Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang keinginan saya membuat karya ilmiah tentang Perkebunan Kelapa Sawit Memicu Pertumbuhan Ekonomi adalah karena Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil). Selain dari kelapa sawit, minyak nabati juga dapat diperoleh dari tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari, kacang tanah, dan lainnya. Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak dan lemak, kelapa sawit adalah tanaman yang produktifitas menghasilkan minyak tertinggi,dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan sepertiga (700-1000 kg daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000 kg TBS/ha)Buah kelapa sawit seberat 45 kg/tandan Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi dalam bidang kosmetik Kelapa sawit saat ini telah menjadi pionir dalam dunia pertanian di Indonesia, hal itu dikarenakan telah terjadinya peningkatan harga TBS yang luar biasa, yaitu mencapai 1
45

lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

May 15, 2019

Download

Documents

dinhdat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang keinginan saya membuat karya ilmiah tentang Perkebunan Kelapa

Sawit Memicu Pertumbuhan Ekonomi adalah karena Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq)

adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang menghasilkan minyak nabati yang

dapat dimakan (edible oil). Selain dari kelapa sawit, minyak nabati juga dapat diperoleh dari

tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari, kacang tanah, dan lainnya. Dari sekian

banyak tanaman yang menghasilkan minyak dan lemak, kelapa sawit adalah tanaman yang

produktifitas menghasilkan minyak tertinggi,dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan

sepertiga (700-1000 kg daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000 kg

TBS/ha)Buah kelapa sawit seberat 45 kg/tandan

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun,

kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat

digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya

yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut

oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan

iritasi dalam bidang kosmetik

Kelapa sawit saat ini telah menjadi pionir dalam dunia pertanian di Indonesia, hal itu

dikarenakan telah terjadinya peningkatan harga TBS yang luar biasa, yaitu mencapai

Rp.1.550/kg TBS. Meskipun kenaikan harga TBS juga turut diikuti oleh kenaikan harga input

produksi seperti pupuk, tenaga kerja, pestisida dan alsintan, tetapi secara total peningkatan

harga TBS tetap memberikan tambahan pendapatan yang sangat menguntungkan para

pekebun.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1. Bagaimana Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit?

1.2.2. Bagaimana cara Pembiakan Secara Kultur Jaringan?

1.2.3. Bagaimana cara Pembiakan Secara Pembibitan?

1.2.4. Bagaimana cara Teknik Poduksi Biofuel Kelapa Sawit?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

1

Page 2: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,

minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester genap bidang study Bahasa

Indonesia

1.5. Sistematika Penyajian

Sistematika Penyajian pada karya ilmiah ini lima bab.

Bab pertama pendahuluan,bab kedua Rumusan masalah,bab ketiga metode penelitian,bab

keempat pembahasan,bab kelima penutup.

Di dalam bab pertama pendahuluan terdiri atas lima subbab,di antaranya yaitu latar

belakang,rumusan masalah,ruang lingkup masalah,maksud dan tujuan,sistematika penyajian.

Bab 2 sesuai landasan teori

Bab 3 yaitu metode penelitian.Di dalam bab3 terdapat empat hal yaitu sumber data,cara

memperoleh data,instrumen penelitian dananalisis data.

Bab 4 dalah pembahasan.Di dalam pembahasan terdapat...

Bab 5 yaitu penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

2

Page 3: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kelapa sawit

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak

industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar

sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.

Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia

penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.

2.2. Pemerian botani

Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman

kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas

yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua

dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak,

hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas

pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas

sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan

memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri.

Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar

dan mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang

menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit

yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak

dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah

melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat

dan buah akan rontok dengan sendirinya.

Buah terdiri dari tiga lapisan:

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

Mesoskarp, serabut buah

Endoskarp, cangkang pelindung inti

3

Page 4: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Inti sawit (kernel, yang sebetul]]nya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan

kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi

tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar

(radikula).

2.3. Syarat hidup

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah

tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari

permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan

stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak

kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan

produksi buah sawit.

2.4. Tipe kelapa sawit

Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis

pertama yang terluas dibudidayakan orang. dari kedua species kelapa sawit ini memiliki

keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan E.

oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah. banyak orang sedang menyilangkan kedua

species ini untuk mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E.

oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya

genetik.

Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri

dari

Dura,

Pisifera, dan

Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap

memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan

kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang,

sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga

betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara

induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan

masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil.

Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan

kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.

4

Page 5: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.

2.5. Hasil tanaman

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika,

industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk

begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi

dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut

lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh

dalam bidang kosmetik.[1]

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah

menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng

dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah,

rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi

bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya

berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman.

Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu

digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk

makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu

bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging

yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing

pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan

teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke

bagian bawah lumpur.

Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan

difermentasikan menjadi kompos.

Sejarah perkebunan kelapa sawit

Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848.

Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi

jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang

bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan

abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan

tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".

5

Page 6: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan

perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K.

Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan

Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran

kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau

Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka

pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari

Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai

tahun 1911.

Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak

sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari

angka tahun 1940.[2]

Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer)

yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya

(lalu Malaysia).

Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan

sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat

meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi

alternatif.

Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih

hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara

yang berasal dari Afrika.

Catatan kaki:

^http://74.125.39.104/search?q=cache:Py9coGHF9IQJ:fitagri.com/kelapa_sawit/

kelapa_sawit_main.html+kelapa+sawit+tenera&hl=de&ct=clnk&cd=13&gl=de&lr=lang_id&client=firefox-a

^ http://elearning.unej.ac.id/courses/PNU1705/document/babIklpswt.doc?cidReq=PNU1705

6

Page 7: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber data

Dalam penelitian karya tulis ini,digunakan metode penulisan dengan cara peninjauan

dan cara tinjaua kepustakaan menurut buku………………………………tinjauan

kepustakaan disebut juga study kepustakaan yaitu mencari data dari kepustakaan misalnya

dari data buku jurnal masalah dan lain-lain.

Semakin banyak sumber bacaan semakin banyak pula pengetahuan yang diteliti

namun tidak semua buku bacaan dan laporan dapat diolah.

