LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI ACARA II Disusun oleh: Nama : 1.Muhammad Miftahussurur (12126) 2. Dhemas Adi Purwa (12131) 3. Zulham Aaron Mochammad (12172) 4. Rivandi Pranandita Putra (12175) 5. Nawang Wulandari (12177) 6. Ary Danar Kisworo (12184) Gol / Kel : A4 / 4 Asisten : 1. Ar Roufi Karina 2. Bagus Herwibawa 3. Devita Areifvia Ningsih LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
22
Embed
rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewDari hasil pengamatan didapat hasil yang berbeda antara air yang hilang akibat evapotranspirasi tanaman tomat dan tanaman cabai. Hal ini
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGRONOMI ACARA II
Disusun oleh:
Nama : 1.Muhammad Miftahussurur (12126)
2. Dhemas Adi Purwa (12131)
3. Zulham Aaron Mochammad (12172)
4. Rivandi Pranandita Putra (12175)
5. Nawang Wulandari (12177)
6. Ary Danar Kisworo (12184)
Gol / Kel : A4 / 4
Asisten : 1. Ar Roufi Karina
2. Bagus Herwibawa
3. Devita Areifvia Ningsih
LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
ACARA II
KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan mutlak suatu tanaman. Jumlah air yang dibutuhkan atau yang
digunakan tanaman tergantung dari beberapa faktor lingkungan (iklim dan tanah) serta
tanaman (jenis, pertumbuhan, dan fase perkembangan). Kehilangan air melalui permukaan
tanaman teras atau penguapan (evaporasi) dan melalui permukaan teras (transpirasi) disebut
evapotranspirasi atau kadang-kadang disebut penggunaan air tanaman (water use).
Evapotranspirasi merupakan salah satu komponen neraca air atau menjadi dua komponen bila
dipilih menjadi evaporasi dan transpirasi.
Pengetahuan tentang kebutuhan air tanaman dan efisiensi penggunaan air sangat
diperlukan dalam dunia pertanian. Hal ini disebabkan suatu tanaman akan tumbuh dan
berkembang dengan baik pada kondisi ketersediaan air yang cukup dan tingkat penguapan
yang sesuai dengan ketersediaan airnya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai kebutuhan
air tanaman dan tingkat penguapan mutlak diperlukan sebelum berbudidaya tanaman.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui jumlah air yang hilang karena evaporasi dan transpirasi.
2. Mengetahui jumlah air yang dibutuhkan tanaman selama periode waktu tertentu.
3. Mengetahui efisiensi penggunaan air tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan bagian semua sel, jumlahnya bervariasi tergantung dari
jaringannya. Air bagi tanaman berada dalam suatu keadaan aliran yang sinambung.
Kehilangan air dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan, dan efisiensi air yang
terus-menerus menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman yang tidak dapat
balik, dan mengakibatkan kematian. Hal ini dapat terjadi sangat cepat dalam keadaan
panas dan kering untuk tanaman-tanaman yang strukturnya tidak serasi untuk
mencegah kehilangan air (Harjadi, 2002).
Kehilangan air secara transpirasi oleh tanaman dapat dipandang sebagai
pertukaran dengan karbon, dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan. Tanaman yang sedang tumbuh cepat membutuhkan banyak air, jauh
lebih banyak daripada jumlah yang terdapat dalam tanaman itu sendiri. Kecepatan
kehilangan air tergantung sebagian besar pada suhu, kelembaban relatif, dan gerakan
udara. Air didapat dari media tanam. Media tanam banyak macamnya, asalkan
memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: cukup baik dalam memegang air sehingga air
tidak tergenang (becek), tidak bersifat toksik bagi tanaman, dan mengandung unsur
hara yang diperlukan bagi tanaman (Widarto, 1996).
Tanah merupakan sumber mineral dan air bagi tanaman. Kondisi tanah dan
mineral dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Lingkungan atmosfer harus
tersedia pada kedalaman yang cukup dalam tanah sehingga akar tanaman dapat
memperoleh oksigen yang dibutuhkan untuk respirasi secara langsung dari udara
(Villareal dan Donald, 1969).
Media tanam berfungsi sebagai tempat akar melekat, mempertahankan
kelembaban, dan sebagai sumber makanan. Media yang baik dapat menyimpan air
untuk kemudian dilepaskan sedikit demi sedikit dan dimanfaatkan oleh tanaman.
Dengan demikian, tanaman yang melekat pada media tersebut bisa memperoleh air
dalam volume tertentu sesuai kebutuhan (Budiyati et al., 1994).
