatu tampilan.

    Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bonta (1973)bahwa setiap tampilan visual akan memiliki ciri -ciriyang menunjuk pada nilai-nilai untuk mengartiku-lasikan makna tampilan. Namun belum tentu setiapciri dapat menunjukkan nilai dan mengartikulasikanmakna tersebut. Pertimbangan makna dalam setiapciri berkait dengan identitas, tanda-tanda identifikasisebagai sebuah kelas special dari suatu tanda.Hubungan ciri dengan nilai bukan sekedar hubungansatu ciri dengan satu nilai. Tapi sebuah hubunganantara satu set ciri dengan satu set nilai.

    Oleh karena itu, referenai ini mestinya dapat me-macu dan menggelitik perancang dalam penyam-paian makna melalui suatu transformasi kedalamtampilan visual arsitektur, khususnya arsitekturtheme park.

    Sedangkan penyampaian makana dalam tampilanvisual yang dilakukan melalui transformasi terse butmasih dapat bergantung pada kondisi pengamat.

    52

  • 5/16/2018 20-61-1-PB

    9/9

    Transformasi Makna dalam Tampilan Visual Arsitektur Theme Park (Amanati)Sebagai pembacaan makna dari tampilan vis-

    ual ditentukan pula oleh latar belakang pengamat.KESIMPULANDari pertimbangan tujuan kajian dan berdasaranalisis yang telah dilakukan maka hasil yangdiperoleh dari kajian ini adalah sebagai berikut:1. Dalam penyampaian makna arsitektur theme

    park, terdapat beberapa saluran transformasiyang memungkinkan untuk mengartikulasikanmakna. Saluran-saluran transformasi tersebutadalah; material, Pemalihan, Exotik dan Multi-cultural, Kompleksitas, Historicism, Pres eden,Imagery, Mimesis, Literality, Metafora, danGeometri. Namun begitu, tidak semua salurantransformasi ini berpotensi penuh dalam men-gartikulasikan makna.

    2. Dalam tampilan visual arsitektur theme park,khususnya dalam rangka makna tema kedaera-han hampir semuanya didekati dengan ungka-pan makna dalam tampilan visual yang sarna.Ungkapan makna ini disampaikan dalam stylearsitektur daerah masing-masing. Denganmengamati tampilan visual Arsitektur themepark yang ditentukan dalam ojek kajian, tem-yata terdapat ciri -ciri tampilan visual yangperlu sarat mengartikulasikan maknanya ber-dasar masing-masing etnik dalam kasus objekkajian. Tidak setiap ciri tampilan visualmemiliki potensi penyampaian yang sarna dantidak setiap makna tema dapat diartikulasikandalam tampilan visual yang sarna.

    3. Dalam kasus makna kedaerahan, makna men-dasar adalah etnik daerah tersebut. Berdasarpada karakter masing-masing etnik, setiapsaluran transformasi memiliki potensi pen-yampaian makna yang tidak sarna, bergantungpada makna tema yang diangkat oleh setiapsaluran. Jika transformasi yang digunakanmampu mengangkat etnik daerah yang dimak-sud, transformasi tersebut akan memiliki po-tensi penyampaian makna yang besar.

    4. Saluran-saluran transformasi memiliki derajatpotensi penyampaian makna karena perbedaanpotensinya. Derajat potensi ini tidak dapat di-samakan untuk setiap kasus etnik kedaerahan.Sehingga setiap transformasi akan memilikiderajat potensi penyampaian makna dalamsetiap kasus etnik yang berbeda.

    SARANUntuk memberikan kontribusi yang berarti dari ka-jian ini, diharapkan:1. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai salah

    satu altematif bahan pengkayaan wawasan ar-sitektural dengan terus mengeksplorasi kreativitaspada setiap transformasi dalam mengartikulasikanmaknanya pada setiap tampilan visual arsitektur.Eksplorasi kreativitas dapat dilakukan denganpengkayaan dan pengkayaan pemanfaatan ciri -cirivisual suatu tapilan untuk mengemban maknamelalui suatu transformasi.

    2. Dengan berdasar pada wawasan eksplorasi krea-tivitas setiap transformasi maka untuk perancan-gan tampilan visual arsitektur, khususnya arsitek-tur theme park, akan lebih bervariasi denganmempertimbangkan potensi penyamaian maknapada setiap ciri-ciri tampilan visual.

    DAFTAR PUSTAKAAntoniades, Anthony C,; (1990); Poetics of Archittecture

    Theory of Design; Van Nostrand Reinhold, NewYork

    Baudrilard, Jean; (1996); Disneyworld Company; http://www.ctheory.com!e25 -disneyworld _comp.html; Ak-ses 24 Januari 2000; 5:58 PM

    Bentley, Allcock, Murrain, Me Glynn Smith,; (1985);Responsive Environment a Manual for Designer;Butterworth -Heinemann; Oxford

    Bonta, JP; (1979); Architecture and Its Interpretation,Rizzoli; New York.

    Bonta, Juan; (1973); Notes for a Theory of Meaning inDesign; dalam Broadbent, Bunt, Jencks Charles,(1980), Sign, Symbol, and Architecture, John Wiley& Sons; New York

    Broadbent, Geoffry; (1973) Design in Architecture; JohnWiley and Sons; London

    Ching, Francis D.K.;(1979); Form,Space,and Order; VanNostrand Reinhold Company; New York

    Klassen, Wnand; (1990); Architecture, theory and Phi-losophi phenomenology hermeneutics, Deconstruc-tion; University of San Carlos, Cebu Cty, Philippines

    Lang, Jon; (1994); Urban Design The American Experi-ence; Van Nostrand Reinhold; New York

    Mathews, Stanty; (1993); Architecture in The Age ofHyperreali ty; http://www .saed.kent.edu/ Archi tronic/v2nVv2n1.06,html; Akses 10 Maret 2000; 1:30 PM

    Michl, Jan; (1995); Form Follows What?; http://geicities. com! athens/23 60/jm -eng. fff-hai .html; Akses10 Maret 2000; 1:15 PM

    Piliang, Yasraf Amir; (2000); Hiper-realitas Kebu-dayaan; LKiS; Yogyakarta

    Singarimbun, Masri & Sofian Effendi, 1985, Method ofSurvey Research, Gadjah Mada Press, Yogyakarta.Vanderbilt;(1999); Theme Park Postmodem Landscapes;http://web .nwe. ufl.edurvanderbilt/postland.html;Akses 24 Januari 2000; 6:35 PM

    53

    http://www.ctheory.com%21e25/http://www.ctheory.com%21e25/