3.2 Cara memperoleh data

a. Mepelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan.

b. Mempelajari metode penelitian yang dilakukan termasuk metode penelitian

pengambilan sampel pengumpulan data sumber data dan satuan data

c. Mengumpulkan data dari sumber lain yang berhubungan dengan bidang penelitian.

d. Mempelajari analisis deduktif dari problem yang tertera(analisis berpikir secara

kronologis)

3.3 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini adalah penelitian sendiri karena subjek penelitiannya berupa

pustaka yang memerlukan pemahaman dan penafsiran penelitian,penulis mencatat hal-hal

yang berhubungan dengan pesan social budaya dalam menghasilkan generasi muda yang

berkualitas yang digunakan sebagai instruktur penelitian seluruh data dikumpulkan dalam

catatan khusus.

3.4 Analisis data

` Data yang dikumpulkan dalam catatan khusus selanjutnya dianalisis,proses analisis

dilakukan dengan cermat dan dideskripsikan dengan lengkap sehingga menghasilkan analisis

yang representative teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis isi.

7

Page 8: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa SawitA. Nama lain dari tanaman kelapa sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman penghasil

minyak nabati yang sangat penting. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia di pelopori

oleh Adrien Hallet, berkebangsaan Belgia, yang telah mempunyai pengalaman menanam

kelapa sawit di Afrika. Penanaman kelapa sawit yang pertama di Indonesia dilakukan

oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit seperti pembukaan kebun di Tanah

Itam Ulu oleh Maskapai Oliepalmen Cultuur, di Pulau Raja oleh Maskapai Huilleries de

Sumatra – RCMA, dan di sungai Liput oleh Palmbomen Cultuur Mij.

B. Gambaran Umum Kelapa Sawit

Morfologi Kelapa Sawit

a. Akar

Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang.

Radikula (bakar akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam

bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit

terus berkembang.

Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke

dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang manjadi akar

sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi

menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa

mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal.

b. Batang

Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada

pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar

tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak di

pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis dan enak dimakan.

Di batang tanaman kelapa sawit terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang

melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman

8

Page 9: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga

batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas.

c. Daun

Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau

ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan

keras di kedua sisisnya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke

ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun

d. Bunga dan buah

Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai

mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong

memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan

penyrbukan silang (cross pollination). Artinya, bunga betina dari pohon yang satu dibuahi

oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan atau serangga

penyerbuk.

Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging

buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, kulit biji

(endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji

(endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo).

Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah.

1. Arah tegak lurus ke atas (fototropy), disebut dengan plumula yang selanjutnya akan

menjadi batang dan daun

2. Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy) disebut dengan radicula yang selanjutnya

akan menjadi akar.

Plumula tidak keluar sebelum radikulanya tumbuh sekitar 1 cm. Akar-akar

adventif pertama muncul di sebuah ring di atas sambungan radikula-hipokotil dan

seterusnya membentuk akar-akar sekunder sebelum daun pertama muncul. Bibit kelapa

sawit memerlukan waktu 3 bulan untuk memantapkan dirinya sebagai organisme yang

mampu melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dari dalam tanah.

Buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah

menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi

merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan

(buah leles).

e. Biji

9

Page 10: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura

afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg

terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika

rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.

Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif).

Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar

50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya

lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.

Jenis Kelapa Sawit.

Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan

menjadi beberapa jenis sebagai berikut :

1. Dura memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 15-

17%.

2. Tenera memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan rendemen

minyak 21-23%.

3. Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis, tetapi daging buahnya tebal dan bijinya

kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari 23%). Tandan buahnyahampir selalu

gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak yang dihasilkan sedikit.

C. Klasifikasi dan Morfologi

Tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Ordo : PalmalesFamili : PalmaeSub – Famili : CocoidaeSpesies : 1. Elaeis guineensis Jacq (Kelapa sawit Afrika)

2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapasawit Amerika Latin)

Varietas/Tipe : Digolongkan berdasarkan :

1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) : dikenal ada tiga

varietas/tipe, yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera.

10

Page 11: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

2. Warna buah : dikenal tiga tipe yaitu Nigrescens, Virescens, dan

Albescens

D. Syarat Tumbuh

Kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan – hutan, lalu

dibudidayakan. Tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik agar

mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal. Keadaan iklim dan tanah merupakan

faktor utama bagi pertumbuhan kelapa sawit, di samping faktor – faktor lainnya seperti

sifat genetika, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi lainnya.

Iklim

Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik antara garis

lintang 130 Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama di kawasan Afrika, Asia, dan

Amerika Latin. Keadaan iklim yang dikehendaki oleh kelapa sawit secara umum adalah

sebagai berikut :

1. Curah Hujan

Tanaman Kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm per tahun,

tetapi curah hujan optimal 2.000 – 3.000 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan tidak

lebih dari 180 hari per tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya

berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada

pertumbuhan generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit.

Namun curah hujan yang terlalu tinggi kurang menguntungkan bagi penyelenggaraan

kebun karena mengganggu kegiatan di kebun seperti pemeliharaan tanaman, kelancaran

transportasi, pembakaran sisa-sisa tanaman pada pembukaan kebun, dan terjadinya erosi.

Contoh Keadaan curah hujan yang baik adalah di kawasan Sumatera utara, yakni

berkisar antara 2.000 – 4.000 mm per tahun, dengan musim kemarau jatuh pada bulan

juni sampai september, tetapi masih ada hujan turun yang menyediakan kebutuhan air

bagi tanaman. Keadaan iklim yang demikian mendorong kelapa sawit membentuk bunga

dan buah secara terus menerus, sehingga diperoleh hasil buah yang tinggi.

Di jawa, tanaman kelapa sawit berkembang di daerah Banten Selatan yang iklimnya

relatif cukup basah. Sedangkan di Indonesia bagian timur, misalnya di Kalimantan Timur,

yang musim kemaraunya tegas dan berlangsung selama 4-5 bulan seringkali

menyebabkan kerusakan bahkan kematian pada tanaman kelapa sawit.