Sejumlah eksperimen lapangan telah mengevaluasi respon-respon tanaman
terhadap tekanan air, distribusi akar, dan pola ekstraksi air tanah, penggunaan air,
produksi benih, dan efisiensi penggunaan air. Transpirasi dan evaporasi juga
mempengaruhi penyerapan air oleh tanaman. Melalui proses tersebut maka dapat
diukur air yang terpakai (Kanemasu et al., 1976).
Air merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman, bahkan
air merupakan faktor pembatas utama dalam usaha peningkatan produktivitas lahan.
Kebutuhan tanaman akan air berbeda-beda, tergantung stadia pertumbuhan dan jenis
tanaman. Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas yang menentukan
jenis dan sebaran tanaman serta periode masa tanam (Pelaihari, 2010).
Air irigasi merupakan faktor produksi yang vital untuk mensukseskan
kehidupan tanaman, sehingga ketersediaannya secara kuantitas maupun kualitas
sangat penting dan menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Garam-garam
yang terlarut di dalamnya merupakan unsur hara yang sangat diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman. Namun, air irigasi juga dapat berpengaruh negatif atau
meracuni tanaman, sehingga air untuk keperluan irigasi haruslah berkualitas baik agar
dapat memenuhi segala fungsinya bagi tanaman (Budiasa et al., 2000).
III. METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Agronomi Acara II yang berjudul Kebutuhan Air
Tanaman dan Efisiensi Penggunaan Air dilaksanakan di rumah kaca Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada
Kamis tanggal 17 Maret 2011. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah benih tomat, pot, media tanam tanaman (tanah kering udara), air keran,
kantong kertas, dan kertas bekas. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah cetok,
termohigrometer, neraca, dan cangkul.
Pertama-tama pot diameter 17 cm tanpa dilubangi diisi dengan tanah kering
udara seberat 1000 gram. Kemudian ditambahkan air sebanyak 100 ml ke dalam tanah
1000 gram agar menjadi pada kondisi kapasitas lapangan, sehingga berat totalnya
1100 gram. Lalu disiapkan satu pot untuk tiap perlakuan. Perlakuan yang pertama
yaitu pot berisi tanah pada kondisi kapasitas lapangan tanpa tanaman, sedangkan
perlakuan yang kedua yaitu pot berisi tanah pada kondisi kapasitas lapangan yang
ditanami tanaman tomat. Kemudian bibit tomat yang telah disediakan ditanam. Lalu
diambil contoh tanaman tomat untuk ditentukan luas daun dan berat keringnya.
Tanaman dipelihara selama 24 hari setelah pindah tanam. Air yang hilang karena
evaporasi dan evapotranspirasi ditentukan mulai 4 hari setelah penanaman, dengan
frekuensi pengamtan 2 kali tiap minggu (interval 3-4 hari), sehingga total pengamatan
6 kali. Bobot awal pot, baik dengan tanaman maupun tanpa tanaman adalah 1100
gram. Setelah 3-4 hari, bobotnya akan berkurang karena evaporasi dan
evapotranspirasi. Selisih bobot inilah yang dicari. Pot ditimbang pada saat
pengamatan dilakukan. Selisih bobot awal dengan akhir pada pot tanpa tanaman
merupakan jumlah air yang hilang karena evaporasi. Sedangkan selisih bobot awal
dengan akhir pada pot dengan tanaman merupakan jumlah air yang hilang karena
evapotranspirasi. Selisih antara kebutuhan air untuk evapotranspirasi dengan
evaporasi merupakan kebutuhan air untuk transpirasi. Setelah penimbangan pada
waktu yang telah ditentukan, kembali ditambahkan air ke pot hingga beratnya menjadi
1100 gram. Kemudian dinyatakan kebutuhan air tanamn untuk proses evaporasi,
transpirasi, dan evapotranspirasi. Setelah pengamatan selesai, hasil pengukuran
evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi selama 24 hari tersebut ditotalkan sebagai
air yang dibutuhkan. Tanaman dipanen pada hari ke-24 , lalu ditentukan bobot kering
tanaman. Selisih bobot kering tanaman pada hari ke-24 dengan bobot kering tanaman
saat tanam merupakan biomassa tanaman yang dihasilkan selama periode tersebut.
Kemudian ditentukan efisiensi penggunaan air dengan rumus:
WUE = biomassa yang dihasilkan x 100%
Air yang dibutuhkan
Selain WUE, dalam praktikum ini juga dihitung laju transpirasi tanaman, yaitu
dengan menggunakan rumus:
Laju Transpirasi = air yang dibutuhkan x hari
luas daun
Untuk mengetahui luas daun, dapat digunakan rumus:
luas pola daun = w pola daun x luas standar
w standar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Laju Evaporasi, Laju Evapotranspirasi, Laju Transpirasi, dan Kebutuhan Air