11

Page 12: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Keadaan curah hujan yang kurang dari 2.000 mm per tahun tidak berarti kurang

baik bagi pertumbuhan kelapa sawit, asal tidak terjadi defisit air yaitu tidak tercapainya

jumlah curah hujan minimum yang

2. Suhu dan Tinggi Tempat

3. Kelembapan dan Penyinaran Matahari

Sifat Kimia Tanah

Tanaman Kelapa sawit membutuhkan unsur hara dalam jumlah besar untuk

pertumbuhan vegetatif dan generatif. Karena itu, untuk mendapatkan produksi yang tinggi

dibutuhkan kandungan unsur hara yang tinggi juga. Selain itu, pH tanah sebaiknya

bereaksi asam dengan kisaran nilai 4,0 – 6,0 dan ber – pH optimum 5,0 – 5,5.

E. Teknologi perbanyakan Tanaman

Teknologi perbanyakan tanaman yang dapat dilakukan pada tanaman kelapa sawit

adalah dengan kultur jaringan dan pembibitan untuk perbanyakan secara konvensional.

4.2. Pembiakan Secara Kultur Jaringan

Pada pembiakan secara kultur jaringan, bahan tanaman kelapa sawit dapat diperoleh

dalam bentuk bibit atu klon hasil pembiakan secara kultur jaringan (tissue culture).

Pengembangan kelapa sawit sistem kultur jaringan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan

yang terdapat pada bahan tanaman kelapa sawit yang berasal dari biji yang umumnya

memiliki keragaman dalam produksi, kualitas minyak, pertumbuhan vegatatif, dan ketahanan

terhadap hama – penyakit. Bibit kelapa sawit yang diperoleh dengan sistem kultur jaringan

ini disebut dengan klon kelapa sawit.

Pembuatan bibit klon dengan sistem kultur jaringan menggunakan bahan pembiakan

yang berasal dari tanaman hasil persilangan antara Deli Dura dan Pisifera yang memiliki sifat

– sifat unggul, yakni produksinya tinggi, pertumbuhan vegetatif seragam, kualitas minyak

baik, dan toleran terhadap hama dan penyakit.

Keuntungan pembiakan kelapa sawit dengan sistem kultur jaringan di antaranya

adalah sebagai berikut :

Pembiakan suatu varietas unggul melalui sistem kultur jaringan berjalan dengan cepat,

tidak terlalu tergantung pada musim dan dapat dilaksanakan dengan sistem produksi bibit

yang terkendali.

12

Page 13: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Pengendalian sistem produk (bibit klon) secara menyeluruh sehingga produk (bibit) yang

dihasilkan seragam.

Penyimpanan plasma nutfah untuk tujuan produksi dan bank gen dapat dilakukan secara

efektif dan efisien.

Perbanyakan pohon yang toleran terhadap beberapa penyakit yang bersifat genetis dapat

dilakukan secara mudah, misalnya penyakit crown disease, genetic orange spotting, dsb.

Program pemuliaan dapat dipersingkat karena pohon terpilih dari hasil pemuliaan

langsung dapat diperbanyak secara vegetatif.

Proses atau langkah – langkah pembiakan kelapa sawit dengan sistem kultur jaringan

secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

a. Bahan Kultur jaringan

Bahan kultur jaringan menggunakan pohon induk yang dipilih dari hasil persilangan

pohon ibu dan pohon bapak tebaik dari varietas Deli Dura X Pisifera. Kriteria pemilihan

pohon induk yang akan digunakan sebagai sel-sel pembiakan atau ortet adalah sebagai

berikut :

1). Persilangan terpilih harus berproduksi 7 -9 ton minyak sawit/hektar/tahun dan pohon yang

dipilih memiliki potensi produksi 9 – 11 ton minyak/hektar/tahun.

2). Kandungan asam lemak tidak jenuh di atas 54%

3). Bebas penyakit tajuk (crown disease).

4). Peninggian pohon berkisar antara 40 – 55 cm per tahun.

b. Media

Media untuk tempat menumbuhkan sel – sel pembiak adalah komponen yang tersusun

dari senyawa kimia yang mampu mendukung perkembangan dan pertumbuhan jaringan.

Media tumbuh ini terdiri atas unsur – unsur hara makro, mikro, protein, vitamin, mineral, dan

hormon pada dosis tertentu sehingga memberikan hasil optimum bagi perkembangan

jaringan.

c. Metode

Seperti telah dikemukakan di atas, perbanyakan bahan tanaman melalui kultur

jaringan dapat menggunakan teknologi Inggris (Unilever) atau teknologi perancis (CIRAD –

CP). Metode pembiakan kultur jaringan yang dilaksanakan oleh PPKS Medan adalah metode

CIRAD – CP yang dilaksanakan melalui lima tahap kegiatan sebagai berikut.

13

Page 14: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

1. Induksi Kalus

Bahan biakan adalah daun kelapa sawit yang manis muda (daun ke – 4, ke – 5, ke – 6 atau

ke – 7) dan masih aktif. Daun Kelapa sawit tersebut diiris melintang berukuran 1 cm. Dari

satu pohon induk dapat diperoleh sebanyak 1.200 bahan biakan atau eksplan.

2. Pembentukan Embrio

Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan embrio dari kalus berbeda - beda, tergantung

pada klon yang digunakan.

3. Pembiakan Embrio

Embrio muda dipindahkan ke media baru untuk pematangan sekaligus perbanyakannnya.

Embrio tersebut dipelihara di dalam ruang pembiakan dengan intensitas cahaya 1.000

gross lux suhu 270C dan kelembaban udara 50% - 60%. Pematangan embrio

membutuhkan waktu 2 – 4 bulan. Kemampuan pembiakan embrio dari setiap klon

berbeda, tetapi tidak ada hubungannya dengan jenis persilangan. Pada embrio yang sudah

matang (mature) dapat ditumbuhi – pupus, embrio juga didapat sebagai stock atau koleksi

dalam tabung penyimpanan dengan teknik krioperservasi.

4. Penumbuhan Pupus

Embrio yang terpilih untuk penumbuhan pupus dipindahkan ke dalam media baru,

dikulturkan di dalam ruang pembiakan dengan intensitas cahaya 1.000 gross lux, suhu

300C, dan kelembaban 50 - 60%. Penumbuhan pupus membutuhkan waktu 2 - 4 bulan.

5. Penumbuhan Akar

Pupus yang tumbuh dalam satu kelompok diseleksi untuk penumbuhan akar. Pupus yang

mempunyai ukuran lebih dari 6 cm disapih dari kelompoknya dan dimasukkan ke dalam

media induksi akar. Pupus yang masih berukuran kecil dipelihara kembali dalam media

penumbuhan pupus

4.3. Pembiakan Secara Pembibitan

Pembibitan klon meliputi pembibitan awal (pre nursery) selama 3 bulan dan

pembibitan utama (main nursery) selama 9 bulan. Sebelum pembibitan awal dilakukan,

planlet (tanaman baru) perlu melewati fase aklimatisasi, yaitu proses adaptasi planlet dari

kondisi laboratorium menjadi kondisi lingkungan alami di luar.

14

Page 15: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

F. Persemaian dan Pembibitan

Pembibitan

Benih kelapa sawit untuk calon bibit harus dihasilkan dan dikecambahkan oleh

lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah. Proses pengecambahan umumnya dilakukan

sebagai berikut.

a. Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.

b. Tandan buah diperam selama 3 hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari

tandannya dan peram lagi selama 3 hari.

c. Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci

biji dengan air, lalu rendam dalam air selama 6-7 hari. Ganti air rendaman setiap hari.

Selanjutnya rendam biji tadi dalam Dithane M-45 konsentrasi 0,2 % selama 2 menit,

lalu keringanginkan.

d. Masukkan biji kelapa sawit tersebut ke dalam kaleng pengecambahan dan simpan di

dalam ruangan bertemperatur 39oC dengan kelembaban 60-70% selama 60 hari.

Setiap 7 hari, benih dikeringanginkan selama 3 menit.

e. Setelah 60 hari, rendam benih dalam air sampai kadar air 20-30% dan

dikeringanginkan lagi. Masukkan benih ke dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama

1-2 menit. Simpan benih di ruangan bertemperatur 270 C. Setelah 10 hari, benih

berkecambah pada hari ke-30 tidak digunakan lagi.

G. Persiapan Lahan

Tanaman Kelapa sawit sering ditanam pada berbagai kondisi areal sesuai dengan

ketersediaan lahan yang akan dibuka menjadi lahan kelapa sawit. Cara membuka untuk

tanaman kelapa sawit disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.

1. Bukaan baru (new planting) pada hutan primer, hutan sekunder, semak belukar

atau areal yang ditumbuhi lalang.

2. Konversi, yaitu penanaman pada areal yang sebelumnya ditanami dengan tanaman

perkebunan seperti karet, kelapa atau komoditas tanaman perkebunan lainnya.

3. Bukaan ulangan (replanting), yaitu areal yang sebelumnya juga ditanami kelapa

sawit.

15

Page 16: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Persiapan lahan merupakan kegiatan yang sangat penting dan harus dilaksanakan

berdasarkan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan. Mengingat areal kebun kelapa sawit

yang cukup luas, pembukaan lahan dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap.

Namun, yang terpenting adalah keadaan kebun sudah siap dipanen dan dapat memasok

buah yang akan diolah ketika pabrik sudah siap berproduksi.

Pembukaan Lahan Secara Mekanis

Pembukaan lahan secara mekanis dilakukan pada areal hutan dan konversi yang

ditumbuhi oleh pohon – pohon besar. Pembukaan lahan secara mekanis ini terdiri dari

beberapa pekerjaan sebagai berikut : Babad pendahuluan, yaitu membabad dan

memotong pohon –kecil atau semak – semak yang tumbuh dibawah pohon besar,

Menumbang, memotong pohon – pohon besar yang berdiameter di atas 10 cm dengan

menggunakan gergaji mesin atau kapak, Merencek, memotong – motong cabang – cabang

dan ranting – ranting kayu yang sudah tumbang untuk memudahkan perumpukan,

Merumpuk yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan dan rencekan biasanya

memanjang arah utara-selatan agar dapat sinar matahari secukupnya dan cepat kering, dan

Membakar yaitu membakar rumpukan agar area bersih dari bahan – bahan yang tidak

diperlukan.

H. Penanaman dan Penyulaman

Jenis – jenis pekerjaan utama dalam proses penanaman adalah : (a) Pembuatan larikan

tanaman atau penempatan pancang, atau ajir tanam, (b). Penanaman tanaman penutup

tanah kacangan, dan (c). Penanaman Kelapa sawit.

1. Pengajiran

Pada tahap pertama dibuat rancangan larikan (barisan) tanaman serta pancang

sebagai titik tanam, dimana bibit kelapa sawit akan ditanam. Pengajiran atau

memancang adalah menentukan tempat – tempat yang akan ditanam bibit kelapa

sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus

dilihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus teratur serta

memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian,

tanaman mempunyai peluang utnuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang

tidak berbeda.

Sistem jarak tanaman yang digunakan umumnya adalah segitiga sama sisi

dengan jarak 9 m X 9 m X 9 m. Dengan sisitem segitiga sama sisi ini, Jarak Utara-

16

Page 17: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Selatan tanaman adalah 7,82 m dan jarak antara setiap tanaman adalah 9 m. Populasi

(kerapatan) tanaman per hektar adalah 143 pohon. Penanaman kelapa sawit dapat juga

menggunakan jarak tanam 9,5 m X 9,5 m X 9,5 m dengan jarak tegak lurusnya (U-S)

8,2 m dan populasi 128 pohon per hektar. Untuk mencapai ketepatan pengajiran,

pekerjaan pengajiran harus dilaksanakan oleh pekerja yang terlatih.

2. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam harus dibuat beberapa minggu sebelum penanaman agar tanah

yang digali dan lubang tanam mengalami pengaruh iklim sehingga terjadi perbaikan

tanah secara fisika ataupun kimia dan dapat dilakukan pemeriksaan lubang baik

ukurannya maupun jumlah per hektarnya. Pembuatan lubang yang dilakukan pada

saat tanam atau hanya 1-2 hari sebelum tanam tidak dianjurkan.

Lubang tanam kelapa sawit biasanya dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x

60 cm, tetapi ada juga yang hanya berukuran 50 cm x 40 cm x 40 cm. Pada saat

menggali, tanah atas ditaruh di sebelah dan tanah bawah di sebelah selatan lubang.

Ajir ditancapkan di samping lubang dan bila lubang telah selesai dibuat, ajir

ditancapkan kembali di tengah – tengah lubang. Apabila tanaman akan ditanam

menurut garis tinggi (kontur) atau dibuat teras melingkari bukit, letak lubang tanaman

harus berada paling dekat 1,5 m dari sisi lereng. Untuk penanaman kelapa sawit yang

melingkari bukit, biasanya dibuat teras – teras terlebih dahulu, baik teras individual

maupun teras kolektif.

3. Menanam

Kegiatan menanam terdiri dari kegiatan mempersiapkan bibit di Pembibitan

utama, Pengangkutan bibit ke lapangan, Menaruh bibit di setiap lubang, persiapan

lubang, menanam bibit pada lubang, dan pemeriksaan areal yang sudah ditanami.

4. Tanaman Penutup Tanah

Penanaman tanaman penutup tanah biasa dilaksanakan pada perkebunan

kelapa sawit. Tanaman penutup tanah adalah tanaman kacangan (Legume cover crops,

LCC) yang ditanam untuk menutup tanah yang terbuka di antara kelapa sawit karena

belum terbentuk tajuk yang dapat menutup permukaan tanah. Penanaman tanaman

kacangan penutup tanah bertujuan untuk memperbaiki sifat – sifat fisika, kimia dan

biologi tanah, mencegah terjadinya erosi, mempertahankan kelembaban tanah, dan

menekan tumbuhan pengganggu (gulma). Penanaman kacangan penutup tanah

sebaiknya dilaksanakan segera setelah pembukaan lahan selesai dilaksanakan.

17

Page 18: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Jenis – jenis tanaman kacangan penutup tanah yang umum ditanam di

perkebunan kelapa sawit adalah Calopogonium caeruleum, Calopogonium

mucunoides, Pueraria javanica, Pueraria phaseoloides, Centrocema pubescens,

Psophocarphus palustries, dan Mucuna cochinchinensis.

I. Penyiangan (pengendalian gulma)

Upaya pengendalian gulma telah dilaksanakan dengan menanami tanah di antara

tanaman kelapa sawit (gawangan) dengan tanaman kacang penutup tanah dan membuat

piringan di sekeliling tiap individu tanaman. Bila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan

dengan baik, maka berbagai macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu

(menyaingi) pertumbuhan tanaman pokok, menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor

dan lembab. Pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan dimaksudkan untuk

mengurangi terjadinya saingan terhadap tanaman pokok, memudahkan pelaksanaan

pemeliharaan, dan mencegah berkembangnya hama dan penyakit tertentu.

Secara garis besar jenis – jenis gulma yang dijumpai pada perkebunan kelapa

sawit dapat digolongkan menjadi :

1. Gulma berbahaya, yaitu gulma yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman

pokok, misalanya lalang (Imperata cylindrica), sembung rambat (Mikania cordata

dan M. Micrantha), lempuyangan (Panicum repens), teki (Cyperus rotundus),

serta beberapa tumbuhan berkayu diantaranya.putihani/krinyuh (Eupathorium

odoratum syn. Chromolaena odorata), harendong (Melastoma malabtrichum),

dan tembelekan (Lantana camara)

2. Gulma lunak, yaitu gulma yang keberadaannya dalam budi daya tanaman kelapa

sawit dapat di toleransi, sebab jenis gulma ini dapat menahan erosi tanah, kendati

demikian pertumbuhannya harus dikendalikan. Yang termasuk gulma lunak

misalnya babadotan/wedusan (Ageratum conyzoides), rumput kipahit (Paspalum

conjugatum), pakis (Nephrolepis biserata), dan sebagainya.

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai

berikut :

1. Pengendalian gulma secara manual, yaitu pengendalian gulma dengan

menggunakan peralatan dan upaya pengendalian secara konvensional, misalnya

dibabad, dibongkar dengan cangkul, digarpu dan sebagainya.

18

Page 19: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

2. Pengendalian gulma secara kimia, yaitu pengendalian gulma dengan

menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik.

3. Pengendalian Secara kultur teknis,yaitu pengendalian gulma dengan

menggunakan tanaman penutup tanah jenis kacangan.

J. Pemupukan

Pemupukan tanaman bertujuan untuk menyediakan unsur – unsur hara yang

dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang optimal.

Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilaksanakan analisis tanah dan

daun terlebih dahulu. Dengan analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur – unsur

hara di dalam tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang ada pada

tanaman dapat diketahui juga. Berdasarkan hasil analisis dapat ditentukan kebutuhan

tanaman terhadap jenis – jenis unsur hara secara lebih tepat, sehingga dapat ditetapkan

dosis pemupukan yang harus diaplikasikan.

Tabel 25. Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Unsur Tanaman.

Jenis Pupuk Dosis (Kg/Pokok/Tahun) *)

Umur Tanaman 5 – 5 6 – 12 >12

Sulphate of Amonia (ZA) 1,0 – 2,0 2,0 – 3,0 1,5 – 3,0

Rock Phosphate (RP) 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 0,5 – 1,0

Muriate of Potash (KCl) 0,4 – 1,0 1,5 – 3,0 1,5 – 2,0

Kieserite (MgSO4) 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 0,5 – 1,5

*) Keterangan :

Pupuk N, K, dan Mg diberikan dua kali aplikasi, pupuk P diberikan satu kali aplikasi, dan pupuk

B (bila diperlukan) diberikan dua kali aplikasi per tahun (salah satu contoh dosis B adalah 0,05 –

0,1 Kg per pohon per tahun)

Cara pemberian pupuk diperhatikan secara seksama agar pemupukan dapat

terlaksana secara efisien. Untuk mencapai maksud tersebut, pemberian pupuk pada

Tanaman Menghasilkan (TM) harus dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

Pupuk N ditaburkan secara merata pada piringan mulai jarak 50 cm sampia dipinggir

luar piringan.

Pupuk P, K, dan Mg ditabur secara merata dari jari – jari 1,0 m hingga jarak 3,0 m

dari pangkal pokok (0,75 – 1,0 m di luar piringan)

Pupuk B ditaburkan secara merata pada jarak 30 – 50 cm dari tanaman pokok

19

Page 20: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Pemberian pupuk pada kelapa sawit diatur dua kali dalam setahun. Pemberian

pupuk yang pertama dilakukan pada akhir musim hujan yaitu bulan Maret – April dan

pemberian pupuk kedua dilakukan pada awal musim hujan yaitu bulan September –

Oktober.

K. Pemangkasan

Pemangkasan atau disebut juga penunasan adalah pembuangan daun – daun tua

atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit, pada tanaman muda sebaiknya

tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun

pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan. Adapu tujuan

pemangkasan adalah sebagai berikut :

Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga dapat membantu proses

penyerbukan secara alami

Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah terjepit

pada pelepah daun.

Membantu dan memudahkan pada waktu panen

Mengurangi perkembangan epifir

Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses fotosintesis dan

respirasi.

-

L. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman kelapa sawit dapat diserang oleh berbagai hama dan penyakit tanaman

sejak di pembibitan hingga di kebun pertanaman. Hama dan penyakit dapat merusak bibit,

tanaman muda yang belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman yang sudah

menghasilkan (TM).

Beberapa jenis hama dan penyakit dapat menimbulkan kerugian yang besar pada

bibit, tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Oleh

karena itu, pengendalian terhadap hama dan penyakit perlu dilaksanakan secara baik dan

benar.

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilaksanakan secara manual, kimia, atau

biologis sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang. Selain serangan hama yang

tergolong jenis serangga, bibit dan tanaman muda juga sering diserang oleh hewan besar

jenis mamalia terutama bila kebun kelapa sawit dibuka pada lahan yang sebelumnya

berupa hutan, baik hutan primer maupun hutan sekunder.

20

Page 21: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

a. Hama

Hama yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit biasanya terbagi menjadi hama

perusak akar, hama perusak daun, hama perusak tandan buah.

a.1. Hama Perusak Akar.

Hama yang sering merusak akar kelapa sawit adalah nematoda Rhadinaphelenchus

cocophilus. Gangguan nematoda ini dijuluki red ring disease. Hama ini menyerang akar

tanaman kelapa sawit. Gejala – gejala umum dari kelapa sawit yang terserang adalah

pusat mahkota mengerdil dan daun – daun baru yang akan membuka menjadi tergulung

dan tumbuh tegak. Daun berubah warna menjadi kuning kemudian mengering. Tandan

bunga membusuk dan tidak membuka sehingga tidak menghasilkan buah.

a.2. Hama Perusak Daun

Ada beberapa jenis hama yang merusak daun tanaman kelapa sawit, di antaranya

adalah sebagai berikut :

a. Kumbang Tanduk (Oryctes rhynoceros)

Kumbang tanduk banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman muda yang

baru ditanam hingga berumur 2-3 tahun. Kumbang dewasa (imago) masuk kedaerah

titik tumbuh ( pupus ) dengan membuat lubang pada pangkal pelepah daun muda yang

masih lunak.

Pengendalian hama kumbang tanduk lebih diutamakan pada upaya

pencegahan (preventif), yaitu menghambat perkembangan larva dengan mengurangi

kemungkinan kumbang bertelur pada medium yang tersedia, yakni dengan cara

sebagai berikut :

membakar sampah – sampah dan bagian pohon yang mati, agar larva hama

terbakar dan mati

mempercepat tertutupnya tanah dengan tanaman penutup tanah dengan tanaman

penutup tanah agar dapat menutup bagian – bagian batang hasil tebangan pada

saat pembukan lahan yang membusuk di lokasi kebun

Pemberian bahan pengusir, misalnya kapur barus yang diletakkan pada batang

kelapa sawit yang mulai membusuk (pada pembukaan ulangan)

b. Ulat Setora (Setora nitens)

Ulat setora muda memakan anak – anak daun dari tanaman muda dan tanaman

sudah menghasilkan yang berumur antara 2-8 tahun. Hama ini kadang – kadang

memakan daun kelapa sawit hingga ke lidinya.

21

Page 22: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Pengendalian Hama ulat setora dapat dilakukan secara hayati dan secara

kimia. Pengendalian secara hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh

alami seperti parasit telur yaitu lebah Trichogrammatidae I dan lebah Ichneumonidae,

serta perusak kokoh yaitu lalat Tachinidae

c. Ulat Siput (Darna trima Mooore)

Ulat Darna trima menyerang daun kelapa sawit, terutama pada tanaman muda,

meskipun sering pula menyerang daun pada tanaman dewasa. Serangan yang hebat

dapat menimbulkan kerusakan berat dan dapat dijumpai jumlah ulat yang tinggi pada

setiap pelepah kelapa sawit.

Pengendalian ulat Darma trima dapat dilaksanakan secara kimia dan hayati.

Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menyemprot tanaman yang terserang

dengan insektisida. Pengendalian secara hayati dapat menggunakan musuh alami

seperti parasit ulat yaitu lebah Broconidae, meskipun hasilnya tidak seefektif cara

kimia.

d. Serangga Asinga (Sethothosea Asigna)

Ulat dari hama ini menyerang daun kelapa sawit terutama daun yang

menyerang dalam keadaan aktif, yaitu daun nomor 9 – 25. Hama ini merupakan salah

satu hama utama yang menyerang tanaman kelapa sawit di sentra perkebunan kelapa

sawit Sumatera Utara. Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara kimia dan secara

hayati. Pengendalian secara kimia dapat menggunakan insektisida, pengendalian

secara hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami.

b. Penyakit

a. Penyakit Tajuk (Crown disease)

Biasanya menyerang tanaman kelapa sawit yang berumur 2-3 tahun. Bagian

yang diserang adalah pucuk yang belum membuka. Penyakit ini tidak bisa diberantas,

tetapi hanya bisa dilakukan pembuangan bagian yang terserang untuk memperbaiki

bentuk tajuk dan mencegah infeksi dari jamur Fusarium sp.

b. Basal Steam Rot

Penyebabnya adalah Ganoderma sp. Gejala pada tingkat serangan pertama

secara visual sukar diamati. Pada tingkat yang lebih lanjut, cabang daun bagian atas

22

Page 23: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

terkulai, selanjutnya pohon akan mati. Pemberantasan yang efektif sampai sekarang

belum ada.

c. Marasmius

Penyakit marasmius dapat menggagalkan atau merusak pembentukan buah.

Pemberantasan dilakukan dengan membersihkan pohon.

M. Panen dan Pengolahan Hasil Panen

Panen

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3

tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses

pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulitnya. Buah akan

berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak

pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan

jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol.

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong

tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah

matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen serta mutu panen.

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan

buah masak, memungut brondolan dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan

hasil (TPH) serta ke pabrik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen,

cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen.

1. Kriteria matang Panen

Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar

memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan

minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA)

minimal. Pada saat ini, kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah

brondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kurang lebih

10 butir dan tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15 – 20

butir. Namun, secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah

segar (TBS) terdapat dua brondolan.

2. Cara panen

23

Page 24: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang umum dilakukan oleh

perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan cara

panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen

dengan cara berdiri dan menggunakan alat kampak siam. Cara egrek digunakan untuk

tanaman yang tingginya lebih dari 10 m dengan menggunakan alat arit bergagang panjang.

Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong

terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan.

3. Persiapan Panen

Untuk menghadapi masa panen dan agar proses dapat berjalan dengan lancar, tempat

pengumpulan hasil (TPH) harus disiapkan dan jalan untuk pengangkutan hasil harus

diperbaiki. Para pemanen harus disiapkan peralatan yang akan digunakan.

4.4. Teknik Poduksi Biofuel Kelapa Sawit

A. Komposisi dan Sifat Fisiko Kimia Minyak Kasar (Crude Oil)

Minyak-lemak kasar adalah minyak-lemak yang diperoleh dari pemerahan atau

pengempaan biji atau bagian lain dari sumber minyak (oil source) tanpa mengalami

pengolahan lanjut apapun kecuali penyaringan dan pengeringan (untuk menurunkan kadar

air). Komposisi asam-asam lemak minyak nabati berbeda-beda tergantung dari jenis

tanamannya. Zat-zat penyusun utama minyak-lemak (nabati maupun hewani) adalah

trigliserida, yaitu triester gliserol dengan asam-asam lemak (C8–C24). Gambar 26 dan

Gambar 27 di bawah ini menunjukkan contoh-contoh berbagai jenis asam-asam lemak dan

struktur molekulnya. Sifat fisiko kimia dari beberapa minyak-lemak nabati disajikan pada

Tabel 26.

Tabel 26. Sifat-sifat beberapa minyak-lemak nabati

Minyak

Massa

jenis,

kg/liter

Viskositas

kinematika

(38 0C), cSt

DHc,

MJ/kg

Angka

setana

Titik

awan/

kabut, oC.

Titik tuang, oC.

Jarak kaliki 0,9537 297 37,27 ? Tak ada -31,7

Jagung 0,9095 34,9 39,50 37,6 -1,1 -40,0

24

Page 25: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Kapas 0,9148 33,5 39,47 41,8 +1,7 -15,0

Crambe 0,9044 53,6 40,48 44,6 10,0 -12,2

Biji rami 0,9236 27,2 39,31 34,6 +1,7 -15,0

Kacang tanah 0,9026 39,6 39,78 41,8 12,8 -6,7

Kanola 0,9115 37,0 39,71 37,6 -3,9 -31,7

Kasumba 0,9144 31,3 39,52 41,3 18,3 -6,7

Kasumba

OT*)0,9021 41,2 39,52 49,1 -12,2 -20,6

Wijen 0,9133 35,5 39,35 40,2 -3,9 -9,4

Kedelai 0,9138 32,6 39,62 37,9 -3,9 -12,2

Bunga

matahari0,9161 33,9 39,58 37,1 7,2 -15,0

Diesel No. 2 0,8400 2,7 45,34 47,0 -15,0 -33,0

Sumber : Goering, C.E., A.W. Schwab, M.J. Daugherty, E.H. Pryde, dan A.J.

Heakin, “Fuel Properties of Eleven Vegetable Oils”, Trans. ASAE 25, 1472 –

1477 (1982). *) OT = (berkadar) Oleat Tinggi

Minyak Massa jenis

(20 oC),

kg/liter

Viskositas

kinematika

(20 0C), cSt

DHc,

MJ/kg

Angka

setana

Titik

awan/

kabut, oC.

Titik

tuang, oC.

Kelapa 0,915 30 37,10 40 – 42 28 23 – 26

Sawit 0,915 60 36,90 38 – 40 31 23 – 40

Kapas 0,921 73 36,80 35 – 50 -1 2

Jarak pagar 0,920 77 38,00 23 – 41 2 -3

Kacang tanah 0,914 85 39,30 30 – 41 9 -3

25

Tabel 26. Sifat-sifat beberapa minyak-lemak nabati (lanjutan)

Page 26: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Kanola 0,916 78 37,40 30 – 36 -11 -2

Kedelai 0,920 61 37,30 30 – 38 -4 -20

Bunga matahari 0,925 58 37,75 29 – 37 -5 -16

Diesel 0,830 6 43,80 50 -9 -16

Ester Metil

Kanola0,880 7 37,70 49 -4 -12

Sumber : Vaitilingom, G. dan A. Liennard, “Various Vegetable Oils as Fuel for

Diesel and Burners: J. curcas Particularities”, hal. 98 – 109 dalam G.M. Gübitz,

M. Mittelbach dan M. Trabi (ed), “Biofuels and Industrial Products from

Jatropha curcas”, Dbv-Verlag für die Technische Universität Graz, Graz,

Austria, 1997.

Minyak Sawit Kasar -Crude Palm Oil

Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil olahan daging buah kelapa sawit melalui

proses perebusan Tandan Buah Segar (TBS), perontokan, dan pengepresan. CPO ini

diperoleh dari bagian mesokarp buah kelapa sawit yang telah mengalami beberapa proses,

yaitu sterilisasi, pengepresan, dan klarifikasi. Minyak ini merupakan produk level pertama

yang dapat memberikan nilai tambah sekitar 30% dari nilai tandan buah segar.

CPO dapat digunakan sebagai bahan baku industri minyak goreng, industri sabun, dan

industri margarin. Dilihat dari proporsinya, industri yang selama ini menyerap CPO paling

besar adalah industri minyak goreng (79%), kemudian industri oleokimia (14%), industri

sabun (4%), dan sisanya industri margarin (3%). Pemisahan CPO dan PKO dapat

menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan

proses produksi minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% Palm

Fatty Acid Distillate (PFAD), dan 0.5% buangan. Komponen asam lemak yang terdapat

dalam CPO disajikan pada Tabel 27 sedangkan sifat fisiko kimianya dapat dilihat pada Tabel

28.

Tabel 27. Komposisi asam lemak dari CPO

Asam Lemak Rantai C Komposisi (% b/b)Asam Laurat 12:0 0,2Asam Miristat 14:0 1,1

26

Page 27: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Asam Palmitat 16:0 44,0Asam Stearat 18:0 4,5Asam Oleat 18:1 39,2Asam Linoleat 18:2 10,1

Sumber: Hui (1996

Tabel 28. Sifat fisiko kimia CPO

Sifat Fisiko Kimia Nilai

Trigliserida 95 % Asam lemak bebas (FFA) 2 – 5 % Warna (5 ¼ ” Lovibond Cell) Merah orange Kelembaban & Impurities 0.15 – 3.0 % Bilangan Peroksida 1 -5.0 (meq/kg) Bilangan Anisidin 2 – 6 (meq/kg) Kadar β-carotene 500-700 ppm Kadar fosfor 10-20 ppm Kadar besi (Fe) 4-10 ppm Kadar Tokoferols 600-1000 ppm Digliserida 2-6 % Bilangan Asam 6,9 mg KOH/g minyak Bilangan Penyabunan 224-249 mg KOH/g minyakBilangan iod (wijs) 44-54Titik leleh 21-24ºCIndeks refraksi (40ºC) 36,0-37,5

Palm Kernel Oil (PKO)

Palm Kernel Oil (PKO) diperoleh dari bagian kernel buah kelapa sawit (Gambar 28) dengan

cara ekstraksi pelarut atau dengan cara pengepresan. Komponen asam lemak terbesar

penyusun PKO adalah asam laurat (Tabel 29). Hal ini menjadikan PKO memiliki

karakteristik yang mirip dengan minyak kelapa. Sifat fisiko kimia PKO disajikan pada Tabel

30.

Tabel 29. Komposisi asam lemak dari PKO

Asam Lemak Rantai C Komposisi (% b/b)

Asam Laurat 12:0 47-53

Asam Miristat 14:0 15-19

Asam Palmitat 16:0 8-11

Asam Stearat 18:0 1-3

Asam Oleat 18:1 12-19

27

Page 28: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Asam Linoleat 18:2 2-4

Sumber: Hui (1996)

Tabel 30. Sifat fisiko kimia PKO

Sifat Fisiko Kimia Nilai

Kadar Asam lemak bebas (FFA) 25 % (m/m)

Bilangan Asam 225 mg KOH/g minyak

Bilangan Penyabunan 256 mg KOH/g minyak

Bilangan iod (wijs) 14 - 23

Titik leleh 48ºC

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

28

Page 29: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

1. Kelapa sawit merupakan komoditi strategis nasional karena memiliki rantai pemanfaatan

yang panjang sehingga banyak sekali manfaat yang dapat diambil antara lain menggantikan

peran minyak bumi yang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-

renewable resources) sebagai bahan bakar dan menghasilkan berbagai produk turunan yang

dapat dimanfaatkan yang mengakibatkan meningkatnya industri pengolahan produk turunan

dari kelapa sawit. Banyaknya industri tersebut akan mengakibatkan banyak penyerapan

tenaga kerja dan menghasilkan peningkatan devisa bagi negara sehingga perekonomian di

Indonesia meningkat

2. Solusi dari masalah lingkungan yang diakibatkan perubahan penggunaan lahan oleh

perkebunan kelapa sawit yaitu dengan penerapan agroforestri. Pada perkebunan kelapa sawit

di lahan gambut menggunakan tanaman kehutanan jenis Jelutung (Dyrea costulata Hook f)

3. Dampak ekologi yang diperoleh dari penerapan agroforestri Sawit-Jelutung yaitu

perbaikan fungsi lahan dalam konservasi tanah dan air. Dampak secara ekonomi yaitu

tambahan pendapatan perkebunan selain dari hasil kelapa sawit, seperti hasil penyadapan

getah jelutung dan kayu jelutung pada umur 10 tahun. Dampak sosial yang diperoleh yaitu

dapat meningkatkan penyerapan kerja sehingga juga memperbaiki perekonomian masyarakat

sekitar dan terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaannya, penerapan agroforestri di lahan perkebunan memerlukan kerjasama

dari beberapa pihak antara lain perusahaan, Departemen Kehutanan, Dinas Kehutanana dan

Perkebunan Daerah, dan masyarakat.

Daftar pustaka

[Anonim]. 2008. Pohon jelutung (dyera spp.) tanaman dwiguna konservasionis

dan menghidupi. http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/1752 [30

Maret 2008]

29

Page 30: lambosetungkung.weebly.comlambosetungkung.weebly.com/.../4124636/karya_ilmiah_16.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Latar belakang keinginan saya membuat

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.

[Bank Mandiri] PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2008. Pandangan terhadap

industri sawit. Makalah seminar Oktober 2008.

Barlowe R. 1978. Land Resources Economic, The Economics o Real Estate. 3rd

edition. New Jersey: Michigan State University.

Candra A. 2003. Identifikasi dan pemetaan lahan krisis di DAS Ciliwung Hulu

menggunakan penginderaan jauh dan sistem informasi geografis [skripsi].

Bogor: Fakultas Kehutan, Institut Pertanian Bogor.

[Ditjen Bangda] Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah. 2009. Potensi

Ekonomi Daerah Volume I: Nasional. Informasi Tahap I Aplikasi Model

Pemetaan. Jakarta: Direktorat Pengembangan Ekonomi Daerah, Direktorat

Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri.

30